You are on page 1of 4

Contoh Karya Ilmiah Biologi by >> rvbs.blogspot.com more ?? visit us rvbs.blogsp ot.com BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sapi (Bison benasus L) merupakan ternak ruminansia besar yang mempunyai banyak m anfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan, seperti daging, susu, kulit, tenaga dan kotoran. Selain itu urinenya juga bisa dimanfaatkan. Urine sapi (Bison benas us L) bisa di buat pupuk cair sebagai pestisida untuk tanaman. Penulis telah mem buat pupuk cair dan hasilnya cukup baik Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini sangatlah mudah dan t idak membutuhkan waktu lama serta baik untuk tanaman dibandingkan dengan pupuk b uatan pabrik. Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair ini juga mudah di da pat dan biayanya relatif murah. Dengan adanya pembuatan pupuk cair ini masyaraka t diharapkan mau mencoba membuat dan memakinya. Produk yang dibuat ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah, pem buatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pup uk cair ini mengandung protein yang menyuburkan tanaman dan tanah seperti padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, bunga dan lain-lain. Produk ini berfungsi sebagai pengusir hama tikus, wereng, walang sangit, dan penggerek serta sebagai sumber pupuk organik. Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini membutuhkan bahan tam bahan lainnya agar urine berkomposisis kimia yag baik. Bahan tambahan ini sepert i lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, dan tetes tebu. Untuk l engkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali maksud penambahan bahan-bah an ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disuk ai hama. Untuk tetes tebunya untuk fermentasi urine sapi (Bison benasus L) dan m enyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena tetes ini mengandung bakteri Sacharomyces cereviceae. Berdasarkan uraian tersebut penulis mengambil penelitia n yang berjudul "FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTU K MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN". B. Pembatasan masalah Urine sapi yang digunakan sapi (Bison benasus L) jantan jawa dirumah Bapak Ridhi yanto desa Ngemplak, Kecamatan Ngadirojo Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, ken cur, butrowali dibeli dipasar Ngadirojo Tetes tebu dan starter atau bibit bakteri Sacharomycec sereviceae dibeli di Bapa k Panut sentra produksi Alkohol Bekonang. C. Permasalahan Apakah urine sapi (Bison benasus L) bisa dijadikan pupuk cair untuk meningkatkan produksi pertanian? D. Tujuan Penelitian Untuk memanfaatkan urine sapi (Bison benasus L) untuk dibuat pupuk cair untuk me ningkatkan produksi pertanian E. Manfaat Penelitian Memanfaatkan limbah petarnakan khususnya urine sapi untuk pupuk cair Meningkatkan intensifikasi pertanian Meningkatkan masyarakat untuk berwirausaha sendiri Untuk perkembangan teknologi pertanian BAB II LANDASAN TEORI Siapa bilang air kencing sapi merusak lingkungan. Buktinya, sapi di Sumatra Bara

t (Sumbar), tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Air kencing dari satu ekor sapi mamp menyuburkan sekitar empat hektare sawah yang setiap hektare nya bisa menghasilkan enam hingga delapan ton padi atau gabah.Air kencing, ya te tap air kecing, yang keluar dari alat vital sapi,. Kandungan kimia urine sapi ad alah N : 1,4 sampai 2,2 %, P: 0,6 sampai 0,7%, dan K 1,6 sampai 2,1. Namun sebel um keluar dari tubuh sapi itu, makanan sapi harus direkayasa dulu. Awalnya, hasi l penemuan yang disebut sistem pupuk organik urine sapi (kosarin), semata-mata m emang bukan untuk menyuburkan tanaman atau tumbuhan. Melainkan untuk menyuburkan sapi. Cara menggemukkan sapi ini dengan memberikan makanan jeram dicampur garam dan enzym Bossdext (Setiono Hadi, 2004). Peningkatan produksi jahe di Indonesia sangat diperlukan, yang dapat dilakukan m elalui perbaikan tehnik budidaya terutama pada fase awal pertumbuhan tanaman. Pe nggunaan pupuk kandang dan urin sapi sebagai zat pengatur tumbuh diharapkan mamp u memperbaiki pertumbuhan tanaman jahe sehingga produksinya meningkat. Penelitia n ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis pupuk kandang, pengaruh konsentrasi urin sapi dan interaksi antara penggunaan beberapa macam pupuk kand ang dan konsentrasi urin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe muda ( Hary Witriyono, 1993). Budidaya tanaman kencur di pedesaan umumnya masih bersifat sampingan. Maka tidak heran bila kuantitas dan kualitasnya beraneka ragam. Buku ini menyajikan cara p enanaman kencur agar dapat memperoleh hasil yang maksimal ( Rahmat Rukmana, 1994 ). Brotowali adalah tanaman asli Asia Tenggara. Di balik rasanya yang pahit,ternyat abrotowali mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit, ringan dan berat, seperti diabetes mellitus, hepatitis, rematik, dan gatal-gatal. Harapannya, dengan buku ini pembaca bisa mengaplikasikan atau meramu sendiri resep-resep obat dari brot owali. Sebagai pelangkap, buku ini disertai juga dengan pengalaman para pengguna nya ( Budy Kresnady, 2003). Kunyit sudah lama dikenal sebagai tanaman untuk bumbu dapur. Selain itu, kunyit juga sudah turun temurun digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Akhir-a khir ini, kunyit juga sudah diolah secara modern dalam skla industri sebagai bah an baku obat, kosmetik, dan pewarna tekstil. Ramuan obat berbahan kunyit dijelas kan dalam buku ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengolah sendiri resep-resep tersebut ( Winarto, 2004). Masyarakat semakin menyukai cara pengobatan atau pencegahan gangguan kesehatan d engan bahan-bahan alami. Jahe, Kunyit, Kencur, dan Temulawak merupakan bahan ala mi yang berkhasiat bagi kesehatan. Salah satu bentuk penyajiannya adalah dengan dibuat menjadi minuman yang cepat saji dan praktis, dengan kata lain dikemas dal am bentuk bubuk instan. Buku ini memberikan informasi lengkap, mulai dari pengen alan komoditasnya, peralatan, proses pembuatan, pengemasan, pemasaran, hingga an alisis usaha instan jahe, kunyit, kencur, dan temulawak ( Prastyo, 2003). Temu-temuan dan empon-empon banyak dimanfaatkan untuk bumbu masak, bahan minuman , bahan kosmetika, dan bahan obat/jamu tradisional. Komoditas temu-temuan dan em pon-empon saat ini tidak hanya dikenal di dalam negeri melainkan juga di luar ne geri. Dengan demikian, komoditas ini memiliki prospek pasar yang sangat luas seh ingga patut diperhitungkan oleh para petani ataupun pemerintah karena dapat mend atangkan pendapatan tambahan bagi petani dan devisa bagi negara. Buku ini menyaj ikan aneka temu-temuan dan empon-empon, baik yang sudah dikenal oleh masyarakat maupun yang belum, mulai dari pengenalan masing-masing komoditas, budidaya, manf aat, dan khasiatnya (Fauzilah Muhlisin, 1999). Infeksi cacing tidak selalu menimpa anak-anak. Siapa pun bisa terinfeksi bila po la hidupnya kurang higienis. Untuk mengusir cacing dari saluran pencernaan kita itu bisa digunakan bahan-bahan alami di sekitar kita. Di antaranya temu ireng (h

itam) atau temu giring ( Aliadi, 1996). Tetes atau ampas tebu adalah cairan kental sisa kristalisasi dari pabrik gula. B adek adalah bibit fermentasi ciu yang diambil dari sisa penyulingan ciu sebelumn ya. Setelah diaduk, pada permukaan campuran bahan dasar ciu akan keluar buih. Ca mpuran bahan dibiarkan sampai tujuh hari sampai buih menghilang, baru siap dimas ak, Bagi pembuat ciu, kalau badek habis atau tak sanggup menghasilkan buih pada campuran bahan ciu, berarti produksi mandek. Hasil sulingan tetes tebu biasanya mengandung alkohol 30-45 persen. Produsen ciu di Bekonang umumnya juga memproduk si alkohol 90 persen. Alkohol itu campuran tetes tebu yang disuling dua kali. Set elah jadi ciu, dimasak lagi, ditambah zat kimia kostik. Jadinya alkohol 90 perse n,.Dari 200 liter campuran bahan akan menghasilkan 30 liter ciu setelah melewati tiga jam penyulingan. Kalau tetesnya bagus uapnya keluar cepat. Kalau jelek bis a empat jam baru selesai, Ciu paling jelek kandungan alkoholnya berkisar 25 pers en. Hasil sulingan ciu berwarna agak keruh ( Taman Kembang Pete, 2006) Wibowo (1989) menyatakan bahwa fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pe mecahan karbohidrat dari asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksi gen. Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim a amilase dan enzim glukosidose, dengan adanya kedua enzim terseb ut maka pati akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi alkhohol. Buckel (1987) menyatakan bahwa fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pan gan yang disebabkan oleh enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroo rganisme dan interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan kegiatan terse but dan zat zat yang merupakan pembentuk bahan pangan tersebut. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi SMA Pancasila 1 Wonogiri 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan 2 minggu selama bulan Desember B. Alat dan Bahan C. Pelaksanaan Penelitian Urine sapi (Bison benasus L) di tampung dan dimasukkna ke dalam drum plastik Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kem udian dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter Sacharomyces cereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berg una untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah m ikroba menguntungkan yang ada didalam tanaah. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari. Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas. D. Hasil yang dicapai Setelah pembuatan pupuk cair selesai hasilnya bagus. Urine sapi (Bison benasus L ) sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau ur ine, tetapi setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman , dan sudah tidak berbau urine. Penulis sudah mencobakan pada tanaman sayur dan

bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnuya kelihatan segar dan hijau serta ulat yang menghin ggapinya hilang. Pupuk cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan pertanian ser ta memberikan keuntungan bagi kita. E. Perhitungan Biaya Wirausaha F. Sasaran Pemasaran Dalam pembuatan pupuk cair yang bahan dasarnya urine sapi (Bison benasus L) ini yang menjadi sasaran adalah masyarakat khususnya petani dan pengusaha peternakan , karena pupuk cair ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Di dalam menyusun lapora ini penulis memperoleh kesimpulan: Limbah cair peternakan khususnya urine sapi (Bison benasus L) dapat digunakan se bagai pupuk cair dengan menambahkan bahan tambahan didalamnya seperti lengkuas, kunyit, temuireng, jahe, kencur, brotowali, tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae. Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini mesyarakat dapat memanfa atkan limbah urine sapi (Bison benasus L) dari peternakan sapi (Bison benasus L) . Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini masyarakat dapat meningk atkan penghasilan dan dapat berwirausaha B. Saran Harus ditingkatkan pengetahuan bioteknologi kita biar dapat menghasilkan produk baru yang bermanfaat bagi manusia. Harus ada pembinaan Karya Ilmiah Remaja di SMA Pancasila 1 Wonogiri secara berke lanjutan, untuk meningkatkan Ilmu pengetahuan. Fasilitas LAB IPA khususnya Biologi perlu dilengkapi, sehinggha dalam praktek bi sa berjalan dengan lancar. semoga bermanfaat broda. Read more: Contoh Karya Ilmiah Biologi - Kutas-s

You might also like