You are on page 1of 11

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012

BAB 9 TRIAXIAL COMPRESSION TEST (U-U)

9.1 Tujuan Praktikum a. Mengukur Unconsolidated Undrained Strenght terhadap speciments yang berbentuk silinder dari tanah-tanah. b. Menentukan harga kohesi tanah (c). c. Menentukan nilai sudut geser dalam tanah () dalam kondisi undrained unconsolidation.

9.2 Prinsip Percobaan Uji triaksial merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan parameter geser tanah, baik tanah pasir atau lempung. Pada uji triaksial digunakan sebuah sampel tanah

berbentuk silinder yang dibungkus dengan membran karet yang tipis dan diletakkan di dalam sebuah bejana silinder berbahan plastik atau gelas. Benda uji akan mendapat tekanan hidrostatis dari cairan yang dimasukkan ke dalam bejana (berupa air atau larutan gliserin). Untuk menyebabkan keruntuhan, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui suatu piston vertikal. Terdapat 2 cara untuk melakukan pembebanan tersebut, yaitu : 1. 2. Dengan memberikan beban mati yang ditambah secara berkala sampai benda uji runtuh Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertikal) dengan kecepatan deformasi yang tetap dengan bantuan mesin atau pembebanan hidrolis Drainage (keluarnya air) dari spesimen bisa diperbolehkan atau dihentikan tergantung pada kondisi pengujian. Ada 3 tipe standar uji triaksial yang biasa dilakukan: a. Consolidated-Drained test (CD test) Pada pengujian ini, benda uji ditekan dari segala arah dengan tekanan penyekap, 3 dengan cara memberikan tekanan pada cairan di dalam silinder. Setelah tekanan penyekap 3 dikerjakan, tegangan air pori dalam benda uji naik menjadi uc. Hubungan dengan pipa aliran (drainase) tetap terbuka, sehingga terjadi disipasi akibat kelebihan tegangan air pori. Kemudian terjadi konsolidasi hingga lama kelamaan uc. Mengecil menjadi nol. Selama pengujian, beban tegangan deviator, d, pada benda uji ditambahkan dengan sangat

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


lambat, dan pipa aliran air dibiarkan tetap terbuka agar memungkinkan terjadinya disipasi penuh dari tegangan air pori sehingga dapat diciptakan ud=0 selama pengujian. b. Consolidated-Undrained test (CU test) Pada pengujian ini, sampel tanah yang jenuh mula-mula dikonsolidasi dengan tegangan penyekap 3 dari segala arah. Adanya 3 ini menyebabkan terjadi pengaliran air dari dalam sampel tanah ke luar. Sesudah tegangan air pori akibat pemberian tekanan penyekap telah seluruhnya terdisipasi, tegangan deviator d pada sampel tanah ditambah sampai menyebabkan keruntuhan pada sampel tanah. Selama tahap ini berlangsung, hubungan drainase air dari dan ke dalam tanah harus dibuat tertutup (drainase terbuka saat konsolidasi). Karena tidak terjadi pengaliran air, maka pada saat pembebanan d ini akan terjadi kenaikan tegangan air pori ud. c. Unconsolidated-Undrained test (UU test) Pada pengujian ini, air dari dan ke dalam benda uji tidak diijinkan untuk mengalir selama tekanan sel 3 diberikan dan selama pemberian tegangan deviator d (1 -3) hingga terjadi keruntuhan. Pada umumnya uji ini dilakukan pada sampel tanah lempung, dan uji ini memberikan konsep kekuatan geser tanah yang penting untuk tanah berkohesi yang jenuh air. Kekuatan tanah bergantung pada tegangan yang bekerja dalam air pori selama pembebanan maupun pada tegangan total yang dihasilkan oleh pembebanan, sehingga jika air pori dibiarkan mengalir dari dan ke dalam sampel tanah pada saat beban bekerja, tegangan air pori tidak akan sesuai dengan keadaan dimana drainage tidak boleh terjadi. Drainase tidak boleh terjadi pada pengujian ini karena pada metoda ini kekuatan tanah diukur dalam keadaan tegangan total. Ini hanya sesuai dengan keadaan lapangan bila drainase tidak terjadi selama pembebanan. Keruntuhan tanah bukan terjadi akibat hancurnya butir-butir tanah tersebut tetapi akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser tanah c (shear failure) dapat dianggap terdiri dari dua komponen yaitu: 1. 2. Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya. Bagian yang mempunyai sifat gesekan yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya. Triaxial Compression Test adalah suatu spesimen yang berbentuk prisma yang ditekan sekelilingnya oleh cairan di dalam pressure chamber dan ditekan oleh suatu tekanan isotropik (chamber pressure) kemudian ditambah dengan beban compressive yang bekerja pada arah axis (sumbu) dari spesimen (axial load).

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012

Major principal stress pada speciment = unit axial load + chamber pressure Minor principal stress pada speciment = chamber pressure Principal stress difference = selisih antara mayor dan minor principal stress pada spesimen Principal stress difference = unit axial load Tegangan pada saat runtuh diambil dari tegangan-tegangan pada spesimen pada saat unit axial load maximum atau principal stress difference pada 20% axial strain. Unconsolidated Undrained Strenght adalah keadaan tegangan pada saat failure dari silinder spesimen tidak boleh terjadi selama triaxial compression. Tegangan yang diberikan dengan metoda ini yaitu dengan memberikan tekanan air awal yang tetap lalu selama percobaan diberikan tekanan axial dari atas. Keadaan tekanan dinyatakan dengan mohr circle dari mayor dan minor principal stress pada spesimen.

9.3 Alat-alat Praktikum a. Axial loading device b. Axial load measuring device c. Triaxial compression chamber d. Speciment cap dan speciment base e. Deformation indicator f. Sample ejector g. Rubber membrans h. Stowatch i. Air j. Speciment trimming k. Membrane expander l. Remolding apparatus m. Moisture content containers n. Data sheets

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


9.4 Prosedur Praktikum a. Ambil 3 buah sampel tanah dan masukkan tanah pada sample ejector. b. Timbang masing-masing sampel dan cari berat satuan volumenya. c. Ratakan kedua ujung tanah pada sample ejector, lalu keluarkan. d. Bungkus sampel tanah dengan rubber membrans. e. Pasang sampel yang sudah dibungkus pada speciment base dan speciment cap lalu ikat dengan menggunakan karet pada keduanya agar tidak terjadi kebocoranair. f. Pasang pada triaxial chamber kemudian ditutup.

g. Set triaxial chamber pada posisi axial device. h. Pasang deformation indicator. i. Sesuaikan deformation chamber dengan pressure chamber tetapi usahakan agar tidak terjadi gaya ke arah piston kemudian diisi dengan air. j. Set tekanan air pada chamber dengan tekanan yang tetap lalu nyalakan mesin pemberi tekanan piston. k. Lakukan pembacaan dial gauge dan tegangan air pori tiap 2 menit dan air raksa diatur agar tetap pada posisinya sampai terjadi keruntuhan, yaitu dial gauge menunjukan angka yang tetap. l. Catat perubahan deformasi yang terjadi.

m. Matikan mesin, null indikator dinolkan n. Buka kran reservoir air (buka klep bagian atas chamber), air akan keluar. o. Buka chamber, kemudian keluarkan sampel tanah p. Lakukan langkah sebelumnya dengan menggunakan tekanan pada chamber yang berbeda.

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012

Ambil 3 sampel tanah

Masukkan pada sample ejector

Bungkus dengan rubber membrans

Set deformation indicator

Set triaxial compression chamber

Pasang pada triaxial compression chamber

Masukkan air

Periksa kebocoran

Nyalakan mesin triaxial chamber

Lakukan langkah sebelumnya dengan tekanan air yang berbeda

Catat perubahan dial reading setiap 2 menit

Nyalakan stopwatch

Gambar 9.1 Diagram alir percobaan

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


9.5 Data dan Pengolahan Data 9.5.1 Data dan Perhitungan Sampel 1 Berat beban (3) Kalibrasi : 0,5 Kg : 0,179881

Dial reading maksimum : 86,5 Tabel 9.1 Data pengamatan deformasi sampel 1 Time in minute Deformation dial 0 1,524 3,048 Strain rate% 0 2 4 Corrected area cm2 11,401 11,634 11,876 Dial reading 0 72 86,5 Axial load kg 12,951432 15,559707 1-3 kg/cm2 1,11324 1,310181 3 kg/cm2 1 kg/cm2

0 2 4 Sampel 2

0,5 1,61324 0,5 1,810181

Berat beban (3) Kalibrasi

: 1 Kg : 0,183784

Dial reading maksimum : 105 Tabel 9.2 Data pengamatan deformasi sampel 2 time in minute 0 2 4 6 deformation dial 0 1,524 3,048 4,572 strain rate% 0 2 4 6 corrected area cm2 11,401 11,634 11,876 12,129 dial reading 0 76,5 101,5 105 Axial load kg 14,059476 18,654076 19,29732 1-3 kg/cm2 1,208482 1,570737 1,591007 3 kg/cm2 1 kg/cm2

1 2,208482 1 2,570737 1 2,591007

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


Sampel 3 Berat beban (3) Kalibrasi : 1,5 Kg : 0,180724

Dial reading maksimum : 129 Tabel 9.3 Data pengamatan deformasi sampel 3 time in minute 0 2 4 6 8 deformation dial 0 1,524 3,048 4,572 6,096 strain rate% 0 2 4 6 8 corrected area cm2 11,401 11,634 11,876 12,129 12,392 dial reading 0 79 115 124 129 Axial load kg 14,277196 20,78326 22,409776 23,313396 1-3 kg/cm2 1,227196 1,750022 1,847619 1,881326 3 kg/cm2 1,5 1,5 1,5 1,5 1 kg/cm2 2,727196 3,250022 3,347619 3,381326

Tabel 9.4 Data perhitungan titik pusat dan jari-jari lingkaran Mohr 3 kg/cm3 1 2 3 0,5 1 1,5 1-3 (max) kg/cm2 4 1,310181 6 1,591007 8 1,881326

No Speciment

E %

1 kg/cm2 1,810181 2,591007 3,381326

(1+3)/2 kg/cm2 1,1550905 1,7955033 2,4406632

(1-3)/2 kg/cm2 0,655091 0,795503 0,940663

9.5.2 Contoh Perhitungan Untuk sampel 1, diketahui : Kalibrasi 3 Strain rate Corrected area Dial read = 0,179881 = 0,5 kg/cm2 =2% = 11,634 cm2 = 72

a. Nilai Axial Load Axial load = calibration x dial read = o,179881 x 72 = 12,951432 kg b. Nilai Deviator Stress 1-3 =

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


1-3 = = 1,11324 kg/cm2 c. Nilai 1 1

= (1-3) + 3 = 1,11324 + 0,5 = 1,61324 kg/cm2

d. Mayor dan Minor Principal Stress pada saat failure Mayor Pricipal stress = 3 = chamber pressure Minor Principal stress = 1 = Principal stress difference + chamber presssure = (1-3) + 3 3 = 0,5 kg/cm2 1 = 1,61324 kg/cm2

Pembuatan Lingkaran Mohr Lingkaran Mohr dibuat berdasarkan data-data tegangan sampel pada saat failure dengan shear stress () sebagai ordinat dan normal stress ( ) sebagai absis. Titik pusat lingkaran Mohr Jari jari lingkaran Mohr Contoh perhitungan : Dari sampel , tegangan-tegangan pada saat failure (runtuh) : 3 = 0,5 kg/cm2 1 = 1,61324 kg/cm2 Titik pusat lingkaran Mohr Jari jari lingkaran Mohr = = = 1,155 kg/cm2 = 0,655 kg/cm2 = =

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


9.6 Analisis 9.6.1 Hubungan tegangan dan regangan

2 Axial Stress (kg/cm2) 1,5 1 0,5 0 0

Stress vs Strain

Speciment 1 Speciment 2 Speciment 3

4 6 Strain Rate (%)

10

Gambar 9.2 Grafik Stress vs Strain

Grafik diatas menunjukkan kekuatan tekan tanah dengan 1-3 sebagai ordinat dan strain rate sebagai absis. Titik runtuh tanah ditunjukkan dengan putusnya kurva masing-masing

speciment pada grafik diatas. Artinya, tanah tidak mampu lagi menahan beban yang diberikan. Kuat tekan maksimum ditunjukkan dengan titik tertinggi dari kurva diatas.

9.6.2 Lingkaran Mohr

Gambar 9.3 Grafik Lingkaran Mohr Speciment 1 dan 2

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012

Gambar 9.4 Grafik Lingkaran Mohr Speciment 2 dan 3

Gambar 9.5 Grafik Lingkaran Mohr Speciment 1 dan 3 Dari ketiga grafik diatas didapat tiga nilai C yaitu C12, C23, dan C13, serta didapat tiga nilai yaitu: 12, 23, 13. C12 C23 C13 12 23 13 = o,4308 = 0,3249 = 0,4308 = 12 = 15 = 12

Maka rata-rata nilai C = 0,3955, dan nilai rata-rata = 13

Kelompok 14

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2012


Dari Diagram lingkaran Mohr diperoleh: C = 0,3955 dan = 13. Ternyata hasil pengujian dari praktikum triaksial ini tidak sesuai dengan teori (textbook). Hal ini ditunjukkan dari hasil plot Lingkaran Mohr terhadap tegangan-tegangan total pada saat runtuh. Menurut teori, garis keruntuhan untuk tegangan total dari lingkaran-lingkaran Mohr untuk hasil pengujian triaksial akan berbentuk garis horizontal dengan = 0. Namun pada pengujian ini garis keruntuhan untuk tegangan-tegangan totalnya membentuk sudut 13. Hal ini dapat terjadi dikarenakan spesimen tidak berada dalam kondisi jenuh sebelum dilakukan percobaan. Nilai C merupakan nilai kohesi yang menunjukkan kekuatan tarik menarik antar molekul tanah. Nilai C pada percobaan bernilai positif karena besar 1 pada masing-masing sampel sesuai dengan besar beban yang diberikan sehingga jari-jari lingkaran Mohr untuk ketiga sampel tidak jauh berbeda, yang menyebabkan garis singgung menjadi tidak curam dan memotong sumbu-y positif.

9.7 Kesimpulan Dari percobaan triaksial pada kondisi Undrained Unconsolidation yang telah dilakukan didapat parameter tegangan geser yaitu nilai kohesi (C) tanah sebesar 0,3955 dan nilai sudut geser dalam tanah () sebesar 13. Nilai C dan ditentukan melalui penggambaran grafik lingkaran Mohr. Parameter tegangan geser ini digunakan untuk mengetahui bidang keruntuhan tanah yang diuji.

9.8 Referensi Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 9 hal 10 - 41. Erlangga. 1985. Laboratorium Mekanika Tanah. Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah. ITB.

Kelompok 14

You might also like