A short history of Mechanics

The first to seriously ponder about the nature of nature where the ancient Greeks. However, following the Aristotlian views, logic was more important than experiment. Since it is logical that heavier bodies fall faster to the ground, it necessarily is the case. For example, an object which is twice as massive as another will reach the ground in half the time. This faulty perception (as did many others) continued for many centuries. Modern scientific revolution began in the latter half of the 16th century. The first major cracks in aristotlian "status quo", came with Nicolaus Copernucus who chalanged Aristo's geocentric view by placing the sun at the "center". His ideas were publiched in 1543. Using Tycho Brahe's superb planetary observations, Kepler then improved Copernicus' picture and derived his famous planetary laws of motion. These were published in 1609.

Instruments of Revolutions: Galileo's telescope (at the Florence museum of the history of science). The discovery of craters on the moon and the four large moons of Jupiter demonstrated that the heavens are non perfect and that they too are subject to natural law. Later, Galileo who is the forefather of experimental physics and astronomy, began experimenting and taking astronomical observations. He found that the Heavens are not as perfect as previously beleived (e.g, by noticing craters on the moon, or other moons orbiting Jupiter) and he could also quantify for the first time simple mechanical results, such that the velocity of a ball rolling down an incline increases in proportion to the square root of time or that objects of different masses fall at the same speed. Other contemporary contributions to the scientific revolution are those of the "science philosephers" Sir Francis Bacon and Giordano Bruno. Bacon's scientific philosiphy is the basis for modern scientific methodology. Namely, drawing knowledge from the natural world through experimentation, observation, and testing of hypotheses. His contemporary Bruno, is the first to suggest that even the sun is not at the center of the universe, that other stars are like the sun and they too may have life harboring planets. For this and other herecies, he was burned at the stake in 1600. The greatest theoretical breakthrough was acheived of course with Sir Isaac Newton. He formulated three basic laws of motion to describe both earthly and celestial objects, pubished in

his famous "hilosophiae Naturalis Principia Mathematica" in 1687 (aka "Principia" for short). Along the way, he also invented the calculus required to use these laws. Incidentally, the notation we use today follows the independent derivation by Leibniz, not the one by Newton. Over more than a century following the Newtonian formulation, the notion of energy slowly evolved. First steps towards the understanding of kinetic energy were already done by Leibniz, in the late 17th century, but it took many more decades of thought and experiment by several people to realize that total energy, which includes mechanical, potential and thermal, is conserved. This equivalent between mechanical work and heat was independantly concluded by Julius Robert von Mayer and James Prescott Joule, around 1843. A few years later, the idea was generalized by Hermann von Helmholtz. In 1786, Lagrange published his formulation for mechanics. Unlike the Newtonian formalism, Largranges' did not include the notion of force, but instead was based on the minimization of action, related to kinetic and potential energies. Using the formalism, many problems which seems hopelessly complicated in the Newtonian formalism become surprisingly simple. A few decades later, in 1833, Hamilton published his a yet another reformulation of classical mechanics. It too avoids using the somewhat problematic notion of forces. In the 20th century, this formalism was the basis for the development of quantum mechanics.
Sejarah singkat Mekanika Yang pertama untuk secara serius merenungkan tentang sifat alam di mana orang-orang Yunani kuno. Namun, setelah dilihat Aristotlian, logika lebih penting daripada eksperimen. Karena logis bahwa tubuh lebih berat jatuh lebih cepat ke tanah, itu selalu terjadi. Misalnya, sebuah benda yang dua kali massa lain akan mencapai tanah dalam separuh waktu. Persepsi yang salah (seperti yang dilakukan banyak orang lain) berlangsung selama berabad-abad. Revolusi ilmiah modern mulai pada paruh kedua abad ke-16. Celah-celah besar pertama di aristotlian "status quo", datang dengan Nicolaus Copernucus yang chalanged pandangan geosentris Aristo dengan menempatkan matahari di "pusat". Gagasan-gagasannya publiched pada 1543. Menggunakan pengamatan yang luar biasa Tycho Brahe planet, Kepler kemudian diperbaiki gambar Copernicus dan berasal hukum terkenal planet gerak. Ini diterbitkan pada 1609. Instrumen Revolutions: teleskop Galileo (di museum Florence dari sejarah ilmu pengetahuan). Penemuan kawah di bulan dan empat bulan besar Yupiter menunjukkan bahwa surga tidak sempurna dan bahwa mereka juga tunduk pada hukum alam. Kemudian, Galileo yang merupakan nenek moyang dari percobaan fisika dan astronomi, mulai bereksperimen dan mengambil pengamatan astronomi. Ia menemukan bahwa langit tidak sesempurna sebelumnya beleived (misalnya, dengan melihat kawah di bulan, atau bulan lain yang mengorbit Jupiter) dan ia juga bisa mengukur untuk hasil kalinya sederhana mekanis, seperti bahwa kecepatan bola bergulir di sebuah tanjakan meningkat secara proporsional dengan akar kuadrat dari waktu atau bahwa benda massa berbeda jatuh dengan kecepatan yang sama.

Kontribusi kontemporer lain untuk revolusi ilmiah adalah dari "philosephers ilmu" Sir Francis Bacon dan Giordano Bruno. Philosiphy ilmiah Bacon adalah dasar metodologi ilmiah modern. Yaitu, menggambar pengetahuan dari alam melalui eksperimen, observasi, dan pengujian hipotesis. Nya Bruno kontemporer, adalah yang pertama untuk menunjukkan bahwa bahkan matahari tidak di pusat alam semesta, bahwa bintang-bintang lain seperti matahari dan mereka juga memiliki planet kehidupan menyimpan. Untuk herecies ini dan lainnya, dia dibakar di tiang pancang pada tahun 1600. Terobosan teoritis terbesar yang dicapai tentu saja dengan Sir Isaac Newton. Ia merumuskan tiga hukum dasar gerak untuk menggambarkan benda baik duniawi dan surgawi, pubished dalam terkenal "Naturalis Principia Mathematica hilosophiae" di 1687 (alias "Principia" singkatnya). Sepanjang jalan, dia juga menemukan kalkulus diperlukan untuk menggunakan hukum-hukum ini. Kebetulan, saat ini kita gunakan notasi berikut derivasi independen oleh Leibniz, bukan yang oleh Newton. Selama lebih dari satu abad setelah formulasi Newton, gagasan energi perlahan-lahan berevolusi. Langkah pertama menuju pengertian energi kinetik sudah dilakukan oleh Leibniz, pada abad ke 17-an, tapi butuh beberapa dekade lebih pemikiran dan percobaan oleh beberapa orang untuk menyadari bahwa energi total, yang meliputi mekanik, potensi dan termal, adalah kekal. Ini setara antara kerja mekanik dan panas yang independantly disimpulkan oleh Julius Robert von Mayer dan James Prescott Joule, sekitar 1843. Beberapa tahun kemudian, ide itu digeneralisasi oleh Hermann von Helmholtz. Pada tahun 1786, Lagrange diterbitkan formulasi nya untuk mekanik. Berbeda dengan formalisme Newton, 'Largranges tidak termasuk pengertian daya, melainkan didasarkan pada minimalisasi tindakan, terkait dengan energi kinetik dan potensial. Menggunakan formalisme, banyak masalah yang tampaknya putus asa rumit dalam formalisme Newtonian menjadi mengherankan sederhana. Beberapa dekade kemudian, pada 1833, Hamilton menerbitkan nya lagi reformulasi mekanika klasik. Ini juga menghindari menggunakan gagasan agak bermasalah pasukan. Pada abad ke-20, formalisme ini adalah dasar bagi pengembangan mekanika kuantum.