You are on page 1of 33

TUGAS BESAR

PERENCANAAN STRUKTUR 5 LANTAI


(Gedung Didirikan Di Wilayah Banda Aceh)

DI SUSUN OLEH :

NAMA NIM UNIT MATA KULIAH DOSEN PENGASUH

: IMAM SAPUTRA : 0903010046 :B : REKAYASA GEMPA : MUSBAR, ST.,MT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ALMUSLIM 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Judul Tugas Besar Judul dari tugas besar ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 Lantai, dengan mengambil lokasi di Banda Aceh.

1.2. Latar Belakang Tugas Besar Seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia khususnya didaerah Aceh, maka semakin meningkat pula kebutuhan pembangunan untuk menunjang aktivitas, namun pertumbuhan penduduk ini pada kenyataannya tidak mungkin di imbangi oleh bertambahnya lahan, sehingga bentuk bangunan Horizontal tak mungkin lagi dijadikan sebagai solusi pembangunan, oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan lahan pembangunan maka bangunan vertikal atau gedung bertingkat menjadi salah satu alternatif yang sering digunakan terutama di kotakota besar yang populasi penduduknya padat. Dalam konstruksi bangunan gedung bertingkat terdapat beberapa alternatif jenis konstruksi, salah satunya dengan konstruksi beton bertulang, yaitu konstruksi yang dibentuk dari adukan beton dan tulangan baja. Beton bertulang adalah alternatif yang sering digunakan dikarenakan mampu membentuk konstruksi bagunan yang lebih kuat serta dari sudut pandang estetika beton bertulang lebih mudah dibentuk.

Konstruksi apapun, terutama konstruksi dengan beton bertulang tidak terlepas dari elemen-elemen seperti kolom, balok, serta plat. Elemen-elemen tersebut akan memikul gaya-gaya yang ditimbulkan konstrusi yaitugaya dari luar berapa beban hidup, beban bergerak, beban angin ataupun berupa beban akibat gempa serta gaya dari berat sendiri struktur, setiap bagian elemen akan memikul beban yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsi masing-masing elemen tersebut. Sehingga dalam proses pelaksanaannya pun diperhatikan dalam hal-hal yang menyangkut jenis elemen dan pembebanannya. Beton bertulang dalam perencanaannya harus mampu memenuhi standarstandar keamanan, sehingga dapat dihasilkan bangunan yang baik, dalam memenuhi standar keamanan tersebut terdapat banyak alternatif peraturan yang digunakan, hal ini disesuaikan dengan paeraturan-peraturan konstruksi yang berlaku.

1.3. Maksud dan Tujuan Tugas Besar. Dalam tugas besar ini akan direncanakan sebuah gedung yang berfungsi sebagai gedung perkantoran, sehingga pembebanan yang terjadi akan disesuaikan dengan denah rencana gedung tersebut, hal ini dimaksudkan agar detail

pembebanannya dapat diketahui secara pasti, sehingga dapat direncanakan suatu konstruksi yang mampu memikul beban tersebut agar dihasilkan bangunan yang aman.

Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan tugas besar ini adalah: 1. Mampu melakukan perencanaan detail tulangan yang sesuai dengan pembebanan yang akan dipikul. 2. Mampu menganalisis gaya-gaya yang berkerja pada struktur tersebut dengan menggunakan program ETABS. 3. Penyusun dapat mengaplikasikan secara langsung proses perencanaan yang telah dipelajari di pada mata kuliah analisis struktur dan struktur beton bertulang.

1.4. Metode Penulisan Tugas Besar Penulisan Tugas Besar ini adalah hasil dari perhitungan pembebanan secara manual yang berdasarkan data rancangan yaitu berupa gaya horizontal akibat beban gempa, gaya gravitasi akibat beban mati dan akibat beban hidup yang akan dianalisis gaya-gaya dalam yang terjadi berupa momen lentur yang terjadi pada balok dari hasil analisis program ETABS. Desain tulangan lentur dilakukan berdasarkan hasil analisis luasan tulangan tulangan lentur dari output program ETABS.

BAB II DATA PERENCANAAN

2.1. Lokasi dan Jenis Bangunan

Lokasi Bangunan Jenis Bangunan Konstruksi Bangunan Sistem Struktur Jenis Tanah Parameter Beban Gempa

: Banda Aceh : Gedung Rumah Sakit : Struktur Beton Bertulang : SRPMK : Tanah Sedang : KDS SDs SD1 :D : 0,880 g (web spektra indo) : 0,613 g (web spektra indo)

2.2. Dimensi Struktur

Panjang Bangunan Lebar Bangunan Tinggi Lantai Dasar Tinggi Lantai Tipikal

: 20 m : 15 m : 4,5 m :4m

2.3. Spesifikasi Kekuatan Material.

Mutu Beton (fc) Mutu Tulangan Fy Fys

: 30 Mpa : 400 Mpa : 250 Mpa

2.4. Dimensi Penampang

Balok Lantai 1 s/d 5 (atap) Kolom Lantai 1 s/d 4 Shear Wall

: 40 x 50 cm : 50 x50 cm : 40 cm

2.5. Standar Peraturan

Pembebanan berdasarkan data dari dosen pengasuh Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-032847-2002)

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (RSNI-1726-201x)

2.6. Metoda Analisis

1. Analisis Pembebanan meliputi beban mati, beban hidup, beban sementara. 2. Perhitungan gaya / perhitungan mekanika teknik menggunakan bantuan software ETABS. 3. Analisis besarnya gaya gempa terhadap bangunan menggunakan metode respon spektrum. 4. Perhitungan kebutuhan tulangan dari hasil output software ETABS.

2.7. Kombinasi Pembebanan

Faktor-faktor dan kombinasi pembebanan berdasarkan RSNI 03-1726201x, untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban gempa nominal adalah sebagai berikut :

1. 1,4 DL 2. 1,2 DL + 1,6 LL 3. 1,2 DL + 1 LL 0,3 ( QE + 0,2 SDS DL) 1 ( QE + 0,2 SDS DL) 4. 1,2 DL + 1 LL 1 ( QE + 0,2 SDS DL) 0,3 ( QE + 0,2 SDS DL) 5. 0,9 DL 0,3 ( QE - 0,2 SDS DL) 1 ( QE - 0,2 SDS DL) 6. 0,9 DL 1 ( QE - 0,2 SDS DL) 0,3 ( QE - 0,2 SDS DL) Sehingga faktor kombinasi pembebanan seperti pada Tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Faktor Kombinasi Pembebanan Kombinasi Combo 1 Combo 2 Combo 3 Combo 4 Combo 5 Combo 6 Combo 7 Combo 8 Combo 9 Combo 10 Combo 11 Combo 12 Combo 13 Combo 14 Combo 15 Combo 16 Combo 17 Combo 18 Koefisien (DL) 1,4 1,2 1,43 0,97 1,08 1,32 1,43 0,97 1,32 1,08 0,69 1,11 1,01 0,79 0,68 1,12 0,77 1,03 Koefisien (LL) 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Koefisien (EX) 0 0 0,39 -0,39 0,39 -0,39 1,3 -1,3 1,3 -1,3 0,39 -0,39 0,39 -0,39 1,3 -1,3 1,3 -1,3 Koefisien (EY) 0 0 1,3 -1,3 -1,3 1,3 0,39 -0,39 -0,39 0,39 1,3 -1,3 -1,3 1,3 0,39 -0,39 -0,39 0,39

BAB III PEMBEBANAN STRUKTUR Pada penyelesaian Tugas Besar Ini pembebanan direncanakan sesuai dengan data pembebanan yang ditentukan oleh dosen pengasuh. Pembebanan yang diberikan kepada model struktur mencakup beban mati, beban hidup, dan beban gempa.

3.1. Beban Mati atau Dead Load (DL) Adapun beban mati yang diperhitungkan dalam model struktur terdiri dari beban mati struktural dan beban mati tambahan. a. Beban Mati Struktural Berat sendiri elemen struktur terdiri dari berat sendiri elemen kolom, pelat lantai, tangg tersebut akan dihitung otomatis software dengan memasukkan nilai 1 (satu) pada self weight software ETABS V.9.7. b. Beban Mati Tambahan atau Super Imposed Dead Load (SILD) Selain berat sendiri elemen struktural, pada beban mati juga terdapat beban lain yang berasal dari elemen arsitektural bangunan, yaitu : 1. Beban mati tambahan pada lantai tipikal Screed, keramik, plafond dan mekanikal elektrikal : 1,6 kN/m2 : 1,5 kN/m2

2. Beban mati tambahan pada lantai atap 3. Beban mati tambahan pada balok -

Beban dinding pasangan batu bata 3,5 m x 2,5 kN/m2 : 8,75 kN/m

3.2. Beban Hidup atau Live Load (LL) Beban hidup yang bekerja pada lantai gedung baik lantai tipikal maupun lantai atap diambil sebesar 2,50 kN/m2.

3.3. Beban Gempa (Quake Load) Beban gempa direncanakan berdasarkan kriteria bangunan dan jenis tanah dimana lokasi bangunan. Desain beban gempa menggunakan respons spektra berdasarkan RSNI 03-1726-201x.

3.4. Faktor Keutamaan Gedung (I) Struktur gedung didesain sebagai Gedung Rumah Sakit termasuk ke dalam kategori resiko IV, sehingga nilai faktor keutamaannya adalah 1,5, dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Faktor keutamaan gempa (RSNI 03-1726-201x) Kategori Resiko I atau II III IV Faktor keutamaan gempa, Ie 1,0 1,25 1,50

3.5. Jenis Tanah Jenis tanah tempat struktur gedung didirikan diasumsikan ke dalam kategori tanah sedang.

3.6. Respon Spektra Desain Nilai yang dimasukkan ke dalam software ETABS V.9.7 untuk Define Response Spectrum Funcation adalah nilai SDS dan SD1, yaitu: SDS = 0.880 g = 0.613 g

- SD1

3.7. Koefisien Respon Seismik (Cs) koefisien respons seismik (CS) harus ditentukan berdasarkan persamaan berikut: CS = (SDS /(R/I)) ......................................................................................... (1.1) di mana : SDS = parameter percepatan spectrum respon desain pada waktu periode pendek R I = faktor reduksi gempa = faktor keutamaan gedung

3.8. Faktor Reduksi Gempa (R) Struktur Gedung ini termasuk dalam kategori Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) beton bertulang untuk arah sumbu Y sehingga besarnya nilai faktor reduksi gempa adalah 8,5. Untuk arah sumbu X menggunakan dinding geser beton bertulang sehingga nilai faktor reduksi gempa adalah 5,5 , Seperti terlihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.1 Faktor koefisien modifikasi respons, faktor kuat lebih sistem, faktor pembesaran defleksi, dan batas tinggi sistem struktur berdasarkan RSNI 03-1726-201x. Pasal SNI 1726 Sistem penahan-gaya seismik di mana persyaratan pendetailan ditetapkan Koefisien modifikasi respons, R
a

Batasan sistem struktur dan Faktor kuat-lebih sistem, 0


g

Faktor pembesaran defleksi, Cd


b

batasan tinggi struktur (m) Kategori desain seismik B C D


d

C.Sistem rangka pemikul momen 1. Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 2. Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 3. Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 4. Rangka baja dan beton komposit pemikul momen khusus

5.2.5.5 dan 7.2 7.2 7.2 5.2.5.5 dan 7.3

8 5 3 8

3 3 3 3

5 4 2 5

TB TB TB TB

TB TB TI TB

TB TI TI TB

TB TI TI TB

TB TI TI TB

Tabel 3.1 Faktor koefisien modifikasi respons, faktor kuat lebih sistem, faktor pembesaran defleksi, dan batas tinggi sistem struktur berdasarkan RSNI 03-1726-201x. (Lanjutan) Pasal SNI 1726 Sistem penahan-gaya seismik di mana persyaratan pendetailan ditetapkan Koefisien modifikasi respons, R
a

Batasan sistem struktur dan Faktor kuat-lebih sistem, 0


g

Faktor pembesaran defleksi, Cd


b

batasan tinggi struktur (m) Kategori desain seismik B C D


d

C. Sistem ganda dengan pemikul momen khusus yang mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan 1. Rangka baja dengan bresing eksentris 2. Rangka baja dengan bresing eksentris khusus 3. Dinding geser beton bertulang khusus 4. Dinding geser beton bertulang biasa

7.1 7.1 7.2 7.2

8 7 7 6

2 2 2 2

4 5 5 5

TB TB TB TB

TB TB TB TB

TB TB TB TI

TB TB TB TI

TB TB TB TI

BAB IV PEMODELAN DAN HASIL ANALISIS

4.1. Pemodelan Struktur Struktur gedung dimodelkan ke dalam portal 3 dimensi, pada arah sumbu X dengan penambahan Shear Wall pada portal As-2 dan pada portal As- dan arah sumbu Y dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).

4.1.1. Elemen Balok Pemodelan elemen balok dapat dilakukan secara praktis dengan cara memanfaatkan Similar Story untuk beberapa lantai yang mempunya denah balok yang sama (typical). Karakteristik pemodelan elemen balok tiap lantai dilakukan dengan cara Draw Draw Line Objects Draw Lines seperti terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Pemodelan Elemen Balok

4.1.2. Elemen Kolom Pemodelan elemen kolom dapat dilakukan secara praktis dengan cara memanfaatkan Similar Story untuk beberapa lantai yang mempunya denah balok yang sama (typical). Karakteristik pemodelan elemen kolom tiap lantai dilakukan dengan cara Draw Draw Line Objects Create Column in Region seperti terlihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Pemodelan Elemen Kolom

4.1.3. Elemen Pelat Pemodelan elemen pelat untuk tiap lantai dilakukan dengan cara Draw Draw Area Objects Create Area at Click. Karena pada Tugas Besar ini pelat lantai dari lantai 1 sampai dengan lantai 5 (atap) ketebalannya sama, maka pemodelannya dapat dilakukan secara praktis dengan cara memanfaatkan fasilitas Smilar Story. Pemodelan elemen pelat seperti terlihat pada Gambar 4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3 Pemodelan Elemen Pelat Setelah selesai pemodelan, elemen pelat lantai tersebut harus sangat kaku (rigid) dengan ikatan suatu struktur gedung di dalam bidangnya dan dianggap bekerja sebagai diafragma terhadap beban gempa horizontal, maka masing-masing lantai didefinisikan sebagai Rigid Diafragms dengan cara Assign Joint/Point Diafragms Add New Diafragms, seperti terlihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Lantai Sebagai Diafragma Kaku (Rigid Diafragms)

4.1.4. Elemen Shear Wall Pemodelan elemen shear wall dapat dilakukan dengan cara Draw Draw Area Objects Create Area at Click. Terlebih dahulu tampilan diubah menjadi tampilan YZ (tampak samping). Pemodelan elemen shear wall dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini:

Gambar 4.5 Pemodelan Shear Wall

4.1.5. Pemodelan Pondasi Pondasi akan direncanakan sebagai pondasi dalam tetapi pada Tugas Besar ini tidak ketahap desain pondasi. Pemodelan pondasi diasumsikan sebagai jepit supaya kedudukan pondasi tidak mengalami translasi dan rotasi. Pemodelan pondasi dilakukan dengan cara klik semua ujung kolom pada lantai dasar, kemudian pilih Assign Joint/Point Restrains, dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini:

Gambar 4.6 Perletakan Pondasi

4.2. Distribusi Beban 4.3.1. Distribusi beban mati Beban mati akibat berat sendiri struktur dihitung otomatis oleh program ETABS. Distribusi beban mati tambahan pada pelat dilakukan (input) secara merata dengan cara Assign Shell/Area Loads Load Case Names (SIDL). Pendistribusian beban mati tambahan dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini:

Dan disitribusi beban mati pada balok akibat berat dinding dianggap sebagai beban garis (line loads) dilakukan (input) dengan cara Assign Frame Line Loads Distributed. Distribusi beban mati pada balok seperti pada gambar 4.8 di bawah ini:

Gambar 4.8 Distribusi Beban Mati Akibat Berat Dinding Pada Balok

4.3.2. Distribusi beban hidup Distribusi beban hidup pada pelat dilakukan (input) secara merata dengan cara Assign Shell/Area Loads Load Case Names (LL). Pendistribusian beban hidup dapat dilihat pada Gambar 4.9 di bawah ini:

Gambar 4.9 Disitribusi Beban Hidup

4.3.3. Distribusi beban gempa Perhitungan beban gempa dilakukan dengan cara analisis respon spektrum. Pembuatan grafik respon spektrum dengan cara memasukkan nilai SDs dan SD1 pada respon spektrum tipe NEHRP pada software ETABS. Pemasukan grafik respon spektrum terlihat seperti Gambar 4.10 di bawah ini:

Gambar 4.10 Grafik Respon Spektrum

4.4. Hasil Analisis Hasil yang ingin diperoleh dari Tugas Besar ini meliputi periode getar struktur, gaya geser dasar (base shear), simpangan antarlantai, gaya-gaya dalam yang terjadi pada balok, dan kebutuhan tulangan lentur pada balok.

4.4.1. Periode getar struktur Dalam RSNI 03-1726-201x, pasal 7.8.2, terdapat dua nilai batas untuk periode bangunan yaitu nilai minimum periode bangunan (Ta min) dan nilai maksimum periode bangunan (Ta max). Tabel 4.1 berikut ini merupakan periode getar struktur hasil analisis software ETABS: Tabel 4.1 Periode Getar Struktur

Mode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Period 1,148574 0,613812 0,480414 0,363991 0,200861 0,160716 0,133316 0,111665 0,102195 0,078182 0,052745 0,052148

UX

UY

SumUX 84,3193 84,3193 84,3193 94,3767 97,7506 97,7506 99,0045 99,0045 99,3064 99,3064 99,3064 99,3064

SumUY 0 0 71,8671 71,8671 71,8671 71,8671 71,8671 92,4603 92,4603 92,4603 92,4603 97,7948

RZ 0

SumRZ 0

84,3193 0 0 0 0 71,8671

74,8457 74,8457 0 0 0 74,8457 74,8457 74,8457

10,0574 0 3,3738 0 1,2539 0 0,3019 0 0 0 0 0 0 20,5932 0 0 0 5,3345

18,4052 93,2509 0 0 0 5,0011 1,2741 0 93,2509 93,2509 93,2509 98,252 99,5261 99,5261

Berdasarkan Tabel di atas jumlah ragam getar struktur telah memenuhi syarat tidak kurang dari 90%. a. Cek pendekatan periode getar struktur Nilai periode bangunan (Ta min) ditentukan oleh rumus: Ta min = Cr hnx Dimana: hn = ketinggian struktur diukur dari taraf penjepitan lateral Cr = 0,0466 (nilai parameter pendekatan menurut RSNI 03-1726-201x) x = 0,9 (nilai parameter pendekatan menurut RSNI 03-1726-201x)

nilai maksimum periode bangunan (Ta max) ditentukan berdasarkan rumus: Ta max= Cu Ta Dimana: Cu = 1,4 (koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung berdasarkan RSNI 03-1726-201x) Ta N = 0,1 N (khusus untuk lantai < 12 lantai) = tinggi total gedung

Nilai periode getar struktur telah memenuhi syarat ketentuan yang ditetapkan, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Periode Pendekatan Periode ETABS (Detik) SNI 03-1726-201x U-S B-T 1,149 0,614

Periode Pendekatan SNI 03-1726-201x Ta min = Cr hnx 0,706 Ta maxs = Cu Ta 2,870

CEK

OK

4.4.2. Gaya geser dasar (base shear) Dalam RSNI 03-1726-201x, nilai akhir repon dinamik struktur (base shear) terdapat pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh kurang dari 85% nilai respon ragam pertama ( statik ekuivalen). Bila respon dinakik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar Vt maka pernyaratan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan: Vt 0,85 V1 Dimana: Vt V1 = Geser dasar prosedur statik ekuivalen = Geser dasar analisis dinamik respon spektrum

Nilai base shear dari hasil analisis dinamik respon spektrum arah X dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Nilai Base Shear Analisis Dinamik Respon Spektrum Arah X S Point

tory BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE

Load 1 SPECX 2 SPECX 3 SPECX 4 SPECX 5 SPECX 6 SPECX 7 SPECX 8 SPECX 9 SPECX 10 SPECX 11 SPECX 12 SPECX 13 SPECX 14 SPECX 15 SPECX 16 SPECX 17 SPECX

FX 113,37 120,46 120,46 113,37 148,32 154,42 154,42 148,32 146,55 157,14 157,14 146,55 148,32 154,42 154,42 148,32 113,37

FY 3,91 5,28 5,28 3,91 5,07

FZ 455,96 532,73 532,73 455,96 92,12

MX

MY

MZ 0 0 0 0 0 40,363 40,363 0 0 0 0 0 0 40,363 40,363 0 0

12,34 324,024 14,438 334,425 14,438 334,425 12,34 324,024 14,145 375,314 31,394 488,836 31,394 488,836 14,145 375,314 12,579 372,73

167,94 1257,12 167,94 1257,12 5,07 4,01 5,28 5,28 4,01 5,07 92,12 60,51 52,22 52,22 60,51 92,12

14,449 388,252 14,449 388,252 12,579 372,73

14,145 375,314 31,394 488,836 31,394 488,836 14,145 375,314 12,34 324,024

167,94 1257,12 167,94 1257,12 5,07 3,91 92,12 455,96

BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE Jumlah

18 SPECX 19 SPECX 20 SPECX -481 SPECX -488 SPECX -492 SPECX -499 SPECX -506 SPECX -510 SPECX

120,46 120,46 113,37 125,51 120,73 125,51 125,51 120,73 125,51

5,28 5,28 3,91 125,32 118,38 125,32 125,32 118,38 125,32

532,73 532,73 455,96 601,76 15,28 601,76 601,76 15,28 601,76

14,438 334,425 14,438 334,425 12,34 324,024 17,386 401,901 17,075 378,689 17,386 401,901 17,386 401,901 17,075 378,689 17,386 401,901

0 0 0 0,681 0,052 0,681 0,681 0,052 0,681

3497,16 1485,42

Nilai base shear dari hasil analisis dinamik respon spektrum arah Y dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Nilai Base Shear Analisis Dinamik Respon Spektrum Arah Y

Story BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE

Point

Load 1 SPECY 2 SPECY 3 SPECY 4 SPECY 5 SPECY 6 SPECY 7 SPECY 8 SPECY

FX 99,2 105,41 105,41 99,2 129,78 135,12 135,12 129,78

FY 3,42 4,62 4,62 3,42 4,44

FZ 398,97 466,15 466,15 398,97 80,61

MX

MY

MZ 0 0 0 0 0 35,318 35,318 0

10,798 283,527 12,634 292,628 12,634 292,628 10,798 283,527 12,377 328,407 27,472 27,472 427,74 427,74

146,96 1100,06 146,96 1100,06 4,44 80,61

12,377 328,407

BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE Jumlah

9 SPECY 10 SPECY 11 SPECY 12 SPECY 13 SPECY 14 SPECY 15 SPECY 16 SPECY 17 SPECY 18 SPECY 19 SPECY 20 SPECY -481 SPECY -488 SPECY -492 SPECY -499 SPECY -506 SPECY -510 SPECY

128,24 137,5 137,5 128,24 129,78 135,12 135,12 129,78 99,2 105,41 105,41 99,2 109,82 105,64 109,82 109,82 105,64 109,82

3,51 4,62 4,62 3,51 4,44

52,95 45,7 45,7 52,95 80,61

11,007 326,145 12,643 339,728 12,643 339,728 11,007 326,145 12,377 328,407 27,472 27,472 427,74 427,74

0 0 0 0 0 35,318 35,318 0 0 0 0 0 0,596 0,045 0,596 0,596 0,045 0,596

146,96 1100,06 146,96 1100,06 4,44 3,42 4,62 4,62 3,42 109,66 103,59 109,66 109,66 103,59 109,66 80,61 398,97 466,15 466,15 398,97 526,58 13,37 526,58 526,58 13,37 526,58

12,377 328,407 10,798 283,527 12,634 292,628 12,634 292,628 10,798 283,527 15,214 351,671 14,942 331,359 15,214 351,671 15,214 351,671 14,942 331,359 15,214 351,671

3060,08 1299,84

a. Gaya geser dasar Gaya geser dasar statik ekuivalen (V) V Cs = Cs Wt = SDs/(R/I)

Dimana: Cs = Koefisien respon seismic SDs = Parameter percepatan respon spektrum pada periode pendek Wt = Berat total gedung Dari software ETABS diketahui berat struktur keseluruhan dalam arah X dan arah Y, seperti terlihat pada Tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Berat Struktur Gedung dalam Arah X dan Arah Y BERAT (Wx) kN 7041,693 6931,195 6931,195 6581,076 4310,367 31795,525 BERAT (Wy) kN 7041,693 6931,195 6931,195 6581,076 4310,367 31795,525

Story STORY1 STORY2 STORY3 STORY4 STORY5 ALL

Diaphragm D1 D2 D3 D4 D5

MassX 717,8076 706,5438 706,5438 670,8538 439,385

MassY 717,8076 706,5438 706,5438 670,8538 439,385

1. Kontrol base shear respon dinamik Cs = 0,880 x (7/1,5) = 4,10667

Tabel 4.6 Gaya Geser Dasar Statik dan Hasil Base Shear Respon Spektrum Tipe Beban Gempa Vx Vy RSPx Dinamik RSPy Statik Vx (kN) 100% 130573,62 130573,62 3497,16 3060,08 Vy (kN) 30% 39172,09 39172,09 1485,42 1299,84 85% Statik X 110987,58 110987,58 NO 85% Statik Y 33296,27 33296,27 NO

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai akhir analisis dinamik respon spektrum masih kurang dari 85% prosedur gaya geser dasar nominal statik ekuivalen, sehingga Untuk memenuhi syarat yang ditentukan RSNI 03-1726-201x pada pasal 7.9.4.1, maka ordinat respon spektrum harus dikalikan dengan 0,85 V/Vt, yaitu: Koreksi control gempa dinamik arah X Vx = 3497,16 kN x 0,85.
130573,62 kN 0,85 x 130573,62 3497,16 kN

= 3497,16 kN x 31,7365 110987,58 = 110987,58 110987,58 ------------------- OK Vy = 1485,42 kN x 0,85.


33296,27 kN 0,85 x 39172,09 1485,42 kN

= 1485,42 kN x 22,4154 33296,27 = 33296,27 33296,27 ------------------- OK

Koreksi control gempa dinamik arah Y Vx = 3060,08 kN x 0,85.


130573,62 kN 0,85 x 130573,62 3060,08 kN

= 3060,08 kN x 36,2695 110987,58 = 110987,58 110987,58 ------------------- OK Vy = 1299,84 kN x 0,85.


33296,27 kN 0,85 x 39172,09 1299,84 kN

= 33296,27 kN x 25,6157 33296,27 = 33296,27 33296,27 ------------------- OK Jadi setelah beban gempa dinamik respon sepktrum dikoreksi maka didapat seperti Tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Nilai Gaya Geser Gempa Respon Dinamik Setelah Dikoreksi Tipe Beban Gempa Statik Vx Vy Vx (kN) 100% Vy (kN) 30% 85% Statik X 110987,58 110987,58 OK 85% Statik Y 33296,27 33296,27 OK Koreksi 31,7365 22,4154 36,2695 25,6157

130573,62 39172,09 130573,62 39172,09

RSPx 130573,62 39172,09 Dinamik RSPy 130573,62 39172,09

4.4.3. Simpangan antar lantai Pada RSNI 03-1726-201x hanya terdapat satu kinerja yaitu kinerja batas ultimit. Tabel 4.8 dan 4.9 di bawah ini adalah hasil perhitungan simpangan antar lantai untuk arah X dan Arah Y. Tabel 4.8 Story Drift Akibat Respon Spektra Arah X Story Story 5 Story 4 Story 3 Story 2 Story 1 Total Drift X 49,235 44,985 36,998 25,529 11,890 Total Drift Y 4,780 3,655 2,493 1,393 0,505 Drift X 4,251 7,986 11,470 13,639 11,890 Drift Y 1,125 1,162 1,100 0,888 0,505 Story Drift X 15,59 29,28 42,06 50,01 43,60 Story Drift Y 4,12 4,26 4,03 3,26 1,85 Story Drift Izin 80,00 80,00 80,00 80,00 90,00 Ket. OK OK OK OK OK

Tabel 4.9 Story Drift Akibat Respon Spektra Arah Y Story Story 5 Story 4 Story 3 Story 2 Story 1 Total Drift X 43,082 39,362 32,374 22,338 10,404 Total Drift Y 4,182 3,198 2,182 1,219 0,442 Drift X 3,720 6,988 10,036 11,934 10,404 Drift Y 0,984 1,017 0,962 0,777 0,442 Story Drift X 13,64 25,62 36,80 43,76 38,15 Story Drift Y 3,61 3,73 3,53 2,85 1,62 Story Drift Izin 80,00 80,00 80,00 80,00 90,00 Ket. OK OK OK OK OK

4.4.4. Gaya-gaya dalam Gaya-gaya dalam yang diambil pada Tugas Besar ini hanya momen lentur yang terjadi pada balok yaitu pada portal As-1 balok B18 dan pada portal As-C balok B8. Tabel 4.10 di bawah ini merupakan momen lentur hasil output software ETABS. Tabel 4.10 Momen Lentur Yang Terjadi Pada Balok Momen Balok 18 (kN.m) Story RSNI 03-1726-201x Momen + Story 5 Story 4 Story 3 Story 2 Story 1 65,864 163,826 277,076 367,750 370,003 Momen -127,229 -226,754 -379,387 -469,172 -466,299 Momen Balok8(kN.m) RSNI 03-1726-201x Momen + 32,208 48,000 48,081 46,935 36,515 Momen -64,416 -95,999 -96,161 -93,870 -73,030

4.4.5. Kebutuhan tulangan lentur Nilai kebutuhan tulangan lentur diambil dari hasil analisis software ETABS dengan cara Start Design/Check Of Structure. Tabel 4.11 di bawah ini adalah nilai kebutuhan tulangan lentur pada balok. Tabel 4.11 Nilai Kebutuhan Tulangan Lentur Pada Balok Kebutuhan tulangan Balok 18 (N/mm2) RSNI 03-1726-201x Tump. Kiri Story 5 Top Bottom 865,0 627,0 Lap. 333,0 451,0 Tump. Kanan 909,0 627,0 Kebutuhan tulangan Balok 8 (N/mm2) RSNI 03-1726-201x Tump. Kiri 602,0 298,0 Lap. 148,0 446,0 Tump. Kanan 602,0 298,0

Story

Posisi

Combo

Story 4

Top Bottom

1959,0 1425,0 2958,0 2361,0 3851,0 3180,0 3837,0 3163,0

627,0 723,0 892,0 1062,0 1161,0 1339,0 1159,0 1335,0

2005,0 1416,0 2991,0 2343,0 3867,0 3156,0 3825,0 3113,0

679,0 446,0 680,0 447,0 664,0 436,0 627,0 404,0

221,0 544,0 222,0 543,0 216,0 547,0 201,0 543,0

679,0 446,0 680,0 447,0 664,0 436,0 627,0 404,0 Combo 7

Story 3

Top Bottom

Story 2

Top Bottom

Story 1

Top Bottom

BAB V KESIMPULAN

5.1.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disimpulakan adalah sebagai berikut: 1. Jumlah modes getar sebanyak 12 modes telah melebihi 90%, maka tidak perlu penambahan modes lagi. 2. Periode getar struktur yang dihasilkan software ETABS memenuhi persyaratan yang ditentukan RSNI 03-1726-201x. 3. Gaya geser dasar analisis dinamik respon spectrum lebih kecil dari 85% gaya geser dasar prosedur analisis statik ekuivalen, sehingga perlu dikoreksi. Setelah dikoreksi sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan RSNI 031726-201x yaitu nilai akhir respon spectrum tidak kurang dari 85% gaya geser dasar nominal statik ekuivalen. 4. Total perpindahan atap akibat respon spektra arah X yaitu 49,235 mm, dan akibat respon spektra aarah Y adalah 43,082 mm. nilai story drift memenuhi ketentuan story drift izin menurut RSNI 03-1726-201x.

You might also like