You are on page 1of 15

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT

DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: LIA RAYCHA YULIANI 06412141009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta) Oleh: LIA RAYCHA YULIANI 06412141009 ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara lima variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta dengan sampel penelitian sebanyak 48 auditor yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Locus of Control, Komitmen Profesi, serta Pengalaman Kerja, variabel moderatingnya adalah Kesadaran Etis, sedangkan variabel dependennya adalah Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui: (1) Interaksi antara Locus of Control dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,501 > 2,0117). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi rx1x4y sebesar 0,890 dan koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,779; (2) Interaksi antara Komitmen Profesi dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,715 > 2,0117). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi rx2x4y sebesar 0,903 dan koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,802; (3) Interaksi antara Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,340 > 2,0117). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi rx3x4y sebesar 0,877 dan koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,754; (4) Interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis, secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit, yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (28,666 > 2,25). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi rx1x2x3x4y sebesar 0,913 dan koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,805.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini, melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Berbagai kasus pelanggaran etika yang melibatkan akuntan telah membuat masyarakat sangsi akan kredibilitas profesi akuntan publik. Menurunnya kepercayaan publik atas jasa profesional akuntan publik sebagai dampak dari pelanggaran etika profesi akuntan, menjadikan masalah etika dan independensi auditor sebagai isu yang menarik untuk didiskusikan dan dikaji secara ilmiah, khususnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pengambilan keputusan etis auditor. Dalam literatur behavioral accounting disebutkan bahwa, variabel personalitas dapat berinteraksi dengan cognitive style untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak, 2005). Variabel personalitas mengacu pada sikap dan keyakinan individual, sedangkan cognitive style mengacu pada cara atau metode dengan mana individu menerima, menyimpan, memproses tindakannya. Variabel personalitas yang diduga mempengaruhi pengambilan keputusan auditor adalah locus of control, komitmen profesi, dan pengalaman kerja. Sedangkan cognitive style yang diduga mempengaruhi pengambilan keputusan auditor adalah kesadaran etis. Dengan mencoba mempertimbangkan secara bersama-sama antara variabel personalitas dan cognitive style, diharapkan dapat dan mentransformasikan informasi ke dalam

memprediksi perilaku pengambilan keputusan auditor dalam situasi konflik audit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara Locus of Control dengan Kesadaran Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit? 2. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara Komitmen Profesi dengan Kesadaran Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit? 3. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis berpengaruh terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit? 4. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis secara bersama-sama terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit? BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit Dapat disimpulkan bahwa Perilaku Auditor dalam situasi Konflik Audit adalah tanggapan auditor tentang konflik yang terjadi dalam pelaksanaan profesinya sebagai auditor, yang disebabkan karena adanya dua perintah yang saling berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain. 2. Locus of Control a. Pengertian Locus of Control

Merupakan derajat keyakinan individu bahwa mereka mampu mengontrol kejadian-kejadian dalam kehidupannya (internal locus of control) atau keyakinan individu bahwa lingkunganlah yang mampu mengontrol kejadian-kejadian dalam kehidupannya (external locus of control). b. Konsep Locus of Control menurut Rotter Potensi perilaku Harapan Nilai unsur penguat Suasana psikologis Locus of control internal Locus of control eksternal Dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang menyertainya yaitu dimana ia tinggal dan sering melakukan aktivitasnya, faktor usia, serta masa lalu. 3. Komitmen Profesi a. Pengertian Komitmen Profesi Merupakan sikap untuk mempertahankan status profesi, dan memelihara citra publik terhadap ilmu dan pekerjaan profesionalnya. b. Kriteria Profesional menurut Lawrence B. Sawyer Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani kepentingan orang banyak (publik). Bagi yang ingin terlibat dalam profesi yang dimaksud, harus melalui pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan. Adanya kode etik dan standar yang harus ditaati di dalam organisasi tersebut. Menjadi anggota dalam oganisasi profesi dan menghadiri pertemuan ilmiah yang diselenggarakan organisasi profesi tersebut.

c. Orientasi Locus of Control menurut Rotter

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Locus of Control

c.

Mempunyai media masa atau publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan anggotanya. Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota. Adanya sertifikasi yang dilakukan oleh badan yang berwenang. Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengn

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, sebagai organisasi profesi akuntan.

d. Prinsip Etika Profesi Akuntan Publik Tanggung Jawab Profesi Kepentingan Publik Integritas Objektivitas Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Kerahasiaan Perilaku Profesional Standard Teknis

4. Pengalaman Kerja 5. Kesadaran Etis a. Pengertian Kesadaran Etis Kemampuan individu untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan nilai-nilai etika dalam suatu kejadian. b. Penyebab Perilaku Tidak Etis Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan sendiri. Selain itu, dorongan orang untuk berbuat tidak etis diperkuat oleh rasionalisasi yang dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan

berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya. Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut: Semua orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama. Jika sesuatu perbuatan tidak melanggar hukum berarti tidak melanggar etika. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya tidak diketahui orang lain serta sanksi yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak signifikan. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dari Umi Muawanah dan Nur Indriantoro (2001) dengan judul Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: Peran Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Kesadaran Etis. 2. Penelitian dari Mustika Ganjar Pratiwi (2007) dengan judul Pengaruh Locus of Control, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pertimbangan Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit karena Tekanan Atasan dan Auditee pada BPK RI Perwakilan Yogyakarta dan Surabaya. 3. Penelitian dari Renata Zoraifi ( 2005) dengan judul Pengaruh Locus of Control, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pertimbangan Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. 4. Penelitian yang dilakukan Wegig Didik Kurniawan (2007) dengan judul Peran Faktor-faktor Individual terhadap Perilaku Etis Auditor . C. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Interaksi antara Locus of Control dengan Kesadaran Etis berpengaruh terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. H2 : Interaksi antara Komitmen Profesi dengan Kesadaran Etis berpengaruh terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit.

H3 : Interaksi antara Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis berpengaruh terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. H4 : Interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Seluruh Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta yang terdaftar pada Direktori Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Waktu: bulan April 2010 untuk survei, bulan Mei 2010 untuk membagikan kuesioner, serta bulan Juni - September penyusunan laporan penelitian. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dan termasuk tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. C. Populasi Penelitian Populasi penelitian sebanyak 91 orang auditor yang bekerja pada 10 KAP di Yogyakarta yang terdaftar di Direktori IAI. D. Sampel Penelitian Sampel penelitian sebanyak 48 orang auditor yang bekerja pada 8 KAP di Yogyakarta yang terdaftar di Direktori IAI. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen a. Locus of Control: derajat keyakinan individu dalam mengontrol kejadiankejadian dalam hidupnya, individu yang yakin bahwa bahwa mereka mampu mengontrol kejadian-kejadian dalam kehidupannya disebut 2010 untuk analisis data dan

internal locus of control, sedangkan individu yang yakin bahwa lingkunganlah yang mampu mengontrol kejadian-kejadian dalam kehidupannya disebut external locus of control. b. Komitmen Profesi: sikap untuk mempertahankan status profesi, dan memelihara citra publik terhadap ilmu dan pekerjaan profesionalnya c. Pengalaman Kerja: rentang waktu yang digunakan untuk suatu pekerjaan. 2. Variabel Moderating a. Kesadaran Etis: kemampuan individu untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan nilai-nilai etika dalam suatu kejadian 3. Variabel Dependen a. Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: tanggapan auditor tentang konflik yang timbul dalam pelaksanaan profesinya, karena adanya dua perintah yang saling berbeda yang diterima secara bersamaan, dan pelaksanaan satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain. F. Teknik Pengumpulan Data Kuesioner dikirim langsung kepada responden disertai surat permohonan kepada pimpinan Kantor Akuntan Publik agar dapat memberikan ijin untuk melakukan penelitian terhadap seluruh auditor. G. Instrumen Penelitian 1. Variabel Locus of Control indikatornya: Derajat keyakinan untuk mengontrol kejadian dalam hidup, dimana kontrol kejadian terletak pada: ketrampilan, kemauan, dan usaha diri sendiri. Derajat keyakinan untuk mengontrol kejadian dalam hidup, dimana kontrol kejadian terletak pada: orang lain, nasib dan takdir, serta keberuntugan. 2. Variabel Komitmen Profesi indikatornya: Sikap mempertahankan status profesi. Kemauan melakukan usaha yang dibutuhkan profesi. Penerimaan pada tujuan dan nilai dalam profesi. 3. Variabel Pengalaman Kerja indikatornya:

Masa kerja/rentang waktu menjadi auditor 4. Variabel Kesadaran Etis indikatornya: Pertimbangan nilai-nilai etika dalam suatu kejadian. 5. Variabel Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit indikatornya: Pelaksanaan kode etik dalam pengambilan keputusan. H. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis: a. Uji Normalitas: - Kolmogrov-Smirnov - Grafik histogram maupun grafik normal plot. b. Uji Linieritas: - Model Langrage Multiplier c. Uji Multikolinieritas: - Metode VIF (Variance Inflation Factor) d. Uji Heteroskedastisitas: - Uji Park 2. Pengujian Hipotesis Keempat hipotesis akan diuji dengan menggunakan regresi berganda dengan teknik uji selisih mutlak. Kemudian, analisis pada persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan uji: a. Uji parsial (uji t) b. Uji simultan (uji F) c. Koefisien determinasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Obyek penelitian yang digunakan sampel dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Yogyakarta. B. Deskripsi Responden

10

Responden penelitian berjumlah 48 auditor dan dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan, pengalaman kerja, dan jabatan. C. Deskripsi Variabel Penelitian 1. Locus of Control: diperoleh mean sebesar 50,69, median 51,50, modus 54, standar deviation 4,627, variance 21,411, nilai minimum 37, dan nilai maximum 59. 2. Komitmen Profesi: diperoleh mean sebesar 51,83, median 52, modus 52, standar deviation 4,163, variance 17,333, nilai minimum 44, dan nilai maximum 60. 3. Pengalaman Kerja: diperoleh mean sebesar 6,9931, median 3,71, modus 3,08, standar deviation 9,42478, variance 88,826, nilai minimum 1,17, dan nilai maximum 41. 4. Kesadaran Etis: diperoleh mean sebesar 25,98, median 26, modus 20, standar deviation 4,857, variance 23,595, nilai minimum 18, dan nilai maximum 34. 5. Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: diperoleh mean sebesar 21,25, median 10, modus 10, standar deviation 18,976, variance 360,106, nilai minimum 0, dan nilai maximum 70. D. Uji Prasyarat Analasis Data 1. Uji Normalitas: dapat terpenuhi. 2. Uji Linearitas: dapat terpenuhi. 3. Uji Multikolonieritas: dapat terpenuhi. 4. Uji Heteroskedastisitas: dapat terpenuhi. E. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis 1: nilai t hitung interaksi antara Locus of Control dengan Kesadaran Etis sebesar 2,501 dengan signifikansi sebesar 0,016, sehingga hipotesis pertama diterima. 2. Hipotesis 2: nilai t hitung interaksi antara Komitmen Profesi dengan Kesadaran Etis sebesar 2,715 dengan signifikansi sebesar 0,009, sehingga hipotesis kedua diterima.

11

3. Hipotesis 3: nilai t hitung interaksi antara Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis sebesar 2,340 dengan signifikansi sebesar 0,024, sehingga hipotesis ketiga diterima. 4. Hipotesis 4: nilai f hitung interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis secara bersamasama, sebesar 28,666 dengan signifikansi sebesar 0,000, sehingga hipotesis keempat diterima. F. Pembahasan 1. Pada level Kesadaran Etis yang rendah terdapat kecenderungan auditor untuk menerima permintaan klien, sehingga dapat dikatakan pada kondisi ini auditor menjadi kurang independen. Sebaliknya, pada level Kesadaran Etis yang tinggi ada kecenderungan auditor untuk menolak permintaan klien, dengan kata lain auditor menjadi lebih independen. Kecenderungan ini berbeda untuk karakteristik Locus of Control yang internal atau eksternal. 2. Pada level Kesadaran Etis yang rendah, terdapat kecenderungan auditor untuk menerima permintaan klien, sehingga dapat dikatakan pada kondisi ini auditor menjadi kurang independen. Sebaliknya, pada level Kesadaran Etis yang tinggi ada kecenderungan auditor untuk menolak permintaan klien, dengan kata lain auditor menjadi lebih independen. Kecenderungan ini berbeda untuk tingkat Komitmen Profesi yang dimiliki auditor. 3. Pada level Kesadaran Etis yang rendah terdapat kecenderungan auditor untuk menerima permintaan klien, sehingga dapat dikatakan pada kondisi ini auditor menjadi kurang independen. Sebaliknya, pada level Kesadaran Etis yang tinggi ada kecenderungan auditor untuk menolak permintaan klien, dengan kata lain auditor menjadi lebih independen. Kecenderungan ini berbeda untuk tingkat Pengalaman Kerja yang dimiliki. 4. Pemilihan variabel yang mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit dikatakan tepat, karena variabel Locus of Control, Komitmen Profesi, Pengalaman Kerja, dan Kesadaran Etis mempunyai pengaruh yang relatif besar yaitu sebesar 80,5%.

12

G. Keterbatasan Penelitian 1. Tujuan riset di bidang akuntansi keperilakuan umumnya adalah untuk memprediksi dan menjelaskan suatu perilaku yang terjadi atau mungkin terjadi. Akan tetapi seperti diakui banyak peneliti, bahwa sangat sulit untuk memprediksi perilaku dengan derajat kepastian yang tinggi. 2. Dalam penelitian ini, sampel kurang representatif sehingga hasil penelitian kurang dapat digeneralisasi. Penelitian akan maksimal apabila menggunakan penelitian populasi, akan tetapi karena ada sebagian auditor yang sedang melaksanakan tugas audit, maka penyebaran kuesioner tidak dapat secara maksimal terhadap jumlah auditor pada KAP di Yogyakarta. Selain itu, juga dikarenakan adanya aturan tersendiri oleh KAP tertentu yang membatasi penyebaran kuesioner. 3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit menggunakan kriteria tunggal, sehingga validitasnya tidak bisa diuji. Hal ini memungkinkan bahwa, instrumen yang digunakan tidak mengukur konstruk yang dimaksudkan dengan maksimal. 4. Keterbatasan selanjutnya yaitu terkait dengan metode survey yang digunakan sebagai pengumpulan data, yang mengakibatkan tidak bisa dilakukannya kontrol atas jawaban responden. Responden bisa tidak jujur dalam responnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Interaksi antara Locus of Control dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,501 > 2,0117). 2. Interaksi antara Komitmen Profesi dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Hal ini

13

ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,715 > 2,0117). 3. Interaksi antara Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,340 > 2,0117). 4. Interaksi antara Locus of Control, Komitmen Profesi dan Pengalaman Kerja dengan Kesadaran Etis, secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (28,666 > 2,25). B. Saran 1. Bagi para auditor hendaknya meningkatkan rasa untuk tetap mempertahankan profesinya dan menyukai pekerjaannya tersebut, yaitu dengan menganggap bahwa profesi auditor merupakan profesi yang terbaik dari segala profesi yang ada. Apabila hal tersebut sudah tercipta, maka auditor akan berusaha untuk melakukan tugasnya dengan maksimal dan perilaku tidak etis tidak mungkin terjadi. Selain itu, auditor hendaknya dapat meningkatkan pengalamannya melalui diskusi mengenai audit dengan rekan sekerja, pengawasan dan review oleh akuntan senior, serta mengikuti program pelatihan dan penggunaan standar auditing. Dengan peningkatan pengalaman tersebut, diharapkan auditor akan mempunyai kinerja yang lebih baik. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ingin mengurangi perilaku tidak etis dan independen pada perusahaannya, dapat merekrut auditor yang memiliki locus of control internal pada saat penerimaan pegawai baru. Selain itu, secara berkala perusahaan dapat memberikan training kepada auditor KAP untuk meningkatkan skills dan sensitivitas etis mereka terhadap masalah-masalah akuntansi yang akan dihadapi.

14

3. Bagi penelitian yang mendatang, diharapkan dapat mempertimbangkan faktor personalitas yang lain, seperti personalitas yang merupakan sifat pembawaan dari lahir seperti umur, jenis kelamin, atau tipe personalitas lain seperti Machiavellianism dan juga mempertimbangkan interaksi antara faktor personalitas dan faktor situasional dan kontekstual lain seperti yang diidentifikasi oleh Knapp dalam Umi Muawanah dan Nur Indriantoro (2001).

15

You might also like