You are on page 1of 31

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus

DISUSUN OLEH : SHIFT/KELOMPOK : 4/19 NAMA : 1. Rina Andarini 2. Yurike Widya Inrumitha 3. Sarah Maulida 4. Indah Nuryanti 5. Allia Khairunnisa 10/302485/KU/14049 10/302501/KU/14050 10/302638/KU/14053 10/302736/KU/14055 10/304896/KU/14181

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
1

BAGIAN 1. ASSESSMENT GIZI

A. ANAMNESIS 1. Identitas Pasien Nama Umur Sex Pekerjaan : Ny. EL : 52 tahun : Wanita : PNS No. RM Ruang Tgl Masuk Tgl Kasus Alamat :: Poli Gizi :: 24 Februari 2011 : Purworejo

Pendidikan : Agama : Islam

Diagnosis Medis : DM

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Perut sebah, eneg, pinggang nyeri Gula darah tinggi ISK DM (keluarga)

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi Penghasilan : > Rp 1.000.000,00 Data ekonomi sosial Jumlah anggota keluarga : 4 orang Suku : Jawa Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : 8 jam Jenis olah raga : jalan pagi Jumlah jam tidur sehari : 4 jam Frekuensi : 2x/minggu

Pasien tidak memiliki alergi makanan atau minuman Alergi makanan Pasien menjalani diet khusus dengan mengurangi jumlah porsi nasi, dengan alasan DM, dianjurkan oleh dokter. DM Penyakit kronik Mempersiapkan Fasilitas memasak : disiapkan oleh pembantu makanan Frekuensi makan 2 kali/hari Riwayat / pola makan Makanan pokok : Nasi 2x/hari setiap kali makan 1 centong nasi Lauk nabati : Tempe, tahu 2

Lauk hewani : Ayam , Daging, Telur ayam, Ikan Sayur hijau : Bayam, kangkung, wortel, buncis, sawi Buah : Pepaya , buah naga, jeruk, apel Minyak 1x sehari Gula pasir 1x sehari Camilan kue kecil

Kesimpulan : Pasien berumur 52 tahun konsultasi di Poli Gizi dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus dengan keluhan utama perut sebah, eneg, pinggang nyeri. Riwayat penyakit sekarang, pasien menderita Diabetes Mellitus yang dibuktikan oleh kadar gula darah yang tinggi. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit keluarga Diabetes Mellitus. Riwayat penyakit dahulu pasien pernah mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih). Riwayat makan pasien setiap hari yaitu 2 kali sehari. Kebiasaan konsumsi karbohidrat pasien adalah nasi dengan setiap kali makan 1 centong nasi. Lauk hewani yang dikonsumsi pasien adalah ayam, daging, telur ayam, ikan dan lauk nabati yang dikonsumsi pasien adalah tahu dan tempe. Pasien juga rutin mengonsumsi sayur hijau setiap hari seperti bayam, kangkung, wortel, buncis, sawi dan juga rutin mengonsumsi buah setiap hari seperti pepaya, buah naga, jeruk, apel. Konsumsi lain dari pasien adalah minyak 1 kali per hari, gula pasir 1 kali per hari, serta camilan kue kecil. Pembahasan anamnesis : Pasien didiagnosis medis Diabetes Mellitus dengan keluhan utama perut sebah, eneg, pinggang nyeri. Oleh karena itu, pemberian makan kepada pasien diberikan dengan makanan biasa karena pasien tidak mengalami gangguan gastointestinal. Sayur yang diberikan merupakan sayuran dengan serat sedang karena pasien mengalami perut sebah. Sedangkan porsi makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering untuk mencegah terjadinya hipoglikemi dan mengatasi rasa eneg. Kebiasaan konsumsi karbohidrat pasien adalah nasi dengan setiap kali makan 1 centong nasi. Lauk hewani yang dikonsumsi pasien adalah ayam, daging, telur ayam, ikan dan lauk nabati yang dikonsumsi pasien adalah tahu dan tempe. Pasien juga rutin mengonsumsi sayur hijau setiap hari seperti bayam, kangkung, wortel, buncis, 3

sawi dan juga rutin mengonsumsi buah setiap hari seperti pepaya, buah naga, jeruk, apel. Pada pasien Diabetes Mellitus, konsumsi makanan harus teratur yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan agar tidak terjadi hipoglikemi dan hiperglikemi. Pasien Diabetes Mellitus juga harus memperhatikan pola makan 3 J yaitu pola makan yang harus memperhatikan jumlah, jenis, dan jadwal. B. Antropometri TB 159 cm RL Tinggi Lutut BB 55 kg LLA -

Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan antropometri terhadap Ny. EL, pasien memiliki tinggi badan 159 cm, berat badan 55 kg sehingga nilai IMT pasien adalah 21,75. Pasien memiliki IMT 18,5 22,9 sehingga digolongkan dalam kategori normal (WHO, 1998). Pembahasan : Berdasarkan perhitungan status gizi yang dilihat dari nilai IMT, Ny. EL termasuk ke dalam kategori normal. Rentang nilai normal IMT adalah 18,5-23,5 dan Ny. EL memiliki IMT sebesar 21,75. Menurut WHO (2000) dalam Sugondo (2006) klasifikasi obesitas adalah sebagai berikut, Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik Klasifikasi Obesitas Klasifikasi Berat badan kurang Kisaran normal Berat badan lebih Beresiko Obese I Obese II IMT <18,5 18,5-22,9 >23,0 23,0-24,9 25,0-29,9 >30,0

C. Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan urin/darah Glukosa Satuan/ Nilai Normal 70-115 g/dl

Sebelum berangkat haji


143 g/dl

Setelah pulang dari haji


176 g/dl

Keterangan

Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan biokimia terhadap kadar glukosa darah, sebelum berangkat haji pasien memiliki kadar glukosa 143 g/dl dan setelah pulang dari haji kadar glukosa pasien naik menjadi 176 g/dl. Kadar glukosa pasien dari sebelum berangkat haji hingga setelah pasien pulang dari haji berada memiliki nilai glukosa yang tinggi karena nilai normal glukosa adalah 70-115 g/dl.

Pembahasan : Peningkatan kadar glukosa darah pasien kemungkinan diakibatkan karena perubahan pola makan. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit keluarga Diabetes Mellitus sehingga kadar glukosa darah pasien cepat mengalami kenaikan karena faktor genetik. Berdasarkan diagnosis Diabetes Mellitus, pasien dikatakan menderita Diabetes Mellitus jika nilai GDP (gula darah puasa) 126 mg/dl, GDS (gula darah sewaktu) 200 mg/dl, atau TTGO 200 mg/dl. D. Asupan Zat Gizi Implementasi Energi (kcal) Asupan oral Asupan enteral Parenteral Kebutuhan % Asupan 629,1 1592,4 39,51 % Protein (g) 33,7 59 57,12 % Lemak (g) 21,8 44 49,55 % KH (g) 73,6 238 30,92 %

Kesimpulan : Dari anamnesis diet pasien di atas diketahui bahwa persentase asupan pasien untuk energi adalah 39,51%, protein 57,12%, karbohidrat 30,92%, dan lemak adalah 49,55%. Pembahasan Asupan Zat Gizi : Asupan gizi pasien terutama asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein dikategorikan dalam kategori buruk. Hal ini terjadi karena pasien mengalami masalah gastrointestinal seperti perut sebah dan eneg sehingga mengakibatkan asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein dari makanan rendah karena nafsu makan yang berkurang. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004), kategori untuk tingkat konsumsi gizi yaitu baik, jika konsumsi gizi 90% AKG; cukup, jika konsumsi gizi 80 5

89% AKG; kurang, jika konsumsi gizi 70-79% AKG; dan buruk, jika konsumsi gizi <70% AKG.

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

1. NI-2.1 Makanan dan minuman oral tidak adekuat berkaitan dengan perut sebah dan eneg dibuktikan oleh hasil recall energi 39,51%, protein 57,12%, karbohidrat 30,92%, dan lemak adalah 49,55%.

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING 1. Terapi Diet : a. Jenis diet : Diet Diabetes Melitus

b. Bentuk makanan : Biasa c. Cara pemberian : Oral

2. Tujuan Diet : a. Mempertahankan glukosa darah supaya mendekati normal dengan

menyeimbangkan asupan makan b. Memberi cukup energi untuk mempertahankan berat badan normal 3. Syarat Dalam Menyusun Diet pada Pasien Diabetes Melitus a. Energi cukup dengan memperhitungkan metabolisme basal sebesar 30 kkal/kg BB normal dan ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik sebesar 30%. b. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi (20%), makan siang (25%), dan makan malam (25%). Serta tiga porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing 10%. c. Kebutuhan protein normal, yaitu 15% dari kebutuhan energi total d. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. e. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 65%. f. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit dalam bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total. g. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. h. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah.

4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi TB BB IMT Umur : 159 cm : 55 kg : 21,75 (normal) : 52 tahun

Kebutuhan energi basal (Harris Benedict) : BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) (4,7 x U) = 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 159) (4,7 x 52) = 1224,8 kkal TEE = BEE x faktor aktivitas x faktor stress = 1224,8 x 1,3 x 1 = 1592,4 kkal

Kebutuhan : Protein Lemak = 15% x 1592,4 = 25% x 1592,4 = 238,8 kkal = 398 kkal = 955,4 kkal = 59 gram = 44 gram = 238 gram

Karbohidrat = 60% x 1592,4

Pembahasan Preskripsi Diet : Perhitungan energi menggunakan rumus perhitungan kebutuhan basal yang dikalikan dengan faktor aktivitas sedang (1,3) dan faktor stres (1). Jumlah energi yang dibutuhkan adalah 1592,4 kkal, protein 43,2 gram, lemak 59 gram, dan karbohidrat 238 gram. Pemberian makan kepada pasien diberikan dengan makanan biasa karena pasien tidak mengalami gangguan gastointestinal. Sayur yang diberikan merupakan sayuran dengan serat sedang karena pasien mengalami perut sebah. Sedangkan porsi makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering untuk mencegah terjadinya hipoglikemi dan mengatasi rasa eneg. Rekomendasi Diet REKOMENDASI STANDAR DIET Makan Pagi Nasi merah 100 g Ikan bumbu kuning 40 g Tumis jamur 100 g Selingan pagi Makan siang Pepaya 110 g Nasi merah 200 g Telur orak arik 55 g Tempe goreng 50 g Sop (wortel 40 g, jagung muda 20 g, kapri muda 20 g, tomat 30 g) Pisang 50 g 8

Selingan sore Makan malam

Jeruk manis 110 g Nasi merah 100 g Pepes ikan 40 g Sayur tahu 110 g Oseng kangkung 100 g

Selingan malam Nilai gizi

Apel hijau 85 g Energi 1565,5 kkal Protein 56,2 gram Karbohidrat 236,9 gram Lemak 49,9 gram Serat 26,8 gram

Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet Energi Rekomendasi Kebutuhan % 1565,5 1592,4 98,31 % Protein 56,2 59 95,25 % Lemak 49 44 111 % KH 236,9 238 99,53 %

5. Rencana monitoring dan evaluasi Anamnesis Antropometri Yang diukur BB, RLPP Pengukuran Secara berkala Evaluasi/ target BB normal, RLPP normal Fisik dan Klinis Asupan Gizi Energi, Karbohidrat, Protein, Lemak, Cairan Edukasi Persepsi dan pengetahuan pasien untuk mengontrol konsumsi karbohidrat Secara berkala Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi membaik Secara berkala Asupan minimal 90% (Baik) Respirasi, Nadi Secara berkala Normal

6. Rencana Konsultasi Gizi Sasaran Waktu : Pasien dan anggota keluarga : 1 Mei 2013 9

Tempat Media Metode Masalah gizi :

: Poli Gizi : Leaflet diet dan food model : Konsultasi gizi (Konseling)

Asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak yang rendah.

Tujuan : Pengaturan pola makan yang baik dengan cara meningkatkan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Konseling gizi : a. Memberikan pengetahuan mengenai konsumsi makanan dengan pola menu gizi seimbang b. Memberikan pengetahuan mengenai makanan / diet rendah Indeks Glikemik c. Memberikan pengetahuan mengenai variasi bahan makanan d. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya olahraga secara rutin

10

BAGIAN 4. TINJAUAN PUSTAKA

1. Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk, 2000). Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Subroto (2006) mendefinisikan bahwa Diabetes Mellitus sebagai suatu kelainan metabolik kronik dimana konsentrasi glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi dari pada nilai normal (Hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukan gula kedalam darah yang normal. Insulin memasukan gula kedalam sel sehingga dapat menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. (Maulana, 2008). Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak dilekukan usus dua belas jari sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, yaitu untuk orang normal (Non-Diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dl dan dua jam setelah makan dibawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada insulin, baik secara kuantitas maupun kualitas, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik (Tjokroprawiro, 2006). Gambaran patologik DM sebagian besar dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin yaitu berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh, peningkatan metabolisme lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak abnormal disertai endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga timbul gejala aterosklerosis serta berkurangnya protein dalam jaringan tubuh (Guyton, 1996). Seseorang dikatakan menderita diabetes jika kadar glukosa dalam darahnya di atas 120 mg/dl (dalam kondisi berpuasa) dan di atas 200 mg/dl (dua jam setelah makan). Tanda utama lain seseorang menderita diabetes adalah air seninya mengandung gula. Karena itu, penyakit ini disebut juga kencing manis atau penyakit gula. Penderita diabetes disebut Diabetesi. Macam diabetes ada dua yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Pada tipe 1 ialah diabetes yang tergantung pada insulin (IDDM), sedangkan pada diabetes tipe 2 ialah diabetes yang tidak tergantung pada insulin (NIDDM). Berikut ini klasifikasi Diabetes Mellitus : 11

a. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi sejak usia kecil. Tetapi kebanyakannya didiagnosis pada usia lebih 20 tahun. Pada Diabetes Mellitus tipe 1, badan kurang atau tidak menghasilkan insulin. Ini mungkin karena masalah genetik, virus atau penyakit autoimun. Injeksi insulin diperlukan setiap hari untuk pasien Diabetes Mellitus tipe 1. b. Diabetes tipe 2 adalah lebih umum dari Diabetes Mellitus tipe 1. Biasanya terjadi pada usia dewasa tetapi remaja juga banyak didiagnosa dengan diabetes tipe 2. Kebanyakan kasus Diabetes Mellitus adalah kasus diabetes tipe 2. Pankreas tidak menghasilkan cukup insulin agar kadar gula darah normal, selalunya karena badan tidak respon terhadap insulin. Ramai yang tidak tahu mereka menderita Diabetes Mellitus tipe 2. Diabetes tipe 2 menjadi semakin umum oleh karena faktor resikonya yaitu obesitas dan kekurangan olahraga.

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan keempat jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Jumlah penderita diabetes di derah perkotaan Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di pedesaan 5,5 juta orang. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan antara lain disebabkan gaya hidup (Utami, 2009). Keluhan klasik dari Diabetes Mellitus meliputi empat hal, yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang juga dapat ditemukan pada pasien Diabetes Mellitus antara lain pasien merasakan lemah, gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta adanya disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada wanita (Gustaviani, 2006). 2. Pemeriksaan Diabetes Mellitus Dalam menegakkan diagnosis Diabetes Mellitus, patokan yang dijadikan acuan tentu saja adalah pemeriksaan glukosa darah. Dalam hal ini dikenal adanya istilah pemeriksaan penyaring dan uji diagnostik Diabetes Mellitus (Gustaviani, 2006). Pemeriksaan tersebut antara lain : a. Pemeriksaan Penyaring Pemeriksaan penyaring ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok yang tidak menunjukkan gejala Diabetes Mellitus tetapi memiliki resiko Diabetes Mellitus, yaitu : 1) Umur > 45 tahun, 2) Berat badan lebih (dengan kriteria: BBR > 110% BB idaman atau IMT >23 kg/m2), 3) Hipertensi ( 140/90 mmHg), 4) Terdapat riwayat diabetes mellitus dalam garis keturunan, 5) Terdapat riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram, 6) Kadar kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau trigliserida 250 mg/dl. 12

Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan memeriksa kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP), yang selanjutnya dapat dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar. Dari pemeriksaan GDS, disebut Diabetes Mellitus apabila didapatkan kadar GDS 200 mg/dl dari sampel plasma vena ataupun darah kapiler. Sedangkan pada pemeriksaan GDP, dikatakan sebagai Diabetes Mellitus apabila didapatkan kadar GDP 126 mg/dl dari sampel plasma vena atau 110 mg/dl dari sampel darah kapiler. b. Uji Diagnostik Uji diagnostik dikerjakan pada kelompok yang menunjukkan gejala atau tanda Diabetes Mellitus. Gejala khas Diabetes Mellitus, kadar GDS 200 mg/dl atau GDP 126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis Diabetes Mellitus. Sedangkan pada pasien yang tidak memperlihatkan gejala khas Diabetes Mellitus, apabila ditemukan kadar GDS atau GDP yang abnormal maka harus dilakukan pemeriksaan ulang GDS/GDP atau bila perlu dikonfirmasi pula dengan TTGO untuk mendapatkan sekali lagi angka abnormal yang merupakan kriteria diagnosis Diabetes Mellitus (GDP 126 mg/dl, GDS 200 mg/dl pada hari yang lain, atau TTGO 200 mg/dl).

Kriteria untuk diagnosis termasuk pengukuran kadar A1c hemoglobin (HbA1c), kadar glukosa darah sewaktu atau puasa, atau hasil dari pengujian toleransi glukosa oral. The American Diabetes Association mendefinisikan diabetes mempunyai dua kemungkinan yaitu pada pengukuran kadar glukosa darah puasa menunjukkan minimal 126 mg / dL setelah puasa selama 8 jam. Kriteria lainnya adalah kadar glukosa darah sewaktu minimal 200 mg / dL dengan adanya kelainan berupa poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, kelelahan, atau gejala karakteristik lain dari diabetes. Pengujian kadar glukosa sewaktu dapat digunakan untuk skrining dan diagnosis, namun sensitivitas hanyalah 39% hingga 55%. Pengujian tingkat HbA1c, yang tidak memerlukan puasa sangat berguna baik untuk diagnosis atau skrining. Diabetes dapat didiagnosa sekiranya kadar HbA1c adalah minimum 6,5% pada 2 pemeriksaan yang terpisah. Antara keterbatasannya adalan, mempunyai uji sensitivitas yang rendah dan terdapat perbedaan pada interpretasi mengikut ras, ada tidaknya anemia, dan pada penggunaan obat-obatan yang tertentu (Barclay, 2010). 3. Pengobatan Diabetes Mellitus Pengobatan Diabetes Mellitus sangat penting dalam menjaga kestabilan kadar gula darah pasien guna mencegah terjadinya berbagai komplikasi akut dan kronik. Hal

13

tersebut dilakukan melalui empat pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus menurut Soegondo (2011) yaitu : 1. Edukasi Berupa pendidikan dan latihan tentang pengetahuan pengelolaan penyakit Diabetes Mellitus bagi pasien dan keluarganya. 2. Perencanaan makan Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid, nutrisi yang optimal, serta mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Komposisi makanan yang dianjurkan bagi pasien adalah karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%. 3. Latihan jasmani Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan lain-lain) dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama kurang lebih 30 menit). 4. Intervensi farmakologis Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan perencanaan makan dan latihan jasmani. Intervensi farmakologis dapat berupa Obat Hipoglikemik Oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue, penghambat alfa glukosidase) dan Insulin yang dapat diberikan pada kondisi berikut : a. Penurunan berat badan yang cepat b. Hiperglikemia berat disertai ketosis c. Ketoasidosis diabetik d. Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik e. Hiperglikemia dengan asidosis laktat f. Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal

g. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, AMI, stroke) h. Diabetes Mellitus gestasional yang tak terkendali dengan perencanaan makanan, i. j. Gangguan fungsi ginjal/hati yang berat Kontraindikasi atau alergi OHO

4. Faktor-faktor pada Diabetes Mellitus Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi Diabetes Mellitus antara lain : a. Keturunan Faktor keturunan menunjukan, jika kedua orang tua kita menderita DM kemungkinan kita untuk terkena DM adalah 60 -70 % karena menunjukan ada faktor gen keturunan yang berperan (Suyono Slamet , 2005) b. Pola konsumsi 14

Selama ini telah terjadi pergeseran pola makan, dimana semakin banyak anggota kelurga lebih memilih mengkonsumsi makanan siap saji yang cenderung berpotensi timbulnya berbagai macam penyakit salah satunya adalah DM. (Suyono Slamet , 2005) c. Karakteristik penderita Diabetes Mellitus Karakteristik pada penderita Diabetes Meliitus (DM) menurut Soegondo Sidartawan (2005) adalah : 1) Usia lebih dari 45 tahun 2) Memiliki berat badan lebih dari BBR>110% dan IMT >23kg 3) Tekanan darah tinggi atau hipertensi (kurang lebih 140/90 mmHg) 4) Riwayat penyakit DM karena faktor keturunan 5) Riwayat abortus yang berulang- ulang dan melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram. 6) Kolestrol HDL<35 mg / dl atau kadar trigelistrida > 250 mg / dl

Selain itu, faktor yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yaitu kepatuhan diet. Kepatuhan diet merupakan salah satu usaha untuk tercapainya tujuan pengobatan. Pengobatan DM memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang merupakan bagian intergral dari kegiatan rutin sehari- hari seperti makan, tidur, bekerja dan lain lain. Pengaturan jumlah dan jenis makanan serta olahraga merupakan pengobatan yang tidak dapat dapat ditinggalkan, walaupun diakui banyak diabaikan oleh penderita DM serta keluarganya. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa penderita lebih mudah mengontrol kadar gula darah bila penderita DM makan secara teratur. Berhasilnya pengobatan DM tergantung pada kerja sama antar petugas kesehatan dengan penderita DM (Bilouis, 2003).

5. Planning Diet 1. Syarat Dalam Menyusun Diet a. Energi cukup dengan memperhitungkan metabolisme basal sebesar 30 kkal/kg BB normal dan ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik sebesar 30%. b. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi (20%), makan siang (25%), dan makan malam (25%). Serta tiga porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing 10%. c. Kebutuhan protein normal, yaitu 15% dari kebutuhan energi total d. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. e. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 65%. 15

f.

Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit dalam bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.

g. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. h. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah.

2. Bahan Makanan dan Minuman yang Dihindari a. Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda). b. Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain

kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu. c. Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang

akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju. d. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang. e. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.

16

BAGIAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN 1. Status gizi berdasarkan IMT pasien adalah normal dengan nilai IMT 21,75. 2. Pemeriksaan biokimia terhadap kadar glukosa darah pasien mengalami kenaikan setelah pasien pulang dari haji (berdasar data haji) yaitu dari nilai kadar glukosa 143 g/dl menjadi 176 g/dl. Hasil ini dikatakan tinggi karena nilai kadar glukosa darah tersebut memiliki nilai lebih dari 115 g/dl. 3. Asupan gizi pasien untuk energi, karbohidrat, protein, dan lemak masuk dalam kategori buruk. Hal ini dibuktikan dengan persentase asupan pasien dari energi adalah 39,51%, protein 57,12%, karbohidrat 30,92%, dan lemak adalah 49,55%. A. SARAN 1. Memotivasi pasien dan keluarga untuk meningkatkan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak pasien sesuai dengan hasil dari perhitungan kebutuhan energi. 2. Memotivasi pasien untuk memperhatikan pemilihan bahan makanan yang mengandung indeks glikemik. 3. Memotivasi pasien dan keluarga untuk mempertahankan status gizi pasien yang normal dengan menjaga asupan dan pola makan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Ahkam Subroto. VCO Dosis Tepat Taklukan Penyakit. Jakarta : Penebar Swadaya. 2006. American Diabetes Association. Position statement: Standards of Medical Care in Diabetes. 2010. Barclay L, 2010. Diabetes Diagnosis & Screening Criteria Reviewed. Available from: http://www. medscape.com. [Accessed 28 April 2013] Bilouis, Rudi. Seri kesehatan Diabetes. Jakarta: PT Dian. 2003. Gustaviani, R., Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Guyton CA. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi III. Jakarta: EGC. 1996. Maulana, Mirza. Mengenal Diabetes Melitus Panduan Praktis Menangani Penyakit kencing Manis. Jogjakarta : Katahati. 2008. Pudjiadi, Solihi. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI. 2005. Soegondo Sidartawan. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005. Soegondo, S. Diagnosis, Klasifikasi, dan Patofisiologi Diabetes Mellitus. Kumpulan Makalah Update Comprehensive Management of Diabetes Mellitus, Panitia Seminar Ilmiah Nasional Continuing Medical Education Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 11. 2011. Sugondo, S., Obesitas. Dalam: Sudoyono, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I., simadibrata, M., & Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III. Edisi 4. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. Suyono, Slamet, dkk. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes Melitus. Dalam : Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI. 2005. Tjokroprawiro, Askandar. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006. Utami, Prapti. Solusi Sehat Mengatasi Diabetes. Jakarta: Agromedia Pustaka. 2009. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2004. WHO. Obesity: Preventing and managing the global epidemic. Report of a WHO Consultation on Obesity. Geneva: World Health Organisation. 1998.

18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Menu Rekomendasi Standar Diet Waktu Makan Jenis Nama Masakan Bahan Makanan Jumlah (gram) Banyaknya URT Makan Pagi Nasi merah Beras merah Beras putih Air Ikan kuning bumbu Ikan Mas Santan Daun salam Daun jeruk Serai Lengkuas Bawang merah Bawang putih Cabai merah Kemiri Kunyit Garam halus Merica bubuk Tumis jamur Jamur tiram Bawang putih Garam halus Gula Tropicana Slim Merica bubuk Air Selingan pagi 19 Pepaya sdt gls 1 ptg bsr 2 gram 50 ml 110 gram 500 50 gls gls gls 1 ptg kecil gls 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 siung 2 siung 1 buah 2 butir 2 cm 1 sdt 1 sdt 1 gls 2 siung 1 sdt 1 sdt Gram 25 gram 25 gram 100 ml 40 gram 100 ml 1 gram 1 gram 1 gram 2 gram 1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 5 gram 5 gram 100 gram 1 gram 5 gram 5 gram 600 200 250 650 4000 50 50 50 100 200 200 100 100 100 50 50 1000 200 50 400 Harga

Makan Siang

Nasi merah

Beras merah Beras putih Air

gls gls 1 gls 1 butir 1 sdt 1 sdt 1 ptg 1 siung 1 sdt 2 sdm gls gls gls

50 gram 50 gram 200 ml 50 gram 5 gram 5 gram 50 gram gram 5 gram 20 gram 40 gram 20 gram 20 gram

1200 400 250 800 50 200 500 100 100 200 400 200 200

Telur orak arik

Telur ayam Garam halus Minyak goreng

Tempe goreng

Tempe Bawang putih Garam halus Minyak goreng

Sop

Wortel Jagung muda Kacang muda Tomat Bawang putih Garam halus Merica bubuk kapri

buah bsr 2 siung 1 sdt sdt 1 buah kcl 2 buah

30 gram 1 gram 5 gram 2 gram 50 gram 110 gram

100 200 50 50 200 1500

Pisang Selingan sore Makan malam Nasi merah Beras merah Beras putih Air Pepes ikan Ikan Mas Jeruk nipis Kecap manis Garam halus Daun salam Daun jeruk Serai Daun pisang Jeruk manis

gls gls gls 1 ptg 1 buah 1 sdt 1 sdt 1 buah 2 buah 1 buah 1 lembar bsr

25 gram 25 gram 100 ml 40 gram 10 gram 5 gram 5 gram 1 gram 1 gram 1 gram 2 gram

600 200

650 100 100 50 50 50 50 200

Bawang merah

3 siung

2 gram

300 20

Bawang putih Cabai merah Daun bawang Tomat Jahe Sayur tahu Tahu putih Taoge Bawang putih Bawang merah Saus tiram Kecap manis Garam halus Gula Tropicana Slim Merica bubuk Oseng kangkung Kangkung Gula Tropicana Slim Cabe merah Bawang merah Bawang putih Daun salam Lengkuas Garam halus Minyak goreng Selingan malam Apel hijau

2 siung 1 buah 1 batang 1 /4 buah 2 cm 1 buah bsr gls 1 siung 1 siung 1 sdt 1 sdt 1 sdt 1 sdt

1 gram 1 gram gram 25 gram 1 gram 110 gram 50 gram 1 gram 1 gram 5 gram 5 gram 5 gram 5 gram

200 100 100 200 100 800 300 100 100 50 50 50 400

sdt 1 gls 1 sdt

2 gram 100 gram 5 gram

50 1000 400

1 buah 2 siung 1 siung 1 buah 1 buah 1 sdt 1 sdm

1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 1 gram 5 gram 10 gram 85 gram

100 200 100 50 100 50 200 2000

Total

Rp 24.800,00

21

Lampiran 2. Analisis Kandungan Nilai Gizi (Rekomendasi Diet)

===================================================================== Analysis of the food record ===================================================================== Food Amount energy carbohydr.

__________________________________________________________________________

Makan Pagi beras merah giling ikan mas bumbu kuning jamur kuping segar 50 g 40 g 100 g 179.0 kcal 87.2 kcal 27.0 kcal 37.6 g 1.2 g 5.1 g

Meal analysis: energy 293.2 kcal (19 %), carbohydrate 43.9 g (19 %) Pukul 10.00 pepaya 110 g 42.9 kcal 10.8 g

Meal analysis: energy 42.9 kcal (3 %), carbohydrate 10.8 g (5 %) Makan Siang beras merah giling telur orak arik tempe goreng wortel jagung muda berjanggel kapri muda mentah pisang ambon Tomato red fresh 100 g 55 g 50 g 40 g 20 g 20 g 50 g 30 g 358.0 kcal 93.5 kcal 177.0 kcal 3.4 kcal 11.8 kcal 7.0 kcal 46.0 kcal 5.2 kcal 75.2 g 1.3 g 7.7 g 3.2 g 2.8 g 1.6 g 11.7 g 0.8 g

Meal analysis: energy 701.9 kcal (45 %), carbohydrate 104.2 g (44 %) Pukul 16.00 jeruk manis 110 g 51.8 kcal 13.0 g

Meal analysis: energy 51.8 kcal (3 %), carbohydrate 13.0 g (5 %) 22

Makan Malam beras merah giling ikan bandeng sayur tahu kangkung 50 g 40 g 110 g 100 g 179.0 kcal 33.6 kcal 198.0 kcal 15.1 kcal 37.6 g 0.0 g 12.4 g 2.1 g

Meal analysis: energy 425.6 kcal (27 %), carbohydrate 52.1 g (22 %)

Pukul 21.00 apel 85 g 50.2 kcal 13.0 g

Meal analysis: energy 50.2 kcal (3 %), carbohydrate 13.0 g (5 %)

===================================================================== Result ===================================================================== Nutrient content analysed value recommended value/day percentage fulfillment

__________________________________________________________________________ energy water protein fat carbohydr. dietary fiber alcohol PUFA cholesterol Vit. A carotene Vit. E (eq.) Vit. B1 Vit. B2 Vit. B6 tot. fol.acid 1565.6 kcal 64.2 g 56.2 g 49.9 g 236.9 g 26.8 g 0.0 g 21.3 g 210.7 mg 593.6 g 0.2 mg 9.0 mg 1.4 mg 0.9 mg 2.0 mg 301.0 g 1592,4 kcal 59 g 44 g 238 g 800.0 g 8.0 mg 1.1 mg 1.3 mg 1.6 mg 98,31 % 95,25 % 111 % 99,53 % 74 % 112 % 123 % 73 % 125 % 23

Vit. C sodium potassium calcium magnesium phosphorus iron zinc

178.5 mg 125.4 mg 2628.4 mg 416.0 mg 506.1 mg 1182.6 mg 14.0 mg 8.2 mg

60.0 mg 1200.0 mg 280.0 mg 1200.0 mg 15.0 mg 12.0 mg

297 % 35 % 181 % 99 % 93 % 68 %

24

Lampiran 3. Leaflet Konsultasi Gizi

a. Bahan Makanan Penukar DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR URT

A. Makanan Pokok Suatu porsi nasi setara dengan gelas = 100 gram, mengandung 175 Kkal, 4 gram protein dan 40 gram karbohidrat. Tabel A. Bahan Penukar Nasi Bahan Makanan Nasi Jagung Singkong Ubi jalar Kentang Sagu Terigu Talas Mie basah Mie kering Bihun Roti URT gls gls 1 ptg sdg 2 bj sd 2 bj bsr 7 sdm 8 sdm 1 bj sdg 1 gls 1 gls gls 4 iris Berat (gram) 100 100 100 150 200 40 50 200 100 50 50 80

B. Lauk Hewani Satu porsi setara 1 potong daging berat 50 gram (sebesar kotak korek api) yaitu setara dengan 95 Kal, 4 gr Protein, 6 gr lemak. Tabel B. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Hewani Bahan Makanan Daging sapi Daging ayam Ikan basah Udang Ikan asin Ikan teri URT 1 ptg sdg 1 ptg sdg 1 ptg sdg gls 1 ptg sdg 2 sdm Berat (gram) 50 50 50 50 25 25 25

Telur ayam kampung Telur ayam negeri Telur bebek

2 btr 1 btr bsr 1 btr

75 60 60

C. Lauk Nabati Satu porsi tempe adalah 2 potong sedang atau 50 gram, mengandung 80 kkal, 6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram karbohidrat Tabel C. Bahan Makanan Penukar Sumber Protein Nabati Bahan Makanan Tahu Kacang tanah Kacang hijau Kacang kedelai Tempe Oncom URT 1 bj bsr 2 sdm 2 sdm 2 sdm 2 ptg sdg 2 ptg sdg Berat (gram) 100 20 25 25 50 50

D. Sayur Satu porsi sayuran adalah 100 gr sayuran mentah dalam keadaan bersih atau kurang lebih 1 gelas sayur matang yang ditiriskan, yaitu setara dengan (50 Kal, 3 gr Protein dan 10 gr karbohidrat) Tabel D.1 Bahan Makanan Penukar sumber Vitamin dan Mineral dari Sayuran Kel. A Jenis Sayuran Bayam Daun bawang Daun kacang panjang Daun ketela rambat Daun Melinjo Daun Pakis URT 25 btg 5 btg 80 lbr 20 pck 30 tki 25 btg Berat 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100gr

Tabel D.2 Bahan Makanan Penukar sumber Vitamin dan Mineral dari Sayuran Kel. B Bahan Makanan Daun pepaya Daun singkong Daun tales Genjer URT 4 lbr 75 lbr 4 lbr 9 btg Berat (gr) 100 100 100 100 26

Kangkung Katuk Kelor Kemangi Kucay Sawi hijau Saldaair Tomat Wortel

20 btg 1 gls 1 1/2gls 35 pck 50 btg 7 lbr 45 btg 1 bh bsr 1 bh sdg

100 100 100 100 100 100 100 100 100

E.

Buah

Tabel E. Bahan Makan Penukar Sumber Vitamin dan Mineral Bahan Makanan Apel Alpokat Anggur Blimbing Jambu biji Jeruk Mangga Melon Nanas Nangka masak Pepaya Pisang ambon Rambutan URT bh sdg bh bsr 10 bj 1 bh sdg 1 bh sdg 1 bh sdg bh bsr 1ptg bsr 1/6 bh sdg 3 bj 1ptg sdg 1 bh sdg 8 bj Berat (gr) 75 50 75 125 100 100 50 150 75 50 100 75 75

F.

Susu URT gls gls 1gls gls 4 sdm Berat 150 cc 100 cc 200 cc 100 cc 25 g 27

Bahan Makanan Susu kambing Susu kerbau Susu sapi Susu kental manis Saridele

Susu bubuk skim Susu bubuk penuh

4 sdm 4 sdm

20 g 25 g

G.

Minyak dan Lemak URT 2 ptg kc 10 sdm 2 ptg kc 2 ptg kc 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm gls Berat 60 g 60 g 10 g 10 g 10 g 10 g 10 g 10g 100 cc

Bahan Makanan Kelapa Kelapa parut Lemak babi Lemak sapi Margarine Minyak goreng Minyak ikan Minyak kelapa Santan

Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2011

28

b. Panduan Diet Diabetes Mellitus DIET DIABETES MELLITUS PENYAKIT DIABETES MELLITUS APAAN SIH.. Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah keadaan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)yang disebabkan oleh factor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama,tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di control. TANDA & GEJALA. 1. Gejala Akut : yang sering timbul : Banyak makan Banyak minum Banyak kencing Penurunan barat badan dengan cepat (5-10 kg)selama 2-4 minggu Mudah lelah

2. Gejala kronik : Kesemutan Kulit terasa panas (wedangan) atau seperti tertusuk jarum Rasa tebal di kulit Kram,capai Mudah mengantuk,mata kabur Gatal disekitar kemaluan,terutama wanita Gigi mudah goyah dan lepas Kemampuan seksual menurun Pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg. TUJUAN PEMBERIAN DIET. Mencapai dan mempertahankan kadar guladarah mendekati normal Menigkatkan kesehatan secara kedeluruhan melalui gizi optimal. *Mencapai dan mempertahankan BB normal

GOL. SAYURAN Klp.A : daun bawang,daun kacang panjang,kangkung,ketimun,tomat,kecipir,sawi,tauge,terong,kembang kol,dll. 29

GOL. SAYURAN Klp.B : bayam,buncis,daun mlinjo,daun singkong,labu siam,daun ketela rambat,daun papaya,jagung muda,wortel,nangka muda,dll GOL.BAHAN MAKANAN YANG BOLEH DIBERIKAN : Nasi/penukar,daging/penukar,tempe/penukar,sayuran klp.A & B,buah,susu,minyak/penukar. BAHAN MAKANAN YANG TIDAK BOLEH DIBERIKAN : Gula pasir,gula jawa dsb nya,sirop,jelly,buah-buahan yang diawetkan denagan gula,susu kental manis,minuman botol ringan,es krim dsb nya,kue-kue manis,dodol,cake,tarcis,dsb nya,abon,dendeng,sarden dsb nya. CONTOH PEMBAGIAN MAKANAN : *pagi: 1 p nasi 1p daging 1 p tempe s sayuran A 1 P minyak *pukul 10.00 1 p buah *siang 1 p nasi 1 p daging 1 p tempe S sayuran A 1 p sayuran B 1 p buah 1 p minyak *sore 1 p nasi 1 p daging 1 p tempe s sayuran A roti tawar telur keju kacang tanah tomat margarine Papaya nasi daging tempe kol,tauge bayam,kacang panjang nanas minyak kentang daging tahu ketimun,slada 4 ptg btr 1 sdm sekehendak sdm

1 ptg sedang 1 gls 1 ptg sedang 2 ptg sedang sekehendak gls 1 1/6 bh sedang sdm

2 bj sedang 1 ptg sedang 1 bj sedang sekehendak 30

1 p sayuran B 1 p minyak *pukul 21.00 1 p buah

buncis,wortel minyak pisang

gls sdm 1 bh sedang

31

You might also like