You are on page 1of 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AA DENGAN DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF) GRADE I DI RUANG JEMPIRING RSUP SANGLAH TANGGAL

6-8 MEI 2013

OLEH: PUTU DEWI PRADNYANI P07120011016

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF (DENGUE HEMORHAGIC FEVER)


I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIAN Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

B. ETIOLOGI Virus dengue serotip 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain (Mansjoer, 2000: hal.419).

C. PATOFISIOLOGI Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan

merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

D. MANIFESTASI KLINIS 1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari turun secara cepat. 2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa: Uji torniquet positif Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva Epistaksis dan perdarahan gusi Hematemesis, melena Hematuri 3. Hepatomegali Biasanya dijumpai pada awal penyakit Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit Nyeri tekan pada daerah ulu hati Tanpa diikuti dengan ikterus Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah: Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki Gelisah dan Sianosis disekitar mulut Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari 80 mmHg) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang) Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai ke tujuh. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator

kemungkinan terjadinya syok. 4. Gejala-gejala lain Anoreksia , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan kesadaran Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati.

E. KOMPLIKASI Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : Perdarahan luas. Shock atau renjatan. Effusi pleura Penurunan kesadaran.

F. KLASIFIKASI
Derajat DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :

1. Derajat 1
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet positif.

2. Derajat 2
Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.

3. Derajat 3
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan penderita menjadi gelisah

4. Derajat 4
Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hemoglobin dan PCV meningkat (20 %). b. Trombositopenia (< 100.000 / uL).
c. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis). d. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokoremia dan hiponatremia. e. IgD dengue positif. f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat. g. SGOT atau SGPT mungkin meningkat. h. Asidosis metabolik : PCO2 < 35 40 mmHg dan HCO3 rendah. i. Uji Tornikuet atau Rample Lead Test positif. Dengan cara mengukur tekanan sistolik dan diastolik, jumlahkan nilai sistolik dengan nilai diastolik, selanjutnya dibagi dua. Hasil nilai pembagian digunakan untuk dipasang di lengan selama 5 menit. Jika di lengan bawah terdapat bintik bintik merah dengan radius 2,8 cm lebih dari 20 bintik

dinyatakan positif DBD derajat I (Ngastiah, 2005: hal.372). j. Pada pemeriksaan foto rontgen thorak terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru (efusi pleura) terjadi pada derajat III dan IV (Ngastiah, 2005: hal.371). k. Pada pemeriksaan USG Abdomen adanya hepatomegali (Ngastiah, 2005: hal.371).

H. PENATALAKSANAAN Grade I dan II - Oral ad libitum atau - Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan
BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersamasama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya. Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebanyakbanyaknya dan sesering mungkin. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :

- 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg - 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg - 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg - 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg - Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti
panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat. Grade III - Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut : - 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg - 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg. - 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg. - 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka

penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Tirah baring Makanan lunak Kompres bila panas. Anjurkan orang tua untuk memberikan anak banyak minum. Therapi oksigen. Transfusi darah segar.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A.PENGKAJIAN 1. Identitas


Umur, sering terjadi pada anak-anak umur 1 4 tahun dan 5 10 tahun, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi pada anak

perempuan, lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF dan sering terjadi pada musin hujan 2. Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama : demam tinggi dan mendadak, perdarahan (bintik-bintik merah pada ekstremitas atas, dada dan mimisan/perdarahan gusi), kadang-kadang disertai dengan penurunan kesadaran serta kejang. b. Riwayat Penyakit Sekarang Badan panas tinggi secara mendadak dalam waktu 2 7 hari, terdapat bintik merah pada ektremitas,dada,selaput mukosa mulut kering,mimisan,gusi berdarah,berak darah, pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan penurunanan kesadaran. c. Riwayat penyakit dahulu Pernah menderita DHF untuk pertama kali pada usia lebih dari 1 tahun merupakan faktor utama patogenesis penyakit ini,malnutrisi. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Apakah ada keluarga yang terserang DHF e. Riwayat Kesehatan Lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih, seperti air yang menggenang dan pakaian bergantungan di dalam rumah. f. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan 1) Menurut Soetjiningsih Masa pra sekolah usia 1 6 tahun. Masa sekolah usia 6 18 / 20 tahun Masa pra remaja : 6 10 tahun

Menurut Donna L. Wong Masa anak-anak awal : 1 12 Tahun Toddler Pra sekolah : 1 3 tahun : 3 6 tahun

Masa anak-anak tengah : 6 12 Tahun (masa sekolah) 2) Tahap pertumbuhan cepat, masa pra-adolesen dan masa adolesen Pertumbuhan fisik/jasmani sangat pesat, dimana anak akan menjadi cepat besar,BB naik dengan pesat,PB bertambah dengan cepat,keadaan anak makannya banyak serta aktivitas bertambah, mengikuti satu irama pertumbuhan tertentu dan

berlangsung secara bergantian, pertumbuhan otak mulai melambat,sangat lambat pada usia 5 tahun. Rumus untuk menafsir pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak anak menurut Weech : Perhitungan Berat badan : Umur 1 6 tahun Umur 6 12 tahun Umur 1 tahun = Umur (tahun) X 2 - 8 : 2 = Umur (tahun) X 7 5 : 2

Perhitungan Panjang badan : : 75 cm Umur 2 12 tahun = Umur (tahun) X 6 77 3) Tahap perkembangan Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) Fase anal (1 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri) dan egoistik.Tugas utama anak : Latihan kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan mengulang kata sederhana,hubungan interrpersonal anak sangat terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan anak lain. Fase oedipal/falik (3 5 tahun) : melakukan rangan autoerotic,bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda,anak pasca oedipal berkelompok dengan sejenis.Pada fase ini anak sering mengalami oedipus komplek bagi anak lelaki dan elektra komplek bagi anak perempuan. Fase Laten (5 12 tahun) : Anak memasuki masa pubertas,memasuki periode integrasi,fase tenang,dorongan libido mereda sementara,erotik zona

berkurang,anak tertarik dengan peer group (kelompok sebaya). Tahap perkembangan Psikososial (Erikson) Tahap ke 2 : Autonomi VS Shame and doubt, ; Toddler year/usia 1 3 tahun Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri,jika ortu terlalu

melindungi,menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu. Tahap ke 3 : Initiative VS Guilt,prescholl/usia prasekolah 4 6 tahun;Pada tahap ini anak diperbolehkan memiliki insiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif,bila dilarang/diomeli serta dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu dalam melakukan ketrampilan motorik dan bahasanya; Tahap ke 4 : Industry VS Interiority,school age/usia sekolah 6 12 tahun Pada tahap ke-4 ini berfokus pada hasil akhir suatu pencapaian

(prestasi=Achievemont),memperoleh kesenangan dari penyelesaian tugasnya /pekerjaannya dan menerima penghargaan untuk usaha atau

kepandaiannya,hasil ini adalah pengertian dari persaingan/kompetisi dan kerajinannya Stimulasi dan perkembangan anak Anak umur 12 18 Bulan Perkembangan anak : Berjalan sendiri tidak jatuh (GK),Mengambil benda kecil dengan jari dan telunjuk (GH),mengungkapkan keinginan scr sederhana (BBK),minum sendiri dari gelas tidak tumpah (BM). Stimulasi dini : Melatih anak naik turun tangga (GK),bermain dng anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil(GH),melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh (BBK),memberi

kesempatan anak melepas pakaian sendiri. Anak umur 18 24 Bulan : Perkembangan anak : Berjalan mundur 5 langkah (GK),mencoret-coret dng alat tulis (GH),menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya (BBK),meniru melakukan pekerjaan rumah tangga (BM). Stimulasi dini : Melatih anak berdiri dengan satu kaki(GK),mengajari anak menggambar bulatan,garis segi tiga dan gambar wajah(GH),melatih anak mengikuti perintah sederhana (BBK),melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu (BM). Anak umur 2 3 tahun Perkembangan anak : berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitnya 2 hitungan (GK),meniru membuat garis lurus(GH),menyatakan keinginan sedikitnya dengan 2 kata (BBK),melepas pakaian sendiri(BM). Stimulasi dini : Melatih anak melompat dng satu kaki (GK),mengajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok(GH),melatih anak mengenal bentuk dan warna (BBK),melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri(BM). Anak umur 3-4 tahun Perkembangan anak : berjalan jinjit(GK),Menggunting dan membuat buku cerita dng gambar(GK),mengenal bentuk dan warna(BBK),mengenal sopan santun,berterima kasih dan mencium tangan (BM). Anak umur 4-5 tahun Perkembangan anak : Melompat dengan satu kaki(GK),dpt mengancing baju(GH),bercerita sederhana(BBK),mencuci tangan sendiri(BM). Stimulasi dini : Biarkan anak melakukan permainan ketangkasan dan kelincahan(GK),bantu belajar menggambar(GH),mengerti satu dan separuh

dng

cara

membagi

kue/kertas(BBK),latih

untuk

mandiri,mis.bermain

ketetangga(BM). Anak umur 5 6 tahun Perkembangan anak : menangkap bola kasti pada jarak satu

meter(GK),membuat gambar segi empat(GH),mengenal angka dan huruf serta berhitung(BBK),berpakaian sendiri tanpa dibantu(BM). Stimulasi dini : melakukan permainan,mis.kasti (GK),membuat sesuatu dari

lilin/tanah liat(GH),melatih untuk mengenal waktu,hari,minggu dan bulan (BBK),bercakap-cakap bergaul dengan teman sebaya. g. Riwayat Imunisasi Anak usia pra sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak. Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari. h. Riwayat Gizi Status gizi anak yang menderita DBD dapat bervariasi. Anak yang menderita DBD sering mengalami mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n. Status Gizi
BBSekarang 100% BBideal

Klasifikasinya sebagai berikut : Gizi buruk kurang dari 60% Gizi kurang 60 % - <80 % Gizi baik 80 % - 110 % Obesitas lebih dari 120 % 3. Pola Kesehatan Fungsional a. Pola Persepsi Sehat- Penatalaksanaan Sehat Timbulnya DHF oleh karena terinfeksi virus dengue lewat gigitan nyamuk aides agypti, maka ditanyakan lingkungan sekitar apakah ada sarang nyamuk aides dan apakah ada penderita DHF dilingkungan sekitarnya. b. Pola Metabolisme Nutrisi Anoreksia, mual, muntah. c. Pola Eliminasi Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan cairan melalui proses evaporasi karena demam. Anak juga kadang-kadang mengalami konstipasi. d. Pola Istirahat Tidur

Terlihat atau kurang tidur e. Pola Aktivitas-Latihan Anak tampak menurun aktivitas dan latihannya sebagai dampak kelemahan fisik. f. Pola Kognitif-Persepsi Pada saat dirawat anak tampak bingung kalau ditanya tentang hal-hal baru disampaikan. g. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri Gangguan gambaran diri, anxietas h. Pola Peran-Hubungan Anggota keluarga atau anggota lingkungan sekitar, temam sekolah/ bermain ada yang pernah menderita demam berdarah, gangguan sosialisasi dengan teman. i. Pola Seksuallitas-Reproduktif Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. j. Pola Toleransi Stress-Koping Aktifitas yang sering tampak saat menghadapi stres adalah anak sering menangis, kalau sudah remaja saat sakit yang dominan adalah mudah tersinggung dan suka marah. k. Pola Nilai-Keyakinan Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan untuk menddapat sumber kesembuhan dari Tuhan. 4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital : Adanya penurunan kesadaran, kejang dan kelemahan; suhu tinggi; nadi cepat,lemah,kecil sampai tidak teraba;tekanan darah menurun (sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang). b. Tanda-tanda vital Suhu meningkat 40,5oC secara akut. Respirasi bila syok : napas dangkal denyut nadi cepat dan lemah / kecil serta penurunan tekanan nadi, bila syok tidak teraba. Tekanan darah, bila grade III Hypertensi, sebelumnya diastolik naik kemudian. Syok berat : tensi tak teratur. c. Kepala Wajah Hidung : kemerahan (flushing) : Epitaksis

Bibir / mulut : perdarahan gusi, bibir kering, hematomisis. d. Dada Paru Jantung : perkusi terdengar pekak dan bila ada efusi pleura : denyut jantung lebih cepat

e. Abdomen

: nyeri tekak pada epigastrium, pada palpasi ada pembesaran hati dan

limpe, bila ada acites palpasi terdengar dulness. f. Integumen Adanya ptechi pada kulit, turgor kulit tidak elastis dan muncul keringat dingin dan lembab. g. Ekstremitas : dingin, sianosis perifer, tampak bintik merah pada kulit (ptekie), uji turniquet positif, eliminasi fusfura. h. Genetalia i. Anus 5. Data Penunjang : BAK sedikit-sedikit. : melena

a. Hemoglobin dan PCV meningkat (20 %). b. Trombositopenia (< 100.000 / uL).
c. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis). d. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokoremia dan hiponatremia. e. IgD dengue positif. f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat. g. SGOT atau SGPT mungkin meningkat. h. Asidosis metabolik : PCO2 < 35 40 mmHg dan HCO3 rendah. i. Uji Tornikuet atau Rample Lead Test positif. Dengan cara mengukur tekanan sistolik dan diastolik, jumlahkan nilai sistolik dengan nilai diastolik, selanjutnya dibagi dua. Hasil nilai pembagian digunakan untuk dipasang di lengan selama 5 menit. Jika di lengan bawah terdapat bintik bintik merah dengan radius 2,8 cm lebih dari 20 bintik dinyatakan positif DBD derajat I (Ngastiah, 2005: hal.372). j. Pada pemeriksaan foto rontgen thorak terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru (efusi pleura) terjadi pada derajat III dan IV (Ngastiah, 2005: hal.371). k. Pada pemeriksaan USG Abdomen adanya hepatomegali (Ngastiah, 2005: hal.371).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun. 3. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 4. Risiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 5. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah

(trombositopenia) 6. Cemas berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan 7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. RENCANA KEPERAWATAN

NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HASIL YANG DIHARAPKAN

RENCANA TINDAKAN askep Kaji saat timbulnya demam

RASIONAL

1.

Peningkatan (hipertermia) dengan dengue. proses

suhu

tubuh Setelah

diberikan

Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.

berhubungan infeksi virus

selama....x 24 jam diharapkan

suhu tubuh kembali normal Observasi tanda-tanda vital: suhu, Tanda-tanda vital merupakan dengan outcome :
o

nadi, tensi, pernapasan setiap 3 acuan

untuk

mengetahui

-Suhu tubuh normal (36- 37 jam atau lebih sering. C). Berikan penjelasan

keadaan umum pasien. tentang Penjelasan tentang kondisi yang

-Pasien bebas dari demam.

penyebab demam atau pening- dialami pasiendapat membantu katan suhu tubuh. pa-sien/keluarga mengurangi

kecemasan yang timbul. Berikan penjelasan pada pasi- Keterlibatan keluarga sangat been/keluarga tentang hal-hal yang rarti dalam proses penyembuhan dapat dilakukan untuk mengatasi pasien di rumah sakit. demam & menganjurkan pasien /keluarga untuk kooperatif. Jelaskan pentingnya tirah baring Penjelasan yang diberikan pada bagi pasien & akibatnya jika hal pasien/keluarga tersebut tidak dilakukan. memotivasi kooperatif. pasien akan untuk

Anjurkan pasien untuk banyak Peningkatan minum 2,5 l/24 jam & jelaskan mengakibatkan manfaatnya bagi pasien.

suhu

tubuh

penguapan

tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

Berikan kompres hangat (pada daerah axila & lipat paha).

Kompres membantu tubuh.

hangat menurunkan

akan suhu

Anjurkan untuk tidak mema-kai selimut & pakaian yang tebal.

Pakaian membantu

yang

tipis

akan

mengurangi

penguapan tubuh. Catat asupan & keluaran. Untuk mengetahui adanya cairan

ketidakseimbangan tubuh.

Berikan terapi cairan intravena & Pemberian cairan sangat penting obat-obatan program kolaborasi). sesuai dokter dengan bagi pasien dengan suhu tinggi. (masalah Pemberian cairan merupakan wewenang perawat dokter perlu sehingga berkolaborasi

dalam hal ini.

2.

Gangguan pemenuhan kebutuhan Setelah

diberikan

askep Kaji keluhan mual, sakit menelan Untuk

menetapkan

cara

nutrisi kurang dari kebutuhan selama..... tubuh berhubungan

24

jam & muntah yang dialami oleh mengatasinya.

dengan diharapkan Kebutuhan nutrisi pasien. terpenuhi dengan Kaji cara/bagaimana makanan Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu

intake nutrisi yang tidak adekwat pasien akibat mual dan nafsu makan outcome : yang menurun.

dihidangkan. mampu

- Pasien menghabiskan

makan pasien. mengurangi pasien &

makanan Berikan makanan yang mudah Membantu

sesuai dengan porsi yang ditelan seperti: bubur, tim & kelelahan diberikan/dibutuhkan. - Tidak terjadi penurunan berat badan dihidangkan saat masih hangat.

meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.

Berikan makanan dalam porsi Untuk menghindari mual & kecil & frekuensi sering. muntah. pengetahuan

Jelaskan manfaat makanan/ nutrisi Meningkatkan

bagi pasien terutama saat pasien pasien tentang nutrisi sehingga sakit. motivasi meningkat. Berikan umpan balik positif saat Memotivasi & meningkatkan pasien mau berusaha mengha- se-mangat pasien. biskan makanannya. Catat jumlah/porsi makanan yang Untuk mengetahui pemenuhan dihabiskan oleh pasien setiap hari. Kolaborasi parenteral pemberian nutrisi pasien. parenteral sangat pasien untuk makan

nutrisi Nutrisi

bermanfaat/dibutuhkan

terutama jika intake per oral sangat kurang. Jenis & jumlah pemberian nutrisi parenteral

merupakan wewenang dokter. Berikan obat-obat antasida (anti Obat emetik) sesuai program dokter. antasida (anti emetik)

mem-bantu pasien mengurangi rasa mual & muntah. Dengan pemberian obat tersebut

diharapkan intake nutrisi pasien meningkat. Ukur berat badan pasien setiap Untuk mengetahui status gizi hari (bila mungkin). 3. Kurangnya pengetahuan tentang Setelah berhubungan dengan kurangnya selama...x informasi. diharapkan pasien/keluarga dengan outcome : Pasien/keluarga menceritakannya mampu kembali diberikan 15 askep Kaji tingkat pasien. pengetahuan Untuk memberikan informasi

menit pasien/keluarga tentang penyakit pada pasien/keluarga, perawat perlu me-ngetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan

Pengetahuan DHF. meningkat

tentang penyakit yang diketahui pasien serta kebe-naran in-

formasi yang telah dida-patkan sebelumnya. Kaji latar belakang pendidikan Agar perawat dapat memberikan pasien/keluarga. penjelasan sesuai dengan tingkat

tentang penjelasan perawat

pendidikan

mereka

sehingga

penjelasan dapat dipahami & tujuan tercapai. Jelaskan tentang proses penyakit, Agar informasi dapat diterima diet, perawatan & obat-obatan de-ngan pada pasien dengan bahasa & ka- sehingga mudah tidak & tepat yang direncanakan

menimbulkan

ta-kata yang mudah dimengerti/ kesalah pahaman. dipahami. Jelaskan semua prosedur yang Dengan mengetahui prosedur akan dilakukan & manfaat nya atau bagi pasien. tindakan pasien & yang akan akan lebih

dialami, kooperatif menurun.

kecema-annya

Berikan

kesempatan

pada Mengurangi untuk memo-tivasi

kecemasan pasien se-lama

& untuk masa

pasien/keluarga

menanyakan hal-hal yang ingin kooperatif diketahui sehu-ungan

dengan perawatan atau penyembuhan.

penyakit yang di-alami pasien. 4. Risiko perdarahan berhubungan Setelah diberikan askep Monitor tanda-tanda penurunan Penurunan jumlah trombosit

dengan penurunan faktor-faktor selama...x 24 jam diharapkan trombosit yang disertai dengan meru-pakan tanda-tanda adanya pembekuan darah tidak terjadi tanda-tanda tanda-tanda klinis. keboco-ran pembuluh darah

(trombositopenia)

perdarahan lebih lanjut (secara klinis) dengan outcome : -Jumlah trombosit meningkat.

yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan (nyata)

seperti epistaksis, peti-kiae, dll. Berikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga hal-hal yang

pengaruh trombositopenia pada mengetahui pasien.

mungkin terjadi pada pasien & dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan karrena trombositopenia.

Monitor jumlah trombosit setiap Dengan jumlah trombosit yang hari. di pantau setiap hari, dapat di ketahui pembuluh tingkat kebocoran &

darah

kemungkinan perdarahan yang dapat dialami pasien. Anjurkan pasien untuk banyak Aktivitas pasien yang tidak istirahat. terkon-trol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Berikan penjelasan pada pasien Keterlibatan keluarga dengan /keluarga untuk segera melapor se-gera melaporkan terjadinya jika ada tanda-tanda perdarahan perda-rahan (nyata) akan

lebih lanjut seperti: hematemesis, membantu pa-sien mendapatkan melena, epistaksis. penanganan se-dini mungkin.

Jelaskan obat-obat yang diberikan Dengan mengetahui obat-obatan & manfaatnya serta akibatnya yang diminum & manfaatnya, bagi pasien. maka pasien akan termotivasi untuk mau minum obat sesuai dosis atau jumlah yang

diberikan. 5. Risiko syok hipovolemik Setelah diberikan askep Monitor keadaan umum pasien. Untuk memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama saat terjadi perdarahan. Dengan memonitor keadaan

sehubungan dengan perdarahan selama....x 24 jam diharapkan hebat. Tidak terjadi syok

hipovolemik dengan outcome : -Tanda-tanda vital dalam batas normal. -Keadaan umum baik.

umum pasien, perawat dapat segera me-ngetahui jika terjadi tanda-tanda sehingga tangani. Observasi tanda-tanda vital tiap Perdarahan yang cepat diketahui 2-3 jam. dapat segera diatasi, sehingga pasien tidak sampai ke tahap syok hipovolemik akibat pre dapat syok/syok se-gera di

perdarahan hebat.

Monitor tanda-tanda perdarahan

Dengan memberi penjelasan & mellibatkan keluarga diharapkan tanda-tanda perdarahan dapat diketa-hui lebih cepat & pasien/ keluarga menjadi kooperatif selama pasien di rawat.

Jelaskan

pada

pasien/keluarga Keterlibatan

keluarga

untuk

tentang tanda-tanda perdarahan segera melaporkan jika terjadi yang mungkin dialami pasien. perdarahan terhadap pasien

sangat membantu tim perawatan untuk segera mela-kukan

tindakan yang tepat. Pasang infus, beri terapi cairan in- Pemberian travena jika terjadi perdarahan sangat (kolaborasi dengan dokter). cairan diperlukan intravena untuk

mengatasi kehi-langan cairan tubuh yang hebat yai-tu untuk mengatasi syok hipovo-lemik. Pemberian infus dilakukan

dengan kolaborasi dokter. Segera puasakan jika terjadi Puasa mengistirahatkan membantu saluran

perdarahan saluran pencernaan.

pencernaan untuk semen-tara

selama perdarahan berasal dari saluran cerna. Cek Hb, Ht, trombosit (sito). Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang di alami pasien & untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap perdarahan tersebut. Perhatikan keluhan pasien seperti Untuk mata berkunang-kunang, pusing, jauh mengetahui pengaruh seberapa perdarahan

lemah, ekstremitas dingin, sesak tersebut pada pasien sehingga nafas. 6 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Setelah diberikan tim kesehatan lebih waspada. sign membantu fluktuasi

askep Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih Vital

selama...x 24 jam diharapkan sering. cairan pasien Observasi capillary Refill

mengidentifikasi cairan intravaskuler

pindahnya cairan intravaskuler ke kebutuhan ekstravaskuler.

seimbang dengan outcome : - CM=CK - Mukosa bibir lembab - Turgor kulit elastis

Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer

Observasi intake dan output. Catat Penurunan haluaran urine pekat warna urine / konsentrasi, BJ dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi. Anjurkan untuk minum 1500- Rasional : Untuk memenuhi 2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) kebutuhan cairan tubuh peroral

Kolaborasi : Pemberian cairan Rasional : Dapat meningkatkan

intravena

jumlah

cairan

tubuh,

untuk

mencegah hipovolemic syok. 7 Cemas berhubungan dengan Setelah diberikan

terjadinya

askep Kaji dan dokumentasikan tingkat Memudahkan intervensi.

kondisi pasien yang memburuk selama.....x 24 jam diharapkan kecemasan pasien. dan perdarahan pasien tidak merasa cemas Kaji mekanisme koping yang Mempertahankan dengan outcome : Pasien merasa rileks mekanisme

digunakan pasien untuk mengatasi koping adaftif, meningkatkan ansietas di masa lalu. kemampuan ansietas. Lakukan pendekatan dan berikan Pendekatan motivasi kepada pasien untuk membantu mengungkapkan perasaan. Motivasi pasien pikiran dan pasien motivasi untuk mengontrol

dan mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan. untuk Alat untuk mengidentifikasi koping yang

memfokuskan diri pada realita mekanisme

yang ada saat ini, harapan-harapan dibutuhkan untuk mengurangi yang positif terhadap terapy yang kecemasan. di jalani. Berikan penguatan yang positif Menciptakan untuk meneruskan meskipun rasa percaya

aktivitas dalam diri pasien bahwa dirinya dalam mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada

sehari-hari

keadaan cemas.

diri

sendri

yang

dibuktikan

dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya. Anjurkan pasien untuk Menciptakan perasaan yang

menggunakan teknik relaksasi.

tenang dan nyaman. pengetahuan,

Sediakan informasi factual (nyata Meningkatkan

dan benar) kepada pasien dan mengurangi kecemasan. keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis. Kolaborasi pemberian obat anti Mengurangi ansietas. kebutuhan. ansietas sesuai

D. IMPLEMENTASI Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien.

E. EVALUASI Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC. Jakarta. Mansjoer, Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; FKUI. Jakarta Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta. Rampengan,T.H dan Laurentz,I.R. 1997. Penyakit infeksi tropik pada anak; EGC.Jakarta Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AA DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER GRADE I DI RUANG JEMPIRING RSUP SANGLAH TANGGAL 6-8 MEI 2013

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA ANAK (SEHAT MAUPUN SAKIT)

I. IDENTITAS A. Anak 1. Nama 2. Anak yang ke : AA :2

3. Tanggal lahir/umur : 5 Desember 2007/ 5 tahun 5 bulan 4. Jenis Kelamin 5. Agama : Laki-Laki : Islam

B. Orang Tua 1. Ayah a. Nama b. Umur c. Pekerjaan d. Pendidikan e. Agama f. Alamat 2. Ibu a. Nama b. Umur c. Pekerjaan d. Pendidikan e. Agama f. Alamat : MA : 30 tahun : Ibu Rumah Tangga : SMP : Islam : Jln. Letda Reta No. 58 Denpasar : AW : 38 tahun : Pegawai Swasta : SMA : Islam : Jln. Letda Reta No. 58 Denpasar

II. GENOGRAM

Keterangan : = meninggal

= laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= hubungan perkawinan

= pasien = Tinggal di satu rumah Keterangan : Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara Pasien tinggal bersama dengan orang tuanya.

III. ALASAN DIRAWAT A. Keluhan Utama : Pasien mengalami demam

B. Riwayat Penyakit : Pasien masuk rumah sakit tanggal 5 Mei 2013. Pasien dikeluhkan mendadak demam semenjak tanggal 30 April 2013 pukul 17.00, panas mendadak tinggi dan menurun dengan pemberian obat penurun panas. Pasien juga mengeluh nyeri sendi, nyeri perut semenjak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Namun pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri sudah hilang. Ibu pasien

mengatakan jika pasien makan nasi, pasien akan merasa mual. Semenjak 4 hari sebelum masuk rumah sakit nafsu makan pasien menurun, pasien tidak mau makan hanya makan porsi dari yang disediakan. Tidak ada keluhan gusi berdarah dan mimisan maupun bintik merah pada kulit. Terapi yang diberikan selama dirawat di rumah sakit adalah : a. Erytromisin 4 x 160 mg (4x4 ml) @ 6 jam b. Paracetamol syrup cth 1 1/2 c. IVFD DS NS 1000 ml/ hari 14 tetes makro/menit

IV. RIWAYAT ANAK, (TERGANTUNG PENYAKIT) A. Perawatan dalam masa kandungan: Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak : Dilakukan pemeriksaan kehamilan Berapa kali : Tidak tentu. Kapan : 5 tahun yang lalu Tempat di : Praktek bidan swasta . Kesan pemeriksaan tentang kehamilan : Janin dalam keadaan baik. Obat-obatan yang telah diminum : Ibu pasien lupa obat-obatan yang diminum selama hamil. Imunisasi: Imunisasi TT Pemeriksaan lain : tidak ada. Penyakit yang pernah diderita ibu : Tidak ada Penyakit dalam keluarga : Tidak ada. B. Perawatan pada waktu kelahiran: Umur kehamilan : 9 bulan. Dilahirkan di praktek bidan swasta di Lombok. Ditolong oleh: Bidan. Berlangsungnya kelahiran (biasa/susah/dengan tindakan) :Biasa. Lamanya proses persalinan: 1 Jam. Keadaan bayi setelah lahir: Sehat dan organ tubuh lengkap. BB lahir :ibu pasien lupa. PBL :ibu pasien lupa LK/LD : ibu pasien lupa.

V. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI A. Bernapas 1. Kesulitan bernafas : ada/tidak 2. Kesulitan dirasakan : menarik/ mengeluarkan nafas 3. Keluhan yang dirasa : Tidak ada 4. Suara nafas : vesikuler B. Makan dan minum Bayi:

ASI / PASI : (berapa kali pemberian, pengenceran, sampai umur berapa diberikan, alasan) ASI diberikan secara eksklusif. ASI diberikan samapai umur 12 bulan. Tidak ada pengenceran. Makanan pendamping ASI: Makanan cair (air buah/sari buah), diberi umur Bubur susu diberi umur 6 bulan. Frekuensi 3x sehari. Nasi TIM saring diberi umur Nasi TIM diberi umur 6 bulan. Frekuensi 3 x sehari Makanan tambahan lainnya : Makanan dewasa. Diberi umur 12 bulan Pola makan 3 x sehari .(berapa kali sehari/selang-seling ASI) Anak anak Keadaan sebelum sakit (nafsu makan, berapa kali sehari, jenis makanan pokok, Jenis lauk, jenis sayuran, jenis buah, makanan pantang, kebiasaan makan termasuk cara penyajian makanan, jenis makanan selingan, kebiasaan jajan/snack. Sebelum sakit pasien makan 3 x sehari. Menu makanan tergantung keinginan pasien. Jenis makanan yang sering dimakan adalah ceker ayam dan daging ayam. Pasien jarang makan sayur dan buah. Keadaan saat sakit bagaimana : ketika pasien sakit nafsu makan pasien menurun, pasien hanya makan porsi yang disediakan.

C. Eliminasi (BAB / BAK) Bisa memberi tahu / tidak, melakukan sendiri / ditolong, tempat BAB / BAK : Kamar mandi. Frekwensi : BAB : 1x sehari. BAK 3 x sehari. Warna : BAB : Kekuningan, BAK : Kekuningan, Bau : BAB : khas feces, BAK : khas urine. Konsistensi: BAB : Padat, BAK : tidak terdapat darah. Kelainan: Tidak ada.

D. Aktivitas Permainan Suka bermain (ya/tidak), permainan yang disukai : Bermain layang-layang. Mainan yang dimiliki : Layang-layang. Teman bermain : teman-teman disekitar rumahnya.

E. Rekreasi Pernah/ jarang/ kadang-kadang, jenis rekreasi : Pasien kadang-kadang ke lapangan untuk bermain layang-layang bersama temannya.

F. Istirahat dan Tidur

Kebiasaan istirahat. Kebiasaan tidur: (mencuci kaki sebelum tidur, kencing sebelum tidur, mengompol, mengorok, mengigau, sering terjaga, kebiasaan tidur yang lain ada/tidak, tidur malam jam berapa, bangun pagi jam berapa, tidur sendiri atau ditemani. Biasa tidur siang/tidak, berapa jam). Sebelum tidur pasien kencing. Pasien tidak mengompol. Pasien tidur malam jam 22.00 WITA dan bangun jam 08.00 WITA. Pasien tidak tidur siang. Pasien biasanya tidur sendiri.

G. Kebersihan Diri Mandi : Mandi sendiri/dibantu oleh : Pasien mandi sendiri Di kamar mandi Memakai sabun/tidak : Memakai sabun. Dikeringkan dengan handuk/tidak : Dikeringkan dengan handuk. Gosok gigi : (dikerjakan sendiri/ ditolong, menggunakan pasta gigi, waktu menggosok gigi) Pasien gosok gigi sendiri menggunakan pasta gigi. Pasien gosok gigi 2 x sehari ketika mandi.

H. Pengaturan suhu tubuh Pada saat pengkajian suhu tubuh pasien 38,60C.

I. Rasa Nyaman Pasien mengatakan nyeri pada sendi dan perut pada tanggal 5 Mei 2013. Namun pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.

J. Rasa Aman Pasien mengatakan cemas karena sering mendapat tindakan invasif dari perawat (pengambilan spesimen darah).

K. Belajar (anak dan orangtua) Pengetahuan tentang makanan, sebab-sebab penyakit, kesehatan lingkungan, personal hygine, tumbuh kembang anak, pendidikan seks, keluarga berencana. Ibu pasien tahu penyebab penyakit DHF adalah sanitasi lingkungan yang

buruk.mengatakan sudah sering menguras bak kamar mandinya namun di depan rumahnya terdapat got yang kotor.

L. Prestasi Kepandaian anak sekarang, prestasi yang dimiliki : saat ini pasien belum bersekolah.

M. Hubungan sosial anak Hubungan inter keluarga (orang yang dirasa paling dekat, orang yang dominan, orang yang disegani, hubungan, komunikasi anak dan orang tua serta anggota keluarga lain) Pasien dapat berinteraksi dengan keluarga dan anggota keluarga lain. Pasien merasa dekat dengan ibunya.

N. Melaksanakan ibadah (kebiasaan, bantuan yang diperlukan terutama saat anak sakit) Sebelum sakit pasien rajin untuk melakukan sholat. Selama sakit pasien jarang sholat. Keluarga pasien membantu memberikan doa untuk kesembuhan pasien.

VI. PENGAWASAN KESEHATAN Bila sehat di tidak/ya di puskesmas,dokter,dll Bila sakit minta pertolongan kepada: Dokter swasta Kunjungan ke Posyandu : ya Pengawasan anak di rumah : anak diawasi oleh ibunya Imunisasi (1 5 tahun)
Imunisasi BCG Umur 0 bulan Tgl diberikan Ibu pasien tidak ingat Reaksi Terdapat gelembung tempat penyuntikan DPT I,II,II 2 bulan Ibu pasien tidak ingat Demam, kemerahan bengkak tempat penyuntikan dan hilang sehari timbul Di bidan, lokasi dan di paha kanan pada Tempat imunisasi Di bidan, lokasi di di lengan kanan

setelah diberikan imunisasi HB I,II, III 0 bulan Ibu pasien tidak ingat Nyeri kemerahan tempat suntikan CAMPAK 9 bulan Tambahan/ anjuran Ibu pasien tidak ingat Kemerahan pada Di bidan, lokasi tempat suntikan di lengan kanan dan Di bidan, lokasi di di paha kiri

VII. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

No

Jenis Penyakit

Akut/ Menular/ tidak

Kronis/ Umur sakit 5 tahun

saat Lamanya

Pertolongan

Hernia

Akut

Tindakan pembedahan

VIII. KESEHATAN LINGKUNGAN Ibu pasien mengatakan di depan rumahnya terdapat got yang kotor. Pemilik kontrakan rumah juga memelihara binatang seperti ayam. Ibu pasien rutin menguras bak kamar madinya 2 x seminggu.

IX.

PERKEMBANGAN ANAK (0-6 tahun) (Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial) Menegakkan kepala umur 4 bulan Membalik badan umur 6 bulan Duduk umur 6 bulan Merangkak umur 8 bulan Berdiri umur 12 bulan Berjalan umur 14 bulan Berbicara dengan mengerti umur 28 bulan. Pasien berumur 5 tahun. Motorik kasar : pasien dapat berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik. Motorik halus : pasien dapat mencontoh, dan memilih garis yang lebih panjang Bahasa : pasien dapat mengartikan 7 kata yaitu makan, minum, tidur, gosok gigi, mandi, bermain, dan BAB Personal sosial : pasien dapat mengambil makanan dan gosok gigi tanpa bantuan

X. PEMERIKSAAN FISIK A. Kesan umum (kebersihan, pergerakan, penampilan/postur tubuh, bentuk tubuh, termasuk status gizi) Postur tubuh pasien tegap, kebersihan cukup. B. Warna kulit ( pucat, normal, cyanosis, ikterus, kelainan): warna kulit normal C. Suara waktu menangis : Keras D. Tonus otot : lemah E. Turgor kulit :elastis F. Udema: tidak ada G. Kepala : Bentuk, keadaan rambut dan kulit kepala, UUB, adanya kelainan : Kepala berbentuk simetris, rambut hitam lebat, tidak ada lesi. H. Mata:

Bentuk bola mata, pergerakaanya, keadaan pupil, konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu mata serta ketajaman pengelihatan: Mata Simetris, sklera berwarna putih, pupil isokor, konjungtiva berwarna merah muda, reaksi cahaya +/+, mata tidak ada anemi. Tidak ada perdarahan. I. Hidung: Adanya secret, pergerakan cuping hidung, adanya suara saat bernafas, gangguan lain: Tidak ada sekret. Tidak ada pergerakan cuping hidung. I. Telinga: Kebersihan, keadaan alat pendengaran, kelainan: Tidak ada serumen dalam telinga. Keadaan alat pendengaran baik. J. Mulut: Kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan selaput lendir, keadaan tenggorokan, kelainan, keadaan gigi (berlubang, karang gigi, kebersihan gigi, gusi, kerusakan lain) keadaan lidah: Kebersihan mulut cukup, gusi tidak berdarah. L. Leher: Pembesaran kelenjar / pembuluh darah, kaku kuduk, pergerakan leher: Tidak ada pembesaran kelenjar/pembuluh darah, tidak ada kaku kuduk, pergerakan leher baik. M. Thoraks: Bentuk dada, irama pernafasan, tarikan otot bantu pernafasan, adanya suara nafas : Bentuk dada simetris, tidak ada tarikan otot bantu pernapasan. Suara napas vesikuler N. Jantung: Bunyi jantung, pembesaran: Bunyi jantung S1/S2, tidak ada pembesaran. O. Persarafan: (reflek fisiologis, reflek patologis) Reflek fisiologis dan reflek patologis normal. P. Abdomen: Bentuk, pembesaran organ, keadaan pusat, teraba skibala, massa, nyeri pada perabaan, distensia, hernia, peristaltic: Bentuk simetris, tidak ada pembesaran organ, tidak ada massa, perut tidak distensi, peristaltik usus normal. Q. Ekstremitas: Kelainan bentuk, pergerakan, reflek lutut, adanya udema, keadaan ujung ekstremitas, halhal lain: Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot tidak dilakukan. Pasien mampu menggerakkan ekstermitas sesuai dengan arah gerak sendi, tidak ada udema. R. Alat Kelamin: Tidak terkaji

S. Anus : Tidak terkaji T. Antropometri (ukuran pertumbuhan) 1. BB = 17 2. TB = 111 3. LK = 49 4. Ld = 49 5. LL = 15 kg cm cm cm cm

U. Gejala kardinal: 1. Suhu 2. Nadi 3. Pernafasan = 38,6 C = 110 x / menit = 40 x / menit

4. Tekanan darah = 90/60 mm /Hg

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 5 Mei 2013 (Pukul 08.05 WITA)
No Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC RDW PLT

3,552 6,00-14,00 4,332 4,10-5,30 13,28 12,00 - 16,00 38,41 36,00-49,00 88,67 78,00-102,00 30,66 25,00 35,00 34,57 31,00 36,00 12,29 11,60-18,70 80,09 140,00-440,00

x103/ L x106/ L g/dL # fL pg g/dL # x103/ L

Rendah

Rendah

XII. HASIL OBSERVASI 1. Interaksi anak dengan orang tua Baik, anak tampak senang ditemani dengan kedua orang tuanya, komunikasi anak dengan orang tua lancar. 2. Bentuk / arah komunikasi

Dua arah (ada timbal balik) 3. Ambivalensi / kontradiksi Prilaku Tidak tampak perlawanan perilaku terhadap terapi atau kelainan perilaku untuk anak umur 5 tahun. 4. Rasa aman anak Pasien tidak merasa cemas terhadap penyakitnya, namun pasien sering menangis jika akan dilakukan tindakan pengambilan darah.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN A. ANALISA DATA NO Hari/Tgl/Jam Data Standar Normal Masalah Kep. 1 Senin, 6 Mei DS : Pasien merasa panas 2013 Pukul DO : Badan Suhu= 38,60c teraba panas, - Pasien tidak Peningkatan suhu tubuh

merasa panas - Badan terasa panas - Wajah merah - Suhu 36-37oc tidak

09.00 WITA

tidak (Hipertermia )

Senin, 6 Mei Ds : Pasien mengeluh tidak 2013 Pukul ada nafsu makan, mual (+) Do : - Makan hanya porsi dari yang disediakan

- Nafsu

makan Gangguan

pasien meningkat pemenuhan - Tidak mual kebutuhan

09.00 WITA

- Pasien makan 1 nutrisi porsi dari yang kurang dari disediakan kebutuhan tubuh

Senin, 6 Mei DS: 2013


3

PLT

140,00- Risiko perdarahan

Pukul DO:Kadar trombosit rendah 440,00 x103/ L (PLT= 80,09 x10 / L)

09.00 WITA

B. ANALISA MASALAH 1. P E S : Peningkatan suhu tubuh (Hipertermia) : Proses infeksi virus dengue : Pasien merasa panas, Suhu= 38,60c

Proses terjadinya : Virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui vektor nyamuk aedes agepty akan menyebabkan tubuh berespon dan membentuk antibodi. Antibodi tersebut menyebatkan makrofag meningkat. Makrofag menimbulkan reaksi endogen pirogen, merusak termostat di hipotalamus, dan akhirnya terjadi peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal. Akibat :

2. P E S

: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun : Pasien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual (+), pasien hanya makan porsi dari yang disediakan

Proses terjadinya : Virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui vektor nyamuk aedes agepty akan menyebabkan tubuh berespon dan membentuk antibodi. Antibodi tersebut menyebatkan makrofag meningkat. Pembentukan kompleks antibodi virus akan menurunkan jumlah Platelet dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan proses pembekuan darah. Hal ini akan terjadi pada semua organ tubuh salah satunya di saluran pencernaan. Jika terjadi perdarahan di saluran cerna menyebabkan pasien tidak nafsu makan (Anoreksia) sehingga mengakibatkan penurunan intake nutrisi. Akibat 3. P E S : Akan terjadi malnutrisi

: Risiko perdarahan : Penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia) : Kadar trombosit rendah (PLT= 80,09 x103/ L) : Virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui vektor

Proses terjadinya

nyamuk aedes agepty akan menyebabkan tubuh berespon dan membentuk antibodi. Antibodi tersebut menyebatkan makrofag meningkat. Pembentukan kompleks antibodi virus menyebabkan agregasi platelet yang memicu kegagalan fungsi platelet. Perombakan platelet yang tidak berfungsi menurunkan jumlah platelet dalam tubuh sehingga menyebabkan trombositopenia. Akibat : Anemia

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan pasien merasa panas, Suhu= 38,60C 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun ditandai dengan tidak ada nafsu makan, mual (+), pasien hanya makan porsi dari yang disediakan. 3. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia) ditandai dengan kadar trombosit rendah (PLT= 80,09 x103/ L).

III. RENCANA KEPERAWATAN A. PRORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan pasien merasa panas, Suhu= 38,60C. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun ditandai dengan tidak ada nafsu makan, mual (+), pasien hanya makan porsi dari yang disediakan. 3. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia) ditandai dengan kadar trombosit rendah (PLT= 80,09 x103/ L).

B. RENCANA KEPERAWATAN NO Hari/tanggal/jam DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Senin, 6 Mei 2013 Pukul 09.00 WITA Peningkatan (Hipertermia) suhu HASIL YANG DIHARAPKAN tubuh Setelah diberikan 24 suhu RENCANA TINDAKAN askep Kaji saat timbulnya demam jam Untuk mengidentifikasi pola RASIONAL

berhubungan

selama....x diharapkan kembali outcome :


o

demam pasien.

dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan pasien merasa panas, Suhu= 38,60C.

tubuh Observasi tanda-tanda vital: suhu, Tanda-tanda vital merupakan dengan nadi, tensi, pernapasan setiap 3 jam acuan atau lebih sering. penjelasan untuk mengetahui

normal

keadaan umum pasien. tentang Penjelasan tentang kondisi yang

-Suhu tubuh normal (36- 37 Berikan C).

penyebab demam atau pening-katan dialami pasiendapat membantu suhu tubuh. pa-sien/keluarga mengurangi

-Pasien bebas dari demam.

kecemasan yang timbul. Berikan penjelasan tentang dilakukan pada Keterlibatan keluarga sangat behal-hal rarti dalam proses penyembuhan untuk pasien di rumah sakit.

pasien/keluarga yang dapat

mengatasi demam & menganjurkan pasien /keluarga untuk kooperatif. Jelaskan pentingnya tirah baring Penjelasan yang diberikan pada bagi pasien & akibatnya jika hal pasien/keluarga tersebut tidak dilakukan. memotivasi kooperatif. Anjurkan pasien untuk banyak Peningkatan suhu tubuh pasien akan untuk

minum 2,5 l/24 jam & jelaskan mengakibatkan manfaatnya bagi pasien.

penguapan

tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

Berikan kompres hangat (pada daerah axila & lipat paha).

Kompres membantu tubuh.

hangat menurunkan

akan suhu

Anjurkan untuk tidak mema-kai selimut & pakaian yang tebal.

Pakaian membantu

yang

tipis

akan

mengurangi

penguapan tubuh. Catat asupan & keluaran. Untuk mengetahui adanya cairan

ketidakseimbangan tubuh.

Berikan terapi cairan intravena & Pemberian cairan sangat penting obat-obatan sesuai dengan program bagi pasien dengan suhu tinggi. dokter (masalah kolaborasi). Pemberian cairan merupakan wewenang perawat dokter perlu sehingga

berkolaborasi

dalam hal ini.

2.

Senin, 6 Mei 2013 Pukul 09.00 WITA

Gangguan

pemenuhan Setelah

diberikan x 24

askep Kaji keluhan mual, sakit menelan & Untuk jam muntah yang dialami oleh pasien.

menetapkan

cara

kebutuhan nutrisi kurang dari selama.....

mengatasinya.

kebutuhan tubuh berhubungan diharapkan dengan intake nutrisi yang nutrisi pasien

Kebutuhan terpenuhi Kaji cara/bagaimana

Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu

tidak adekuat akibat mual dan dengan outcome : nafsu makan yang menurun ditandai dengan tidak ada nafsu makan, mual (+), pasien hanya makan disediakan. porsi dari yang - Pasien

makanan makan pasien. Membantu kelelahan mengurangi pasien &

mampu dihidangkan.

menghabiskan makanan sesuai yang diberikan/dibutuhkan. - Tidak terjadi penurunan berat badan dengan porsi Berikan makanan ditelan seperti:

yang mudah meningkatkan asupan makanan tim & karena mudah ditelan. Untuk menghindari mual & muntah.

bubur,

dihidangkan saat masih hangat.

Berikan makanan dalam porsi kecil Meningkatkan & frekuensi sering.

pengetahuan

pasien tentang nutrisi sehingga untuk makan

Jelaskan manfaat makanan/ nutrisi motivasi bagi pasien terutama saat pasien meningkat. sakit.

Memotivasi & meningkatkan se-mangat pasien.

Berikan umpan balik positif saat pasien mau berusaha mengha- Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien. parenteral sangat pasien

biskan makanannya.

Catat jumlah/porsi makanan yang Nutrisi dihabiskan oleh pasien setiap hari. Kolaborasi parenteral pemberian

bermanfaat/dibutuhkan

nutrisi terutama jika intake per oral sangat kurang. Jenis & jumlah

pemberian

nutrisi

parenteral

merupakan wewenang dokter. Berikan obat-obat antasida (anti Obat emetik) sesuai program dokter. antasida (anti emetik)

mem-bantu pasien mengurangi rasa mual & muntah. Dengan pemberian obat tersebut

diharapkan intake nutrisi pasien meningkat. Ukur berat badan pasien setiap hari Untuk mengetahui status gizi (bila mungkin). 3. Senin, 6 Mei 2013 Pukul 09.00 WITA Risiko berhubungan penurunan pembekuan (trombositopenia) perdarahan Setelah dengan selama...x faktor-faktor diharapkan darah tanda-tanda diberikan 24 tidak askep Monitor tanda-tanda pasien. penurunan Penurunan jumlah trombosit

jam trombosit yang disertai dengan meru-pakan tanda-tanda adanya terjadi tanda-tanda klinis. keboco-ran pembuluh darah

perdarahan

yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan (nyata)

ditandai lebih lanjut (secara klinis)

dengan kadar trombosit rendah dengan outcome : (PLT= 80,09 x103/ L). -Jumlah meningkat. trombosit Berikan pengaruh pasien. penjelasan trombositopenia

seperti epistaksis, peti-kiae, dll. tentang Agar pada mengetahui pasien/keluarga hal-hal yang

mungkin terjadi pada pasien & dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan karrena

trombositopenia. Monitor jumlah trombosit setiap Dengan jumlah trombosit yang hari. di pantau setiap hari, dapat di ketahui pembuluh tingkat kebocoran &

darah

kemungkinan perdarahan yang dapat dialami pasien. Anjurkan pasien untuk banyak Aktivitas pasien yang tidak istirahat. terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Berikan penjelasan pada pasien Keterlibatan keluarga dengan /keluarga untuk segera melapor jika se-gera melaporkan terjadinya ada tanda-tanda perdarahan lebih perda-rahan lanjut seperti: (nyata) akan

hematemesis, membantu pa-sien mendapatkan penanganan se-dini mungkin.

melena, epistaksis.

Jelaskan obat-obat yang diberikan Dengan mengetahui obat-obatan & manfaatnya serta akibatnya bagi yang diminum & manfaatnya, pasien. maka pasien akan termotivasi untuk mau minum obat sesuai dosis atau jumlah yang

diberikan.

IV. IMPLEMENTASI NO Hari/Tgl/Jam No. Dx. Senin, 6 Mei 2013 38,60c, 90/70 = Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif Paraf

Pukul WITA

09.00

1,3

Mengobsevasi TTV

Suhu= TD=

mmHg,Nadi

110 x/mnt,-RR= 40 x/mnt 1 Kolaborasi pemberian Obat Paracetamol 1 masuk,

reaksi alergi (-)

sendok teh melalui oral Pukul WITA 10.00 2 Menganjurkan kepada Pasien makan 2 pasien untuk makan sendok makan

dalam porsi kecil tetapi setiap 5 menit sering. Pukul WITA Pukul WITA Pukul WITA 13.00 2 12.00 3 11.00 1 Memberikan kompres Pasien kooperatif hangat pada dahi Menganjurkan pasien Pasien mengerti, pasien tidur siang

untuk banyak istirahat Mendampingi makan siang

pasien Pasien makan porsi, tidak mual. pasien merasa

Pukul WITA

14.00

Mengambil darah pemeriksaan hematologi

specimen Pasien menangis untuk ketika dilakukan pengambilan darah. Darah

berhasil diambil 2 cc Pukul WITA 14.30 1,3 Mengobsevasi TTV Suhu= TD= 36,80c, 90/60 =

mmHg,Nadi

118 x/mnt,-RR= 28 x/mnt Pukul 15.00 2 Memberikan Pasien dan ibu

WITA

penjelasan

kepada pasien

tampak

pasien bahwa nutrisi mengerti sangat penting dakam proses penyembuhan

suatu penyakit. Pukul WITA Pukul WITA 17.00 2 16.00 3 Membaca hematologi Menganjurkan kepada pasien untuk makan Ibu pasien dalam porsi kecil tetapi mengerti dan mau sering. Pukul WITA 18.00 1,3 Menganjurkan untuk minum pasien air Pasien dan ibu pasien tentang dijelaskan Pukul WITA 19.00 2 Mengobservasi keluhan mual perawat dan Pasien sudah merasa pasien menghabiskan Pukul WITA 20.00 1,3 Mengobservasi TTV porsi makanan. Suhu= 370c, TD= 90/70 mmHg,Nadi 110 = tidak mual, mengerti yang melaksanakannya hasil lab PLT = 53,01 x103/ L

sesering mungkin.

banyak porsi makanan mengatakan yang dihabiskan

x/mnt,RR=

32 x/mnt Pukul WITA 21.00 3 Menganjurkan untuk istirahat pasien Pasien dan mengerti langsung

tidur malam

Selasa, 7 Mei 2013 Suhu= TD= 36,60c, 90/70

Pukul WITA

07.00 1,3

Mengobservasi TTV

mmHg,Nadi

110 x/mnt,-RR= 40 x/mnt Pukul WITA 08.00 2 Mengobservasi keluhan mual Pasien dan mengatakan tidak mual,

banyak porsi makanan sudah yang dihabiskan merasa pasien

menghabiskan porsi makanan Pukul WITA 09.00 1,3 Mengobsevasi TTV Suhu= TD= 37,90c, 90/70 =

mmHg,Nadi

110 x/mnt,-RR= 40 x/mnt 1 Kolaborasi pemberian Obat Paracetamol 1 masuk,

reaksi alergi (-)

sendok teh melalui oral Pukul WITA 10.00 2 Menganjurkan kepada Pasien makan 2 pasien untuk makan sendok makan

dalam porsi kecil tetapi setiap 5 menit sering. Pukul WITA Pukul WITA 11.30 3 11.00 1 Memberikan kompres Pasien kooperatif hangat pada dahi Kolaborasi pemberian Obat erytromisin 4 x 160 mg masuk, melalui oral Pukul WITA Pukul WITA 13.00 2 12.00 3 Menganjurkan alergi (-) pasien Pasien mengerti, pasien tidur siang berhasil reaksi

untuk banyak istirahat Mendampingi makan siang

pasien Pasien makan porsi, tidak mual. pasien merasa

Pukul WITA

14.00

Mengambil darah pemeriksaan hematologi

specimen Pasien menangis untuk ketika dilakukan pengambilan darah. Darah

berhasil diambil 2

cc Pukul WITA 14.30 1,3 Mengobsevasi TTV Suhu= TD= 36,50c, 90/70 =

mmHg,Nadi

100 x/mnt,-RR= 32 x/mnt Pukul WITA 15.00 2 Memberikan penjelasan Pasien dan ibu kepada pasien tampak

pasien bahwa nutrisi mengerti sangat penting dakam proses penyembuhan PLT = 25,30 lab x103/ L

suatu penyakit. Pukul WITA Pukul WITA 17.00 2 16.00 3 Membaca hematologi hasil

Menganjurkan kepada Ibu

pasien

pasien untuk makan mengerti dan mau dalam porsi kecil tetapi melaksanakannya sering.

Pukul WITA

18.00

1,3

Menganjurkan untuk minum

pasien Pasien dan ibu air pasien tentang dijelaskan perawat mengerti yang

sesering mungkin.

Pukul WITA

19.00 2

Mengobservasi keluhan mual

Pasien dan mengatakan tidak mual,

banyak porsi makanan sudah yang dihabiskan merasa pasien

menghabiskan 1 porsi makanan. Pukul WITA 20.00 1,3 Mengobservasi TTV Suhu= TD= 36,50c, 90/70 =

mmHg,Nadi

110 x/mnt,-RR= 40 x/mnt Pukul WITA 21.00 3 Menganjurkan untuk istirahat pasien Pasien dan mengerti langsung

tidur malam

Rabu, 8 Mei 2013 Pukul WITA 07.00 1,3 Mengobservasi TTV Suhu= TD= 36,80c, 90/70 =

mmHg,Nadi

110 x/mnt,-RR= 40 x/mnt Pukul WITA 08.00 2 Mengobservasi keluhan mual Pasien dan mengatakan tidak mual,

banyak porsi makanan sudah yang dihabiskan merasa pasien

menghabiskan 1 porsi makanan Pukul WITA 09.00 3 Membaca hematologi hasil lab PLT = 25,93 x103/ L

V. EVALUASI NO Hari/Tgl/Jam No. Dx. 1 Rabu, 8 Mei 2013 Pukul WITA 09.00 1 S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa panas lagi O : Suhu tubuh 36,8oC A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi pasien 2 Rabu, 8 Mei 2013 Pukul WITA 09.00 2 S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual dan pasien menghabiskan 1 porsi makanan O : pasien menghabiskan 1 porsi makanan A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi pasien 3 Rabu, 8 Mei 2013 Pukul 09.00 3 S:O : Nilai trombosit rendah (PLT= 25,93 x103/ L) Evaluasi Sumatif Paraf

WITA

A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi

You might also like