You are on page 1of 16

Pengungkapan Laporan Keuangan A.

Pengertian Disclosure/ Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian ( release) informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Laporan tahunan (Annual Report) media utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor, dan stakeholders llainnya. Laporan tahunan merupakan mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki dan laporan pelengkap. Sehingga dalam laporan tahunan lah diketahui seberapa kuat informasi pengungkapan yang diajukan oleh perusahaan. B. Jenis-Jenis Discloure / Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, jumlah saham yang beredar dan ukuran alternatif, misalnya pos-pos yang dicatat berdasarkan historical cost. Adapun jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi kepada stakeholders berupa : 1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure) Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah meliputi semua pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. 2. Pengungkapan Sukarela Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaanperusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak. Dengan adanya pengungkapan sukarela ini maka upaya untuk berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak adanya standar akuntansi di pelaporan yang diterima secara internasional. C. Tujuan dan Manfaat dari disclosure / pengungkapan laporan keuangan 1. Tujuan Perusahaan besar umumnya menjadi sorotan banyak pihak, baik dari masyarakat secara umum maupun pemerintah, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar relatif lebih diawasi oleh lembaga-lembaga pemerintah, sehingga mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik untuk dapat meminimalisasi tekanan-tekanan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan besar tersebut dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih banyak daripada perusahaan kecil.

Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Perusahaan besar berkemungkinan memperoleh keuntungan-keuntungan dengan mengungkapkan informasi yang memadai dalam laporan tahunan, misalnya kemudahan untuk memasarkan saham dan kemudahan memperoleh dana dari pasar modal. Sedangkan perusahaan kecil umumnya sulit untuk mendapatkan dana dari pasar modal, mengingat pembatasan ukuran aset bila terjun ke bursa, sehingga perusahaan kecil tidak dapat menikmati keuntungan dari pengungkapan informasi yang memadai. Adapun yang menjadi tujuan dari pengungkapan dinyatakan sebagai berikut : 1. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan. 2. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan pengukuran yang bermanfaat. 3. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui. 4. Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara beberapa tahun. 5. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas atau keluar dari masa depan. 6. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka. 2. Manfaat Tujuan dari pengungkapan oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa kepentingan yaitu oleh perusahaan pencari laba (profit making interpreise) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu kepentingan perusahaan, kepentingan investor, dan kepentingan nasional. Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Manfaat bagi kepentingan perusahaan adalah dapat diperoleh biaya modal yang lebih rendah yang berkaitan dengan berkurangnya resiko informasi bagi investor dan kreditur. Dengan demikian investor dan kreditor bersedia membeli sekuritas dengan harga tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan menjadi rendah. 2. Bagi investor pengungkapan bermanfaat untuk mengurangi resiko informasi berupa pengurangan kesalahan pembuatan keputusan investasi. Sehingga investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap, akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan harganya akan naik. 3. Bagi kepentingan Nasional, yaitu berupa adanya biaya modal perusahaan yang rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat, kesempatan kerja meluas, dan pada akhirnya standar kehidupan secara nasional akan meningkat pula. Dengan berkurangnya resiko informasi yang dihadapi investor, pasar modal menjadi likuid. Likuiditas pasar modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional karena dapat membantu alokasi modal secara efektif. PENUTUP A. Kesimpulan Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian ( release) informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.. Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaanperusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak. B. Saran-Saran Dengan mempelajari pembahasan tentang disclosure/pengungkapan laporan keuangan maka dengan ini penulis mengharapkan kepada semua pihak agar lebih tepat dalam mengungkapkan informasi sehubungan dengan laporan tahunan ( Annual Report) sehingga pada stakeholders dapat mempercayai sistem manajemen perusahaan sehingga akan berimbas kepada masa depan perusahaan itu sendiri. Adapun saran dan kritik sangat penulis harapkan dari para pembaca makalah ini demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Soemarso, S.R. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Selasa, 20 Juli 2010

Prinsip-Prinsip Akuntansi
Selain penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup yang harus memiliki prinsip, demikian juga dengan akuntansi. Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah: 1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00. 2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. 3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan

yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan. 4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut. 5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.

Salah satu penerapan PSAK konvergensi IFRS untuk tahun 2011 ini adalah PSAK 1 revisi 2009 : Penyajian Laporan Keuangan yang mengatur tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Perubahan dalam PSAK 1 revisi 2009 selain penggunaan istilah yang dipakai dalam penamaan atas laporan keuangan yang disajikan seperti perubahan istilah neraca yang menjadi laporan posisi keuangan dan juga satu perubahan penamaan yang cukup fundamental yakni laporan laba rugi yang sekarang menjadi laporan laba rugi komprehensif. Sehingga secara keseluruhan, menurut PSAK 1 revisi 2009 : Penyajian Laporan Keuangan komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode Laporan laba rugi komprehensif selama periode Laporan perubahan ekuitas selama periode Laporan arus kas selama periode Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya, dan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan. Perubahan penamaan laporan keuangan khususnya untuk laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif ini tentunya bukan hanya perubahan istilah penamaan saja tetapi juga perubahan yang cukup mendasar. Perubahan pada penyajian Laporan keuangan laba rugi komprehensif bila dibandingkan dengan laporan laba rugi PSAK 1 tahun 1994, yaitu : 1. Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya menyajikan penandingan antara pos-pos pendapatan dan biaya (matching concept) namun juga menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) yang menampung pospos perubahan (kenaikan atau penurunan) nilai aset yang mengakibatkan perubahan ekuitas pemilik selama satu periode selain dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Transaksi-transaksi yang termasuk dalam komponen

pendapatan komprehensif menurut PSAK 1 revisi 2009 : Penyajian Laporan Keuangan meliputi : Perubahan dalam surplus revaluasi atas aset tetap dan aset tidak berwujud (PSAK 16 revisi 2009 dan PSAK 19 revisi 2009). Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti (PSAK 24 : Imbalan Kerja) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing (PSAK 10 revisi 2009 : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 55 revisi 2006 : Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (PSAK 55 revisi 2006 :Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran) Pendapatan komprehensif ini merupakan pos-pos yang muncul dikarenakan penggunaan nilai wajar atas penyajian nilai suatu aset perusahaan sehingga penyajiannya sudah mengadopsi konsep fair value (nilai wajar) dimana pendapatan yang diakui masih merupakan unrealized income seperti pada peningkatan atau surplus atas revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud.

2. Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-pos luar biasa ( extra-ordinary items) dalam laporan laba rugi komprehensif ataupun dalam catatan atas laporan keuangan namun bilamana terjadi suatu kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi seperti kerugian atas bencana yang terjadi (misal:kebakaran) maka disajikan sebagai kerugian selain dari aktivitas operasi (penyajiannya setelah pos laba/rugi tahun berjalan dari operasi dan sebelum pos laba/rugi tahun berjalan). 3. Penyajian laba untuk kepentingan non pengendali (dulu diistilahkan dengan hak minoritas) dikurangkan dari laba total untuk mendapatkan laba konsolidasian sedangkan menurut PSAK 1 revisi 2009, entitas harus menyajikan pos-pos alokasi laba rugi atas periode berjalan : aLaba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada (i) kepentingan non pengendali dan (ii) pemilik entitas induk. Total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada (i) kepentingan non pengendali dan (ii) pemilik entitas induk. Perubahan atas penyajian laporan laba rugi komprehensif menurut PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan revisi 2009 di atas tidak hanya mempengaruhi penampilan atau bentuk penyajian laporan keuangan tapi juga membawa dampak pada perubahan analisis rasio-rasio keuangan atas laporan keuangan khususnya analisis rasio keuangan atas laporan laba rugi komprehensif. Salah satu contohnya adalah analisa rasio Laba per Saham (Earning Per Share (EPS)) dimana laba (earning) yang digunakan dalam analisis rasio keuangan bagi para pemilik ekuitas adalah total laba komprehensif yang sudah mencakup pendapatan komprehensif yang sudah menampung pos-pos kenaikan atau penurunan nilai aset karena penggunaan nilai wajar seperti yang telah dijelaskan di atas. Perubahan analisa rasio keuangan atas laporan keuangan laba rugi komprehensif dalam PSAK 1 revisi 2009 yang merupakan konvergensi IFRS ini tidak hanya pada rasio EPS tetapi juga rasio-rasio keuangan lainnya seperti Return on Equity (ROE), Return on Total Assets (ROA), rasio Earning to Price.

Laporan Arus Kas


1.
PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut. Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan. Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.

1.

BENTUK/METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.

Metode Langsung

PT ABC LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : Kas yang diterima dari pelanggan Dikurangi : Kas untuk membeli persediaan Kas untuk membayar biaya operasi Kas untuk membayar biaya bunga Kas untuk membayar pajak 555.200 259.800 14.000 29.000 858.000 Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000 951.000

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi : Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi Kas keluar untuk membeli peralatan 75.000 (157.000) (82.000) Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan : Kas yang diterima dari penjualan saham Dikurangi : Kas untuk membayar dividen 23.000 160.000

Kas untuk membayar hutang obligasi

125.000 148.000

Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan Kenaikan kas Saldo kas pada awal tahun Saldo kas pada akhir tahun

12.000 23.000 26.000 49.000

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas. Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net cashflows dari operasi.

SOAL LATIHAN

Kegiatan operasi adalah transaksi yang berpengaruh pada net income, sementara itu kegiatan investasi adalah transaksi yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya investasi pada harta tidak lancar serta kegiatan pendanaan/keuangan adalah transaksi yang mempengaruhi besarnya hutang jangka panjang dan kepentingan pemilik perusahaan. Anda diminta untuk : 1. Menentukan apakah masing-masing transaksi di bawah ini merupakan kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. 2. Menentukan apakah telah terjadi penambahan atau pengurangan atau tidak memepengaruhi kas perusahaan.

No. 1. 2. 3. 4.

Transaksi Membayar biaya sewa ruangan Membayar dividen kepada pemilik Membayar gaji karyawan Membeli barang dagangan dan membayar harga barang

Jenis Kegiatan Pengaruhnya

5. 6. 7.

Menjual barang dan menerima hasilnya Membeli aktiva tetap dan membayarnya Membeli aktiva tetap dan membayarnya dengan mengeluarkan saham Menjual saham perusahaan di atas harga nominal

Kegiatan Operasi

Pengurangan

8. No. Transaksi 9. Membayar bunga pinjaman obligasi 10. Meminjam uang dari bank 11. Membayar hutang obligasi 12. Membayar hutang dagang Jenis Kegiatan Pengaruhnya

Metode Tidak Langsung

PT ABC LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007

(dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : Laba bersih menurut laporan laba rugi Ditambah : Biaya depresiasi Penurunan persediaan kantor Kenaikan hutang jangka pendek Kenaikan hutang biaya 18.000 8.000 16.800 1.200 44.000 Dikurangi : Kenaikan biaya dibayar dimuka Kenaikan piutang usaha Penurunan hutang pajak Laba penjualan aktiva tetap 1.000 9.000 1.500 30.000 41.500 Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000 90.500

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi : Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi Kas keluar untuk membeli peralatan 75.000 (157.000) (82.000) Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan : Kas yang diterima dari penjualan saham Dikurangi : Kas untuk membayar dividen Kas untuk membayar hutang obligasi 23.000 125.000 148.000 Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan Kenaikan kas Saldo kas pada awal tahun Saldo kas pada akhir tahun 12.000 23.000 26.000 49.000 160.000

Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

1.

DATA UNTUK MENYUSUN LAPORAN ARUS KAS

Aliran kas yang dilaporkan disajikan dalam tiga kelompok besar kegiatan yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Untuk mempermudah penyusunan laporan arus kas untuk masing-masing kelompok kegiatan maka perlu diperhatikan informasi yang relevan sebagai berikut :

No. 1.

Menyusun Arus Kas Dari Kegiatan Operasional


1. 2. 3.

Informasi yang Relevan


Laporan Laba Rugi Saldo awal dan saldo akhir harta lancar Saldo awal dan saldo akhir hutang lancar selain

hutang dividen 4. Data tambahan (jika ada) 1. tetap 2. Saldo awal dan saldo akhir investasi dan aktiva Data tambahan (jika ada)

2.

Kegiatan Investasi

3.

Kegiatan Keuangan

1. Saldo awal dan saldo akhir dari Modal dan Hutang Jangka Panjang serta Laba Ditahan 2. Saldo awal dan saldo akhir Hutang Dividen 3. Data tambahan (jika ada)

1.

MEMBACA LAPORAN ARUS KAS

Semula banyak pengguna laporan keuangan yang lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada laporan Laba Rugi dan Neraca. Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Sementara itu Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu. Akhirakhir ini disadari cara mengelola kas perusahaan juga perlu dievaluasi yaitu dengan cara mengevaluasi laporan arus kas. Sebelum melihat bagaimana perusahaan dikelola kasnya, perlu disadari bahwa untuk membaca laporan keuangan secara tepat perlu dipahami cara penyajian informasi arus kas. Pada metode langsung, arus kas dari operasi dirinci sumber sumbernya dan demikian juga dengan pengeluaran kas sehingga laporan itu akan mudah dipahami dengan tepat. Pada metode tidak langsung, laporan arus kas dari operasional diawali dengan net income, kemudian net income tersebut dikoreksi dengan hal-hal/item-item tertentu yang diperlakukan berbeda antara dalam penyusunan laporan laba rugi (yang menghasilkan net income) dengan laporan arus kas. Dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan menggunakan akrual basis, sehingga mungkin pada tahun tertentu ada biaya yang telah diperlakukan sebagai biaya (expense), tapi pada tahun itu tidak terdapat pengeluaran kas. Hal-hal inilah yang dikoreksikan pada net income akan berubah menjadi net cashflows dari operasional. Dengan demikian jika biaya amortisasi dan depresiasi ditambahkan, janganlah diartikan bahwa depresiasi dan amortisasi secara fisik akan mengakibatkan adanya aliran kas masuk sebesar itu. Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu: 1. Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar. 2. Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.

3. Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas. 4. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal. 5. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. 6. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi. 7. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh. 8. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik.

Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas di atas peserta akan dapat mengetahui makna dari informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan dalam laporan arus kas sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan.

Laporan Laba-Rugi Perusahaan Jasa


| author: Paksiman
A. Pengertian Laporan Laba-Rugi Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.

Unsur-unsur 1. 2.

laporan

laba-rugi,

yaitu: Pendapatan Beban

B.

Bentuk

Laporan

Laba-Rugi

Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu: 1. Bentuk Single Step atau Langsung Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. 2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan kemudian. C. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Laba-Rugi Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Laba-Rugi: 1. Judul Laporan * Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas halaman 2. Isi Laporan Bentuk single step: * Menuliskan semua pendapatan * Menuliskan semua beban * Menghitung selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih besar dari pada beban maka selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi bersih. Bentuk multiple step: * Menuliskan pendapatan usaha *Menuliskan beban usaha * Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha. * Menuliskan pendapatan usaha * Menuliskan beban usaha

* Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha. * Menuliskan pendapatan di luar usaha * Menuliskan beban di luar usaha * Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi di luar usaha. * Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak. * Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak. D. Contoh Laporan Laba-Rugi Bentuk Single Step:

Bentuk Multiple Step:

You might also like

  • Makalah Anjak Piutang
    Makalah Anjak Piutang
    Document13 pages
    Makalah Anjak Piutang
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Akuntansi Rangkuman
    Akuntansi Rangkuman
    Document16 pages
    Akuntansi Rangkuman
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Sesi 6
    Sesi 6
    Document6 pages
    Sesi 6
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Sesi 10
    Sesi 10
    Document7 pages
    Sesi 10
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document7 pages
    Bab I Pendahuluan
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Sesi 10
    Sesi 10
    Document7 pages
    Sesi 10
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Pengungkapan
    Pengungkapan
    Document15 pages
    Pengungkapan
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Sesi 5
    Sesi 5
    Document12 pages
    Sesi 5
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Tugas Pengantar Mikro Ekonomi
    Tugas Pengantar Mikro Ekonomi
    Document1 page
    Tugas Pengantar Mikro Ekonomi
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Ringkasan Ikd Uas
    Ringkasan Ikd Uas
    Document11 pages
    Ringkasan Ikd Uas
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Asp Bab 2
    Asp Bab 2
    Document7 pages
    Asp Bab 2
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • GCG Prinsip
    GCG Prinsip
    Document11 pages
    GCG Prinsip
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet
  • Tgs Jadi
    Tgs Jadi
    Document14 pages
    Tgs Jadi
    Ameriya Ciiblackveil
    No ratings yet