You are on page 1of 12

LDR & PHOTODIODA

Tugas Komponen Sistem Kontrol

Edwin Nicholas Felicia Clara

- 0922004 - 0922015

Elfrida Sihombing - 0922019 LDR & PHOTODIODA

LDR
PRINSIP KERJA LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya semakin besar maka resistansi LDR semakin kecil, jika intensitas cahaya semakin kecil maka resistansi LDR semakin besar. LDR sering juga disebut dengan sensor cahaya. Cara merangkai LDR ada 2, tergantung dengan respon yang diinginkan. Rangkaian itu antara lain:

Cara kerja rangkaian 1 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar LDR membesar, maka hambatan LDR akan mengecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 1 semakin besar. Dan sebaliknya, jika intensitas cahaya disekitar LDR semakin kecil, maka hambatan LDR semakin besar. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 1 semakin kecil. Cara kerja rangkaian 2 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar LDR membesar, maka hambatan LDR akan mengecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 2 semakin mengecil. Dan sebaliknya, jika intensitas cahaya disekitar LDR semakin besar, maka hambatan pada LDR semakin kecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 2 semakin besar. LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).

KARAKTERISTIK LDR

Karakteristik LDR terdiri dari dua macam, yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral. 1. Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR type arus harganya lebih besar dari 200 K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux. 2. Respon Spektral LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik. Pada keadaan gelap tanpa cahaya sama sekali, LDR memiliki nilai resistansi yang besar (sekitar beberapa Mega ohm). Nilai resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh ke permukaannya semakin terang. Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai resistansinya dapat mengecil , lebih kecil dari 1 KOhm. Dengan sifat LDR yang demikian maka LDR biasa digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis.

APLIKASI LDR Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis PERCOBAAN PERANCANGAN

Akan di rancang sebuah sensor cahaya, dimana input diberi 5V, dan akan memiliki output 5V saat dalam keadaan gelap, dan memiliki output 0 V saat dalam keadaan cahaya terang. Dimana hambatan LDR akan bernilai < 1 kOhm saat terang dan diatas 1 MOhm saat dalam keadaan gelap. Misal kita menggunakan R1 senilai 10 kOhm.

R1

Saat Terang

Saat Gelap

Hasil Percobaan No Terang Hambatan LDR 1 2 102 140 0,04 V 0,06 V Vo Redup Hambatan LDR 1,80 k 1,98 k 0,82 V 0,89 V Vo Gelap Hambatan LDR 1,07 M 1,11 M 4,85 V 4,88 V Vo

3 4 5

244 816 535

0,12 V 0,29 V 0,25 V

4,10 k 2,04 k 2,18 k

0,96 V 1,12 V 1,03 V

1,54 M 1,03 M 1,09 M

4,81 V 4,83 V 4,91 V

LDR Dengan sumber 5 V Percobaan menentukan tegangan output LDR dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Intensitas cahaya (Lux) 05 24 39 72 405 749 1395 5460 16540 21100

Voltage 4.89 V 2.56 V 1.74 V 1.38 V 0.42 V 0.28 V 0.19 V 0.1 V 0.06 V 0.00 V

Tampak bahwa semakin besar intensitas cahaya yang diberikan pada LDR maka semakin kecil tegangan outputnya.

Voltage
6 5 4 3 2 1 0 1 10 100 1000 10000 100000

Voltage

LUX

Cahaya LED Merah LED Hijau Biru Infrared Laser

Intensitas (Lux) 223 1849 126 80 532

Voltage 0.72 0.30 0.86 1.68 0.36

Dari percobaan dibuktikan bahwa semakin tinggi intensitas cahayanya maka semakin kecil tegangan outputnya.

PHOTODIODA

Komponen ini akan mengubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra red menjadi sinyal listrik ( dalam hal ini arus listrik ). Merupakan sambungan dioda PN yang memiliki kepekaan terhadap radiasi gelombang Elektromagnetik (EM) ketika jatuh pada sambungan. Dikarenakan sambungan PN sangatlah kecil, dibutuhkan lensa untuk memfokuskan radiasi yang datang agar mendapatkan respon yang baik. Keunggulan device ini adalah nilai waktu responnya sangatlah cepat. Kebanyakan memiliki waktu respon mendekati 1 Mikrodetik, bahkan ada yang mendekati 1 nano detik. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka arus bocor pada sambungan PN semakin besar sehingga arus yang lewat sambungan semakin kecil.

PRINSIP KERJA PHOTODIODA Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa. Cara tersebut di dalam sebuah photodioda digunakan untuk mengumpulkan photon menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda. Photodiodes dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap

cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 - 11000 untuk silicon, 8000 20,000 untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa. cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon - menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda. Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared.

KARAKTERISTIK PHOTODIODA Sebuah photodioda, biasanya mempunyai karakteristik yang lebih baik daripada phototransistor dalam responya terhadap cahaya infra merah. Biasanya photodioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor. Sebuah photodioda biasanya dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa fresnel. Lensa ini merupakan lensa cembung yang mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Lensa tersebut juga merupakan filter cahaya, lebih dikenal sebagai optical filter, yang hanya melewatkan cahaya infra merah saja. Walaupun demikian cahaya yang nampak pun masih bisa mengganggu kerja dari dioda infra merah karena tidak semua cahaya nampak bisa difilter dengan baik. Faktor lain yang juga berpengaruh pada kemampuan penerima infra merah adalah active area dan respond time. Semakin besar area penerimaan suatu dioda infra merah maka semakin besar pula intensitas cahaya yang dikumpulkannya sehingga arus bocor yang diharapkan pada teknik

reversed bias semakin besar. Selain itu semakin besar area penerimaan maka sudut penerimaannya juga semakin besar. Kelemahan area penerimaan yang semakin besar ini adalah noise yang dihasilkan juga semakin besar pula. Begitu juga dengan respon terhadap frekuensi, semakin besar area penerimaannya maka respon frekuensinya turun dan sebaliknya jika area penerimaannya kecil maka respon terhadap sinyal frekuensi tinggi cukup baik. Respond time dari suatu dioda infra merah (penerima) mempunyai waktu respon yang biasanya dalam satuan nano detik. Respond time ini mendefinisikan lama agar dioda penerima infra merah merespon cahaya infra merah yang datang pada area penerima. Sebuah dioda penerima infra merah yang baik paling tidak mempunyai respond time sebesar 500 nano detik atau kurang. Jika respond time terlalu besar maka dioda infra merah ini tidak dapat merespon sinyal cahaya yang dimodulasi dengan sinyal carrier frekuensi tinggi dengan baik. Hal ini akan mengakibatkan adanya data loss. Filter Optikal Filter ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai lensa fresnel dan juga sebagai filter cahaya yang masuk ke area penerimaan dioda infra merah. Biasanya terbuat dari bahan polycarbonate berbentuk cembung dan transparan. Filter opikal ini akan membatasi cahaya-cahaya yang tidak diinginkan kecuali cahaya infra merah sehingga tidak mengganggu sinyal cahaya infra merah yang diterima oleh detektor/area penerima. Current to Voltage Converter Arus bocor yang dihasilkan oleh detektor photodioda besarnya linier terhadap intensitas cahaya infra merah yang dimasukkan ke dalam area penerimaan. Oleh sebab itu arus ini harus dirubah ke tegangan agar dapat didapatkan sinyalnya kembali.

APLIKASI Rangkaian Receiver InfraRed

PERCOBAAN PERANCANGAN Akan di rancang sebuah sensor photidoda-infrared, dimana input diberi 5V, dan akan memiliki output 5V saat tidak terpantul inframerah, dan memiliki output 0V saat terpantul sinar inframerah. Saat photodiode tidak menerima sinar inframerah, maka arus photodioda kecil, Meyebabkan tegangan keluaran menjadi besar. Saat photodiode menerima pantulan sinar inframerah, arus photodioda menjadi besar, menyebabkan tegangan keluaran menjadi kecil.

No

Vo saat tak terpantul inframerah

Vo saat terpantul inframerah 1,32 V 1,30 V 1,35 V 1,48 V 1,42 V

1 2 3 4 5 Hasil Percobaan \

3,56 V 3,48 V 3,54 V 3,63 V 3,51 V

Untuk mendapatkan hasil 0V saat terpantul inframerah dan 5 V saat tidak terpantul, kita gunakan IC LM339 sebagai komparator, yang berfungsi untuk membandingkan Vinput-nya dengan Vref, saat Vin lebih besar dari Vref, maka Vo akan mencapai Vcc, dan saat Vin lebih kecil dari Vref, maka Vo akan 0 V.

Vref diberi tegangan 2,5 V, di dapat dari pembagi tegangan 2 resistor. Sehingga, saat Vin >2,5 V maka Vo nya akan menjadi 5V, dan saat Vin <2,5 V, maka Vo akan menjadi 0 V.

Hasil Percobaan No Vo saat tak terpantul inframerah 1 2 3 4 5 4,93 V 4,90 V 4,92 V 4,93 V 4,92 V Vo saat terpantul inframerah 0,04 V 0,06 V 0,05 V 0,05 V 0,06 V

Percobaan menentukan V output Photodioda saat terpantul sinar dari LED merah, hijau, biru, infrared, dan laser
Cahaya LED merah LED BIRU LED Hiijau Infrared Laser 1 3.70 3.12 3.44 0.06 2.55 Vo jarak 1 cm 2 3 3.65 3.72 3.32 3.41 0.12 2.44 3.25 3.37 0.21 2.57 Vout Jarak 5cm 1 2 3 Rata 4.14 4.05 4.08 4.09 4.04 4.18 3.32 2.18 4.01 4.16 3.44 2.48 4,11 4.21 3.37 2.47 4.03 4.18 3.38 2.38 Vout Jarak 10 cm 1 2 3 Rata 4.21 4.24 4.25 4.23 4.20 4.23 4.14 2.49 4.23 4.25 4.19 2.45 4.24 4.27 4.16 2.52 4.23 4.25 4.16 2.49

Rata 3.69 3.23 3.4 0.13 2.52

Tegangan output Photodioda dengan LED merah lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya yang lain dan semakin jauh jaraknya maka nilai tegangan outputnya semakin meningkat.

KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan pada saat LDR diberi cahaya, maka dapat dilihat bahwa cahaya yang terang menyebabkan hambatan dari LDR kecil yang mengakibatkan tegangan outputnya kecil mendekati perhitungan secara teori. Cahaya diperoleh dari sumber yang berbeda-beda (led merah,hijau,biru,inframerah,dan laser),dan menghasilkan besar intensitas cahaya yang berbeda-beda juga. Percobaan tersebut juga membuktikan karakteristik pada LDR yaitu respon sprektal (LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya. Panjang gelombang mempengaruhi intensitas cahaya,yang pada percobaan ini diukur dengan menggunakan alat luxmeter). Pada percobaan photodioda, saat photodioda tidak menerima sinar inframerah maka arus photodioda kecil dan tegangan outputnya mendekati Vc. Sebaliknya saat photodioda menerima pantulan sinar inframerah, arus photodioda menjadi besar menyebabkan tegangan ouput menjadi kecil mendekati 0. Dari percobaan juga dapat disimpulkan,semakin jauh jarak sumber cahaya yang dapat ditangkap oleh photodioda,maka semakin kecil arus pada photodioda (kemampuan photodiode menerima cahaya dipengaruhi oleh jarak). Cahaya inframerah merupakan sumber cahaya paling baik yang cahayanya bisa ditangkap oleh photodioda karena inframerah mempunyai intensitas cahaya paling rendah (semakin rendah intensitas cahaya, maka arus bocor pada sambungan PN semakin kecil sehingga arus yang lewat sambungan semakin besar).

You might also like