You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang air yaitu Hampir tanah dapat diketahui menangkap tanah dengan dan

Terbentuknya zona geologi

memperhatikan distribusi air bawah permukaan dan struktur kemampuan seluruh air menghasilkanair. diperkiraka

merupakan bagian dari siklus hidrologi, termasukair permukaan dan air atmosfir (meteor). Keberadaan dan umur air tanah telah sering dibicarakan, dan radioisotop dapat digunakan untuk menentukan umur air tanah.Hidrogen-3 (tritium) dan karbon-14 adalah dua isotop yang terbukti sangat bermanfaat untuk menentukan umur air tanah. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang melalukan kegiatan lapangan yang menjadi bahan acuan yang mendominasi untuk mengtehui apa yang belum diketahui. Karena semua fenomena hidrologi berubah menurut waktu, maka disebut penelitian yang dibarengi dengan hukm kepastian, proses tersebut tidak tergantung pada peluang. Aliran air tanah merupakan contoh proses deterministik. Karena laju liran sebanding dengan gradien hidrolik. Proses determinasi juga merupakan yang tidak berubah karena waktu. Tetapi jika perubahan variabel merupakan faktor peluang, prosesnya dinamakan statistik atau probabilistik. Pada umumnya proses statistik sebagai proses yang tidak tergantung waktu. Lengkung durasi aliran air bawah tanah merupakan contoh proses probalistik dan kebanyakan proses hidrologi termasuk termasuk proses statistik. Proses hidrologi terdiri dari kompnenkomponen deterministik dan statistik. besasrnya kadar masing-

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

masing komponen tersebut dapat diselesaikan secara dinamistik dan ststistik. Karena proses-proses maka non stasioner secara hidrologi matematis sangat sulit, proses-proses

diselesaikan secara stasioner. Ilmu hidrologi dapat dibagi menjadi hidrologi paramatik dan hidrologi stakastik. Hidrologi parmatik didefenisikan sebagai pengembangan dan analisis hubungan studi dan antara parameterhidrologi parameter fisik yang dimasukan kedalam kejadian sintesa kejadian-kejadian hidrologi penelitian parametrik dapat melibatkan penggunaan model-model fisik analog dan digital atau analisis fisik tradisional. Salah satu penerapan yang penting adalah penataan kembali urutan waktu kejadian-kejadian hidrologi yang historik dan usaha menghasilkan urutan nonhistorik yang representatik. 1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan yang tiada lain hanyalah untuk: a. untuk mangetahui pola aliran air bawah tanah mengenai tata cara aliran air bawah tanah. b. Mengikuti lapangan dan berkompetensi yang aktif dalam untuk praktikum hidrologi dilakukan penambahan

wawasan yang ,dikaji dalam Ilmu geografi . c. Membarikan rasa kekompakan yang bersifat positif dan sikap kerjasama antar mahasiawa program studi geografi. d. Untuk mengetahui arah pergerakan air bawah tanah 1.3 Nama acara Nama acara yang dilakukan pada penelitian ini yaitu : Pengukuran Muka Air Tanah.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

1.4 Manfaat Praktikum atau penelitian yang dilakukan pada periode ini pola aliran air sungai" pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk melakukan penelitian berikutnya. Adapun garis-garis besar mengnai manfaat yang dapat dirasakan dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan tata cara pengolahan air bawah tanah. 2. Bagimana cara dalam pembuatan peta kontur mengenai pola aliran air bawah tanah. 1.5 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang kami butuhkan pada penelitian ini adalah: 1. Roll meter 2. GPS 3. Alat pengukur kedalaman sumur 4. Sumur-sumur warga 5. Kalkulator 6. Peta dasar 7. Alat tulis menulis

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

BAB II TEORI SINGKAT 2.1 Dasar Teori Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer. Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut: a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer. c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) atmosfer.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air. d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan. Tolman (1937) dalam Wiwoho (1999) mengemukakan bahwa air tanah dangkal pada akifer dengan material yang belum termampatkan di daerah beriklim kering menunjukan konsentrasi unsur-unsur kimia yang tinggi terutama musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan kapiler air tanah dan tingkat evaporasi yang cukup besar. Besar kecilnya material terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. Disamping itu umur batuan juga mempengaruhi tingkat kegaraman air, sebab semakin tua umur batuan, maka semakin tinggi pula kadar garam-garam yang terlarut di dalamnya. Todd (1980) dalam Hartono (1999) menyatakan tidak semua formasi litologi dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik. Berdasarkan pengamatan lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut: a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

dataran banjir serta tanggul alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil. b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan (abandoned valley), tersusun oleh materi lepaslepas yang berupa pasir halus sampai kasar. c. Dataran (plain), ialah bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer yang baik. d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan di sekitarnya. e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder. 1. Gerakan Air Tanah Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan (Utaya, 1990). 2. Kondisi Air Tanah Dataran Alluvial Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan,

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. Air tanah daerah dataran pantai selalu terdapat dalam sedimen kuarter dan resen yang batuannya terdiri dari pasir, kerikil, dan berinteraksi dengan lapisan lempung. Pengertian susunan litologi dari butir kasar ke halus membentuk suatu kondisi air tanah tertekan, cekungan air tanah antar gunung mempunyai potensi yang cukup besar. Beberapa bentuk lahan asal fluvial adalah sebagai berikut : (1) Kipas Alluvial (Alluvial fan); (2) Crevasse-Splays; (3) Tanggul alam (Natural lever); (4) Poin bar; (5) Dataran banjir; (6) Cekungan fluvial (Flood plain); (7) Teras Alluvial; (8) Delta Volume air tanah dalam dataran alluvial di tentukan oleh tebal dan penyebaran permeabilitas dari akifer yang terbentuk dalam aluvium dan dilluvium yang mengendap dalam dataran. Apabila suatu daerah materi penyusunnya atas materi halus (liat/berdebu) umumnya permeabilitasnya kecil, sedangkan suatu daerah yang tersusun atas pasir dan kerikil permeabilitasnya besar. Air tanah yang mengendap di dataran banjir ditambah langsung dari peresapan air susupan. Permukaan air tanahnya dangkal sehingga pengambilan air

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

dapat dengan sumur dangkal. Dataran alluvial unsur-unsur yang dominan adalah unsur NO2, NO3, Ca, Mg, Si, dan Fe. Kelebihan Nitrit karena pengaruh zat buangan (urine), pembusukan organik dari hasil reduksi nitrat yang ada disekitar air tanah (Karmono dan Joko Cahyo, 1978:11). Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor alam juga sebagai aktivitas manusia misalnya adanya lahan pertanian yang mengkonsumsi pupuk organik yang mengandung nitrat. 3. Asal-Usul dan Sifat-Sifat Air Tanah Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat pengertian pengertian (nature) tentang tersebut air tanah, agar tidak terjadi kesalahKesalahsumberdaya akan yang dikelola. tujuan

menjadikan

mewujudkan

kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang asal-usul dan sifat-sifat air tanah adalah : (1) Pembentukan Air Tanah Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu 8

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permiukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya. (2) Wadah Air Tanah Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air mata air disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah, misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

tekanan udara luar. Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya. Ditinjau dari kedudukannya terhadap permukaan, air tanah dapat disebut (i) air tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak tertekan, yakni yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman tergantung kesepakatan 15 sampai 40 m. (ii) air tanah dalam, umumnya berasosiasi dengan akuifer tertekan, yakni tersimpan dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m (apabila kesepakatan air tanah dangkal hingga kedalaman 40 m). (3) Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah Air tanah dapat terbentuk atau mengalir (terutama secara horisontal), dari titik /daerah imbuh (recharge), seketika itu juga pada saat hujan turun, hingga membutuhkan waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ribuan tahun,, tinggal di dalam akuifer sebelum muncul kembali secara alami di titik/daerah luah (discahrge), tergantung dari kedudukan zona jenuh air, topografi, kondisi iklim dan sifatsifat hidrolika akuifer. Oleh sebab itu, kalau dibandingkan dalam kerangka terbarukan. waktu umur rata-rata manusia, air tanah sesungguhnya adalah salah satu sumber daya alam yang tak

10

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

(4) Mutu Air Tanah Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Pola aliran air tanah merupakan salah satu kajian ilmiah yang menjadi bahan acuan dalam bidang ilmu geografi yang menjadikan segala bentuk pengolahan dan tata cara dalam meneliti pola aliran air sungai. Pola aliran sungai merupakan daerah di sekitar air tanah tempat air hujan terapung dan tempat dimana air hujan dialirkan kedalam tanah. Pada pola aliran air bawah tanah ini dilaksanan melalui beberapa cara yang kami lakukan yang mempunyai tujuan untuk mengetahui cara dan pola aliran air tanah yang berada pada daerah tertentu : Pola aliran air tanah, yaitu aliran air yang luas yang berada dibawah tanah yang mempunyai arah aliran yang berbeda-beda. sehingga memiliki daya tampung air yang besar. 2.1.1 Gambaran Umum Hidrologi

11

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

Hidrologi berasal dari bahasa yunani : ilmu air adalah cabang ilmu tekhnik sipil yang mempelajari pergerakan, distribusi dan kwalitas air diseluruh bumi. Termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan serta tekhnik sipil dan tekhnik lingkungan. Hidrologi juga meliputi hidrometeorologi, hidrologi air permukaan hidrogeologi manajemen, limbah, dan kwalitas air, dimana air memiliki peranan penting. Oceanografi dan meteorologi tidak termasuk karena air hanya satu dari aspek penting lainnya. Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi tekhnik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari

hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan tekhnik sipil luas antara lain: bendung, bendungan dan jembatan. Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan

dengan air dibumi, sorotan khusus pada propertis, denomena dan distribusi air diodaratan. Khususnya mempelajari kejdian air didarat, deskripsi pengruh bumi terhadap air, pengaruh fisik air terhadap lain: a. Pengukuran mencatat dan publikasi data besar b. Deskripsi propertis fenomena dan distribusi air di darat c. Analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada pada hidrologi daratan dam mempeljari hubungan air dengan kehidupan dibumi. Ruang lingkup hidrologi mencakup antara

12

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

d. Apklikasi teori-teori hidrologi unruk memecahkan masalah praktis. Pergerakan air dipermukaan bumi dinamakan siklus air. Suklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhanti dari atmosfer kebumi dan kembali keatmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses silus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinue. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, dan hujan gerimis atau kabut. Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada hubungannya dengan ilmu lain, seperti meteorolgi, klimatologi, geologi, agronomi kehutanan, dan ilmu tanah dan hidrolika. Menurut the Internnational assocition of scientific hidrologi, hidrologi dapat dibagi menjadi: a. Patamologi khususnya mempelajari aliran permukaan b. Limnologi khususnya mempelajari air danau c. Geohifrologi khusus mempelajari air yang ada dibawah permukaan tanah d. Kriolog khusus mempelajari es dan salju e. Hidrometeorologi khusus mempelajari problema yang ada diantara dan meteorologi. Siklus hidrologi juga merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan pada proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi menurut suyono (2006), adalah air yang menguap keudara kepermukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagi hujan atau salju kepermukaan laut atau daratan sedangkan siklus hidrologi menurut soemarto (1987) adalah gerakan air laut keutara, yang

13

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

kemudian jatuh kkepermukaan tanah lagi sebagai hijan auatu bentuk presipitasi lain, dan akhinya mengalir kelaut kembali. 2.1.2 Pengukuran muka air tanah Pengukuran muka air tanah dilakukan dengan menggunakan roll meter yang dilakukan secara manual dengan mengukur langsung kedalaman muka air tanah. Adapun yang dimaksud dengan debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran sungai (Das) yang sumber airnya berasal dari bawah tanah. Satuan debit yang duganakan dalam sistem satuan SI adalah meter kubik perdetik (m3/detik). Mnurut asdak (2002), debit aliran air bawah tanah adalah laju aliran air yang melewati pola aliran air bawah tanah. Dalam sistem SI besarnya debit dinyatakan dalam satu meter kubik. Debit aliran merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan dipindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tepat pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi. Leonard Euler (1707-1783) menyatakan bahwa fluida sebagi medan rapat masa dan medan vektor kecepatan. Tiap besaran yang digunakan untuk menyatakan keadaan fluida akan mempunyai nilai tertentu pada tiap titik dan ruang dan pada tiap saat. Menyatakan behwa rapat masa fan kecepatan pada tiap titik dalam ruang berubah dengan waktu dengan waktu. . Menurut leangrage (1736-1813) suatu cara menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel

14

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

didalam fluida. Hal ini sulit karena kita harus menyatakan koorfinat X,Y,Z dari patikel fluida dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida. Cara untuk mengukur pola aliran air tanah adalah dengan : a. Mengukur kedalaman air sumur b. Mencatat tinggi permukaan air yang ada dalam sumur warga c. Mencatat letak astronomis daerah tersebut d. Menggunakan pengukur kedalaman seperti meteran, tongkat berskala dll. 2.1.3 Asal Usul Air Tanah Tanah merupakan hal yang paling mutlak dalam

kemhidupan sehari-hari kerena tanah merupakan tempat dimana kita mencari hidup daln berrpijak maka tanah merupakan hal\ yang paling mendominasi dalam kehidupan kita. 2.2. Waktu dan lokasi Penelitian atau praktikum pengukuran muka air tanah yang kelompok kami lakukan berlokasi di kecamatan kota timur kota gorontalo, pada hari senin tanggal 18 juli 2010 pada pukul 11.00-12.45 wita.

2.3. Langkah Kerja 1. Menentukan lokasi yang harus diamati kedalaman muka air tanahnya 2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian 3. Melakukan pengukuran kedalaman sumur dengan menggunakan roll meter

15

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

4. Melnjutkan dengan mengukur muka air tanah dengan menggunakan roll meter 5. Selanjutnya mmengukur diameter sumur dengan menggukan roll meter 6. Maka setelah itu melakukan pencatatan data dari hasil pengamatan seperti mencatat titik koordinat, elevasi, ketinggian dan kedalamamn. 2.4 Hasil Pengamatan Berikut adalah data yang kami dapatkan pada praktikum yang kami lakukan di kec.kota timur kota gorontalo 2.5 Hasil dan Pembahasan

TABEL PENGAMATAN Nama Observer Kelompok Lokasi Pengamatan Hari/Tanggal No 1. 2. 3. Stasi Koordinat un HU1 N0003214,04 E12300332,76 HU2 N 0003255,8 E12300357,12 HU3 N 0003253,7 E12300358,32 4 HU4 N 0003254,24 E1230030,54 5 HU5 N 0003252,56 10 1,07 8,93 11 0,70 10,30 9 0,30 8,70 11 0,45 10,55 29 : Nila Kusuma : III ( tiga) : Kec. Kota Timur Kota Gorontalo : Senin, 18 Juli 2010 Altitude Kedalama (m) n level air (m) 0,60 Head total, h (m) 28,40 Ket

16

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

E 1230034,2 6 HU6 N0003247,34 E1230030,06 7 HU7 N 0003241,1 E1230030,72 8 9 HS1 N 0003214,04 E12300359,94 HS2 N 0003217,16 E 12300357,3 10 HS3 N 0003212,84 E12300354,36 11 HS4 N 0003214,1 E12300357,24 12 13 14 15 16 17 18 19 P1 P2 P3 P4 N 0003213,8 E 1230048,34 N 0003213,92 E 12300420,4 N 0003213,8 E12300421,36 N 0003215,9 E 12300427,3 TM1 N 0003214,88 E12300428,26 TM2 N 0003215,48 E 12300431,5 TM3 N 0003219,02 E12300431,8 TM4 N 0003217,76 12 1,66 10,34 10 2,42 7,58 11 2,50 8,50 11 1,46 9,54 9 1,00 8,00 14 1,70 12,30 15 1,60 13,40 12 1,14 10,86 16 1,13 14,87 14 0,27 13,73 6 0,28 5,72 12 0,74 11,26 13 0,34 12,66 14 0,38 13,62

17

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

E12300435,64 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 TM5 N 0003218,9 E12300438,94 TM6 N 0003220,7 E12300438,94 TM7 N 0003229,34 E12300444,64 TM8 N 0003219,38 E 12300459,7 TM9 N 0003210,5 E12300456,64 B1 B2 B3 B4 B5 B6 N 0003146,56 E12300435,22 N 0003146,38 E12300434,98 N 0003144,4 E12300437,32 N 0003145,36 E 12300439,6 N 0003142,96 E12300434,38 N 0003143,56 E 12300431,2 LYS1 N 0002926,64 E12300446,86 LYS2 N 0002926,64 E12300449,26 LYS3 N 0002928,74 E12300448,36 11 2,97 8,03 11 4,17 6,83 6 1,60 4,40 18 2,30 15,70 18 2,52 15,48 16 2,32 13,68 20 2,48 17,52 21 2,24 18,76 23 6,18 16,82 7 1,16 5,84 5 0,60 4,40 7 0,58 6,42 11 1,97 9,03 10 2,08 7,92

18

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

LYS4 N 0002927,78 E 12300445,6 LYS5 N 0002932,94 E12300442,36 LYU1 N 000300,84 E 1230043,78 LYU2 N 000302,16 E 1230042,82 LYU3 N 000303,48 E 1230042,4 LYU4 N 000304,14 E1230041,8 TL1 N 0003156,94 E12300349,32 TL2 N 000311,14 E12300349,08 TL3 N 000311,26 E12300314,22 TL4 N 000315,7 E12300351,48 TL5 N 000315,22 E12300351,18 BG1 N 0003136,84 E12300349,56 BG2 N 0003136,18 E 12300350,1 BG3 N 0003145,06 E12300352,02

9 9 8 6 7 9 3 5 3 5 5 7 4 5

1,18 1,82 0,85 1,02 1,45 2,72 0,98 0,96 0,80 0,94 0,52 1,63 1,68 1,87

7,82 7,18 7,15 4,98 5,55 6,28 2,02 4,04 2,20 4,06 4,48 5,37 2,32 3,13

19

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

BG4 N 0003145,36 E12300351,48 BG5 N 0003146,38 E12300350,88 IP1 N 0003152,92 E 1230042,28 IP2 N 0003153,94 E 1230043,42 IP3 N 0003151,9 E 1230042,88 IP4 N 0003148,96 E 1230044,14 IP5 N 0003152,38 E 1230044,2 M1 M2 M3 M4 M5 N 0003232,34 E 1230049,54 N 0003233,12 E 1230048,82 N 0003229,76 E12300410,56 N 0003229,28 E12300410,08 N 0003228,56 E 1230047,74

5 6 5 7 4 3 5 5 6 6 4 6

1,85 1,03 1,44 1,51 1,82 1,19 1,10 0,28 0,29 0,26 0,23 0,24

3,15 4,97 3,56 5,49 2,18 1,81 3,90 4,72 5,71 5,74 3,77 5,76

20

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

2.6 PETA KONTUR Peta kontur yang tergambar dibawah ini merupakan peta kontur pola aliran muka air tanah kecamatan kota timur kota gorontalo tempat tersebut merupakan tempat kami melakukan penelitian
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

21

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

22

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

Titik-Titik Koordinat Untuk Memplot Peta Kedalaman Muka Air Tanah No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. X 0.23 0.93 0.9 0.9 0.88 0.79 0.69 0.23 0.29 0.21 0.24 0.23 0.23 0.27 0.23 0.25 0.26 0.32 0.3 0.32 0.35 0.49 0.32 0.18 Y 0.55 1 1 0.01 0.07 0.001 0.01 1 0.9 0.91 0.95 0.14 0.34 0.36 0.46 0.47 0.53 0.53 0.59 0.65 0.65 0.74 1 0.94 Z 28.4 10.55 8.7 10.3 8.93 13.62 12.66 11.26 5.72 13.73 14.87 10.86 13.4 12.3 8 9.54 8.5 7.58 10.34 7.92 9.03 6.42 4.4 5.84

23

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

25 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.

0.78 0.77 0.74 0.76 0.72 0.73 0.44 0.44 0.48 0.46 0.55 0.01 0.04 0.06 0.07 1 0.02 0.02 1 0.09 0.61 0.77 0.75 0.77 0,77 0.88 0.9

0.59 0.58 0.62 0.66 0.57 0.52 0.78 0.82 0.81 0.76 0.71 0.06 0.05 0.04 0.03 0.82 0.82 0.24 0.86 0.85 0.83 0.84 0.87 0.86 0.85 0.04 0.06

16.82 18.76 17.52 13.68 15.48 15.7 4.4 6.83 8.03 7.82 7.18 7.15 4.98 5.55 6.28 2.02 4.04 2.2 4.06 4.48 5.37 2.32 3.13 3.15 4.97 3.56 5.49

24

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.

0.87 0.82 0.87 0.54 0.55 0.5 0.49 0.48

0.05 0.07 0.07 0.16 0.15 0.18 0.17 0.13

2.18 1.81 3.9 4.72 5.71 5.74 3.77 5.76

2.7 Pembahasan Lokasi praktikum hidrologi tentang pemetaan dan

pengukuran ketinggian muka air tanah ini tepat di Kec. Kota Timur Kota Gorontalo yg terdiri dari beberapa kelurahan. Masing-masing kelurahan tersebut memiliki titik koordinat yang berbeda-beda. Begitu pula dengan ketinggian lokasi masingmasing kelurahan dari permukaan laut. Sehingga ketinggian muka air tanah pada masing-masing lokasi itu berbeda pula. 2.8 interpretasi Dari adanya gambaran penampang diatas dapat di

interpretasikan hasil praktikum yang telah

dilakukan pada

penelitian yang kami lakukan maka hal yang dapat kami interpretasi dari pola aliran air tanah sutu tempat itu berbedabeda karena akibat dari berbagai macam perbedaan yang ditentukan oleh perbedaah tofografi, dan suatu wilayah yang berbeda-beda dan ketinggian muka airnya suatu wilayah juga berbeda- beda.

25

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pola aliran air tanah merupakan salah satu kajian ilmiah yang menjadi bahan acuan dalam bidang ilmu geografi yang menjadikan segala bentuk pengolahan dan tata cara dalam meneliti pola aliran air sungai. Pola aliran air tanah, yaitu aliran air yang luas yang berada dibawah tanah yang mempunyai arah aliran yang berbeda-beda. sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Aliran air tanah adalah kawasan aliran yang menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang ada disekitar daerah tersebut. Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan dengan air dibumi, sorotan khusus pada propertis, denomena dan distribusi air diodaratan. Khususnya mempelajari kejdian air didarat, deskripsi pengruh bumi terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan dam mempeljari hubungan air dengan kehidupan dibumi. Jenis-jenis akuifer Akuifer bebas, tertekan, semi tertekan dan akuifer semi bebas. Adapun asal usul air tanah adalah pembentukan air tanah dan Pengaliran dan imbuhan air tanah.

3.2 Saran Pada dasarnya penyusun laporan menyarankan agar dalam suatu penelitian harus dilengkapi dengan alat yang memadai sehingga dalam pengambilan sampel dapat bagi lebih kongkrit dalam sehingga dapat memberikan informasi melakukan pengamatan sampel. peneliti

26

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,Ir,A.G. dan sutejo mulyany. 1986. Tekhnologi pengairan pertanian. Jakarta : Bina Aksara Sosrodarsono, Ir. Suyono,cs. 1985. Hidrologi untuk pengairan. Jakarta : Pradnya Pramita http//www.scribd.com/doc/13589118/hidrologi

27

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

LAMPAIRAN

Gbr. Pegukuran ketinggian muka air tanah sampai kebibir sumur.

Gbr. Pengukuran ketinggian bibir sumur dari permukaan tanah.

Gbr. Pengukuran ketinggian bibir sumur dari permukaan tanah.

Gbr. Pengukuran ketinggian dari muka air tanah sampai kebibir sumur.

28

You might also like