Professional Documents
Culture Documents
PerluRevenue
PEMERINTAH
Superior Public
Fungsi:
Authority Servant
Alokasi/Realokasi
K sia
Distribusi
an
eb , ke
Dinamisasi
so
ng
ija ad
ga
Pengayoman
ka ila
l
rda
n/p n,
pe
ela ke
P ja si
sb n,
ya am
,i d tria
etri
aja kPe
na an
k
Pa bu
as us
su
n:
.
kP na
R
ort ind
ma
Pe an, d
en mb
sp er
nd sb
ea
an an:p
gh ah
idi .
B
as an
ka
an an
ila N
ai
n,
ng lay
uk
n ila
ke
bu /pe
ac
, tr
se
Be
rhu an
ha
RESOURCE
a
Pe bijak
tan
iT
, lin
am
ah
e
K
gk
Us
ba
un
h(
jak
PP
ga
Pa
Pelayanan:
n,
N)
memproduksi kebutuhankehidupanmanusia
Memberi lapangankerja
PENGUSAHA
SWASTA/BUMN/ Membeli kebutuhanhidup RAKYAT
BUMD
PerluProfit PerluIncome
Dari segitiga kemitraan di atas, DPD, w alaupun bukan merupakan dalam arti eksekutif atau
pemerintah, namun karena perannya sebagai lembaga legislatif yang setara dengan senat, maka
digolongkan ke dalam kelompok Pemerintah / pembuat kebijakan. DPD RI dipilih oleh rakyat
langsung dari pemilu legislatif, oleh sebab itu jelas bahwa DPD wajib bertanggung jawab kepada
konstituen yang sudah memilihnya untuk mewakili mereka di tingkat pusat.
Dalam pelayanan publik, maka DPD RI harus mengedepankan paradigma Pelayanan adalah
awal keberdayaan publik, sekalipun perannya agak berbeda dengan peran Pemerintah dalam
kerangka kemitraan di atas. Dalam hal ini, DPD tidak berperan langsung dalam menetapkan
kebijakan, namun melakukan fungsi legislasi yaitu mengajukan RUU, fungsi pertimbangan
( membahas RUU ) dan fungsi pengawasan, dengan turun ke daerah untuk mengawasi
pelaksanaan APBD. Dalam fungsi legislasi dan pertimbangan, DPD RI memberikan
pertimbangan kepada DPR mengenai RUU, dimana nantinya RUU tsb disahkan oleh DPR
menjadi UU dan dilaksanakan menjadi kebijakan oleh pemerintah. Untuk itu DPD RI akan
meminta masukan / aspirasi dari masyarakat konstituennya di daerah pemilihannya, mengenai
hal – hal yang menjadi prioritas, untuk dapat dibawa ke Pusat dan dijadikan masukan dalam
melakukan fungsi, tugas dan wewenangnya. Jadi peran DPD dalam memberdayakan
masyarakat adalah secara tidak langsung, namun tetap pada level pertama, yaitu tataran
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan publik berupa mendorong terciptanya kebijakan di
bidang perdagangan, perindustrian dan bidang lainnya yang berkaitan dengan pemberdayaan
peran para pengusaha swasta dalam kegiatan ekonomi, serta kebijakan pelayanan bidang
kesehatan, pendidikan, sosial, lingkungan untuk memberdayakan masyarakat sehingga
mempunyai kompetensi memasuki lapangan keja dan memperoleh income sebagai sumber
penghidupannya.
Namun DPD RI dapat pula bekerjasama dengan NGO /LSM dimana DPD memberikan
masukan kepada NGO mengenai prioritas program yang mendorong produktivitas mayarakat
seperti kesehatan dan pendidikan, sehingga LSM dapat memberikan bantuan baik berupa dana
maupun sarana prasarana termasuk program pemberdayaan masyarakat yang mampu
berdampak langsung.
Bila ditelusuri lebih jauh, maka dalam member pelayanan kepada publik / konstituennya, DPD
RI harus memperhatikan dimensi yang melekat dengan mutu pelayanan yaitu :
a. Tak nyata : penampilan fasilitas fisik, peralatan, tenaga kerja, dan metoda yang digunakan
dalam berkomunikasi dengan pelanggan contoh : dengan kunjungan ke lapangan.
b. Daya uji : kemampuan menunjukkan sebagai jasa yang dapat diandalkan dan akurat seperti
yang dijanjikan (standar)
c. Daya tanggap : kemauan membantu pelanggan dan menyediakan layanan dengan segera
menyediakan sentra pelayanan / posko DPD di daerah.
Adalah pelayanan publik pada kebutuhan WN yang mereka sendiri tidak menyadari
sepenuhnya,
Misal :
1. Negara tidak aware terhadap negara lain yang mengembangkan senjata nuklir.
1.administrative services
2. Hankamnas
3. Kebutuhan dasar
4. pelayanan barang dan jasa public goods, mixed goods.