You are on page 1of 5

BAB 2 ACHONDROPLASIA

Kelainan pada dentofasial dapat disebabkan oleh adanya mutasi genetik yang bersifat herediter maupun spontan. Salah satu sindroma akibat mutasi gen yang memiliki manifestasi klinis di bidang kedokteran gigi adalah Achondroplasia.1

2.1 Pengertian Achondroplasia Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878).16,19 Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan. Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun sebenarnya individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada proses pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang panjang.8,11 Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.4-7 Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang.2,7,8 Selain itu, Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.24 Achondroplasia juga dikenal dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital.2,3

Universitas Sumatera Utara

2.2 Insiden dan Epidemiologi Achondroplasia Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai.2-6 Insiden yang paling umum menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup.19 Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene mutation atau mutasi gen yang spontan.5,7 Ini artinya bahwa kedua orang tua tanpa Achondroplasia, bisa memiliki anak dengan Achondroplasia. Jika salah satu orang tua mempunyai gen Achondroplasia, maka anaknya 50% mempunyai peluang untuk mendapat kelainan Achondroplasia yang diturunkan heterozigot Achondroplasia. Jika kedua orang tua menderita Achondroplasia, maka peluang untuk mendapatkan anak normal 25%, anak yang menderita Achondroplasia 50% dan 25% anak dengan homozigot Achondroplasia (biasanya meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dengan frekwensi yang sama.7,8,10 2.3 Etiologi Achondroplasia Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.4-7 Gen FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral.3,5,7 Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G

Universitas Sumatera Utara

ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.3,5 Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap menjadi matur membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron.25 Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.8 Pada lingkup kraniofasial yang terpengaruh adalah basis kranium dan bagian tengah wajah (midface) karena bagian-bagian ini dibentuk secara osifikasi endokondral. Rongga kranium dan maksila dibentuk secara osifikasi intramebranosa, sedangkan mandibula dibentuk melalui osifikasi periosteal dan aposisi.25,26

Universitas Sumatera Utara

Basis kranium yang kurang berkembang pada penderita Achondroplasia berpengaruh pada perkembangan maksila, karena pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke anterior dan ke bawah. Saat perlekatan maksila ke ujung anterior basis kranium, perpanjangan atau pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke anterior. Sampai usia 6 tahun, pergerakan dari pertumbuhan basis kranium adalah bagian penting dalam pertumbuhan maksila ke anterior (Gambar 1).25

Gambar 1. Perkembangan dan pertumbuhan basis kranium dan midface akan mendorong atau mentranslasikan maksila ke anterior dan ke arah bawah.25

Kegagalan perkembangan atau pertumbuhan basis kranium secara normal pada penderita Achondroplasia, memberikan karakteristik midface deficiency atau hypoplasia midface. Hal ini yang mengakibatkan maksila menjadi retrognatik, sedangkan mandibula normal atau sedikit prognatik, sehingga menghasilkan hubungan rahang Klas III (Gambar 2).25

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Penderita Achondroplasia 14 tahun, terlihat adanya midface deficiency dan maloklusi skeletal Klas III.25

Universitas Sumatera Utara

You might also like