You are on page 1of 5

PEMERIKSAAN FISIK ORTHOPEDI Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-datayang kita temukan dalam

anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihanterhadap pemeriksaan-pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan.Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi atas dua jenis, yaitu:1.Pemeriksaan fisik umum2.Pemeriksaan fisik ortopedia.Pemeriksaan fisisk ortopedi umum b.Pemeriksaan fisik ortopedi regional PEMERIKSAAN FISIK UMUM Pemeriksaan fisik ini dilakukan sebagaimana pemeriksaan fisik bidangkedokteran lainnya dan bertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita secaraumum serta melihat apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainanmuskuloskeletal. Pemeriksaan dilakukan secara sistematik karena sebagian penderitayang datang adalah penderita yang sudah berumur dan biasanya mempunyai kelainanlain selain kelainan muskuloskeletal yang dikeluhkan.Pada beberapa penderita kadang-kadang dilakukan tindakan operasi dengan pembiusan sehingga perlu dipertimbangkan pemeriksaan secara teliti mengenai sistemkardiovaskuler, pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan untuk keamanandan kelancaran operasi. PEMERIKSAAN FISIK ORTOPEDI PEMERIKSAAN FISIK ORTOPEDI UMUM Pemeriksaaan fisik pada penderita memerlukan beberapa prinsip pemeriksaan.Teknik pemeriksaan secara alami bervariasi pada setiap individu, tetapi pada dasarnyadibutuhkan suatu pemeriksaan yang rutin atau baku, tahap demi tahap agar pemeriksaan tidak berulang. Pemeriksaan fisik juga disesuaikan dengan keadaan dankondisi penderita, misalnya penderita yang memerlukan penanganan darurat maka pemeriksaan fisik yang dilakukan seperlunya sesuai dengan kebutuhan yang ada. 1.Status generalis dalam pemeriksaan ortopedi secara umum, saat penderita datang pada kitasudah merupakan suatu pemeriksaan awal menyeluruh secara sambil laludengan melihat postur dan cara berjalan penderita.Pemeriksaan fisik ortopedi yang dilakukan meliputi : Pemeriksaan bagian dengan keluhan utama Pemeriksaan bagian dengan keluhan utama yang dikeluhkan dilakukansecar teliti. Tetapi harus diingat bahwa keluhan pada satu tempatmungkin akibat dari kelainan pada tempat lain, sehingga tidak cukuphanya dengan memeriksa pada tempat dengan keluhan utama. Pemeriksaan kemungkinan nyeri kiriman dari sumber ditempatlain ( reffered pain ) Untuk pemeriksaan muskuloskeletal diperlukan peralatan-peralatan : 1. Stetoskop 2. Refleks Hammer 3. Pensil untuk kulit (marker) 4. Meteran 5. Kapas 6. Jarum kecil 7. Senter saku 8. Geniometer

Pemeriksaan fisik sebenarnya sudah dimulai ketika penderita datang ke dokter dengan mengamati penampakan umum penderita, raut muka, cara berjalan, caraduduk dan cara tidur, proporsi tinggi badan terhadap anggota tubuh lainnya, keadaansimetris bagian tubuh kiri dan kanan, cara berjalan dan tingkah laku, ekspresi wajah,kecemasan serta reaksi emosional lainnya untuk melihat aspek-aspek emosional dansomatis dari penderita. Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang paling penting dalam memperkuat penemuan-penemuan yang berhasil kita dapatkan dari riwayat dan anamnesis yangtelah kita buat dan menambah atau mengurangi pilihan diagnosis yang dapat kitalakukan

Pemeriksaan Fisik Ortopedi Inspeksi (look) Gerak(move) Palpasi (feel) Bagian distal Bagian utama bagian lain

kulit Jaringan lunak

tulang dan sendi

Pembuluh darah, saraf, otot, tendo, ligamen

2.Pemeriksaan Lokalis Pemeriksaan dilakukan secara sitematis dengan urutan-urutan sebagai berikut: Inspeksi ( Lo ok ) Palpasi (Feel ) Kekuatan otot (Power ) Penilaian gerakan sendi baik pergerakan aktif maupun pasif (Move) Auskultasi Uji-uji fisik khusus Inspeksi (Look ) Inspeksi sebenarnya telah dimulai ketika penderita memasuki ruangan periksa. Padainspeksi secara umum diperhatikan raut muka penderita, apakah terlihat kesakitan.Cara berjalan sekurang-kurangnya 20 langkah, cara duduk dan cara tidur.Inspeksi dilakukan secara sistematik dan perhatian terutama ditujukan pada : a.Kulit, meliputi warna kulit dan tekstur kulit. b.Jaringan lunak yaitu pembuluh darah, saraf, otot, tendo, ligamen, jaringanlemak, fasia, kelenjar limfe. c.Tulang dan Sendi d.Sinus dan jaringan parut Apakah sinus berasal dari permukaan saja, dari dalam tulang ataudalam sendi. Apakah jaringan parut berasal dari luka operasi, trauma atau supurasi . Palpasi (Feel) Yang perlu diperhatikan pada palpasi adalah: a.Suhu kulit, apakah lebih panas/dingin dari biasanya, apakah denyutan arteridapat diraba atau tidak. b.Jaringan lunak; palpasi jaringan lunak dilakukan untuk mengetahui adanyaspasme otot, atrofi otot, keadaan membran sinovia, penebalan membran jaringan sinovia, adanya tumor dan sifatnya, adanya cairan di dalam/ di luar sendi atau adanya pembengkakan. c.Nyeri tekan; perlu diketahui lokalisasi yang tepat dari nyeri, apakah nyerisetempat atau nyeri yang bersifat kiriman dari tempat lain ( referred pain ).d.Tulang; diperhatikan bentuk, permukaan, ketebalan, penonjolan dari tulangatau adanya gangguan di dalam hubungan yang normal antara tulang yang satudengan lainnya. e.Pengukuran panjang anggota gerak; terutama untuk anggota gerak bawahdimana adanya perbedaan panjang merupakan suatu hal yang penting untuk dicermati. Pengukuran juga berguna untuk mengetahui adanyaatrofi/pembengkakan otot dengan membandingkan dengan anggota gerak yangsehat. f.Penilaian deformitas yang menetap;pemeriksaan ini dilakukan apabila senditidak dapat diletakkan pada posisi anatomis yang normal. Kekuatan Otot ( Power) Pemeriksaan kekuatan otot penting artinya untuk diagnosis, tindakan, prognosis sertahasil terapi. Penilaian dilakukan menurut Medical Research Council dimanakekuatan otot dibagi dalam grade 0-5, yaitu: Grade 0 Tidak ditemukan adanya kontraksi otot

Grade 1 Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus otot yang dapatdiketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakkan sendi. Grade 2 Otot hanya mampu menggerakkan persendian tetapi kekuatannya tidak dapatmelawan pengaruh gravitasi. Grade 3 Disamping dapat menggerakkan sendi, otot juga dapat melawan pengaruh gravitasitetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan oleh pemeriksa. Grade 4 Kekuatan otot seperti pada grade 3 disertai dengan kemampuan otot terhadap tahananyang ringan. Grade 5 Kekuatan otot normal.Pergerakan ( Move) Pada pergerakan sendi dikenal dua istilah pergerakan yang aktif merupakan pergerakan sendi yang dilakukan oleh penderita sendiri dan pergerakan pasif yaitu pergerakan sendi dengan bantuan pemeriksa.Pada pergerakan dapat diperoleh informasi mengenai: a. Evaluasi gerakan sendi secara aktif dan pasif Apakah gerakan ini menimbulkan rasa sakit Apakah gerakan ini disertai dengan adanya krepitasi b.Stabilitas sendiTerutama ditentukan oleh integritas kedua permukaan sendi dan keadaan ligamenyang mempertahankan sendi. Pemeriksaan stabilitas sendi dapat dilakukan denganmemberikan tekanan pada ligamen dan gerakan sendi diamati. c.Pemeriksaan ROM (Range of Join Movement)Pemeriksaan batas gerakan sendi harus dicatat pada setiap pemeriksaan ortopediyang meliputi batas gerakan aktif dan batas gerakan pasif.Setiap sendi mempunyai nilai batas gerakan normal yang merupakan patokanuntuk gerakan abnormal dari sendi. Dikenal beberapa macam gerakan pada sendi,yaitu : abduksi, adduksi, ekstensi, fleksi, rotasi eksterna, rotasi interna, pronasi,supinasi, fleksi lateral, dorso fleksi, plantar fleksi, inversi dan eversi. Auskultasi Pemeriksaan auskultasi pada bidang bedah ortopedi jarang dilakukan dan biasanyadilakukan bila ada krepitasi misalnya pada fraktur atau mendengar bising fistulaarteriovenosa.

PEMERIKSAAN FISIK ORTOPEDI REGIONAL BEBERAPA TERMINOLOGI DALAM ORTOPEDI Untuk memudahkan pemahaman maka sebelum pemeriksaan regional ortopedidibahas, akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa terminologi yang sering digunakandalam bidang ilmu bedah ortopedi, yaitu: 1.Terminologi dari gerakan sendi ROM merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendidan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan atau menyatakan besarnyagerakan sendi yang abnormal. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, dikenalgerakan sendi aktif dan pasif sehingga penilaian ROM juga

terbagi dua yaituROM pada gerakan sendi aktif dan ROM pada gerakan sendi pasif. 2.Terminologi klinik yang berpasangan dalam bedah ortopedi Abduksi dan Adduksi Gerakan abduksi dan adduksi dapat ditemukan pada sendi bahu, panggul, sendimetakarpo-falangeal dan metatarso-falangeal. Abduksi adalah gerakan yangmenjauhi garis tengah tubuh. Adduksi adalah gerakan yang mendekati garistengah tubuh. Pada tangan dan kaki, garis tengah terletak pada jari tengah tangandan kaki.

You might also like