Professional Documents
Culture Documents
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
No. 1.
Bentuk Nama Obat Sediaan Bentuk Sediaan Obat Padat 1. Amoxicillin 500 mg Tablet (kaplet) salut 2. Fladex Forte 3. Dextrometorphan 15 mg 4. Cedocard 5. Carsida 6. Valisanbe 7. Voltadex 8. Dexamethason 9. Coronipin 10. Promag
Kandungan
Kelebihan
Kekurangan
Metronidazol 500 mg Isosorbid dinitrat Antasida Diazapam 2 mg Diclofenat dinitrate 50 mg Nifedipin 10 mg Hidrotalcite 200 mg, Magnesium hidroksida 150 mg, simetikon 50 mg Bisacodyl 5 mg Aluminium hidroksida 200 mg, magnesium hidroksida 200 mg -
Paracetamol 250 mg, Propifenason 150 mg, Kofeina 50 mg Asam Asetilsalisilat 80 mg Tarbutalin Sulfat 2,5 mg
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
Selain zat aktif, tablet juga mengandung campuran asam Fleksibilitas dalam hal penyesuaian dosis dan jumlah obat yang diberikan (disbanding kapsul lunak)
Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat Harus memenuhi persyaratan mengenai keseragaman bobot dan waktu hancur
2.
25. Nature E Kapsul lunak 26. Vitalong C Kapsul sustainedrelease Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat 27. Ikamicetin 15 g Oilment (salep) 28. Oxytetracycline 3% 29. Gentamicin sulphate 0,1% 5 gr 30. Genoint
Isi berupa cairan dalam minyak atau suspense Zat aktif obat tersedia selama jangka waktu tertentu Mudah dioleskan Satu/lebih bahan berkhasiat Karena bahannya minyak, sehingga kontak dengan kulit lebih lama dan efektif Banyak air, sehingga ada sensasi dingin Bisa dicuci dalam air Hanya bersifat local
Chloramphenicol base 20 gr Oxytetracycline HCl/ 30 mg Gentamicin sulphate 1 mg Tiap gram mengandung Gentamicin Sulfat yang setara dengan 1 mg Gentamicin Mengandung hidrokortison asetat 25 mg
Krim
Kerja obat yang singkat karena mengandung air sehingga mudah dibersihkan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
Pasta
32. Pepsodent 75 gr
Lebih menyerap Kurang berminyak Memiliki daya penetrasi dan meresap lebih rendah daripada salep Lebih mudah dalam pamberian pada anak atau orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam menelan
3.
Bentuk Sediaan Obat Cair Paracetamol, 60ml Syrup Solpenox (sirup kering)
Paracetamol Amoxicillin
Larutan
Bisolvon, 50 ml
Bromhexin HCl
Elixir
Mengandung satu atau lebh zat kimia yang terlarut Dosis dapat disesuaikan Cocok untuk yang sukar menelan Sebagai obat luar, pemakaiannya mudah Cocok untuk penderita yang sukar menelan
Membutuhkan bahan penambah selain bahan obat, seperti gula, gliserol, perasa, pengawet dan pewarna Karena cepat diabsorpsi, meka onset kerja juga cepat
Eliksir kurang manis dan kurang kental dibadingkan dengan sediaan sirup Karena mengandung alcohol, dalam penggunaannya
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
Suspensi
Emulsi
Vit A, vit D3, vit B1, Vit B6, B12, B2, C, kalsium, lisin HCl, ekstrak curcuma, minyak ikan
Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah diruang hingga krim setengah padat
harus berhatihati Kecepatan absorpsi obat tergantung pada ukuran partikel Tidak dapat diabsorpsi dari saluran cerna Sering menimbulkan cake yang menyulitkan obat terbagi rata Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena air dapat mempermudah pertumbuhan mikroorganism e Mudah meleleh pada suhu tinggi > 150C
4.
Sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat berpengaruh terhadap pelepasan zat terapetik
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
Betadine 100ml
Breathy 30ml (tetes hidung) Pantocain 5ml (tetes mata) Erlamycetin 10ml (tetes mata)
NaCl (6,5mg/ml)
Lebih mudah digunakan untuk penggunaan luar Mengandung zat berkhasiat, zat dapar dan zat pengawet Tidak menimbulkan iritasi/goresan bila terbentuk massa yang mengeras/pengumpulan Steril
pH sebaiknya antara 5,5-7,5 Sediaan yang berbentuk suspense harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan bila terbentuk massa yang mengeras pH harus asam (5,0 6,0) Bahan yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar bahan obat mudah menempel Ukuran partikel obat harus dikontrol dan ukuran rata-
Chloramphenicol 1 %
Aerosol
Obat mudah dipakai Tidak terkontaminasi bahan asing, sterilisasi dapat dipertahankan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
rata partikel obat harus lebih kecil dari 10 mg Harganya mahal Bila produksi secret bronkus sudah banyak, maka penggunaan aerosol inhalasi tidak efektif
Budesonide 100g/dosis
Metronidazole
Memberikan efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian per oral Efek obat dapat diramalkan dengan tepat Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna Kerusakan obat dalam GIT dapat dihindari Diberikan untuk penderita yang tidak bisa kooperatif
Cara pemberiannya harus merobek jaringan ke dalam kulit (merusak jaringan) Rasa nyeri pada tempat suntikan Efek psikologis pada penderita yang takut disuntik Kekeliruan pemberian obat
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
hampir tidak mungkin diperbaiki Hanya dilakukan oleh orang yang kompeten Sama dengan injeksi biasa Harus dilarutkan terlebih dahulu
Afrin 15ml
Pulvis Adspersorius
Efek Local
Efek Sistemik
Efferverscent powder -
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
Granula
mengandung bahan pembantu, (Na bikarbonat dan asam sitrat) Serbuk dapat disuspensikan, dilarutkan, dicampur dengan makanan lain Diberikan dengan jumlah terukur Bahannya mudah larut dan dapat larut sempurna dalam air Digunakan untuk memberikan sediaan injeksi hipodermik Zat aktif terserap langsung melalui mukosa mulut Zat aktif terserap langsung melalui mukosa mulut Memberi kesan lebih menarik
Biasanya dalam bentuk paten Tidak stabil dalam penyimpanan cukup lama Jarang digunakan
Efek sistemik
Efek sistemik
Luas permukaan penyerapan lebih sempit Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab
Rasa enak, mudah ditelan, tidak meninggalkan tasa pahit Mengandung satu/lebih bahan obat, bahan dasar beraroma manis yang dapat membuat tablet larut perlahan dalam mulut Digunakan untuk penggunaan local khusus di lokasi vagina Penyerapan obat terjadi secara perlahan dalam kurun waktu yang
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
lama Kaplet Ovula Sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat berpengaruh terhadap pelepasan zat terapetik Sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat berpengaruh terhadap pelepasan zat terapetik Dapat diminum dalam bentuk minum/makanan Cocok untuk bayi dan balita Ada rasanya, manis Mudah meleleh pada suhu tinggi > 150C Mudah meleleh pada suhu tinggi > 150C Dalam sediaan paten Efek Lokal
Bacilla
Efek Lokal
Guttae oral
Sebagai pelindung karena membentuk lapisan tipis di permukaan kulit setelah kering Pelican kulit Pembawa obat Pendingin Mudah kering Untuk pengobatan infeksi mulut -
Efek Lokal
Efek Local
Jell, gel
Mudah berjamur
Tidak boleh ditelan Harus memenuhi syarat seperti pada tetes mata Tidak boleh ditelan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
10
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
11
Muhammad Alfian
Seorang mahasiswa berumur 20 tahun datang ke poliklinik Univ. Mataram dengan keluhan nyeri ulu hati yang berat sampai berguling-guling sejang tadi malam. Keluhan ini disertai kembung, mual, dan muntah. Keluhan seperti ini mulai di alami sejak 3 tahun lalu, kambuh-kambuhan. Dalam 1 minggu, 2-3 kali kambuh, terutama jika terlambat makan dan minum the atau minuman yan gkecut. Dia sangat khawatir, muntahnya kemarin bercampur adarah hitam. Selama ini dia hanya menggunakan obat kunyah. Dokter kemudian memberikan obat golongan antasida, antiemetic, penurun produksi asam lambung.
A. Permasalahan - Nyeri ulu hati yang berat - Perasaan kembung, mual dan muntah - Muntah bercampur darah Diagnosis Kerja: Dispepsia et causa suspect ulkus peptikum B. Tujuan Terapi - Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri ulu hati dan mual - Menghentikan muntah - Mencegah kekambuhan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
12
Muhammad Alfian
C. Pemilihan Obat 1. Mengatasi rasa nyeri ulu hati dan mual Antasida
Obat Natriumbikarbo nat tablet 500 mg Efficacy Nilai 90 Menetralkan asam lambung dengan cepat karena daya larutnya yang tinggi Safety Nilai 60 ES: alkalosis sistemik, edema, perforasi lambung Suitability Nilai 60 (untuk mengobati asidosis sistemik, membuat urine alkali, dan penggunaan lokal pada pruritus) KI: gangguan hati dan ginjal, penyakit jantung, kehamilan, hindari penggunaan jangka panjang Nilai 70 Indikasi: Untuk megobati tukak peptik, nefrolitiasis fosfat dan absorben pada keracunan KI: hipofosfatemia Nilai 70 KI: hipofosfatemia Cost Botol 1000 tablet Rp.12.188 Score 210
Alumunium hidroksida
Magnesium hidroksida
Nilai 80 Onset lebih lama dari kalsium karbonat tapi lebih cepat dari alumunium hidroksida, dosis lebih besar dari kalsium karbonat Nilai 90 onset cepat, masa kerjanya lama, dan daya menetralkan
Nilai 70 ES: Eksresi alumunium fosfat meningkat, menimbulkan sindrom deplesi fosfat, konstipasi, mual, muntah dan onstruksi usus. Nilai 70 Efek samping Diare, kelainan neurologi, jantung, alkaliuria.
210
220
200
BSO_POSR_ANALISA RESEP
13
Muhammad Alfian
asamnya tinggi Antasida doen Nilai : 80 Onsetnya lebih lambat daripada antasida yang larut air seperti natriumbikarbonat
hiperkalsemia, alkalosis, milk alkali sindrom Nilai 90 Efek samping saling menghilangkan karena di kombinasi
240
Berdasarkan tabel diatas maka P-drug dalam kelompok antasida untuk mengatasi keluhan nyeri pada pasien yaitu antasida doen (sedian kombinasi Mg(OH)2 + Al(OH)3) dengan total nilai paling tinggi, agar onset kerjanya lebih cepat maka BSO dalam bentuk suspensi. Untuk dosis dewasa antasida suspensi adalah sehari 3-4 kali dengan dosis CTH 2. Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur. 2. Mencegah kekambuhan
Kelompok obat Antagonis reseptor H2 Efficacy Nilai: 80 Menghambat reseptor H2 sehingga mengurangi produksi asam lambung, tetapi tidak berpengaruh pada sekresi asam melalui pengaru kolinergik atau gastrin posprandial Nilai: 90 Menghambat pompa proton pada membram apikal sel parietal sehingga praktis menghambat produksi asam lambung (>90%) Safety Nilai 80 ESO: ringan Pusing lelah dan ruam kulit, Ginekomasti pada pria dan galaktorea pada wanita pada penggunaan simetidin. Nilai 80 ESO: mual, nyeri abdomen, konstipasi, flatulensi dan diare Suitability Nilai 80 KI: Gangguan SSP, gangguan hepar dan gangguan ginjal Score 240
PPI
250
BSO_POSR_ANALISA RESEP
14
Muhammad Alfian
Golongan obat yang dipilih adalah PPI sesuai skor di table di atas. Pilihan Obat Golongan PPI:
Obat Omeprazol Efficacy Menghambat sekresi asam lambung Safety ESO: Gangguan saluran cerna, mual muntah, kembung, nyeri lambung, diare, konstipasi, nyeri kepala dan pusing, insomnia, penglihatan kabur, ruam kulit, pruritus, mulut kering, malaise, reaksi hipesensitifitas. ESO: Gangguan saluran cerna, mual muntah, kembung, nyeri lambung, diare, konstipasi, nyeri kepala dan pusing, insomnia, penglihatan kabur, ruam kulit, pruritus, mulut kering, malaise, reaksi hipesensitifitas. ESO: Gangguan saluran cerna, mual muntah, kembung, nyeri lambung, diare, konstipasi, nyeri kepala dan pusing, insomnia, penglihatan kabur, ruam kulit, pruritus, mulut kering, malaise, reaksi hipesensitifitas. ES : Gangguan saluran cerna, mual muntah, kembung, nyeri lambung, diare, konstipasi, nyeri kepala dan pusing, insomnia, penglihatan kabur, ruam kulit, pruritus, mulut kering, malaise, reaksi hipesensitifitas. Suitability I: tukak lambung, tukak duodenum khususnya yang disebabkan NSAID dan bakteri H. pylori, refluks esofangitis dan syndrome zollinger ellison I: tukak duodenum, tukak lambung ringan, refluks esofangitis Hati-hati untuk gagal ginjal, penyakit hati, kehamilan I: GERD, tukak lambung, tukak duodenum khususnya yang disebabkan NSAID dan bakteri H. pylori, refluks esofangitis dan syndrome zollinger Ellison I : tukak duodenum yang aktif, tukak lambung dan GERD dengan erosi dan tukak. Cost Kapsul 20 mg kotak 3X10 kapsul Rp.15.313 Kapsul 30 mg kotak 2X10 kapsul Rp.41.800 Dos 7 tablet 20 mg Rp. 56.925 7 tablet 40 mg. Rp. 71.750,-; 1 vial Rp. 109.205
Lansoprazol
Pantoprazol
Rabeprazol
P-drug berdasarkan skor diatas adalah Omeprazole dengan dosis 2x20 mg/standar dosis atau 1x40 mg/double dosis.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
15
Muhammad Alfian
Pilihan obat antiemetic yang digunakan adalah yang bekerja pada Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ), yakni antagonis dopamin:
Kelompok obat Metocloperamid Efficacy Nilai: 80 Antagonis reseptor D2 yang spesifik (CTZ dan lambung) Safety Nilai: 70 EEfek samping: EPS (Ekstrapiramidal syndrome), restlesness, ngantuk, lemah, agranulocytosis, methemoglobinemia Nilai: 75 Tidak menembus blood brain barrier sehingga EPS tidak terjadi. Efek samping:mulut kering, gatal di kulit, vertigo, diare, gejala peningkatan sekresi prolaktin Suitability Nilai : 80 Menurunkan GERD (gastroesofageal refluks disease), dispepsia ulkus peptikum, dyspepsia non ulkus, gastroparesis, mual muntah. Nilai: 80 Menurunkan GERD (gastroesofageal refluks disease), dispepsia ulkus peptikum, dyspepsia non ulkus, gastroparesis, mual muntah. (Chemoteraphy induced nausea and vomiting) dan PONV (post operative nausea and vomiting) Score 230
Domperidon
235
Dari skoring di atas, P-drug yang dipilih adalah Domperidon dengan dosis 10 mg tiap 8 jam.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
16
Tugas Keterampilan Medik D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Bromo no. 9 Pengsong, Labuapi No. Telp : 0370 - 648988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Caps Omeprazol mg 20 No III S. u.d.d Caps I. p.c A R/ Susp Antasida Doen lag I S.p.r.n t.d.d. Cth.I. a.c A R/ Tab Domperidon mg 10 No X S. p. r. n. t. d .d. tab I. a. c A Pro : Nona Sinta Umur : 20 Tahun Alamat : Jl. Bunga Mawar No. 7 Mataram
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
17
Muhammad Alfian
Seorang perempuan, berumur 30 tahun, hamil 6 bulan, datang ke puskesmas dengan keluhan tidak BAB 1 minggu. Perutnya menjadi sakit, mual-mual. Pasien merasa ingin BAB tetapi takut untuk BAB, karena pengalaman sebelumnya, anusnya sampai lecet dan berdarah. Dokter kemudian memberikan pencahar dan suplemen serat.
A. Permasalahan - Tidak BAB 1 minggu - Perut sakit, mual-mual - Takut untuk BAB karena pengalaman sebelumnya anus sampai lecet dan berdarah Diagnosis Kerja: konstipasi B. Tujuan Terapi - Melancarkan BAB C. Pemilihan Obat
Golongan obat Laksan ransang Efficacy Stimulasi akumulasi air dan elektrolit khusus Menghambat absornsi air dan elektrolit Meningkatkan peristaltik Membentuk gel dalam usus, melebarkan usus besar merangsang aktivitas peristaltik Safety Diare air, gangguan elektrolit Suitability Dianjurkan penggunaan jangka pendek Score 90
Bulking agent
Tidak di anjurkan untuk penderita gagal ginjal, karena menyebabkan dehidrasi, hipotensi dan kelumpuhan otot pernafasan Efektif pada keadaan bila mengejan dan atau tinja keras yang dapat menyebabkan hemoroid, hernia, dll.
80
Stool softener
Mengemulsi tinja, melunakan tinja dan mengengeluarkan tinja dengan mudah, tanpa merangsang peristaltic usus
90
Dari tujuan terapi, maka golongan obat yang dipilih adalah Stool softener. Karena cocok untuk ibu hamil.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
18
Muhammad Alfian
Suitability Hindari penggunaan jangka panjang Hindari penggunaan pada anak <3th
Dosis Oral dosis dewasa 5-30 ml Dosis anak 2,5-10 ml Dosis 10ml pada malam hari bila perlu, tidak boleh digunakan sebelum tidur
Glyserine (Laxadine)
Menarik air dalam makanan sehingga merangsang rectum untuk kontraksi dan juga sebagai pelicin dan pelunak tinja sehingga tinja mudah keluar Mengemulsi tinja, melunakan tinja dan mengengeluarkan tinja dengan mudah, tanpa merangsang peristaltic usus
Tidak di indikasikan pada anak < 6 tahun, ibu hamil dan menyusui
Proconsti 10 : enema 1 mL/mL proconsti 40 : enema 4 mL/mL triolax supositoria Tablet 50-300 mg Suspense 4mg/ml Dosis anak 10-40mg/hari Docusate sodium : 50-360 mg/hr Docusate calcium: 50-360 mg/hr Docusate potassium : 100-
7.900
Efektif pada keadaan bila mengejan dan atau tinja keras yang dapat menyebabkan hemoroid, hernia, dll. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan paraffin cair Pemberian pada ibu hamil belum di ketahui, disarankan hati-hati Pemberian pada ibu
3.200
BSO_POSR_ANALISA RESEP
19
Muhammad Alfian
menyusui: terdistribusi dalam asi setelah pemberian oral, pemberian secara rectal belum diketahui bahayanya. 300 mg/hr
Dari tabel perbandingan obat diatas, maka P-drug pada pasien ini adalah Docusate Sodium. Dosis untuk docusat sodium yang diberikan pada pasien ini adalah 50-360 mg perhari
BSO_POSR_ANALISA RESEP
20
Tugas Keterampilan Medik D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Bromo no. 9 Pengsong, Labuapi No. Telp : 0370 - 648988 Mataram, 8 Juni 2012 No. XII A R/ Pulv. Vegeta g 4,1 S.u.c. No. V A Pro : Nona Sinta Umur : 20 Tahun Alamat : Jl. Bunga Mawar No. 7 Mataram
Muhammad Alfian
Catatan untuk pasien 1 saschet Vegeta dilarutkan dalam air sebanyak 200ml air matang, aduk perlahan dan langsung diminum sampai habis. Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
21
Muhammad Alfian
Seorang perempuan, umur 25 tahun, saat ini sedang hamil 6 bulan, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati dan rasa panas di dada, mual dan beberapa kali muntah. Keluhan ini sejak sebelum hamil dirasakan, tetapi memberat 2 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan fisik, TD: 100/60 mmHg, nadi: 90 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37 C. dokter kemudian memberikan obat antasida, penghambat produksi asam lambung dan antiemetic.
A. Permasalahan - Nyeri ulu hati - Rasa panas di dada - Mual - Beberapa kali muntah-muntah - Terjadi sejak sebelum hamil - Keluhan semakin memberat 2 minggu terakhir - TD 100/60 mmHg Diagnosa Kerja: Dispepsia non ulkus Suspect Gastroesofageal Refluks Disease (GERD) B. Tujuan Terapi - mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri ulu hati, panas di dada, mual dan ingin muntah - mencegah kekambuhan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
22
Tugas Keterampilan Medik C. Pemilihan Obat 1. Golongan obat untuk menghambat produksi asam lambung
Efficacy Antacid Mengurangi keasaman lambung dengan menetralisir asam lambung (HCl). Antasida melindungi mukosa lambung terhadap asam (dengan netralisasi) dan terhadap pepsin (yang menjadi inaktif pada pH di atas 5 dan diinaktifkan oleh tambahan aluminium dan magnesium). Terikat secara selektif dan berkompetisi dengan reseptor histamine H2 pada membrane basolateral sel parietal. Menghambat pelepasan asam lambung dari histamine dengan menghambat asetilkolin dan gastrin yang berhubungan dengan sekresi asam Secara irreversible memblok H+/K+ ATPase pada sel parietal lambung. Dipengaruhi makanan Safety
Muhammad Alfian
ESO: alkalosis sistemik, retensi cairan (NaHCO3), hiperkalsemia, nefrolitiasis, milkalkaline syndrome (CaCO3), konstipasi, hipofosfatemia (Al[OH]3), diare, hipermagnesia (padapenderitainsufisiensiginjal) (Mg[OH]2) ESO: ditoleransi dengan baik dan efek samping yang jarang. Terkadang Sakit kepala, kelelahan, bingung, rash, diare, konstipasi, sedasi, ginekomasti, libido berkurang, impoten
H2 reseptor antagonis
KI: penderita yang hipersensitif terhadap obat-obat yang termasuk golongan H2 reseptor antagonist KI: penderita yang hipersensitif terhadap obat-obat yang termasuk golongan PPIs
ESO: sakit kepala, mual, diare, nyeri perut, lemah, ngantuk, rash, gatal-gatal, flatulen, konstipasi, cemas, depresi, berkurangnya absorbs vit.B12 dalam penggunaan PPIs jangka panjang, eritema multiforme, pancreatitis, Steven Johnson Syndrome.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
23
Muhammad Alfian
Pilihan golongan untuk penanganan pasien adalah antacid dan antagonis H2 reseptor. Obat yang digunakan adalah golongan antacid : antasida DOEN. Pilihan obat yang digunakan pada golongan antagonis H2 reseptor:
Pilihan obat Simetidin Efficacy Menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible, Mengurangi volume dan kadar ion hydrogen cairan lambung, Penurunan sekresi asam lambung Safety ESO: Nyeri kepala, pusing, malaise, myalgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pruritus, kehilangan libido dan impoten. Selain itu dapat juga timbul disfungsi seksual, ginekomasti. Jarang: trombositopenia, granulositopenia, toksisitas terhadap ginjal atau hati. ESO: Nyeri kepala, pusing, malaise, myalgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pruritus, kehilangan libido dan impoten. Selain itu dapat juga timbul disfungsi seksual, ginekomasti. ESO: sakit kepala, pusing, konstipasi, diare. Dapat menembus sawar plasenta. Suitability I: tukak peptic, tukak lambung KI: Cost Tablet 500 mg Ktk 10 x 10 tablet = Rp. 9.033,Nilai 50-60
Ranitidin
Menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible, mengurangi volume dan kadar ion hydrogen cairan lambung, penurunan sekresi asam lambung
Tablet 150 mg Ktk 10 x 10 tablet = Rp. 25.000,Tablet 50 mg Ktk 5 x 10 tablet = Rp. 7.069,-
60-70
Famotidin
70-80
BSO_POSR_ANALISA RESEP
24
Muhammad Alfian
Berdasarkan perbandingan antara kedua golongan obat yang dapat mengatasi keluhan mual muntah dan dapat mengatasi kelainan yang kemungkinan bisa diakibatkan tonus sfringter yang melemah adalah golongan antagonis dopamin. Pilihan Obat yang digunakan pada golongan antagonis dopamine:
Pilihan obat Efficacy Safety Suitability Cost Nilai
Metoklopramid
Domperidone
Dapat meningkatkan tonus sfingter esophagus, membantu pengosongan lambung serta meningkatkan motilitas usus halus kemungkinan melalui pelepasan asetilkolin SDA
ESO: ekstrapiramidal sangat sering terjadi, terkait efek yang kuat dalam menghambat reseptor dopamine
60-70
ESO: minimal
KI: Tidak boleh digunakan jika serangan motilitas lambung dapat membahayakan seperti adanya pendarahan, obstruksi mekanik atau perforasi gastrointestinal
70-80
BSO_POSR_ANALISA RESEP
25
Tugas Keterampilan Medik D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Bromo no. 9 Pengsong, Labuapi No. Telp : 0370 - 648988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Tab. Antasida doen mg 200 No. X S. p.r.n t.d.d. Tab. I a.c. A R/ Tab. Famotidin mg 150 No. VI S.b.d.d Tab. I p.c. A R/ Tab. Domperidone mg 100 No. X S.b.d.d Tab. I a.c. A Pro : Nona Umur : 25 Tahun Alamat : Jl. Bunga Mawar No. 7 Mataram
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
26
Muhammad Alfian
Seorang anak laki-laki, umur 5 tahun, dibawa ke puskesmas dengan keluhan demam tinggi, batuk berdahak dan pilek. Keluhan ini dirasakan di sekolahnya kemarin. Ibunya sangat khawatir sesak anaknya kambuh, karena biasanya sesak anaknya kambuh jika batuk pilek. Hasil pemeriksaan fisik, suhu: 39,2 C, RR 28x/menit, tidak terdengar wheezing, dan ronki negative. Dokter kemudian memberikan obat antipiretik, mukolitikekspektoran, dekongestan dan salbutamol.
A. Permasalahan - demam tinggi : 39,2 C - batuk berdahak dan pilek - respirasi 28 x/menit Diagnosis Kerja: Diagnosa: ISPA B. Tujuan Terapi - Meminimalisasi atau menghilangkan keluhan demam, serta batuk dan pilek. - Keluhan ini juga dihilangkan untuk mencegah terjadinya sesak pada anak tersebut, karena pada riwayat dahulu anak tersebut mengalami sesak jika batuk dan pilek. - Keluhan diminimalisasi atau dihilangkan dengan menggunakan obat yang mempunyai efek samping sedikit atau tidak ada. C. Pemilihan Obat - Antipiretik : berfungsi sebagai penurun demam - Mukolitik : berfungsi sebagai memecah ikatan disulfida pada mukus - Ekspektoran : berfungsi sebagai obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak di saluran napas - Dengostan : berfungsi sebagai vasokontriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki ventilasi sehingga menghilangkan gejala hidung tersumbat - Salbutamol : berfungsi sebagai bronkodilator
BSO_POSR_ANALISA RESEP
27
Muhammad Alfian
Ibuprofen
Safety ESO: jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi ruam kuli, trobositopenia, leucopenia, neutropenia, hipotensi, kerusakan hati, kerusakan ginjal (over dosis) ESO: perdarahan dan iritasi gastrointestinal, rash, pruritus, tinnitus, pusing, sakit kepala, retensi cairan, efek hematologic dan gangguan ginjal
Suitability I: pireksia Peringatan : gangguan fungsi hati, ggangguan fungsi ginjal, ketergantungan alcohol, Indikasi : menurunkan demam pada anak anak Peringatan : ibu menyusui Kontaindikasi :
Asetilsistein
BSO_POSR_ANALISA RESEP
28
Muhammad Alfian
ESO: Dapat terjadi mual dan diare, gangguan pencernaan, rasa penuh diperut tapi niasanya ringan. Pernah dilaporkan terjadi sakit kepala, vertigo, berkeringat banyak, dan gangguan kulit juga dapat terjadi peningkatan transaminase. I: sebagai mukolitik meredakan batuk berdahak Peringatan: hati-hati digunakan pada penderita tukak lambung, dan wanita hamil terutama pada 3 bulan pertama, wanita menyusui. Interaksi: pemberian bersamaan antibiotik amoksisilin, seforaksin, dosisiklin, akan meningkatkan konsentrasi antibiotik KI: hipersensitif terhadap bromheksin I: mukolitik, pembasah pada afeksi saluran nafas akut dan kronis Peringatan: hamil, menyusui, DM. KI: hipersensitif terhadap erdostein, pasien sirosis hati dan kekurangan enzim crystathioninmine sintetase, fenil ketonuria, pasien gagal ginjal (dengan kreatin klerens < 25 ml/min) I: mengurangi viskositas sputum KI: ulkus peptik aktif
Erdostein
ESO: tidak ditemukan efek terhadap saluran pencernaan dan efek sistemik
Karbosistein
Gliseril Guaikolat
Bisa digunakan sendiri atau dalam bentuk kombinasi seperti pada amonium klorida
BSO_POSR_ANALISA RESEP
29
Tugas Keterampilan Medik P-drug untuk pasien ini adalah Gliseril Guaikolat. 4. Decongestant
Efficacy Efedrin hidroklorida Merupakan zat simpatomimetik yang bekerja pada reseptor adrenergic pada mukosa hidung menyebabkan vasokontriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki ventilasi. SDA Dekongestan oral memiliki onset kerja lebih lambat dibandingkan dengan obat topical tetapi bekerjalebih lama dan kurang menyebabkan iritasi lokal. Safety
Muhammad Alfian
Suitability I: Obstruksi saluran napas yang reversibel KI: hipertiroideisme, DM, Penyakit jantung iskemik, Hipertensi, gangguan ginjal, lansia, interaksi dengan penghambat MAO. I: Obstruksi saluran napas yang reversibel KI: hipertiroideisme, DM, Penyakit jantung iskemik, Hipertensi, gangguan ginjal, lansia, interaksi dengan penghambat MAO.
ESO: Penggunaan lama sediaan topical (lebih dari 3 sampai 5 hari) dapat mengakibatkan rhinitis medicamentosa. Efek samping lain rasa terbakar, bersin, kekeringan mukosa nasal. ESO: Pada dekongestan oral dengan dosis tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Pseudoefedrin
P-drug untuk pasien ini adalah Efedrin obat tetes hidung. 5. Pemilihan Salbutamol:
Cara Kerja: Agonis adrenoseptor beta 2 kerja pendek ESO: mual, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi peripheral, takikardia dan hipokalemi yang kadng timbul setelah pemberian dosis tinggi. Hati hati pemberian pada pasien tirotoksikosis, wanita hamil dan menyusui, pemberian bersamaan denga derivate xantin, steroid dan diuretic, hindari pemberian pada penderita hipertensi, jantung iskemik dan pasien usia lanjut, hipertiroidisme, diabetes mellitus. I: Asma bronchial, bronchitis asmatis dan emfisema pulmonum KI: Hipersensitivitas. Interaksi Obat: Beta bloker seperti propanolol menghambat efek selbutamol.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
30
Tugas Keterampilan Medik D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Bromo no. 9 Pengsong, Labuapi No. Telp : 0370 - 648988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Syr. Paracetamol ml 60 Lag. X S. p.r.n.q.d.d. Cth. I A R/ Tab. Gliseril Guayakolat mg 150 No. VI Sacch. Lact. q.s. m.f.l.a. pulv. d.t.d. No. XV S.t.d.d Pulv. I A R/ Gtt. nasal Efedrin Lag. I S.p.r.n.t.d.d Gtt. nasal II OD & OS A R/ Tab. Salbutamol mg 2 No. VI Sacch. Lact. q.s. m.f.l.a. pulv. d.t.d. No. XV S.t.d.d Pulv. I A Pro : Laki Umur : 5 Tahun Alamat : Jl. Pemuda No. 45, Mataram
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
31
Muhammad Alfian
Seorang perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan gatal-gatal di lipatan pahanya sejak 3 hari terakhir, pasien sudah sering mengalami keluhan ini, terutama jika makan sea food, dan berkeringat di daerah lipatan pahanya. Hasil pemeriksaan terlihat lesi madidans (basah), kemerahan, terlihat lesi satelit. Dokter kemudian memberikan obat derivate hidrokortison, antihistamin dan anti jamur.
A. Permasalahan Gatal-gatal pada lipatan paha, sejak 3 hari terakhir. Sudah sering mengalami, terutama jika makan sea food dan berkeringat di lipatan paha. Terlihat lesi madidans (basah), kemerahan, terlihat sel satelit.
Diagnosis Kerja: Dermatitis alergi dengan infeksi sekunder (jamur) B. Tujuan Terapi Mengurangi keluhan gatal pada pasien Mongobati infeksi jamur
Suitability
Safety
ESO:
BSO_POSR_ANALISA RESEP
32
Muhammad Alfian
Diare Pening Mengantuk Sakit kepala Ruam Efek samping lainnya: sembelit, muntah, artralgia (nyeri sendi)
Score
100
Dari tabel di atas, p-drug yang paling sesuai digunakan untuk pasien kasus alergi adalah Antihstamin H1 Pilihan Obat Antihistamin H1
Obat Doksepin Eficacy Menyakat efek histamine dengan cara antagonism kompetitif yag reversible pada reseptor H1. Obat ini didistribusi secara luas dalam tubuh. Suitability I: - Pasien depresi - Pasien pruritus, seperti dermatitis atopikal KI: - Pasien yang peka terhadap doksepin - Pasien yang mendapat pengobatan dengan preparat yang mengandung alcohol, obat-obat penekan saraf pusat - Anak dibawah umur 12 tahun I: Antihistamin, antiemetic, antispasmodic, parkinsonisme, reaksi ekstrapiramidal karena obat KI: - Bayi baru lahir atau premature - Ibu menyusui I: Reaksi hipersinsitivitas, pruritus KI: Penderita dengan pengalaman hipersensitif pada pirilamin I: Manifestasi alergi di kulit atau pada urtikaria dan angioedema KI: serangan asma akut dan bayi premature Safety ESO: - Menimbulkan kantuk - Disorientasi - Kebingungan Score
Difenhidrami n
Menyakat efek histamine dengan cara antagonism kompetitif yag reversible pada reseptor H1. Obat ini didistribusi secara luas dalam tubuh.
ESO: - Efek antimuskarinik - Kuat menimbulkan sedasi - Somnolens - Efek gastrointestinal minimal ESO: - Somnolens - Efek Gastrointestinal umum terjadi ESO: - Efek sedasi - Sering melibatkan stimulasi SSP
Pirilamin
Klorfenirami n maleat
Menyakat efek histamine dengan cara antagonism kompetitif yag reversible pada reseptor H1. Obat ini didistribusi secara luas dalam tubuh. Menyakat efek histamine dengan cara antagonism kompetitif yag reversible pada reseptor H1. Obat ini didistribusi secara luas dalam tubuh.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
33
Muhammad Alfian
ESO: Efek sedasi, gangguan mata dengan tekanan intraokular meningkat
Setirizin
I: Pengobatan perennial rinitis, alergi rinitis musiman dan kronik idiopatik urtikaria KI: ibu menyusui, penderita dengan pengalaman hipersensitif pada Cetirizine
Prometazin
I: Sebagai antiallergic (alergi rhinitis) KI: Penderita dengan pengalaman hipersensitif pada prometazin
Siproheptadi n
I: Manifestasi alergi di kulit atau pada urtikaria dan angioedema, Cold urticaria, Alergi rhinitis, Vasomotor rhinitis KI: Penderita yang hipersensitif terhadap Siproheptadin, Bayi baru lahir atau prematur, Wanita menyusui, Tukak lambung stenosis.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
34
Muhammad Alfian
Loratadin
Menyakat efek histamine dengan cara antagonism kompetitif yag reversible pada reseptor H1. Obat ini didistribusi secara luas dalam tubuh. Tidak memiliki efek atikolinergik yang berarti Penterasi ke dalam SSP buruk
I: loratadine mengobati gejala-gejala seperti urtikaria kronik dan gangguan alergi pada kulit KI: Hipersensirif terhadap loratadine.
2. Anti jamur
Amphotericin B Eficacy Bersifat selektif dalam efek fungsidnya. Obat ini terikat pada eergosterol, suatu sterol dalam membra sel jamur. Obat ini mengubah permeabilitas sel melalui pembentukan lubang-lubang yang memungkinkan pembocoran ion-ion dan makromolekul intraseluler, sehingga mengakibatkan kematian sel. I: - Hampir semua infeksi mikotik - Terapi empiris - Pengobatan ulkus dan keratitis - Artritis karena jamur KI: ESO: - Demam - Menggigil Flucytosine Kurang baik dalam mengikat protein dan mudah masuk ke dalam semua kompartemen cairan tubuh, termasuk ke cairan serebrospinal. Obat ini pertama diterima oleh sel jamur melalui enzym cytosine permease. Kemudian diubah secara intraseluler, menjadi 5FU, 5-fluorodeoxyuridine monophospatase (FdUMP) dan Fluorouridine triphosphate (FUTP), yang menghambat sintesis DNA dan RNA sesuai urutannya. I: Terbatas pada penggunaan terapi kombinasi dengan ampohotericin B untuk meningitis cryptococcal atau dengan itraconazole untuk chromoblastomycosis KI: ESO: - Anemia - Leukopenia Azole Mengurangi sintesis ergosterol melalui penghambatan enzim-enzim sitokrom P450 pada jamur.
Suitability
I: Berbagai spesies candida, Cryptococcus neoformans, mikosis endemik (blastomycosis, coccidiodomycosis, histoplasmosis). Infeksi-infeksi aspergillus. KI:
Safety
BSO_POSR_ANALISA RESEP
35
Muhammad Alfian
Score
30
90
Dari tabel di atas, obat yang paling sesuai untuk pasien pada kasus adalah golongan Azole.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
36
Muhammad Alfian
Ketokonazol Mengurangi sintesis ergosterol melalui penghambatan enzimenzim sitokrom P450 pada jamur I: - Infeksi jamur pada kulit - Infeksi jamur sistemik atau yang resistn - Vulval kandidiasis ESO: Reaksi Hipersensitivitas
Mikonazol Mengurangi sintesis ergosterol melalui penghambatan enzimenzim sitokrom P450 pada jamur I: Infeksi jamur pada kulit
Sulkonazol Mengurangi sintesis ergosterol melalui penghambatan enzimenzim sitokrom P450 pada jamur I: Infeksi jamur pada kulit
Suitability
Safety
Cost
3. Hidrokortison Hidrokortiso merupakan salah satu dari tujuh golongan glukokortikoid topikal dengan bentuk sediaan: Hidrokortison velerat salep 0,2% Hidrokortison burirat krim 0,1% : nama dagang WESTCORT : nama dagang LECOID
Hidrokortison krim 0,5% , salep 1,5%, lotion 2,5% : nama dagang HYTONE , NURTRICORT, PENECCORT
BSO_POSR_ANALISA RESEP
37
Muhammad Alfian
Safety ESO: Kulit menjadi tipis dan rapuh, Pemberian hidrokortison topikal dapat menyebabkan vasokonstriksi Toksisitas: - Lokal: atrofi kulit, hipopigentasi, sria, talangiekstasia, purpura, erupsi menyerupai akne, pertumbuhan jamur di kulit dan bakteri yang berlebihan - Sistemik: Supresi sumbu hipotalamushipofisis-adrenal dan ganguan pertumbuhan terutaa pada anak anak.
I: Insuficiency adrenokortikosteroid, reaksi hipersensitifitas, penyakit kulit, radang usus, hemoroid reumatik, penyakit mata KI: Infeksi jamur sistemik, ileocolostomi pascaoperasi, hipersensitivitas terhadap hidrokortison atau kompne obat lainnya
BSO_POSR_ANALISA RESEP
38
Tugas Keterampilan Medik D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Bromo no. 9 Pengsong, Labuapi No. Telp : 0370 - 648988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Cr Miconazole 2% tube I S.t.d.d.u.e. A R/ Tab Chlorpeniramin meleat mg 2 No.XV S.t.d.d tab I p.c A
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
39
Muhammad Alfian
Jodi, umur 5 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan keluar cairan kuning berbau dari telinga kanan sejak kemarin. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Telinga terasa penuh dan sakit. Keluhan lainnya hidung buntu dan beringus, demam sudah hilang. Hasil pemeriksaan fisik, otore (+) pada telinga kanan, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 38 C. Dokter kemudian meresepkan antibiotic, dekongestan dan antipiretik.
A. Daftar Masalah: Keluar cairan kuning berbau dari telinga kanan Telinga terasa penuh dan sakit Hidung buntu dan beringus Suhu 380 C Diagnosis: Suspect otitis media akut dan rhinitis B. Tujuan Terapi: Mengatasi infeksi Mengurangi rasa sakit Mengobati keluhan hidung buntu dan beringus Menurunkan demam C. Pemilihan Obat 1. Mengatasi Infeksi
Nama golongan Tetrasiklin Efficacy Bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan menghambat perlekatan aminoasil-tRNA yang bermuatan. Memiliki spektrum yang luas. Penghambat kuat terhadap sintesis protein mikroba. Bersifat bakteriostatik untuk kebanyakan bakteri, melawan bakteri aerob dan anaerob serta gram positif Safety ESO: mual, muntah, diare, iritasi esofagus, hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitivitas dan reaksi hipersensitivitas (demam). ESO: mual, muntah, dan diare, depresi sumsung tulang, reaksi neurotoksik seperti sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer dan reaksi hipersensitivitas. Suitability I: infeksi bakteri yang umum KI: Tidak boleh diberikan pada anak-anak < 12 tahun
Kloramfeniko l
I: infeksi berat (hemophilus influenza, demam tifoid, dan burkholderia cepacea) KI: wanita hamil dan menyusui, porfiria
BSO_POSR_ANALISA RESEP
40
Muhammad Alfian
I: enteritis infeksiosa, toksoplasmosis, nokardiasis KI: gagal ginjal, gangguan hati yang berat, porfiria
Florokuinolo n
ESO: mual, muntah, dispepsia, diare, sakit kepala, gangguan tidur, ruam dan pruritus. Selain itu, anoreksia, peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah, astenia, depresi, bingung, halusinasi, kejang, tremor, paraestesia, hipoastesia, fotosensitivitas, reaksi hipersensitivitas (demam) serta gangguan darah. ESO: Reaksi alergi, nyeri berat dan tromboflebitis setelah injeksi intravena, toksisitas pada ginjal.
I: bakteri gram positif dan gram negatif KI: hati-hati pada pasien dengan riwayat epilepsi atau kejang, defisiensi G6PD, miastenia gravis, gangguan ginjal, wanita hamil dan ibu menyusui, anak-anak dan remaja
Sefalosporin
Penisilin
Bersifat bakterisida dan bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Diekskresi ke urin dalam kadar terapetik.
ESO: reaksi alergi dan reaksi anafilaksis yang dapat menjadi fatal, kejang pada pasien gagal ginjal.
Gen I: terutama aktif terhadap kuman gram positif Gen II: kurang aktif terhadap bakteri gram positif, tapi lebih aktif terhadap bakteri gram negatif Gen III: kurang aktif terhadap kokus gram positif, tapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae I: infeksi kokus gram positif, infeksi batang gram positif, infeksi bakteri gram negatif KI: alergi penisilin Banyak resistensi
BSO_POSR_ANALISA RESEP
41
Muhammad Alfian
Total 150 230 260 160 250 240
P drug untuk pasien ini yaitu Co-Trimoxazole 50 mg/kgBB selama 5 hari 2. Pemberian Analgetik Antipiretik
Nama golongan Asetaminofen (Paracetamol) Efficacy Bekerja sebagai inhibitor lemah COX1 dan COX-2 pada jaringan perifer serta memiliki efek antiinfamasi yang tidak sifnifikan. Bekerja sebagai inhibitor non-spesifik enzim COX yang irreversible dan menghambat nyeri di daerah subkortikal. Bekerja sebagai inhibitor non-selektif untuk COX Safety ESO: pusing, disorientasi, hepatotoksik, gangguan ginjal, perdarahan gastrointestinal. Suitability I: nyeri sedang KI: gangguan hepar Cost Rp 130,20 / tablet 40 mg
Aspirin
Ibuprofen
ESO: intoleransi lambung, ulkus lambung dan duodenum, hepatotoksik, asma, rash, toksik ginjal, dosis tinggi: muntah, tinnitus, penurunan pendengaran, vertigo. ESO: perdarahan dan iritasi gastrointestinal, rash, pruritus, tinnitus, pusing, sakit kepala, retensi cairan, efek hematologic dan gangguan ginjal
Ketoprofen
Bekerja menghambat secara non-selektif COX dan lipoksigenase Bekerja sebagai inhibitor COX nonselektif
Naproxen Sodium
I: penutupan duktus arteriosus pada bayi KI: polip hidung, angioedema, reaksi bronkospastik akibat aspirin I: nyeri pada rematoid artritis, osteoartritis dan dismenorea KI: I: rematologik KI: -
BSO_POSR_ANALISA RESEP
42
Muhammad Alfian
Cost 80 90 70 50 50 Total 150 230 260 160 250
3. Pemberian Dekongestan
Nama obat Phenylephrine Efficacy Bekerja sebagai agonis alpha secara langsung. Phenylephrine merupakan agonis reseptor 1; obat ini dapat mengaktivasi reseptor hanya pada konsentrasi yang tinggi. Menyerupai efedrin, tapi kurang menimbulkan perangsangan SSP. Safety ESO: asidosis metabolic; sakit kepala, ansietas, lemah, tremor, parestesia, respon pilomotor, penurunan perfusi renal, penurunan outpun renal, distress respirasi. Suitability KI: bradikardia, aritma, hipersensitivitas terhadap phenylephrine, bisulfite; hipertensi, takikardi ventricular. I: dekongestan nasal dan sebagai midriatik. I: kongesti nasal KI: hipersensitivitas
Phenylpropanola mine
Ephedrine
Bekerja pada reseptor 1, 2, 1, 2, 3; bekerja lebih lama (karena bukan katekol dan tidak dirusak COMT atau MAO)
Oxymethazoline
Xylometazoline
Resiko stroke hemoragik, shg ditarik FDA; supresi nafsu makan ; hipertensi, palpitasi. Insomnia, pusing,mual, Xerostomia ESO: meningkatkan tekanan darah, bronkodilatasi, iritasi setempat, mual,sakit kepala; setelah penggunaan berlebihan terjadi toleransi,efek menghilang, kongesti berulang; efek kardiovaskuler ESO: rebound-congesti (penggunaan jangkapanjang); sensasi menyengat dan panas sementara;bersin dan nasal mukosa kering; hipertensi, palpitasi. ESO: iritasi setempat, mual,sakit kepala; setelah penggunaan berlebihan terjadi toleransi,efek menghilang, kongesti berulang; efek kardiovaskuler
KI: hipersensitivitas terhadap ephedrine, aritmia jantung,cardiac , glaukoma, pasien yang meminum agen simpatomimetik lainnya. I: kongesti nasal
BSO_POSR_ANALISA RESEP
43
Muhammad Alfian
P-drug Xylometazoline, anak umur 2-12 tahun pemberian tetes hidung(0,05%) 2-3 kali tiap 8-10 jam D. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP: 2011/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Bromo no 9 Pengsong, Labuapi Telp. (0370) 628988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Syr. Amoxicillin ml 60 Lag. I S.t.d.d. Cth. I a.c. A R/ Gtt.nasal. Otrivin 0,05 % ml 10 Lag. I S.p.r.n.b.d.d. gtt.nasal. II ND.NS A R/ Syr. Paracetamol ml 60 Lag. I S.p.r.n.t.d.d. Cth. II p.c. A Pro : Jodi Umur : 5 tahun Alamat : -
BSO_POSR_ANALISA RESEP
44
Muhammad Alfian
Seorang laki-laki 40 tahun datang berobat ke praktek dokter swasta dengan keluhan selalu lapar, haus dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir ini. Hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat DM dalam keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TD: 170/100, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, TB:160cm, BB: 90kg. oleh dokter yang memeriksanya, pasien kemudian dirujuk ke laboratorium untuk memeriksa gula darahnya. Gula darah yang diminta oleh dokter adalah gula darah puasa dan 2 jam post prandial. Pasien diminta untuk datang kembali besok dengan membawa hasil laboratorium. Keesokan harinya, pasien datang dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tadi pagi, ditemukan GDP: 200mg/dl, GD 2 jam PP 210mg/dl. Dokter kemudian memberikan metformin dan glibenklamid serta antihipertensi.
A. Permasalahan selalu lapar, haus, dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir Tekanan darah: 170/100 N: 80x/menit dan P 20x/menit, TB 160 cm, BB 90 Kg riwayat DM dalam keluarganya GDP: 200 mg/dl, GD 2 jam PP 210 mg/dl
Diagnosis Kerja: Diabetes mellitus tipe 2 B. Tujuan Terapi Tujuan terapi DM tipe 2: o Jangka pendek: untuk mengurangi keluhan yang muncul seperti poliuri, polifagi, polidipsi o Jangka panjang: memperlambat laju perkembangan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskular. Menurunkan hipertensi < 130/80 mmHg
C. Prinsip Terapi\ Fhjkd A. Prinsip Terapi DM 1. Edukasi 2. Terapi gizi medis 3. Latihan jasmani 4. Intervensi farmakologis Terapi yang diberikan oleh dokter pada pasien di scenario adalah:
BSO_POSR_ANALISA RESEP
45
Tugas Keterampilan Medik 1. Metformin 2. Glibenklamid D. Pemilihan Obat Obat anti hipertensi yang dapat dipergunakan: Penghambat ACE Penyekat reseptor angiotensin II Penyekat reseptor beta selektif, dosis rendah Diuretik dosis rendah Penghambat reseptor alfa Antagonis kalsium Pemilihan golongan obat Anti Hipertensi
Golongan Obat ACEI Efficacy Menghambat perubahan enzim dipeptidase peptidil yang menghidrolisis angiotensin I menjadi angiotensin II, menginaktivasi bradikinin. Bersifat nefroprotektif Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Efektif menurunkan TD pada pasien HT dengan kadar rennin yang tinggi. Bersifat nefroprotektif Penurunan curah jantung melalui kronotropik negative, efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dari ginjal. Menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis Safety ESO: Acute Renal Failure, hiperkalemi pada pasien gangguan ginjal dan diabetes, batuk kering, wheezing, angioedema ESO: efek samping lebih rendah dibanding obat antihipertensi yang lain, insufisiensi ginjal, hiperkalemia, hipotensi ortostatik ESO: bradikari, konduksi AV abnormal, dan gagal jantung akut ESO: hipokalemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperlipidemia, dan disfungsi seksual (thiazide) hiperkalemia (diuretic hemat kalium) ESO: hipotensi ortostatik yang disertai dengan pusing atau pingsan sesaat, palpitasi, dan juga sinkope dalam satu hingga tiga jam setelah dosis pertama atau terjadi lebih lambat setelah dosis yang lebih tinggi.
Muhammad Alfian
Suitability I: pasien HT KI: pasien hipersensitif terhadap ACEI, pasien yang diduga atau pasien penderita renovaskuler, wanita hamil. I: pasien HT KI: wanita hamil
ARB
blocker
I: pasien HT KI: pasien asma bronchial I: pasien HT KI: pasien renovascular disease
Diuretic
blocker
Menghambat reseptor 1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer yang memberikan efek vasodilatasi, tidak mengubah aktivitas 2 sehingga tidak menimbulkan efek takikardia. Mengurangu resistensi insulin
I: pasien HT KI: -
BSO_POSR_ANALISA RESEP
46
Muhammad Alfian
I: pasien HT KI: -
Golongan obat yang digunakan pada psien diskenario untuk menurunkan tekanan darahnya mencapai target adalah golongan ARB.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
47
Muhammad Alfian
Golongan ARB
Nama obat Losartan Efficacy Bekerja dengan cara memblok vasokonstriktor, Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Safety ES: biasanya ringan, pusing, gangguan pengecap, hiperkalemia, angioedema Suitability Indikasi: hipertensi, nefropati diabetic pada pasien DM tipe 2 KI: menyusui ES: kelelahan, sakit kepala, mimisan, trombositopeni, nyeri sendi, nyeri otot, neutropeni Indikasi: hipertensi, gagal jantung pada pasien yang intoleransi ACEI KI: gangguan fungsi hati berat, sirosis, obstruksi empedu, menyusuui, hipersensitif terhadp komponen obat Indikasi: hipertensi; kombinasi dengan HCT KI: menyusui, kolestasis. Tablet 8 gram 2x14 92.400,Cost Tablet 50 mg 3x10 : 126.000,-
Valsartan
Kandesartan
Olmesartan
Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan
ES: vertigo, sakit kepala, hepatitis akut, hiponatremia, sakit sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria
Tablet 8 mg x 14 144.55o,-
Telmisartan
ES: nyeri abdomen, diare, dyspepsia, mual, gejala influenza, rhinitis, hematuria, ISK, nyeri otot, ruam ES: gangguan saluran cerna, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri punggung, kram kaki, ansietas, vertigo, takikardi, insomnia,
Indikasi: hipertensi KI: kelainan fungsi hati, ginjal sedang sampai berat, menyusui. Indikasi: hipertensi essensial KI: hipersensitif, koleastasis dan gangguan karena obstruksi empedu, kahamilan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
48
Muhammad Alfian
Irbesartan
reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi
dyspneu, depresi, ruam dan gatal ES: mual, muntah, lelah, nyeri pada otot, dyspepsia, takikardi, batuk, arthalgia
trimester 2 dan 3, menyusui. Indikasi: hipertensi, untuk menurunkan albuminurea mikro dan makro pada pasien hipertensi dengan DM tipe 2 yang mengalami netropati KI: hamil dan menyusui. Tablet 150 mg x 2x10: 138.000,-
Skor golongan ARB Golongan obat Losartan Valsartan Kandesartan Olmesartan Telmisartan Irbesartan Efficacy 80 80 80 80 80 80 Safety 80 70 70 70 70 70 Suitability 80 70 70 70 70 90 Cost 85 90 70 60 65 80 Total 325 310 290 280 285 320
P-drug Losartan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
49
Tugas Keterampilan Medik E. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP: 2011/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Bromo no 9 Pengsong, Labuapi Telp. (0370) 628988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Tab Metformin mg 500 No. XIV S.u.d.d.p.c.tab A R/ Tab Glibenclamid mg 5 No. XIV S.u.d.d.p.c.tab A R/ Tab Losartan mg 5 No. XIV S.u.d.d.tab A Pro : Jodi Umur : 40 tahun Alamat : -
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
50
Muhammad Alfian
Seorang pria 65 tahun sudah menderita DM sejak usia 40 tahun. Datang ke poli penyakit dalam untuk control. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan pasien ini sejak 3 bulan terakhir tidak memberikan respon terhadap penggunaan obat oral diabet, meskipun telah dikombinasi oleh dokternya. Pemeriksaan fisik didapatkan TD: 190/110mmHg, nadi: 90x/menit, pernapasan normal. Permasalahan yang dialami oleh pasien ini adalah ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat, terutama yang pemberiannya berulang. Dokter kemudian memberikan insulin dan metformin seta antihipertensi pada pasien ini.
A. Permasalahan Pasien tidak memberikan respon obat oral meskipun telah dikombinasi dan ketidakpatuhan minum obat dan pasien juga mengalami hipertensi. Diagnosis Kerja: diabetes melitus tipe II diagnosis komplikasi : hipertensi derajat 2 B. Tujuan Terapi Umum Jangka pendek : meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes : menghilangkan keluhan, memberikan respon terhadap obat,
tetap mengendalikan hipertensinya Jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati C. Prinsip penatalaksanaan hipertensi derajat 2 pada penderita DM tipe II 1. Indikasi pengobatan : bila TD sistolik >130 mmHg dan / atau TD diastolik >80 mmHg. 2. Sasaran (target penurunan) tekanan darah: <130/80 mmHg namun harus diteruskan walaupun sasaran sudah tercapai dan dapat dicoba menurunkan dosis secara bertahap. 3. Pasien dengan tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan diastolik >90 mmHg, dapat diberikan terapi farmakologis secara langsung.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
51
Muhammad Alfian
D. Pemilihan Obat
Keterangan Suitability NPH (Neutral Protamine Hagedorn) Nama lain = isophane. Merupakan insulin intermediate yang mempunyai durasi kerja 1016 jam. Indikasi : DM tipe I dan II Score 85 Insulin Glargine Diabetes mellitus tipe I anak dan dewasa, serta diabetes tipe 2 yang membutuhkan insulin kerja panjang untuk mengontrol hiperglikemia. Score 90 Insulin Detemir I: DM tipe I (pada anak dan dewasa), DM tipe II (dewasa). Bisa diberikan sehari sekali saat makam malam dan 2x sehari waktu tidur. Bisa pada pasien gemuk Merupakan insulin human analog dengan onset kerja 2-4 jam dan durasi kerja obat 2224 jam. Score 90
Efficacy
NPH merupakan insulin dan protamine yang berada pada kadaan stokiometri sehingga cristal yang terbentuk tidak menyisakan bentuk aslinya. Insulin tipe-tipe ini mempunyai keuntungan PZI Variabilitas dalam absorpsi, pemberian preparat yang tidak konsisten kepada pasien, dan perbedaan sifat farmakokinetik dapat menyebabkan respon glukosa yang labil, hipoglikemia nokturnal, dan hiperglikemia saat puasa.
90
Insulin glargine merupakan suatu analog recombinant human insulin dengan kerja panjang (hingga 24 jam). Insulin diproduksi dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan bakteri non-patogen Escherichia coli (K12). Berbeda dengan insulin reguler, pada insulin glargine asam amino asparagine pada posisi A21 digantikan dengan glisin, dan 2 arginin ditambahkan pada atom C ujung dari rantai B. Insulin glargine didisain kurang larut pada pH netral, tapi larut sempurna pada pH 4, seperti dalam preparat injeksi. Setelah injeksi subkutan, larutan asam dinetralkan sehingga membentuk mikropresipitat. Mikropresipitat ini lalu akan mengeluarkan secara perlahan insulin glargine. Pelepasan kontinu selama 24 jam dengan konsentrasi relatif konstan tanpa
90
90
BSO_POSR_ANALISA RESEP
52
Muhammad Alfian
Safety
70
peningkatan nyata. Profil ini akan memungkinkan pemberian sekali sehari sebagai insulin basal (kerja panjang). Lama kerja tidak berbeda pada perbedaan pemberian subkutan pada perut, deltoid, atau paha. Insulin glargine sebagian dimetabolisme di ujung karboksil rantai B pada depot subkutan membentuk 2 metabolit aktif. Metabolit ini memiliki aktivitas sama seperti insulin pada uji in vitro. Keduanya yaitu M1 (21A-Gly-insulin) dan M2 (21A-Gly-des30B-Thr-insulin). Keduanya, bagian obat yang tak berubah dan hasil metabolime, ditemukan di sirkulasi. ESO: gangguan penglihatan yang bersifat sementara, retinopati berat, hipoglikemik berat, reaksi antibodi terhadap insulin, retensi natrium, udem, bronkospasme, penurunan TD, sirkulasi kolaps/syok dan reaksi alergi berat mengancam jiwa. KI: hipersensitif terhadap insulin glargine
80
TOTAL
245
TOTAL
260
ESO: hipokalsemi, lipodistrofi, pruritus, memar, bertambah BB, edema. Reaksi injeksi : nyeri, gatal, gatal bintik merah bengkak, dan peradangan. KI: tidak boleh digabung dengan insulin lain yang diluted maupun mix. TOTAL
70
250
P-drugs : insulin Glargine, Lanctus. Dosis Insulin glargine memiliki potensi yang sama dengan insulin manusia. Pemberian sekali sehari relatif konstan menurunkan kadar glukosa.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
53
Muhammad Alfian
Metformin
Keterangan Suitability Efficacy Safety Metformin Dipakai pada penyandang diabetes gemuk. Biasanya sering dipakai sebagai obat kombinasi OHO. Tidak sampai menyebabkan hipoglikemik. Tersedia diberbagai apotik dan puskesmas. Dosis pemberian 1x1. Merupakan obat OHO yang meningkatkan sensitivitas insulin, mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping jugamemperbaiki ambilan glukosa. Efek samping : dispepsia, diare, asidosis laktat, mual, dan muntah, penurunan penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus, urtikari dan hepatitis. Kontraindikasi : Gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, hentikan bila terjadi kondisi seperti hipoksia jaringan (sepsis, kegagalan pernafasan, baru mengalami infark miokardia, gangguan hati), menggunakan kontras media yang mengandung iodin (jangan, menggunakan metformin sebelum fungsi ginjal kembali normal) dan menggunakan anestesi umum (hentikan metformin pada hari pembedahan dan mulai kembali bila fungsi ginjal kembali normal), wanita hamil dan menyusui. Generik 500 mg @ Rp112.89,00
Cost
P-drug : Metformin tablet 500 mg once daily bersama/sesudah makan Anti Hipertensi
Kelompok Obat ARB Suitability I: Cocok sebagai alternatif dari penghambat ACEI dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat diabetes. KI: Tidak boleh diberikan pada Kehamilan trimester kedua dan ketiga dan harus segera dihentikan setelah diketaui hamil. Tidak boleh diberikan pada ibu Efficacy Sifatnya mirip dengan penghambat ACEI, tetapi obat gol ini tidak menghambat pemecahan bradikinin dan kinin-kinin lainya, sehingga tidak menimbulkan batuk persisten. Menghambat efek angiostensi II sehingga merelaksasi otot polos dan mengakibatkan vasodilatasi, meningkatkan retensi garam dan air di ginjal, menurunkan volume plasma, dan mengurangi hipertropi sel. Sub tipe reseptor angiostensi II ada 2 yaitu AT1 dan AT 2. AT 1 terutama ditemukan pada jaringan vaskuler dan miokradium serta di otak, ginjal dan sel-sel glomerulus adrenal yang mensekresi Safety ESO: biasanya ringan, hipotensi simptomatik termasuk pusing, hiperkalemi kadang terjadi, angioedema.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
54
Muhammad Alfian
ACEI
menyusui. Harga cukup mahal I: efektif untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat, serta sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia, obesitas, dan gagal jantung kongestif, serta penyakit jantung koroner, dan lain-lain, namun kurang efektif pada orang lanjut usia. Merupakan obat first line untuk pasien pasien dengan DM KI: kehamilan trimester kedua dan ketiga (teratogenik)
aldosteron. Sedangkan AT2 banyak ditemukan pada medul adrenal, ginjal dan SSP. Menghambat pembentukan angiotensin I menjadi angiostensi II sehingga mampu menurunkan resistensi perifer. ACEI menurunkan tekanan darah terutama dengan menurunkan tahanan vaskular perifer. Tidak terjadi refleks takikardi, diduga karena penyesuaian kembali baroreseptor atau peningkatan aktivitas parasimpatis. Penghambatan perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah Juga diduga berperan dalam menghambat pembentukan angiotensin II secara local di endotel pembuluh darah ACE inhibitor memiliki keuntungan khusus untuk pasien DM dan akan memperlambat perkembangan dan progresifitas diabetik glomerulopati Menghambat arus masuk ion kalsium melalui saluran lambat membran sel aktif, mempengaruhi sel miokard jantung dan sel otot polos pembuluh darah, sehingga mengurangi kemampuan kontraksi miokard, pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung, tonus vaskuler sistemik atau koroner ESO: meningkatkan efek hipoglikemik insulin, batuk kering kadangkala diikuti gangguan napas, hipotensi, hiperkalemia, gagal ginjal akut, dan angiodema
CCB
I: pasien hipertensi dengan DM dan dengan kadar renin yang rendah seperti pada usia lanjut. Bisa juga digunakan pada pasien angina pectoris. KI: gagal jantung, karena menekan fungsi jantung I: Pasien hipertensi derajat ringan, sedang, berat, dengan gangguan ginjal dan endotel pembuluh darah. Pasien tua usia 60-69 tahun KI: pasien gagal ginjal dan gagal jantung
ESO: tidak mempunyai efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah maupun asam urat.
ACEI+CCB
Kombinasi ACE inhibitor dan CCB memiliki efek positif pada fungsi endotel yang tampak pada mekanisme produksi oksida nitrit dan efek antioksidan. Perlindungan pada ginjal diperoleh dari blokade RAAS (reninangiotensin-aldosterone) dengan mekanisme kompleks, yakni efek hemodinamika berupa penurunan tekanan darah sistemik, penurunan
ESO: metabolisme karbohidrat glukosa hampir absen. Mengganggu efek kerja insulin.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
55
Muhammad Alfian
tekanan glomerular kapiler yang disebabkan dilatasi arteri efferent glomerular, dan penurunan proteinuria. Efek non hemodinamik berupa stimulasi pada degradasi matriks ekstraselular dan penghambatan inflitrasi makrofag. CCB merupakan antihipertensi yang efektif, namun efek ekskresi protein urin pada pasien dengan penyakit ginjal proteinuria dan insufisiensi ginjal belum terlihat nyata. Seperti tampak dalam review terbaru yang menunjukkan penggunaan dihydropyridine CCB pada pasien dengan proteinuria ternyata tidak menurunkan kondisi proteinurianya, meski terdapat penurunan tekanan darah. Tetapi nampaknya keuntungan berupa penurunan tekanan darah disertai pengurangan proteinuria bisa diperoleh sekaligus dengan pemberian kombinasi CCB dengan ACE inhibitor (verapamil dan trandolapril). Hasil studi oleh Bakris GL dkk yang mengkaji efek pemberian kombinasi ACE inhibitor/CCB pada proteinuria dengan diabetic nephropathy, memperlihatkan pengurangan proteinuria meski pada pemberian dosis rendah. DIURETIK I: hipertensi ringan sampai sedang, efektif pada orang kulit hitam, orang usia lanjut, pasien dengan obesitas, dan kelompok pasien dengan peningkatan volume plasma atau pasien dengan aktivitas renin plasma yang rendah. KI: belum diketahui lebih jelas, diabetes mellitus (tiazid dapat menyebabkan hiperglikemi karena mengurangi sekresi insulin). KI relatif: ibu hamil karena menurunkan perfusi uteroplasenta Menurunkan reabsorpsi tubulus terhadap Na+ dan meningkatkan ekskresi air dan Na+ sehingga menurunkan volume plasma. Diuretik efektif menurunkan tekanan darah sampai 10-15 mmHg pada sebagian besar pasien. Walaupun farmakokinetika dan farmakodinamika berbagai diuretik berbeda, tetapi titik akhir efek terapeutik dalam pengobatan hipertensi umumnya adalah pada efek natriuresisnya. Diuretik diperlukan untuk melawan kecendrungan terjadinya retensi natrium pada pasien dengan deplesi natrium yang relatif ESO: menurunkan efek hipoglikemik insulin Tiazid: dosis tinggi me nyebabkan hipokalemia Diuretik kuat: hiperkalsiuria dan menurunkan kalsium darah Diuretik hemat kalium: ginekomastia, mastodinia, gangguan menstruasi, dan penurunan libido pria
BSO_POSR_ANALISA RESEP
56
Muhammad Alfian
Suitability 90 90 80 95 80
Efficacy 85 85 85 85 85
Safety 90 70 80 90 70
Pemilihan CCB
Keterangan Amlodipin Suitability I: diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, dapat digunakan sebagai agen tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita hipertensi. Juga diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, dapat digunankan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obatKI: hipersensifitas terhadap dyhidropiridine, gangguan fungsi ginjal dan hati, kehamilan, menyusui, anak-anak I : terapi dan propilaksi gangguan koroner, terutama angina pectoris, hipertensi, insufisiensi koroner kronik KI: wanita hamil dan menyusui, syok kardiogenik, Efficacy Sekelompok obat yang bekerja dengan menghambat masuknya ion chanel Ca+ melewati slow chanel yang terdapat pada membran sel (sarkolema). Menghambat arus masuk ion kalsium melalui saluran lambat membran sel aktif, mempengaruhi sel miokard jantung dan sel otot polos pembuluh darah, sehingga mengurangi kemampuan Safety ESO : sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual, nyeri perut, kulit memerah, palpitasi, pening.
Nifedipin
ESO : ringan dan hanya sementara, rasa panas, rasa berat kepala, mual dan pusing, udem subcutan, hipotensi dan palpitasi.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
57
Muhammad Alfian
Verapamil
hipersensifitas. I : angina pectoris KI: hipotensi atau syokkardiogenik, gangguan konduksi (AV blok tingkat 2 dan 3, SA blok), sick sinus syndrome, penderita dengan antiflutter, dll.
kontraksi miokard, pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung, tonus vaskuler sistemik atau koroner.
Skor: Keterangan Amlodipin Nifedipin Verapamil Suitability 90 85 85 Efficacy 90 90 90 Safety 85 85 75 Total 265 260 250
P-drug amlodipin : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang biasa digunakan adalah 5 mg satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga maksimum 10 mg tergantung respon pasien secara individual dan tingkat keparahan penyakitnya. Untuk anak-anak, pasien lemah, dan usia lanjut atau pasien dengan gangguan fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg amlodipin satu kali sehari. Dosis ini juga dapat digunakan ketika amlodipin diberikan bersama anti hipertansi lain.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
58
Tugas Keterampilan Medik E. Penulisan Resep dr. Ami Septia Hardiyanti SIP: 2011/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Bromo no 9 Pengsong, Labuapi Telp. (0370) 628988 Mataram, 8 Juni 2012 R/ Tab. Metformin mg 500 No. XIV S.u.d.d. tab 1 p.c A R/ Tab. Amlodipin 5 mg No. XIV S.u.d.d. tab 1 p.c A R/ Inj. Insulin IU 10 Pen 1 S.u.d.d Inj. I.C. o.n. A Pro :Umur : 40 tahun Alamat : Mataram
Muhammad Alfian
BSO_POSR_ANALISA RESEP
59
Muhammad Alfian
ANALISIS RESEP
BSO_POSR_ANALISA RESEP
60
Muhammad Alfian
Alamat lengkap tidak tercantum - Penulisan satuan obat terbalik dari nilainya - Penulisan BSO harus ditulis didepan nama obat - Penulisan obat sebaiknya tidak
BSO_POSR_ANALISA RESEP
61
Muhammad Alfian
menggunakan singkatan (CTM sebaiknya Klorferinamin Maleat, DMP sebaiknya Dekstrometorfan, GG sebaiknya Gliseril Guaiakolat) - S.L sebaiknya ditulis Sacch. Lact. - Terdapat obat yang tidak dapat dikombinasikan ( GG dngan DMP ) - Tidak dicantumkan tanda seru pada obat dengan dosis yang melebihi dosis maximal - Seharusnya waktu minum dicantumkan Penulisan cara peracikan obat seharusnya m.f.l.a pulv.no.XV Waktu konsumsi obat tidak di tulis Paraf tidak dicantumkan Nomor rumah pasien tidak dicantumkan
Subscriptio
R/1
Tidak Lengkap
Tidak benar
R/1 R/1
B. Formula resep 1. Jenis Formula Resep R/1 : Formula Magistralis 2. Resep formula Magistralis yang kami anggap benar:
Remidium Cardinale Nama Bahan Obat 1. Parasetamol Khasiat/Fungsi Menurunkan demam (antipiretik) Sebagai analgetik
2.
Codein HCL
3.
4.
CTM (Klorferinamin Maleat) Antihistamin yang berfungsi mengurangi hipersensitifitas seperti rhinitis
5.
Gliseril Guaiakolat
BSO_POSR_ANALISA RESEP
62
Muhammad Alfian
3. Resep formula Officinalis 4. Resep formula Spesialistis 5. Resep dari obat Golongan Narkotika C. Analisis Obat 1. Dosis Obat a. Dosis obat dalam resep R/1 Paracetamol Codein HCL Klorferinamin Maleat Dekstrometorfan Gliseril guaiakolat
= 1500 mg = 60 mg = 12 mg = 30 mg = 150 mg
Setiap bungkus puyer mengandung Paracetamol 500 mg, Codein HCL 20 mg, Klorferinamin Maleat 2 mg, Dekstrometorfan 10 mg, Gliseril guaiakolat 50 mg. Aturan pakai obat dalam resep 3 kali sehari, dengan demikian dosis obat per hari: - Paracetamol : 1500 mg/hari - Codein HCL : 60 mg/hari - Klorferinamin Maleat : 12 mg/hari - Dekstrometorfan : 30 mg/hari - Gliseril guaiakolat : 150 mg/hari b. Dosis obat seharusnya Paracetamol : (3-4 x/hari x 100mg) : 300-400mg/hari Codein HCL: (3-4 x/hari x10-20mg) : 30-80mg/hari Klorfirenamin Maleat : (3-4 x/hari x 4 mg) : 12-16 mg/hari Dekstrometorfan : (3-4 x/hari x 30 mg) : 90-120 mg/hari Gliseril guaiakolat : (3-4 x/hari x 50 mg) : 150-200 mg/hari 2. Interaksi obat Pada resep tersebut, terdapat perbedaan antara segi fungsi yaitu DMP dan Codein yang fungsi yaitu untuk menekan batuk. DMP dan Codein merupakan antitusif yang efeknya sentral. Karena efeknya yang menekan batuk, maka obat ini dipakai pada pasien dengan batuk kering dan kontraindikasi pada pasien batuk produktif. Sementara GG (Gliseril Guaiakolat) merupakan ekspektoran yang fungsinya untuk mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan. Oleh karena itu, GG tidak boleh diberikan bersamaan dengan DMP dan Codein.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
63
Muhammad Alfian
Dr. MARGARITA SIP : No. 2011/123/UP/DINKES Praktek Umum : Jln juanda No. 10 Mataram Tlp : 0370 640777 Mataram, 1 juni 2012
R/ Tab Parasetamol Tab Codein HCL Tab CTM Tab GG Tab DMP S.L
mg 500 mg 20 mg 4 mg 50 mg 10 q.s
Pro
: Tn. Jakariah
BSO_POSR_ANALISA RESEP
64
Muhammad Alfian
dr. Stefany, Sp.A SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Kesejahteraan I No. 8A Mataram Tlp: 0370 612345 Mataram, 1 Juni 2012 R/ Ibuprofen 400mg Cotrimoksazol 480mg CTM 4mg DMP 10mg Gliseril gualikolat 100mg S.L m.f pulv.No.XV S 3-4 dd I pulv Intermoxil Forte Syr S. 3 dd C No 3 tab No 3 tab No 3 tab No 3 tab No 4 tab q.s
R/
1 Btl
Superscriptio
Inscriptio
Nama, alamat, nomor izin praktek dokter Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, alamat pasien R/1
Lengkap
Benar
Nomor rumah pasien tidak dicantumkan - Jumlah obat seharusnya ditulis dengan angka Romawi
BSO_POSR_ANALISA RESEP
65
Muhammad Alfian
- Satuan berat obat seharusnya dicantumkan - Penulisan BSO harus ditulis didepan nama obat - Penulisan nama obat salah (Gliseril gualikolat seharusnya Gliseril guaiakolat, Cotrimoksazol seharusnya Kotrimoksazol) - Penulisan obat sebaiknya tidak menggunakan singkatan (CTM sebaiknya Klorferinamin Maleat, DMP sebaiknya Dekstrometorfan) - S.L sebaiknya ditulis Sacch. Lact. - Terdapat obat yang tidak dapat dikombinasikan - Tidak dicantumkan tanda seru pada obat dengan dosis yang melebihi dosis maximal - Seharusnya waktu minum dicantumkan - Jumlah bahan obat tidak dicantumkan berapa ml - Jumlah satuan obat sirup seharusnya dinyatakan dalam lag dan ditulis dengan angka Romawi - Seharusnya waktu minum dicantumkan Penulisan cara peracikan obat seharusnya m.f.l.a pulv.no.XV Seharusnya ditulis S.p.r.n t. d.d pulv. I p.c Seharusnya ditulis S.t.d.d Cth. I a.c Paraf tidak dicantumkan Paraf tidak dicantumkan Nomor rumah pasien tidak dicantumkan
R/2
Tidak lengkap
Tidak benar
Subscriptio
R/1
Tidak Lengkap
Tidak benar
Signatura
Tidak Lengkap Tidak Lengkap Tidak Lengkap Tidak Lengkap Tidak Lengkap
R/1 R/2
B. Formula resep 1. Macam Formula R/1 : Formula Magistralis R/2 : Formula Spesialistis 2. Resep formula Magistralis yang kami anggap benar:
BSO_POSR_ANALISA RESEP 66
Muhammad Alfian
Khasiat/Fungsi Menurunkan demam (antipiretik) Menghilangkan nyeri tenggorokan (analgesik) Antibiotik untuk Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris; Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza; Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza; Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei; Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii; Diare yang disebabkan oleh E. coli. Obat batuk antitusive (menekan batuk) Antihistamin yang berfungsi mengurangi hipersensitifitas seperti rhinitis
7.
Kotrimoksazol
8.
DMP (Dekstrometorfan)
9.
(Tidak ada)
4. Resep formula Spesialistis Intermoxil forte syr. Komposisi : Amoksisilin Fungsi : Pengobatan infeksi saluran kemih oleh bakteri koliformis Gram negatif atau infeksi bakteri campuran sekunder pada saluran pernapasan (sinusitis, otitis, bronkitis). 5. Resep dari obat Golongan Narkotika (Tidak ada)
BSO_POSR_ANALISA RESEP
67
Tugas Keterampilan Medik C. Analisis Obat 1. Dosis Obat a. Dosis obat dalam resep R/1 Ibuprofen Kotrimoksazol Klorferinamin Maleat Dekstrometorfan Gliseril guaiakolat
Muhammad Alfian
Setiap bungkus puyer mengandung Ibuprofen 80mg, Kotrimoksazol 96mg, Klorferinamin Maleat 0,8mg, Dekstrometorfan 2mg, Gliseril guaiakolat 26,67mg. Aturan pakai obat dalam resep 3-4 kali sehari, dengan demikian dosis obat per hari: - Ibuprofen : 240 320mg/hari - Kotrimoksazol : 288 384mg/hari - Klorferinamin Maleat : 2,4 3,2mg/hari - Dekstrometorfan : 6 8mg/hari - Gliseril guaiakolat : 80 107mg/hari R/2 Intermoxil Forte (1 sendok makan) 250 mg/5ml : 3 x 250 mg = 750 mg Aturan pakai obat dalam resep 3 kali sehari, dengan demikian dosis obat per hari = 2.250mg/hari b. Dosis obat seharusnya Ibuprofen (3 4 x/hari x 100mg) : 300 400mg/hari Kotrimoksazol (2 x/hari) : {5/(5+12)}x1.440mg=423mg/pemberian 846mg/hari Klorfirenamin Maleat (3 4x/hari tablet) *1 tablet: 4 mg Dekstrometorfan (6x/ hari x 2,5 5mg) : 15 30mg/hari Gliseril guaiakolat (6x/hari x 100mg) : 600mg/hari Intermoxil forte (3x/hari x 125 250mg) : 375 750mg/hari
: 3 4mg/hari
Keterangan: * Rumus Young (anak 1-8 tahun) Da = Ket : Da = dosis anak n = umur anak DM = dosis maksimum
2. Interaksi obat Pada R/1 dengan formula magistralis, terdapat obat dengan efek yang berbeda dari segi fungsi, yakni Dektrometorfan dan Gliseril guaiakolat, oleh karena itu, kami hanya menggunakan Gliseril guaiakolat saja. Selain itu, pada R/1 terdapat obat yang tidak boleh diracik secara bersamaan karena pola pemberiannya berbeda, yakni kotrimoksazol yang diberikan yang seharusnya diberikan 2 kali sehari. Terdapat tumpang tindih obat, dimana kedua obat sama sama mengandung antibiotic, yakni kotrimoksazol dan intermoxil forte, untuk kami kami memutuskan
BSO_POSR_ANALISA RESEP 68
Muhammad Alfian
hanya menggunakan intermoxil forte saja, dengan alasan lebih aman dan sediaan sirup lebih cocok untuk anak usia 5 tahun antara obat pada R/1, R/2 dan R/3. 3. Bentuk sediaan obat 1. Bentuk sediaan obat yang dipilih 1. R/1 a. Spesifikasi : puyer b. Keuntungan : Penyerapan oleh gastrointestinal cukup baik Dosis obat secara tepat sesuai kebutuhan Dapat diberikan untuk anak-anak yang sukar menelan tablet atau kapsul Lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan c. Kerugian : Rasa pahit yang tidak enak dan tidak dapat disembunyikan Dapat terjadi interaksi obat dalam satu resep puyer. Pencampuran obat dalam puyer menyulitkan penelusuran reaksi alergi. d. Ketepatan pemilihan Bentuk sediaan obat yang tepat diberikan untuk anak usia 5 tahun adalah bentuk tablet atau kapsul, akan tetapi bentuk puyer lebih tepat diberikan apabila anak mengalami kesulitan menelan. 2. R/2 a. Spesifikasi : sirup b. Keuntungan : rasa lebih enak cocok diberikan untuk anak-anak yang sukar menelan onset kerja cepat karena cepat diabsorpsi c. Kerugian : bahan obat tidak stabil dalam penyimpanan yang lama dosis obat lebih tepat bila menggunakan bentuk tablet d. Ketepatan pemilihan Bentuk sediaan obat yang tepat diberikan untuk anak usia 5 tahun adalah bentuk sirup 2. Untuk formula Magistralis a. Cara persiapan/peracikan BSO m.f.l.a pulv. no.XV (misce fac lege artis pulveres nomero quindecem) artinya campur dan buatlah sesuai aturan puyer sebanyak dosis tersebut di atas menjadi 15 bungkus. 1200 mg Ibuprofren, 12 mg Klorferinamin Maleat, dan 1500 mg Gliseril guaiakolat.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
69
Muhammad Alfian
dr. Stefany, Sp.A SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Kesejahteraan I No. 8A Mataram Tlp: 0370 612345 Mataram, 1 Juni 2012 R/ tab Ibuprofen tab Klorfeniramin Maleat tab Gliseril gualikolat Sacch.Lact. q.s m.f.l.a pulv.No.XV S.p.r.n t. d.d pulv. I p.c mg1200 mg12 mg1500
A
R/ Syr Intermoxil Forte ml 60 S.t.d.d Cth. I a.c lag I
A
Pro Umur Alamat : Aminah : 5 tahun : Jl. Swakarya Mataram no.109
BSO_POSR_ANALISA RESEP
70
Muhammad Alfian
dr. Abdullah SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Mawar No.I Mataram, Mataram, 1 Juni 2012
R/ R/ R/
Verapamil tab S 3 dd I tab Propranolol tab S 3 dd I tab Furosemid tad S.3 dd I tab
Lengkap
Benar
Nomor rumah pasien tidak dicantumkan - Dosis dan satuan berat obat seharusnya dicantumkan - Terdapat obat yang tidak dapat dikombinasikan
Subscriptio
R/1
Tidak Lengkap
Tidak benar
BSO_POSR_ANALISA RESEP
71
Muhammad Alfian
ditulis didepan nama obat - Seharusnya setelah penulisan jumlah obat tidak ada penulisan BSO - setelah penulisan numero ada titik. Seharusnya ditulis S.t. d.d dan dilengkapi apakah diminum a.c (ante cuenam)atau p.c (post cuenam) Paraf tidak dicantumkan dan tidak terdapat garis penutup setiap penulisan resep baru maupun selesai menulis resep. Nomor rumah pasien tidak dicantumkan
Signatura
Tidak Lengkap
Tidak benar
Paraf/Tanda tangan
Tidak Lengkap
Tidak Benar
Identitas pasien
Tidak Lengkap
Benar
B. Formula resep Macam Formula : R/1; R/2 ; R/3 : Formula Officinalis C. Analisis Obat 1. Dosis Obat a. Dosis obat dalam resep tidak dicantumkan, dosis obat seharusnya : R/1 Verapamil 180-480 mg/ hari. Aturan pakai obat dalam resep 1-2 kali sehari R/2 Propranolol 80 mg/ hari. Aturan pakai obat dalam resep 1-2 kali sehari R/3 Furosemid 20-80 mg/hari. Aturan pakai obat dalam resep 2 kali sehari
2. Interaksi obat Pada resep dengan formula officinalius terdapat terdapat tumpang tindih obat, dimana Ca Channel Blocker (Verapamil) dengan B-Blocker (propranolol) bukan merupakan kombinasi obat untuk hipertensi. Seharusnya dipilih salah satu dari kedua obat tersebut yang dikombinasikan dengan diuretik. 3. Bentuk sediaan obat Bentuk sediaan obat yang dipilih adalah tablet
BSO_POSR_ANALISA RESEP
72
Muhammad Alfian
dr. Abdullah SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Mawar No.I Mataram No. Telp 0370 662345 Mataram, 1 Juni 2012 R/ Tab Propranolol S.b.d.d tab I p.c Tab Furosemid S.b.d.d tab I p.c mg 40 No X
A
R/ mg 40 No X
BSO_POSR_ANALISA RESEP
73
Tugas Keterampilan Medik Resep No. 4 dr. Priambodo, Sp.S SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek:Jl. Kesejahteraan I Mataram, Telp 0370 655555
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Tramadol tab S 3 dd I Tab R/Carbamazepin S 2 dd I tab R/ Asam mefenamat S 3 dd 1 tab No XX tab No XX tab No XX tab
Pro
: Basuki
Inscriptio
Seharusnya nomor rumah pasien juga dicantumkan. - Jumlah bahan obat tidak dicantumkan (satuan bahan obat tidak dicantumkan)
BSO_POSR_ANALISA RESEP
74
Muhammad Alfian
BSO seharusnya dituliskan sebelum nama obat Jumlah bahan obat tidak dicantumkan BSO seharusnya dituliskan sebelum nama obat Jumlah bahan obat tidak dicantumkan BSO seharusnya dituliskan sebelum nama obat
Signatura
Paraf/Tanda tangan
Seharusnya di tulis s.t.d.d tab I pc Seharusnya di tulis s.b.d.d tab I Seharusnya di tulis s.p.r.n t.d.d tab I a.c Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter
B. Formula Resep 1. Jenis resep R/1 R/ 2 R/3 : Jenis Resep Officinalis : Jenis Resep Officinalis : Jenis Resep Officinalis
Carbamazepine
Kapsul lepas lambat: 200 mg, 300 mg suspensi oral (citrus-vanilla flavor): 100 mg/5 mL (450 mL) Tablet: 200 mg Tablet kunyah: 100 mg Tablet lepas lambat 100 mg, 200 mg, 400 mg
BSO_POSR_ANALISA RESEP
75
Muhammad Alfian
Pada resep berarti menggunakan tablet 500mg dan harus diberi keterangan di minum jika dibutuhkan
3. Interaksi obat
Obat Tramadol Interaksi obat Terjadi peningkatan toksisitas sebagai berikut: Amphetamines dapat meningkatkan resiko kejang dengan tramadol. Cimetidine meningkatkan t1/2 tramadol sekitar 20-25% SSRIs dapat meningkatkan resiko kejang dengan tramadol. Tricyclic antidepressants dapat meningkatan resiko kejang MAOI. dapat meningkatan resiko kejang Naloxone dapat meningkatkan resiko kejang pada overdosis tramadol. Agen neuroleptik dapat menyebabkan peningkatan resiko kejang terkait tramadol dan kemungkinan memiliki efek CNS antidepresan Opioid dapat meningkatkan resiko kejang dan kemungkinan memiliki efek CNS antidepresan Quinidine dan inhibitor CYP2D6 dapat meningkatkan konsentrasi tramadol Carbamazepin dapat menginduksi metabolisme benzodiazepine, citalopram, clozapine, kortikosteroid, cyclosporine, doxycycline, ethosuximide, felbamate, felodipine, haloperidol, mebendazole, methadone, kontrasepsi oral, phenytoin, tacrolimus, theophylline, hormone tiroid, tricyclic antidepressants, asam valproat , warfarin. Cimetidine, clarithromycin, danazol, diltiazem, erythromycin, felbamate, fluoxetine, fluvoxamine, isoniazid, lamotrigine, metronidazole, propoxyphene, verapamil, fluconazole, itraconazole, dan ketoconazole dapat menginhibisi metabolisme hepatic terhadap carbamazepine sehingga menyebabkan peningkatan serum karbamazepine dan toksisitasnya. CBZ dapat meningkatkan potensi hepatoksik dari acetaminophen Neurotoksisitas dapat terjadi pada pasien yang mengonsumsi lithium dan CBZ bersamaan. Suspense Carbamazepine tidak cocok dengan solusio chlorpromazine dan thioridazine. Peningkatan efef toksisitas dengan penggunaan anticoagulant oral dan methotrexate Keterangan - Terdapat kecenderungan penurunan efek tramazol jika dikonsumsi dengan carbamazepin. Jadi sebaiknya tramadol dan karbamazepin tidak diberikan bersamaan. - Jika pasien memang memiliki riwayat epilepsy, sebaiknya tramadol tidak diberikan karena dapat menginduksi kejang tersebut. Jadi jika pasien yang memiliki resep seperti diatas diberikan carbamazepin untuk kejangnya, maka tramadol tidak diberikan. - Baik tramadol dan carbamazepin tidak memiliki interaksi berarti dengan asam mefenamat, jadi boleh diberikan bersamaan. Penggunaan tramazol (analgesic opioid) dan asam mefenamat (non opioid) efektif diberikan bersamaan disbanding monoterapi. - Oleh karena hal diatas, resep yang direkomendasikan adalah tramadol dan asam mefenamat.
Carbamazepine
Asam mefenamat
BSO_POSR_ANALISA RESEP
76
Tugas Keterampilan Medik Resep Yang Direkomendasikan dr. Priambodo, Sp.S SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek:Jl. Kesejahteraan I Mataram, Telp 0370 655555
Muhammad Alfian
A
R/ Tab Asam mefenamat mg 500 No XX s.t.d.d tab I d.c
A
Pro : Basuki
BSO_POSR_ANALISA RESEP
77
Tugas Keterampilan Medik Resep no 5 dr. Sebastian SIP: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram, Tlp: 0370 640555
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Ciprofloxacin tablet No X tab Cloroquin No V tab m.f pulv.No.X S 3 dd I R/ Ibuprofen syr No 1 btl S 3-4 dd 2 C Pro : Bagas Umur : 6 tahun Alamat : Jl. Swasembada Mataram
Benar
Inscriptio
Alamat pasien tidak lengkap, seharusnya dicantumkan nomor rumah pasien. - Seharusnya BSO cukup dicantumkan 1 kali dan dicantumkan sebelum nama obat - Jumlah bahan obat tidak dicantumkan Seharusnya BSO dicantumkan sebelum nama obat Seharusnya tidak memakai kata No, seharusnya ditulis Lag I Jumlah bahan obat tidak dicantumkan
R/2
Subscriptio
R/1
Tidak
BSO_POSR_ANALISA RESEP
78
Muhammad Alfian
Signatura
Paraf/Tanda tangan
seharusnya s.t.d.d tab I p.c seharusnya dicantumkan s.t-q.d.d C II p.c Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter
B. Analisis Formulasi Resep Jenis Resep R/1: jenis resep magistralis R/2: jenis resep officinalis C. Analisis Obat 1. Dosis dan interval pemberian obat
Ciprofloxacin BSO Infusa dalam D5W: 400 mg (200 mL); Infusa dalam NS atau D5W: 200 mg (100 mL) injeksi: 200 mg (20 mL); 400 mg (40 mL) solusio ophthalmic: 3.5 mg/mL (2.5 mL, 5 mL) suspense oral: 250 mg/5 mL (100 mL); 500 mg/5 mL (100 mL) Tablet: 100 mg, 250 mg, 500 mg, 750 mg injeksi: 50 mg 40 mg/mL (5 mL) Tablet: 250 mg [dasar 150 mg]; 500 mg [dasar 300 mg] Caplet: 100 mg Drops, oral (berry flavor): 40 mg/mL (15 mL) Suspension, oral: 100 mg/5 mL [OTC] (60 mL, 120 mL, 480 mL) Suspension, oral, drops: 40 mg/mL [OTC]; 50 mg/1.25 mL Tablet: 100 mg [OTC], 200 mg [OTC], 300 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg Dosis seharusnya Anak: tidak dianjurkan pada anak <18 tahun Pada resep Seharusnya, pasien anak umur 6 tahun tidak rasional jika diberikan ciprofloxacin
Chloroquin
Ibuprofen
Pada resep tidak dicantumkan jumlah bahan obat. Umur 6 tahun=20kg, jadi dosis 100 mg/dosis, diberikan 3x sehari. karena terdapat sediaan 100mg/ml 60ml, maka pasien diberikan 1 sendok the 3x/hari setelah makan.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
79
Muhammad Alfian
2. Interaksi obat Tidak terdapat interaksi antara klorokuin dan ibuprofen. Jadi kedua obat ini dapat diberikan pada pasien. 3. Tambahan Ciprofloxacin tidak dianjurkan pada anak 6 tahun, sehingga resep akan digantikan dengan antibiotic yang aman untuk anak yakni amoxicillin. Amoxicillin yang digunakan adalah sediaan sirup 60 ml sebanyak 2 botol (terkait penggunaan amoxicillin secara tuntas selama 5-7 hari), 2 kali sendok the 3 kali sehari sebelum makan.
Rekomendasi Resep dr. Sebastian SIP: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Kesejahteraan No. YY Mataram, Tlp: 0370 640555 Mataram, 1 Juni 2012 R/ Tab Cloroquin mg 150 No V m.f.l.a pulv d.t.d .No X s.u.c pulv I p.c A R/ Syr Amoxicillin ml 60 lag II s.t.d.d C I a.c A R/ Syr Ibuprofen lag I s.t-q.d.d Cth II p.c A
BSO_POSR_ANALISA RESEP
80
Tugas Keterampilan Medik Resep No 6 dr.Fatimah SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek:Jl. Kompleks Puri Ayu No.10 Mataram, Tlp: 0370 645454
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Glibenclamid tab No X tab S I dd I R/ Niacin tab No XXX tab S 3 dd I tab
Pro
: Ny. Nurjanah
Supersriptio
Nama, alamat, nomor izin praktek dokter Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, alamat pasien
Tidak terdapat garis dibawah penulisan nama, SIP, dan alamat dokter
Benar
Benar Tidak
Inscriptio
R/1
Nomor rumah pasien tidak dicantumkan Tidak ada garis di atas identitas pasien BSO seharusnya dicantumkan sebelum nama obat dan cukup 81
BSO_POSR_ANALISA RESEP
Muhammad Alfian
dicantumkan 1 kali saja Jumlah bahan obat tidak dicantumkan BSO seharusnya dicantumkan sebelum nama obat dan cukup dicantumkan 1 kali saja Jumlah bahan obat tidak dicantumkan
R/2
Tidak Tidak
Seharusnya s.t.d.d tab I p.c Seharusnya s.t.d.d tab I p.c Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter
B. Formula Resep Jenis Resep R/1: jenis resep officinalis R/2: jenis resep Spesialistik C. Analisis Obat 1. Dosis dan interval Pemberian obat
Glibenklamid BSO Tablet 2.5-5 mg (sediaan) Dosis seharusnya 1-2x 2,5-5 mg per hari. Dengan dosis maksimal 15 mg Pada resep Pada resep tidak dicantumkan Jumlah bahan obat. Oleh karena itu dapat direkomendasikan pemberian tablet glibenklamid 5 mg/hari. Jika pasien diresepkan niacin, maka dosis yang direkomendasikan adalah tablet 25 mg diminum 1 kali sehari. (lihat interaksi-niacin tidak diberikan)
Niacin
Capsule lepas lambat: 125 mg, 250 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg Elixir: 50 mg/5 mL (473 mL, 4000 mL) Injeksi: 100 mg/mL (30 mL) Tablet: 25 mg, 50 mg, 100 mg, 250 mg, 500 mg
2. Interaksi obat - Niasin dapat menurunkan efektivitas glibenklamid, sehingga tidak dapat diberikan bersamaan.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
82
Tugas Keterampilan Medik Resep yang direkomentasikan dr.Fatimah SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek:Jl. Kompleks Puri Ayu No.10 Mataram, Tlp: 0370 645454
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Tab Glibenclamid mg 5 No X s.u.d.d tab 1/2 15-30 menit a.c A
Pro
: Ny. Nurjanah
BSO_POSR_ANALISA RESEP
83
Tugas Keterampilan Medik Resep No 7 dr. Rian SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl Kompleks Puri Ayu No.ZZ Mataram, Telp: 0370 612345
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Zenical No X tab S 2 dd I R/ Metformin tab No XXX tab S 3 dd I tab R/ Natur E cap No XX S 2 dd I
Pro
: Ny. Nurjanah
Inscriptio
Nomor rumah pasien tidak dicantumkan Tidak ada garis di atas identitas pasien BSO seharusnya dicantumkan
BSO_POSR_ANALISA RESEP
84
Muhammad Alfian
sebelum nama obat Jumlah bahan obat tidak dicantumkan BSO seharusnya dicantumkan sebelum nama obat dan cukup dicantumkan 1 kali saja Jumlah bahan obat tidak dicantumkan BSO seharusnya dicantumkan sebelum nama obat Jumlah bahan obat tidak dicantumkan
R/2
R/3
Subscriptio
Signatura
Paraf/Tanda tangan
Seharusnya s.b.d.d tab I p.c Seharusnya s.u.c tab I d.c Seharusnya s.u.d.d tab I Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter Seharusnya dicantumkan paraf dokter
B. Formula Resep Jenis resep R/1: jenis resep spesialistik R/2 : jenis resep magistralis R/3: jenis resep spesialistik C. Analisis Obat 1. Dosis dan interval pemberian
Zenical BSO Tersedia kapsul 120 mg Dosis seharusnya Minum 1 kapsul 120 mg sebelum, di tengah makan, atau sejam setelah makan (max dosis : 360mg/hari) Dewasa: 500 mg setelah sarapan untuk sekurangkurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk sekurangkurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi. Dewasa: per oral 3-15 mg tiap hari Pada resep Diminum 2x sehari,seharunya 3x karena diminumnya tergantung dari jadwal makannya. jadi tidak sesuai dengan aturan pakainya pada R/2 tidak dicantumkan massa tablet yang diberikan. Jadi tidak sesuai dengan resep yang dibuat karena seharusnya penulisannya bukan 3x sehari, tetapi harusnya seperti ketentuan disamping.
Metformin
Nature-E
Pada R/3 tidak dicantumkan massa kapsul yang diberikan. Pada keterangan aturan pakai tidak sesuai karena nature-E hanya dibutuhkan sedikit pada orang dewasa, sehingga dikonsumsi 1x sehari.
Interaksi obat
BSO_POSR_ANALISA RESEP 85
Muhammad Alfian
Interaksi obat Terjadi peningkatan toksisitas sebagai berikut: Dengan obat anti DM, tapi hanya pada acarbose. Terjadi efek hipoglikemik apabila diberikan dengan hipolipidemik, tetapi yang jenisnya kolestiramin bukan jenis xenical. Tidak didapatkan interaksi dengan obat lain
Diantara ketiga obat di atas tidak ada interaksi obat yang saling merugikan, sehingga ketiga obat di atas dapat digunakan secara bersamaan, akan tetapi dosis, sediaan dan bentuk sediaan serta aturan pakainya harus disesuaikan.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
86
Tugas Keterampilan Medik Resep Yang direkomentasikan dr. Rian SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl Kompleks Puri Ayu No.ZZ Mataram, Telp: 0370 612345
Muhammad Alfian
Mataram, 1 Juni 2012 R/ Caps Xenical mg 120 No. X S.p.r.n.t.d.d. caps I A R/ Tab Metformin mg 500 No. XXX S.u.c. A R/ Caps Natur E UI 100 No. XX S.u.d.d. caps I A Pro : Ny. Nurjanah
Catatan yang diberikan kepada pasien (penggunaan metformin): Obat ini diberikan dengan dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
87
Muhammad Alfian
Daftar Pustaka
BPOM RI. (2008). Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Available at: http://ioni.pom.go.id. [Accessed 26 November 2011]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Jakarta: Depkes RI. Dipiro, JT et al. (2002). Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approach. New York: Mc Graw Hill. FKUI. (2008). Famakologi dan Terapi, Jakarta: FKUI. Goodman & Gilman. (2008). Dasar Farmakologi Terapi, Ed 10. Jakarta: EGC. Katzung, B et al. (2006). Basic and Clinical Pharmacology, 10th ed. San Fransisco: Mc Graw Hill. MIMS Indonesia. (2008). MIMS Petunjuk Konsultasi, Ed.7. Jakarta: Infomaster. Sudoyo, Aru W, et al. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. Sukandar, Elin Dkk. (2009). ISO Farmakoterapi. Jakarta: ISFI Penerbitan. WHO. (2009). Pelayaan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten/Kota. Jakarta: Tim Adaptasi Indonesia.
BSO_POSR_ANALISA RESEP
88