Basic Petroleum Geology and Log Analysis

Table of Contents Introduction Objectives Earth ? An Evolving Planet Geology Basics Three Basic Rock Types The Rock Cycle Geologic Time Age Dating Basic Age Dating Principles Geologic Time Scale Basic Classification and Types of Sedimentary Rocks The two main groups of sedimentary rocks are classified on the basis of their origin There are five types of sedimentary rocks that are important in the production of hydrocarbons: Source Rock and Hydrocarbon Generation Migration of Hydrocarbons Basic Hydrocarbon Chemistry Five Major Types of Hydrocarbons of Interest to Petroleum Exploration Kerogen/Bitumens Crude Oil Asphalt Natural Gas Condensates Temperature Gradient Pressure Gradient What is a reservoir, and how does it develop over time? Abundance and Production of Sedimentary Formations PHYSICAL CHARACTERISTICS OF A RESERVOIR Depth Area and Thickness Porosity Controls on Porosity Permeability Examples of variations in permeability and porosity Fluid Distribution within a Reservoir The Fluids First Revolution Reservoir Fluid Mechanics Capillary Pressure Irreducible Water Saturation Basic Geological Conditions That Create Petroleum Traps Structural Traps Stratigraphic Traps Exploration and Mapping Techniques Subsurface Mapping Geophysical Surveys Seismic Surveys Magnetic Surveys Gravity Surveys Structural Contour Maps Cross-Sections Isopach Maps Lithofacies Maps Surface Geology Subsurface Geology and Formation Evaluation Well Cuttings Cores Logging While Drilling Formation Testing Wireline Well-Logging Techniques Borehole Environment The Basis of Log Analysis Log Data Porosity Remember Resistivity Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Bumi? Sebuah Planet yang Berkembang Geologi Dasar Tiga Jenis Batuan Dasar Siklus Batuan Periode Geologi Age Dating Prinsip Dasar Usia Dating Skala Waktu geologi Dasar Klasifikasi dan Jenis Batuan sedimen Dua kelompok utama batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan asal mereka Lima jenis batuan sedimen yang penting dalam produksi hidrokarbon Batuan Sumber and Generasi Hidrokarbon Migrasi Hidrokarbon Dasar Hidrokarbon Kimia Lima Mayor Jenis Hidrokarbon Berkaitan ke Petroleum Exploration Kerogen / aspal Minyak Mentah Asphalt Natural Gas Kondensat Suhu Gradient Tekanan Gradient Apakah reservoir, dan bagaimana cara berkembang dari waktu ke waktu? Kelimpahan dan Produksi Formasi sedimen FISIK KARAKTERISTIK RESERVOIR Kedalaman Luas dan Tebal Porositas Kontrol pada Porositas Permeabilitas Contoh variasi permeabilitas dan porositas Cairan Distribusi dalam Reservoir "Cairan Pertama" Revolusi Reservoir Mekanika Fluida Tekanan kapiler Saturasi Air tereduksi Dasar Geologi Kondisi Yang memuat Perangkap Minyak Struktural Traps Perangkap stratigrafi Eksplorasi dan Teknik Pemetaan Pemetaan Bawah Permukaan Survei Geofisika Seismik Survei Magnetic Survei Survei gravitasi Struktural Contour Maps Cross-Bagian Isopach Maps Litofasies Peta Permukaan Geologi Bawah Permukaan Geologi dan Formasi Evaluasi Nah Stek Cores Logging Sementara Pengeboran Pembentukan Pengujian Wireline Well-Logging Teknik Borehole Lingkungan Dasar Analisis Log Log data Porositas Ingat Tahanan

Example of changes in resistivity with changes in reservoir characteristics Water Saturation Important Terminology and Symbols A note on water saturation Review of Permeability Reserve Estimation How much hydrocarbon can be recovered from the reservoir? Appendix Chemical Properties of Hydrocarbons

Contoh perubahan resistivitas dengan perubahan karakteristik reservoir Air Saturasi Penting Terminologi dan Simbol Sebuah catatan pada saturasi air Ulasan Permeabilitas Estimasi Cadangan Berapa banyak hidrokarbon dapat pulih dari reservoir? Lampiran Kimia Sifat Hidrokarbon

Introduction Geology is the science that deals with the history and structure of the earth and its life forms, especially as recorded in the rock record. A basic understanding of its concepts and processes is essential in the petroleum industry, for it is used to predict where oil accumulations might occur. It is the job of the petroleum geologist to use his/her knowledge to reconstruct the geologic history of an area to determine whether the formations are likely to contain petroleum reservoirs. It is also the job of the geologist to determine whether the recovery and production of these hydrocarbons will be commercially profitable. The physical characteristics of a reservoir, how petroleum originated and in what type of rock, what types of fluids exist in the reservoir, how hydrocarbons become trapped, and basic well log analysis are some of the concepts vital to the production and recovery efforts of any exploration or energy service company. Objectives After completing this section, you should be able to: * Define Geology and how it applies to the petroleum industry. * Define and describe the three basic layers of Earth. * Differentiate between weathering processes and erosional processes * Name the three rock types. * List the components of the rock cycle. * Explain the three basic principles of relative age dating. * Define and explain a rock formation. * Explain the origin of hydrocarbons. * Define porosity. * List the controls on porosity. * Define permeability. * Define a reservoir. * List the two most common reservoir rock types and give some general characteristics of each type. * Explain fluid distribution in a petroleum reservoir. * List and describe the basic hydrocarbon traps. * Name the different geological mapping techniques used in petroleum exploration. * Explain the difference between surface and subsurface exploration. * Explain the basic concepts of well log analysis.

Pendahuluan Geologi adalah ilmu yang berhubungan dengan sejarah dan struktur bumi dan bentuk-bentuk kehidupan, terutama seperti yang tercatat dalam catatan batuan. Pemahaman dasar konsep-konsep dan proses tersebut sangat penting dalam industri perminyakan, untuk itu digunakan untuk memprediksi di mana akumulasi minyak mungkin terjadi. Ini adalah tugas dari ahli geologi perminyakan untuk menggunakan pengetahuannya untuk merekonstruksi sejarah geologi suatu wilayah untuk menentukan apakah formasi yang mungkin mengandung reservoir minyak bumi. Ini juga merupakan tugas ahli geologi untuk menentukan apakah pemulihan dan produksi hidrokarbon ini akan menguntungkan secara komersial. Karakteristik fisik reservoir, bagaimana minyak bumi berasal dan berada di jenis batuan apa, jenis cairan yang ada di reservoir, bagaimana hidrokarbon menjadi terjebak, dan dasar analisis log sumur adalah beberapa konsep penting untuk usaha produksi dan pemulihan dari setiap eksplorasi atau perusahaan energi jasa. Tujuan Setelah menyelesaikan bagian ini, Anda harus dapat: * Menjelaskan tentang Geologi dan bagaimana pengetrapannya pada industri perminyakan. * Menjelaskan dan menggambarkan tiga lapisan dasar bumi. * Membedakan antara proses pelapukan dan proses erosi * Menyebutkan tiga jenis batuan. * Menyebutkan komponen dari siklus batuan. * Menjelaskan tiga prinsip dasar kencan usia relatif. * Mendefinisikan dan menjelaskan formasi batuan. * Jelaskan asal hidrokarbon. * Tentukan porositas. * Buatlah daftar kontrol pada porositas. * Tentukan permeabilitas. * Tentukan reservoir. * Sebutkan dua jenis batuan reservoir yang paling umum dan memberikan beberapa karakteristik umum dari masing-masing jenis. * Jelaskan distribusi fluida dalam reservoir minyak bumi. * Daftar dan menggambarkan perangkap hidrokarbon dasar. * Sebutkan teknik pemetaan geologi yang berbeda yang digunakan dalam eksplorasi minyak bumi. * Jelaskan perbedaan antara permukaan dan bawah permukaan eksplorasi. * Jelaskan konsep dasar analisis log sumur.

Earth ? An Evolving Planet About 4.6 billion years ago, Earth began to evolve from a conglomeration of chunks of matter into a differentiated planet with continents, oceans and an atmosphere. The primitive planet grew and began to heat up due to the collision of in-falling material striking other accreted material at high velocities. There were three general processes that contributed to the heating of the planet: collision, compression by the weight of the accreted material, and radioactive decay.

Bumi Sebuah Planet Berkembang Sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, bumi mulai berkembang dari konglomerasi potongan materi menjadi sebuah planet yang berbeda dengan benua, lautan dan atmosfir. Planet primitif tumbuh dan mulai memanas dikarenakan tabrakan di-jatuhi tambahan material lainnya pada kecepatan tinggi. Ada tiga proses umum yang berkontribusi pada pemanasan planet ini: tabrakan, kompresi oleh penambahan material, dan peluruhan radioaktif.

Figure 1 Collision of material onto primitive Earth It is likely that accretion and compression raised the internal temperature of the planet to an average of about 1000C. Radioactive elements also had a profound effect on the evolution of Earth. The decay of these elements contributed to a rise in interior temperature to approximately 2000 C, the temperature at which iron will melt. This is important because the melting of iron, which makes up about one- third of the planet, initiated the process by which Earth became the planet we know today. Iron is denser than most other elements on Earth. When it melted, the iron sank and formed the planets core. The other molten materials were lighter and therefore separated and floated upward, creating a layered body. The very lightest materials floated to the top, cooled, and formed Earths crust. This differentiation also initiated the escape of lighter gases, which eventually led to the formation of the atmosphere and oceans.

Figure 2 Compression of material Bumi Sangat mungkin bahwa pertambahan dan kompresi menaikkan suhu internal planet menajdi rata-rata sekitar 1000 C. Unsur-unsur radioaktif juga memiliki efek mendalam pada evolusi bumi. Peluruhan unsur-unsur ini berkontribusi pada kenaikan suhu interior menjadi sekitar 2000 C, suhu di mana besi akan meleleh. Hal ini penting karena besi yang meleleh, yang menbuat sekitar sepertiga dari planet ini, memulai proses dimana bumi menjadi planet yang kita kenal sekarang. Besi lebih padat daripada kebanyakan elemen lain di Bumi. Ketika meleleh, besi tenggelam dan membentuk inti planet. Bahan cair lainnya yang lebih ringan terpisah dan melayang keatas, membuat sebuah lapisan tersendiri. Material yang sangat ringan melayang ke atas, didinginkan, dan membentuk kerak bumi. Pembedaan ini juga menyebabkan gas yang sangat ringan melepaskan diri, yang akhirnya mengarah pada pembentukan atmosfer dan lautan.

Geology Basics The earth is composed of three basic layers: the core, the mantle, and the crust. The crust is the layer that is of most importance in petroleum geology. Geologists distinguish between oceanic crust and continental crust. Oceanic crust lies under the oceans and is thin ? about 5-7 miles (8-11 km) ? and is made up primarily of heavy rock that is formed when molten rock (magma) cools. Continental crust is thick ? about 10-30 miles (16-48 km) ? and is composed of rock that is relatively light as compared to oceanic crust.

Dasar Dasar Geologi Bumi terdiri dari tiga lapisan dasar: inti, mantel, dan kerak. Kerak adalah lapisan yang merupakan hal yang terpenting dalam petroleum geologi. Geolog membedakan antara kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera terletak di bawah lautan dan tipis sekitar 5-7 mil (8-11 km) dan terdiri terutama dari heavy rock yang terbentuk ketika batuan cair (magma) mendingin. Kerak benua tebal sekitar 10-30 mil (16-48 km) dan terdiri dari batuan yang relatif ringan dibandingkan dengan kerak samudera.

Figure 4 Cross-sectional view of the earth showing internal structure Gambar 4 Cross-sectional pandangan bumi menunjukkan struktur internal The crust is continuously changing and moving because of two major forces of nature Orogeny and weathering/erosion. Orogeny, or mountain building, is a process in which the layers of the crust are folded and pushed upward by such processes as plate tectonics and volcanism. Weathering and erosion are the opposing forces in which the sediments are broken down and transported. There are two types of weathering: * Physical occurs when solid rock is fragmented by physical processes that do not change the rocks chemical composition. These processes include wind (aeolian forces), water (freezing, flowing, wave action, etc), heat, and even glacial movement. Frost wedging is one example of physical weathering. * Chemical occurs when minerals in a rock are chemically altered or dissolved. The weathering of potassium feldspar to form kaolinite, a clay, is an example of chemical weathering. Kerak terus berubah dan bergerak karena dua kekuatan besar alamOrogeny dan pelapukan / erosi. Orogeny, atau gunung bangunan, adalah proses di mana lapisan kerak yang dilipat dan didorong ke atas oleh proses seperti lempeng tektonik dan vulkanik. Pelapukan dan erosi adalah kekuatan yang berlawanan di mana sedimen dipecah dan diangkut. Ada dua jenis pelapukan: * Fisik-terjadi ketika batuan padat terfragmentasi oleh proses fisik yang tidak mengubah komposisi kimia rock. Proses ini meliputi angin (kekuatan aeolian), air (beku, mengalir, gelombang, dll), panas, dan bahkan gerakan glasial. Wedging Frost adalah salah satu contoh dari pelapukan fisik. * Kimia-terjadi ketika mineral dalam batu secara kimiawi diubah atau dibubarkan. Pelapukan feldspar kalium untuk membentuk kaolinit, tanah liat, adalah contoh pelapukan kimia.

Figure 5

Weathering and erosion are closely interrelated geological processes. As a rock weathers, it becomes susceptible to erosion. Erosion is the removal of weathered debris. These and additional forces and processes have resulted in the creation of subsurface geological formations in which petroleum reservoirs are found.

Pelapukan dan erosi adalah proses geologi yang terkait erat. Batuan yang lapuk, menjadi rentan terhadap erosi. Erosi adalah penghapusan puing-puing lapuk. Ini dan tambahan pasukan dan proses telah menghasilkan penciptaan formasi geologi bawah permukaan di mana reservoir minyak bumi yang ditemukan.

Three Basic Rock Types The earths crust is composed of three basic rock types: igneous, sedimentary and metamorphic. Igneous rocks are formed from the crystallization of molten rock (magma or lava) from within the earths mantle. Common igneous rocks include granite, basalt, and gabbro. Metamorphic rocks are formed from pre-existing rocks by mineralogical, chemical and/or structural changes in response to marked changes in temperature, pressure, shearing stress, and chemical environment. These changes generally take place deep within the earths crust. Examples of common metamorphic rocks include slate, marble and schist. Sedimentary rocks are formed as sediments, either from eroded fragments of older rocks or chemical precipitates. Sediments lithify by both compaction, as the grains are squeezed together into a denser mass than the original, and by cementation, as minerals precipitate around the grains after deposition and bind the particles together. Sediments are compacted and cemented after burial under additional layers of sediment. Thus sandstone forms by the lithification of sand particles and limestone by the lithification of shells and other particles of calcium carbonate. These types of rocks are typically deposited in horizontal layers, or strata, at the bottom of rivers, oceans, and deltas. Limestone, sandstone, and clay are typical sedimentary rocks. Petroleum-Bearing Rocks Sedimentary rocks are the most important and interesting type of rock to the petroleum industry because most oil and gas accumulations occur in them; igneous and metamorphic rocks rarely contain oil and gas. All petroleum source rocks are sedimentary. Furthermore, most of the worlds oil lies in sedimentary rock formed from marine sediments deposited on the edges of continents. For example, there are many large deposits that lie along the Gulf of Mexico and the Persian Gulf. The Rock Cycle Igneous, metamorphic, and sedimentary rocks are related by the rock cycle, the circular process by which each is formed from the others. Rocks are weathered to form sediment, which is then buried. During deeper and deeper burial, the rocks undergo metamorphism and/or melting. Later, they are deformed and uplifted into mountain chains, only to be weathered again and recycled.

Tiga Jenis Batu Dasar Kerak bumi terdiri dari tiga jenis batuan dasar: beku, sedimen dan metamorf. Batuan beku yang terbentuk dari kristalisasi batuan cair (magma atau lava) dari dalam mantel bumi. Batuan beku yang umum termasuk granit, basalt, dan gabro. Batuan metamorf terbentuk dari pra-ada batuan dengan mineralogi, kimia dan / atau perubahan struktural dalam menanggapi perubahan ditandai suhu, tekanan, tegangan geser, dan lingkungan kimia. Perubahan ini umumnya berlangsung jauh di dalam kerak bumi. Contoh batuan metamorf umum termasuk batu tulis, marmer dan sekis. Batuan sedimen yang terbentuk sebagai sedimen, baik dari fragmen terkikis dari batuan tua atau kimia endapan. Sedimen lithify oleh pemadatan baik, seperti biji-bijian yang diperas bersama-sama menjadi massa padat daripada yang asli, dan oleh sementasi, sebagai endapan mineral di sekitar biji-bijian setelah deposisi dan mengikat partikel bersama-sama. Sedimen yang dipadatkan dan disemen setelah penguburan di bawah lapisan tambahan sedimen. Dengan demikian bentuk pasir oleh lithification partikel pasir dan batu kapur oleh lithification kerang dan partikel lainnya dari kalsium karbonat. Jenis batuan biasanya disimpan dalam lapisan horizontal, atau strata, di bagian bawah sungai, lautan, dan delta. Kapur, batu pasir, dan tanah liat adalah batuan sedimen yang khas. Minyak-Bantalan Rocks Batuan sedimen adalah jenis yang paling penting dan menarik dari batu untuk industri minyak karena minyak yang paling dan akumulasi gas terjadi di dalamnya, batuan beku dan metamorf jarang mengandung minyak dan gas. Semua batuan sumber minyak bumi yang sedimen. Selain itu, sebagian besar minyak dunia terletak pada batuan sedimen yang terbentuk dari sedimen laut diendapkan di tepi benua. Misalnya, ada deposito besar banyak yang terletak di sepanjang Teluk Meksiko dan Teluk Persia. Siklus Batu Batuan beku, metamorf, dan sedimen yang terkait dengan siklus batu, proses melingkar dimana masing-masing terbentuk dari orang lain. Rocks yang lapuk untuk membentuk sedimen, yang kemudian dikubur. Selama pemakaman yang lebih dalam dan lebih dalam, batu mengalami metamorfosis dan / atau mencair. Kemudian, mereka cacat dan terangkat ke rantai pegunungan, hanya untuk cuaca lagi dan didaur ulang.

Figure 6 The rock cycle Gambar 6 Siklus batu

Geologic Time Geologic time and Earths geologic history are concepts that need to be clearly understood and how they relate to the petroleum industry. It takes millions of years and specific conditions for organic and sedimentary materials to be converted to recoverable hydrocarbons. The late eighteenth century is generally regarded as the beginning of modern geology. During this time, James Hutton, a Scottish physician and gentleman farmer, published his Theory of the Earth with Proof and Illustrations (1785) which put forth the principle of uniformitarianism. This principle states that the geologic processes and forces now operating to modify the earths crust have acted in much the same manner and with essentially the same intensity throughout geologic time, and that past geologic events can be explained by forces observable today. This is known as the classic concept the present is the key to the past.

Waktu geologi Waktu geologi dan sejarah geologi bumi adalah konsep yang perlu dipahami dengan jelas dan bagaimana mereka berhubungan dengan industri minyak. Dibutuhkan jutaan tahun dan kondisi tertentu untuk bahan organik dan sedimen untuk dikonversi menjadi hidrokarbon dipulihkan. Akhir abad kedelapan belas umumnya dianggap sebagai awal geologi modern. Selama waktu ini, James Hutton, seorang dokter Skotlandia dan petani pria, diterbitkan Teori bumi dengan Bukti dan Ilustrasi (1785) yang diajukan prinsip uniformitarianisme. Prinsip ini menyatakan bahwa proses geologi dan kekuatan sekarang beroperasi untuk memodifikasi kerak bumi ini telah bertindak dalam banyak cara yang sama dan dengan dasarnya intensitas yang sama sepanjang waktu geologi, dan bahwa peristiwa geologi masa lalu dapat dijelaskan oleh pasukan diamati saat ini. Hal ini dikenal sebagai konsep klasik "sekarang adalah kunci ke masa lalu."

Age Dating Before radioactive materials were discovered, geologists used this and other principles and an understanding of fossils to determine the relative ages of sedimentary rock layers; that is, how old they are in relation to one another. Relative dating does not tell us how long ago something took place, only that it followed one event and preceded another. Once radioactivity was discovered, geologists used the physics of radioactive decay to pinpoint a rocks absolute age, that is, how many years ago it formed. Absolute dating did not replace relative dating, but simply supplemented the relative dating technique. The principle methods that have been used for direct radiochronology of sedimentary rocks are as follows: 1. The Carbon-14 technique for organic materials. 2. The Potassium-Argon and Rubidium-Strontium techniques for glauconites, hornblende, microclines, muscovites, biotites, etc. 3. The Thorium-230 technique for deep ocean sediments and aragonite corals. 4. The Protactinium-231 technique for ocean sediments and aragonite corals. 5. The Uranium-238 technique for apatite, volcanic glass, zircon, etc.

Usia Kencan Sebelum bahan radioaktif ditemukan, ahli geologi menggunakan prinsip-prinsip ini dan lainnya dan pemahaman tentang fosil untuk menentukan usia relatif lapisan batuan sedimen, yaitu, berapa umur mereka dalam hubungannya dengan satu sama lain. Kencan relatif tidak memberitahu kita berapa lama sesuatu lalu terjadi, hanya itu mengikuti salah satu acara dan mendahului yang lain. Setelah radioaktivitas ditemukan, geolog menggunakan fisika peluruhan radioaktif untuk menentukan umur absolut batu ini, yaitu, berapa tahun yang lalu itu terbentuk. Absolute kencan tidak menggantikan kencan relatif, tetapi hanya dilengkapi teknik kencan relatif. Metode prinsip yang telah digunakan untuk radiochronology langsung batuan sedimen adalah sebagai berikut: 1. Teknik Karbon-14 untuk bahan organik. 2. The-Kalium Argon dan Rubidium-Strontium teknik untuk glauconites, hornblende, microclines, Moskow, biotites, dll 3. Teknik Thorium-230 untuk sedimen laut dalam dan karang aragonit. 4. The Protactinium-231 teknik untuk sedimen laut dan karang aragonit. 5. Uranium-238 teknik untuk apatit, kaca vulkanik, zirkon, dll

Figure 7 Layered rock sequence illustrating relative age and deposition of strata in horizontal layers Gambar 7 urutan batuan Layered menggambarkan usia relatif dan pengendapan strata dalam lapisan horizontal

Basic Age Dating Principles To establish a relative time scale, a few simple principle or rules had to be discovered and applied. Although they may seem rather obvious to us today, their discovery was a very important scientific achievement. Stratigraphy is the study of the origin, composition, distribution, and sequence of layers of sedimentary rock, or strata. Stratification is the characteristic layering or bedding of sedimentary rocks. This characteristic is basic to two of the principles used to interpret geologic events from the sedimentary rock record. First is the principle of original horizontality, which states that most layers of sediment are deposited in a nearly horizontal layer. If a sequence of sedimentary rock layers are folded or tilted, then generally it is understood that these layers were deformed by tectonic events after their initial deposition. Second is the principle of superposition which states that each layer of sedimentary rock in a sequence that has not been tectonically disturbed is younger than the layer beneath it and older than the layer above it. Therefore, a series of sedimentary layers can be viewed as a vertical time line. This produces either a partial or complete record of the time elapsed from the deposition of the lowermost bed to the deposition of the uppermost bed. This rule also applies to other surface deposited materials such as lava flows or beds of ash from volcanic events. If igneous intrusions or faults cut through strata, they are assumed to be younger than the structures they cut and is known as the principle of cross-cutting relationships.

Prinsip Dasar Age Dating Untuk membentuk skala waktu relatif, sebuah prinsip sederhana atau aturan harus ditemukan dan diterapkan. Meskipun mereka mungkin tampak agak jelas bagi kita saat ini, penemuan mereka adalah prestasi ilmiah yang sangat penting. Stratigrafi adalah studi tentang asal-usul, komposisi, distribusi, dan urutan lapisan batuan sedimen, atau strata. Stratifikasi adalah layering atau karakteristik tidur batuan sedimen. Karakteristik ini adalah dasar untuk dua prinsip yang digunakan untuk menafsirkan peristiwa geologi dari catatan batuan sedimen. Pertama adalah prinsip horizontalitas asli, yang menyatakan bahwa lapisan yang paling sedimen yang diendapkan dalam lapisan hampir horisontal. Jika urutan lapisan batuan sedimen yang dilipat atau miring, maka umumnya dipahami bahwa lapisan yang cacat oleh peristiwa tektonik setelah deposisi awal mereka. Kedua adalah prinsip superposisi yang menyatakan bahwa setiap lapisan batuan sedimen dalam urutan yang belum terganggu tektonik lebih muda dari lapisan di bawahnya dan lebih tua daripada lapisan di atasnya. Oleh karena itu, serangkaian lapisan sedimen dapat dilihat sebagai garis waktu yang vertikal. Ini menghasilkan rekor baik sebagian atau lengkap dari waktu yang telah berlalu dari pengendapan tempat tidur paling bawah dengan pengendapan tempat tidur teratas. Aturan ini juga berlaku untuk permukaan lainnya disimpan bahan seperti aliran lava atau tempat tidur abu dari peristiwa vulkanik. Jika intrusi batuan beku atau kesalahan menembus strata, mereka dianggap lebih muda dari struktur mereka memotong dan dikenal sebagai prinsip hubungan lintas sektor. Paleontologi, studi tentang kehidupan di waktu geologi masa lalu, berdasarkan fosil tanaman dan hewan, adalah suatu pertimbangan penting dalam catatan stratigrafi dan signifikan di usia menugaskan rock unit. Dalam upaya geologi awal, fosil indeks (fosil dengan rentang sempit stratigrafi vertikal) mewakili satu-satunya cara untuk korelasi yang realistis dan usia penugasan urutan batuan. Korelasi adalah proses yang berkaitan batu di satu situs dengan mereka di situs lain. Pada 1793, William Smith, seorang surveyor yang bekerja di selatan Inggris, mengakui bahwa fosil dapat digunakan sampai saat usia relatif batuan sedimen. Dia belajar bahwa dia bisa peta batu unit dari tambang batubara untuk tambang batubara lebih dari jarak yang besar jika ia ditandai oleh lapisan litologi dan kandungan fosil. Sementara pemetaan urutan batu vertikal ia mendirikan sebuah tatanan umum fosil dan strata dari tertua di bagian bawah sampai yang termuda di bagian atas. Ini urutan stratigrafi dari fosil akhirnya menjadi dikenal sebagai prinsip suksesi fauna dan menyatakan bahwa fosil dan fauna flora dalam urutan stratigrafi sukses satu sama lain dalam urutan, pasti dikenali.

Paleontology, the study of life in past geologic time, based on fossil plants and animals, is an important consideration in the stratigraphic record and is significant in assigning ages to rock units. In early geologic endeavors, index fossils ( fossils with narrow vertical stratigraphic ranges) represented the only means for realistic correlation and age assignment of rock sequences. Correlation is the process of relating rocks at one site with those at another site. In 1793, William Smith, a surveyor working in southern England, recognized that fossils could be used to date the relative ages of sedimentary rocks. He learned that he could map rock units from coal quarry to coal quarry over a large distance if he characterized the layers by their lithology and fossil content. While mapping the vertical rock sequences he established a general order of fossils and strata from the oldest at the bottom to the youngest at the top. This stratigraphic ordering of fossils eventually became known as the principle of faunal succession and states that fossil faunas and floras in stratigraphic sequence succeed one another in a definite, recognizable order.

Figure 8 Correlation of strata. Gambar 8 Korelasi strata. Smith was also the first person to define formations within a rock unit. A formation is a rock unit that is mappable over a laterally extensive area and has the same physical properties and contains the same fossil assemblages. Some formations consist of one rock type, like limestone. Others may be interbedded, for example, alternating layers of sandstone and shale, but can be mapped as one unit. Smith juga orang pertama yang menentukan formasi dalam suatu unit rock. Formasi adalah unit batuan yang mappable di area lateral luas dan memiliki sifat fisik yang sama dan berisi kumpulan fosil yang sama. Beberapa formasi terdiri dari satu jenis batuan, seperti kapur. Orang lain mungkin akan interbedded, misalnya, bolak lapisan batu pasir dan serpih, tetapi dapat dipetakan sebagai satu unit.