Professional Documents
Culture Documents
BENTUK AKUN
Secara umum, akun dapat berupa sebuah tabel yang dibagi menjadi dua bagian atau dua sisi. Bagian kiri disebut Debet dan bagian kanan disebut sisi Kredit. Mencatat di sisi kiri disebut mendebet akun dan mencatat di sisi kanan disebut mengkredit akun. Secara berkala, sisi debet harus dijumlahkan dan dipertemukan (dikurangkan) dengan jumlah sisi kredit, sehingga saldo akun tersebut pada suatu saat dapat diketahui.
AKUN T
Akun yang paling sederhana adalah akun yang berbentuk huruf T, yang biasa disebut akun T. Akun T lebih banyak digunakan dalam mekanisme belajar akuntansi di lembaga pendidikan, bukan dalam praktek. Akun ini terdiri dari dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi Debet dan sisi kanan disebut sisi Kredit (Gambar 4.1). Gambar 1.1 Bentuk Akun T Nama Akun
Sisi Debet
Sisi Kredit
Nama Akun :______________________ Tanggal Keterangan 2008 1 Jan 2 3 4 Total Debet Saldo Debet Ref Debet 1
# # #
Dana Anggota adalah bagian dari SHU yang dikembalikan kepada anggota atas jasajasa yang telah diberikannya kepada koperasi. Dana Pengurus adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pengurus koperasi karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengelola koperasi. Dana Pegawai adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pegawai karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengoperasikan koperasi seharihari. Dana Pendidikan adalah bagian dari SHU yang dialokasikan koperasi untuk meningkatkan pendidikan anggota koperasi, pengurus koperasi, pegawai koperasi, atau pihak-pihak lain yang dipandang layak menerima bantuan dana pendidikan. Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk diberikan sebagai sumbangan pembangunan pada wilayah di mana koperasi beroperasi. Dana Sosial adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan sosial di wilayah di mana koperasi tersebut beropersi.
Karena dana-dana ini telah dialokasikan dari SHU untuk tujuan tertentu, maka danadana tersebut merupakan bagian dari kewajiban (utang) koperasi yang harus direalisasikan dalam jangka pendek. (Hal-hal yang berkaitan dengan ekuitas, SHU, dan dana-dana akan dibahas secara lebih terinci pada bab terakhir buku ini). Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan setiap anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu, misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta keputusan rapat anggota koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada koperasi selama koperasi belum dibubarkan. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha, investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha yang dialami koperasi. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Dengan kata lain, partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi. Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok. Jadi, partisipasi neto adalah sisa hasil usaha (SHU) yang timbul akibat penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.
Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak selain anggota koperasi. Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai, beban transportasi, dan sebagainya. Beban Pokok adalah pengorbananekonomis yang dilakukan koperasi dalam rangka memperoleh partisipasi meto dari anggota. Dengan kata lain, beban pokok adalah pengorbanan ekonomis yang terkait secara langsung dalam rangka menjual produk koperasi kepada anggota. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi selama periode tertentu.
PENGELOMPOKAN AKUN
Secara umum, seluruh perkiraan yang ada di dalam buku besar suatu koperasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu: 1. Akun-akun neraca, atau disebut juga akun riil, yaitu semua akun yang ada dalam neraca, seperti akun aktiva, akun utang, dan akun ekuitas. Akun riil ni terus dilanjutkan/diakumulasi dari waktu ke waktu. Jadi sepanjang koperasi masih beroperasi, saldo setiap akun tersebut akan terus ada atau terbawa dari satu periode akuntansi ke periode akuntansi. Akun-akun perhitungan hasil usaha, atau disebut juga akun nominal, yaitu semua akun yang ada dalam laporan hasil usaha, yang mencakup akun pendapatan dan akun beban. Akunakun nominal hanya dipertahankan selama satu periode akuntansi. Pada awal periode berikutnya, akun-akun nominal harus dimulai dari nol. Jadi setiap akun nominal hanya berumur satu periode akuntansi. Buku Besar Akun Riil Akun Nominal
Akun Aktiva
Akun Pendapatan
Akun Utang
Akun Biaya
Akun Modal 6
+
Penjualan
Beban
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva, jika akun tersebut bertambah nilainya, cantumkan di sisi debet, sementara jika berkurang nilainya, cantumkan di sisi kredit. Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun utang/kewajiban, jika akun tersebut bertambah nilainya dicantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet. Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun modal, jika akun tersebut bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet. Akun pendapatan/penjualan, jika bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet. Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun biaya, jika bertambah nilainya cantumkan di sisi debet, sementara jika berkurangnya nilainya cantumkan di sisi kredit.
Pencatatan ulang transaksi koperasi Sejahtera Mandiri ke dalam akun-akun berikut ini mungkin dapat memperjelas manfaat penggunaan akun dalam akuntansi. Transaksi (a) Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncankan akan bergerak dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor. Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi, menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota koperasi. Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota koperasi sebesar Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp100.000.000 serta dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban 7
akan terlihat ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut : Nama Akun : Kas Tanggal 2 2010 April Keterangan
Setoran simpanan pokok
Ref
Debet 100.000.000
Kredit
Ref
Debet
Kredit 100.000.000
Debet
Transaksi (b) Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dala waktu 4 bulan. Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan menambah aktiva (akun peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000, yang juga dicatat di sisi kredit. Nama Akun : Peralatan Kantor Tanggal 6 2010 April Keterangan
Komputer, printer, lemari, dsb.
Ref
Debet 22.000.000
Kredit
Ref
Debet
Kredit 15.000.000
Debet
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
93.000.000
Transaksi (c) Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri. Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan bertambahnya aktiva (akun perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akan mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut: Nama Akun : Perlengkapan Kantor
Tanggal Keterangan Kertas, pulpen, pensil, rautan, dsb Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
2010 April
2.000.000
2.000.000
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
93.000.000 91.000.000
2.000.000
Transaksi (d) Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota. Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena bersifat permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama di sisi kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun simpanan wajib tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi.
Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut : Nama Akun : kas Tanggal 2010 2 April 6 7 2 Mei Keterangan
Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
2.000.000 5.000.000
2010 Mei
5.000.000
5.000.000
Transaksi (e) Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari Bank Mandiri sebesar Rp 60.000.000 Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut: Nama Akun : kas Tanggal 2010 2 April 6 7 2 5 Mei Keterangan
Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota Kredit Usaha Dari Bank Mandiri
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
2010 Mei
60.000.000
60.000.000
10
Transaksi (f) Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri. Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah sebesar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan Sukarela sebersar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang koperasi kepada anggotanya, bukan modal koperasi. Nama Akun : kas Tanggal 2010 2 April 6 7 2 5 6 Mei Keterangan
Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota Kredit Usaha Dari Bank Mandiri Simpanan sukarela anggota
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
2010 Mei
12.000.000
12.000.000
Transaksi (g) Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan. Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp120.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang sama yang dicatat di sisi debet. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali. Nama Akun : Piutang Anggota
Tanggal Keterangan Pinjaman ke anggota, 3%/bulan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
2010 10 Mei
120.000.000
120.000.000
11
Nama Akun : kas Tanggal 2010 2 April 6 7 2 5 6 10 Transaksi (h) Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi. Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga pinjaman yang diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp18.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang sebesar Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat di sisi kredit, serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang dicatat di sisi kredit. Nama Akun : Piutang Anggota Tanggal 10 29 2010 Mei Keterangan
Pinjaman ke anggota, 3%/bulan Angsuran pokok piutang
Keterangan
Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota Kredit Usaha Dari Bank Mandiri Simpanan sukarela anggota Piutang anggota
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
Mei
48.000.000
Ref
Debet
120.000.000
Kredit
Saldo Debet
120.000.000
Kredit
12.000.000
108.000.000
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
10 29
120.000.000
dan
18.000.000
48.000.000 66.000.000
2010 29 Mei
3.600.000
3.600.000
2010 29 Mei
2.400.000
2.400.000
Transaksi (i) Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp600.000 per orang. Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000. Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp1.200.000 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama, akun Gaji ditambah sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang dicatat di sisi debet. Nama Akun : Gaji
Tanggal Keterangan Gaji 2 karyawan @ Rp600.000 Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
2010 30 Mei
1.200.000
1.200.000
2010 30 Mei
900.000
900.000
13
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
Transaksi (j) Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000 Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet. Nama Akun : kas Tanggal 2010
2 6 7 2 5 6 10 29 30 31 April Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota Kredit Usaha Dari Bank Mandiri Simpanan sukarela anggota Piutang anggota Angsuran pokok dan bunga Beban bunga dan gaji Bayar utang usaha 100.000.000 7.000.000 2.000.000 5.000.000 60.000.000 12.000.000 120.000.000 18.000.000 2.100.000 9.000.000 100.000.000 93.000.000 91.000.000 96.000.000 156.000.000 168.000.000 48.000.000 66.000.000 63.900.000 54.900.000
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
Ref
Debet
Kredit
6 31
15.000.000 9.000.000
15.000.000 6.000.000
14
NERACA SALDO
Sampai pada tahap ini, jika seluruh transaksi dihentikan dan kemudian setiap akun yang ada dicari saldonya, yaitu selisih antara total debet dan total kredit untuk akun aktiva, beban dan prive, serta selisih antara total kredit dengan total debet untuk akun utang, modal, dan pendapatan. Kemudian selisih atau saldo setiap akun tersebut akan kita susun dalam suatu daftar, yang disebut dengan Neraca Saldo. Jadi, yang dimaksud dengan Neraca Saldo atau Neraca Percobaan adalah suatu daftar yang berisi seluruh akun yang ada dalam buku besar berserta saldo akhirnya pada akhir periode akuntansi tertentu. Dari kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, pada akhir bulan Mei 2010 buku besar koperasi tersebut akan terlihat sebagai berikut: Nama Akun : kas Tanggal 2010 2 April 6 7 2 Mei 5 6 10 29 30 31 Keterangan
Setoran simpanan pokok Pembelian peralatan kantor Pembelian perlengkapan kantor Setoran simpanan wajib anggota Kredit Usaha Dari Bank Mandiri Simpanan sukarela anggota Piutang anggota Angsuran pokok dan bunga Beban bunga dan gaji Bayar utang usaha
Ref
Debet
100.000.000
Kredit
Saldo Debet
100.000.000
Kredit
7.000.000
18.000.000
2.100.000 9.000.000
Ref
Debet
120.000.000
Kredit
Saldo Debet
120.000.000
Kredit
12.000.000
108.000.000
2010 April
2.000.000
2.000.000
2010 April
22.000.000
22.000.000
15
Ref
Debet
Kredit
6 12
15.000.000 9.000.000
15.000.000 6.000.000
2010 Mei
12.000.000
12.000.000
2010 Mei
60.000.000
60.000.000
Ref
Debet
Kredit 100.000.000
Debet
2010 Mei
5.000.000
5.000.000
2010 29 Mei
3.600.000
3.600.000
16
2010 29 Mei
2.400.000
2.400.000
30
2010 Mei
1.200.000
1.200.000
2010 30 Mei
900.000
900.000
Berdasarkan buku besar yang dimiliki koperasi Sejahtera Mandiri itu, kita bisa menyusun neraca saldo atau neraca percobaan per 31 Mei 2010. Caranya adalah dengan membuat daftar nama akun yang ada dalam buku besar dan kemudian dilihat saldo yang ada dalam setiap akun tersebut. Saldo setiap akun itu lalu kita masukkan de dalam daftar akun yang telah kita buat. Akhirnya, kita akan memperoleh daftar saldo akun sebagai berikut: Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca Saldo Per 31 Mei 2010 Nama Akun Kas Piutang Anggota Perlengkapan Kantor Peralatan Kantor Utang Usaha Simpanan Sukarela Utang Bank Simpanan Pokok Simpanan Wajib Partisipasi Jasa Anggota Partisipasi Jasa Provisi Gaji Beban Bunga Total Debet 54.900.000 108.000.000 2.000.000 22.000.000 Kredit
6.000.000 12.000.000 60.000.000 100.000.000 5.000.000 3.600.000 2.400.000 1.200.000 900.000 189.000.000
189.000.000
17
LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan neraca saldo yang telah kita miliki, kita dapat mulai menyusun laporan keuangan Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan keuangan tersebut dimulai dengan pembuatan Perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca koperasi. Perhitungan Hasil Usaha adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU yang diperoleh koperasi dalam suatu periode, hitunglah dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama. Dalam contoh soal di atas, berdasarkan neraca saldo yang telah disusun, perhitungan hasil usaha atau laporan laba rugi Koperasi Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri Laporan Hasil Usaha Periode 2 April 31 Mei 2010
# Partisipasi Bruto Anggota: Partisipasi Jasa Pinjaman Partisipasi Jasa Provisi Total Partisipasi Bruto Beban Pokok: Beban bunga Partisipasi Neto Anggota Beban Operasional Gaji Sisa Hasil Usaha
# # # #
Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri menghasilkan pendapatan total sebesar Rp6.000.000 dan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp2.100.000, sehingga diperoleh sisa hasil usaha sebesar Rp3.900.000. Setelah diketahui SHU-nya, maka pada tahap berikutnya dapat disusun Neraca. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi, beserta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini dapat disusun dengan memasukkan semua akun aktiva dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua akun utang dan ekuitas ke sisi kewajiban. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo ekuitas akhir, yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan. Jadi, neraca koperasi Sejahtera Mandiri dapat disusun sebagai berikut:
18
Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperti tersebut di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp186.900.000.
19
JURNAL
JURNAL UMUM DAN BUKU HARIAN
Jurnal Umum atau jurnal transaksi adalah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi koperasi berdasarkan dokumen dasar secara kronologis beserta penjelasan yang diperlukan dalam buku harian. Jurnal berfungsi mencatat dan meringkas pengaruh setiap transaksi koperasi terhadap persamaan dasar akuntansi. Sedangkan akun dan buku besar berfungsi mencatat transaksi koperasi menurut jenis transaksinya. Jadi, jurnal bukan berfungsi menggantikan buku besar dan akun, tetapi diantara keduanya saling melengkapi satu dengan lainnya. Transaksi yang telah dijurnal pada buku harian setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali, harus diposting/dipindahkan ke buku besar sesuai dengan jenis akunnya. Buku Jurnal adalah media yang digunakan untuk mencatat transaksi koperasi secara ringkas, permanen, dan lengkap serta disusun secara kronologis untuk referansi di masa mendatang. Secara umum, buku jurnal berbentuk empat kolom dengan manfaat yang saling menunjang satu dengan lainnya. Kolom pertama (tanggal) berfungsi untuk mencatat tanggal transaksi. Kolom kedua (keterangan) untuk mencatat aktifitas transaksi sesuai dengan nama akun yang terkait dan penjelasan yang dsiperlukan. Kolom ketiga (ref) berguna untuk mencatat referensi yang terkait dengan buku besar. Kolom keempat (jumlah) dibagi menjadi dua kolom, yaitu kolom debet dan kolom kredit, yang berguna untuk mencatat nilai transaksi. Buku Jurnal Saldo Tanggal 2008 April 2 3 5 Keterangan Ref Debet Kredit
Untuk melakukan penjurnalan, yaitu mencatat transaksi koperasi dalam buku harian, kita dapat berpedoman pada pencatatan dalam transaksi dalam buku besar atau akun koperasi. Untuk kelompok 20
akun aktiva dan beban, jika bertambah dimasukkan di sisi debet, jika berkurang dimasukkan di sisi kredit. Untuk kelompok akun utang, modal, dan pendapatan, jika bertambah dimasukkan di sisi kredit dan jika berkurang dimasukkan di sisi debet. Setiap kata yang dijadikan dasar untuk mencatat dalam buku harian harus sama dengan nama akun yang ada di buku besar. Keterangan tambahan dalam mencatat transaksi berfungsi untuk memperjelas transaksi yang telah di jurnal. Contoh kasus koperasi Sejahtera Mandiri mungkin dapat memperjelas cara mencatat transaksi koperasi dalam buku harian. Transaksi (a) Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncanakan akan bergerak di bidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut yang diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor. Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota koperasi sebesar Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp100.000.000 serta dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban akan terlihat ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut: 2 April 2010
kas
Simpanan pokok
100.000.000 100.000.000
Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dala waktu 4 bulan. Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan menambah aktiva (akun peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000, yang juga dicatat di sisi kredit. 6 April 2010
Peralatan kantor
kas Utang Usaha
21
Transaksi (c) Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri. Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan bertambahnya aktiva (akun perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akan mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut: 7 April 2010
Perlengkapan kantor
Kas
2.000.000 2.000.000
Transaksi (d) Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota. Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena bersifat permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama di sisi kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun simpanan wajib tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut: 2 Mei 2010
kas
Simpanan wajib
5.000.000 5.000.000
Transaksi (e) Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari Bank Mandiri sebesar Rp 60.000.000. Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut: 6 Mei 2010
kas
Utang Bank
60.000.000 60.000.000
Transaksi (f) Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri. Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah sebesar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan
22
Sukarela sebersar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang koperasi kepada anggotanya, bukan modal koperasi. 6 Mei 2010
kas
Simpanan sukarela
12.000.000 12.000.000
Transaksi (g) Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan. Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp120.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang sama yang dicatat di sisi debet. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali. 10 Mei 2010
Piutang Anggota
Kas
120.000.000 120.000.000
Transaksi (h) Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi. Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga pinjaman yang diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp18.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang sebesar Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat di sisi kredit, serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang dicatat di sisi kredit. 29 Mei 2010
kas
Piutang Anggota
Partisipasi Jasa Pinjaman Partisipasi Jasa Provisi
Transaksi (i) Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp600.000 per orang. Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000. Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp1.200.000 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama, akun Gaji ditambah sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang dicatat di sisi debet.
23
30 Mei 2010
Gaji
Beban Bunga kas
1.200.000 900.000
2.100.000
Transaksi (j) Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000 Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet. 31 Mei 2010
Utang Usaha
Kas
9.000.000 9.000.000
24
2.
Beban Penyusunan Aktiva Tetap Nilai atau harga perolehan aktiva tetap yang dibeli pada suatu saat harus dibagi dengan jumlah periode waktu yang menikmati manfaat aktiva tetap tersebut agar pembagian (alokasi) biaya pembelian pembelian aktiva tetap itu lebih adil dan merata. Beban Pemakaian Peralatan Akumulasi penyusutan peralatan Beban penyusutan bangunan Akumulasi penyusutan bangunan xxx xxx xxx xxx
3.
Beban Sewa Kantor Sewa kantor yang dibayar pada suatu saat sering kali berlaku selama beberapa periode akuntansi. Pada saat sewa kantor dibayarkan, hal itu belum menjadi beban bagi periode tersebut sehingga diakui sebagai sewa kantor dibayar di muka. Setelah suatu periode yang menikmati manfaat dari kantor yang disewa tersebut berlalu, periode tersebut harus dibebani beban sewa kantor yang dihitung secara proporsional dengan lamanya sewa. Beban sewa kantor Sewa kantor dibayar dimuka xxx xxx
4.
Utang Gaji Terkadang gaji yang menjadi beban pada suatu periode tertentu dan harus dibayarkan pada periode tersebut belum dibayarkan sampai akhir periode bersangkutan. Karenanya, hal itu menjadi utang gaji bagi periode tertentu. Gaji pegawai Utang Gaji xxx xxx
25
Siklus Akuntansi
KOPERASI SIMPAN PINJAM
26
Dokumen Dasar
Buku Jurnal
Posting
Buku Besar
Laporan Keuangan
Transaksi yang dilakukan koperasi harus disertai dengan dokumen transaksi, baik berupa faktur, nota, kwitansi, bukti pengeluaran uang, bukti penerima uang, atau dokumen lainnya. Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima staf akuntansi, dimulailah pencatatan transaksi tersebut dalam media yang disebut buku jurnal. Aktivitas mencatat transaksi koperasi dalam buku jurnal disebut dengan menjurnal. Setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali, catatan transaksi dalam buku harian dipindahkan ke buku besar sesuai dengan transaksi dan nama akun yang sesuai. Proses memindahkan catatan dari buku harian ke buku besar tersebut disebut dengan memposting. Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada di buku besar dihitung dan dicari saldo akhirnya. Berdasarkan saldo akun yang ada di buku besar, dapat disusun suatu daftar akun beserta salso akhirnya yang disebut dengan neraca saldo. Neraca saldo yang dibuat biasanya didasarkan pada transaksi-transaksi yang telah dilakukan koperasi selama satu periode, belum mancakup penyesusaian menyangkut beberapa hal yang hars dilakukan. Jika ada beberapa hal yang belum tepat dan harus disesuaikan, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Baru kemudian disusun neraca saldo yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca saldo tersebut
27
disusunlah laporan keuangan koperasi, yang dimulai dengan membuat laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan baru kemudian neraca. Untuk memperjelas hubungan antara buku jurnal dan buku besar serta laporan keuangan (siklus akuntansi yang seharusnya), contoh soal (Koperasi Sejahtera Mandiri) sebelumnya dapat diulas kembali agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan sistematis. Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi koperasi. Koperasi ini direncanakan akan bergerak dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor. Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi, menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota koperasi. Empat hari kemudian, yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja,vlemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu 4 bulan. Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi SejahteraMandiri juga membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, rautan pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri. Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota. Pada tanggal 5 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari Bank Mandiri sebesar Rp60.000.000. Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri. Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada 24 orang anggotanya sebesar 5.000.000 per orang. Dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bungan 3% per bulan. Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bungan pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi. Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar 600.000 per orang. Kedua karyawan itu mulai bekerja tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000. Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000.
28
Berdasarkan transaksi yang terdiri selama 2 bulan terebut, antara awal bulan April hingga akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu dalam buku jurnal koperasi sebagai berikut:
2 April 2010 Kas Simpanan Pokok 6 April 2010 Peralatan kantor Kas Utang usaha Perlengkapan kantor Kas Kas Simpanan Wajib 5 Mei 2010 6 Mei 2010 Kas Utang Bank Kas Simpanan Sukarela 10 Mei 2010 Piutang Anggota Kas Kas Piutang Anggota Partisipasi jasa Pinjaman Partisipasi Jasa Provisi 30 Mei 2010 Gaji Beban Bunga Kas Utang Usaha Kas 1.200.000 900.000 2.100.000 9.000.000 9.000.000 120.000.000 120.000.000 18.000.000 12.000.000 3.600.000 2.400.000 12.000.000 12.000.000 60.000.000 60.000.000 22.000.000 7.000.000 15.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.000 5.000.000 100.000.000 100.000.000
7 April 2010
2 Mei 2010
29 Mei 2010
31 Mei 2010
Berdasarkan jurnal yang ada di buku jurnal koperasi Sejahtera Mandiri yang telah kita buat, kita harus memindahkan (memposting) catatan jurnal ke dalam buku besar yang dimiliki koperasi tersebut. Proses posting ini dilakukan transaksi per transaksi, jurnal per jurnal. Jika suatu jurnal dicatat di sisi debet, maka di buku besarnya harus dicatat di sisi debet. Demikian pula kalau suatu jurnal dicatat di sisi kredit, di akun yang ada di buku besar juga harus dicatat di sisi kredit. Sebagai contoh, untuk transaksi tanggal 2 April 2008, jika di buku harian Kas dicatat di sisi debet dan Simpanan Pokok di sisi kredit, maka akun Kas yang ada di buku besar juga harus dicatat sebesar jumlah yang ada di buku harian di sisi debet, yaitu sebesar Rp100.000.000. Demikian pula dengan akun Simpanan Pokok yang terdapat di buku besar harus mengikuti pencatatan yang terdapat di buku harian, yang dicatat di sisi kredit sebesar Rp100.000.000.
29
Mei
Keterangan
Pinjaman ke anggota, 3%/bulan Angsuran pokok piutang
Ref
Debet
120.000.000
Kredit
Saldo Debet
120.000.000 108.000.000
Kredit
12.000.000
Keterangan
Kertas, pulpen, pensil, rautan, dsb
Ref
Debet
2.000.000
Kredit
Saldo Debet
2.000.000
Kredit
Keterangan
Komputer, printer, lemari, dsb
Ref
Debet
22.000.000
Kredit
Saldo Debet
22.000.000
Kredit
Keterangan
Pembelian peralatan kantor Pembayaran sebagian utang
Ref
Debet
Kredit
15.000.000 9.000.000
30
Keterangan
Setoran Simpanan sukarela anggota
Ref
Debet
Kredit
12.000.000
Keterangan
Kredit Usaha Dari Bank Mandiri
Ref
Debet
Kredit
60.000.000
Ref
Debet
Kredit 100.000.000
Debet
2010 Mei
5.000.000
5.000.000
2010 29 Mei
3.600.000
3.600.000
2010 29 Mei
2.400.000
2.400.000
31
2010 30 Mei
1.200.000
1.200.000
2010 30 Mei
900.000
900.000
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian diposting ke buku besar pada akhir periode, yang dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri adalah pada akhir bulan Juni 2010, setiap akhir dihitung saldonya. Saldo setiap akun tersebut dicatat dalam suatu tabel yang berisi kumpulan saldo yang dimiliki setiap akun koperasi tersebut. Tabel itu disebut dengan neraca saldo atau neraca percobaan.
Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca Saldo Per 31 Mei 2010 Nama Akun Kas Piutang Anggota Perlengkapan Kantor Peralatan Kantor Utang Usaha Simpanan Sukarela Utang Bank Simpanan Pokok Simpanan Wajib Partisipasi Jasa Anggota Partisipasi Jasa Provisi Gaji Beban Bunga Total Debet 54.900.000 108.000.000 2.000.000 22.000.000 Kredit
6.000.000 12.000.000 60.000.000 100.000.000 5.000.000 3.600.000 2.400.000 1.200.000 900.000 189.000.000
189.000.000
NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn periode bersangkutan. Akan tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan Neraca Lajur. Neraca Lajur adalah selembar kertas berkolom yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan akuntansi secara manual untuk membantu menggabungkan pekerjaan pada akhir akuntansi.
32
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur dapat terdiri dari 10 kolom + 1 untuk keterangan atau 12 kolom + 1 untuk keterangan. Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar suatu perusahaan. Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir setiap akun yang ada dalam buku besar. Kolom ketiga dan keempat berfungsi untuk menyesuaikan berbagai akun yang belum tepat karena adanya beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar. Kolom kelima dan keenam berisi kumpulan saldo semua akun yang ada di buku besar yang telah disesuaikan. Kolom ketujuh dan kedelapan berisi saldo akun pendapatan dan semua akun beban yang ada, di mana selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Kolom kesembilan dan kesepuluh berisi saldo awal modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta saldo akun prive atau dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba usaha dikurangi dengan prive atau dividen dicatat sebagai modal atau laba ditahan akhir periode tersebut. Dan kolom kesebelas dan keduabelas berisi saldo semua akun neraca pada akhir periode tersebut. Jika neraca lajurnya terdiri dari 10 kolom + 1 keterangan, maka kolom kesembilan dan kesepuluh (perubahan modal atau laba ditahan) ditiadakan. Dari contoh kasus Koperasi Sejahtera Mandiri sebelumnya, neraca saldo yang terlah disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada merupakan isi dari kolom pertama dan kedua neraca lajur. Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi Sejahtera Mandiri mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu: a. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa (habis akibat pemakaian) pada akhir bulan Mei 2008 tinggal sebesar Rp1.900.000, dan belum dicatat. b. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan April, Mei dan Juni 2008 sebesar Rp120.000 belum dicatat. c. Beban bunga Simpanan Sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei sebesar Rp240.000 belum dicatat dan belum dibayarkan.
Beban Penyusutan Aktiva Tetap (bangunan, kendaraan, peralatan, mesin dan sebagainya) adalah beban yang dibebankan pada suatu periode akuntansi tertentu atas pemanfaatan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pembebanan beban tersebut dilakukan untuk mengalokasikan pengorbanan ekonomis perusahaan demi memiliki aktiva tetap tertentu ke periode-periode akuntansi yang menikmati aktiva tetap tersebut. Lawan dari akun beban penyusutan adalah akumulasi penyusutan.
33
Akun Akumulasi Penyusutan digunakan untuk menampung penjumlahan dari semua beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva. Akun ini dineraca akan dikurangkan dari aktiva bersangkutan. Neraca lajur dibuat hanya untuk menampung penjumlahan dari semua beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva. Akun ini di neraca akan dikurangkan dari aktiva bersangkutan. Setelah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini belum memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca saldo ini merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada di buku besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat perusahaan selama periode tersebut.
Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan Neraca saldo Debet Kredit Penyesuaian Debet Kredit Saldo yang Disesuaikan Debet Kredit Hasil Usaha Debet Kredit Neraca Debet Kredit
- kas - Piutang Anggota - Perlengkapan kantor - Peralatan kantor - Utang Usaha - Simpanan Sukarela - Utang Bank - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Partisipasi Jasa Pinjaman - Partisipasi Jasa Provisi - Gaji - Beban Bunga Beban Pemakaian Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan K Akumulasi Penyusutan Peralatan Utang Bunga Sisa Hasil Usaha To tal
54.900 108.000 2.000 22.000 6.000 12.000 60.000 100.000 5.000 3.600 2.400 1.200 900
189.000
189.000
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya, akun aktiva dan akun kewajiban agar sesuai dengan yang seharusnya pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada data dan informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi. 34
Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan Juni jumlahnya hanya Rp1.900.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan pada periode tersebut adalah Rp100.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode tersebut dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan kantor dan sebesar Rp240.000 untuk beban bunga simpanan sukarela yang belum dicatat dan belum dibayarkan.
Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah tersusun harus disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini menampung informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa akun berubah sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan April jumlahnya hanya Rp1.900.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode tersebut dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan kantor. Karena itu, pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan, akun perlengkapan kantor berubah nilainya dibanding neraca saldo sebelum disesuaikan, dan akun beban penyusutan serta akumulasi penyusutan melengkapi kolom ini. Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan Neraca saldo Debet 54.900 108.000 2.000 22.000 Kredit Penyesuaian Debet Kredit Saldo yang Disesuaikan Debet Kredit Hasil Usaha Debet Kredit Neraca Debet Kredit
- kas - Piutang Anggota - Perlengkapan kantor - Peralatan kantor - Utang Usaha - Simpanan Sukarela - Utang Bank - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Partisipasi Jasa Pinjaman - Partisipasi Jasa Provisi - Gaji - Beban Bunga Beban Pemakaian Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan Akumulasi Penyusutan Peralatan Utang Bunga Sisa Hasil Usaha To tal
1.200 900
189.000
189.000
460
460
35
- kas - Piutang Anggota - Perlengkapan kantor - Peralatan kantor - Utang Usaha - Simpanan Sukarela - Utang Bank - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Partisipasi Jasa Pinjaman - Partisipasi Jasa Provisi - Gaji - Beban Bunga Beban Pemakaian Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan Akumulasi Penyusutan Peralatan Utang Bunga Sisa Hasil Usaha To tal
1.200 900
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit sedangkan saldo semua akun beban dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit dan debet diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapatan Koperasi Sejahtera Mandiri pada periode ini tercatat sebesar Rp8.400.000. Sedangkan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp4.960.000. Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 3.440.000 yang merupakan selisih antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan. Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan Neraca saldo Debet 54.900 108.000 2.000 22.000 Kredit Penyesuaian Debet Kredit Saldo yang Disesuaikan Debet Kredit 54.900 108.000 1.900 22.000 6.000 12.000 60.000 100.000 5.000 3.600 2.400 1.200 1.140 100 120 120 240 189.000 189.000 460 460 189.360 120 140 189.360 3.440 6.000 6.000 Hasil Usaha Debet Kredit Neraca Debet Kredit
- Kas - Piutang Anggota - Perlengkapan kantor - Peralatan kantor - Utang Usaha - Simpanan Sukarela - Utang Bank - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - Partisipasi Jasa Pinjaman - Partisipasi Jasa Provisi - Gaji - Beban Bunga Beban Pemakaian Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan Akm Penyusutan Peralatan Utang Bunga Sisa Hasil Usaha Total
1.200 900
36
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi kredit sebagai penambah ekuitas koperasi. Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan Neraca saldo Debet 54.900 108.000 2.000 22.000 Kredit Penyesuaian Debet Kredit Saldo yang Disesuaikan Debet Kredit 54.900 108.000 1.900 22.000 6.000 12.000 60.000 100.000 5.000 3.600 2.400 1.200 1.140 100 120 120 240 189.000 189.000 460 460 189.360 120 240 189.360 3.440 6.000 6.000 186.800 Hasil Usaha Debet Kredit Neraca Debet 54.900 108.000 1.900 22.000 Kredit
Kas Piutang Anggota Perlengkapan kantor Peralatan kantor Utang Usaha Simpanan Sukarela Utang Bank Simpanan Pokok Simpanan Wajib Partisipasi Jasa Pinjaman Partisipasi Jasa Provisi Gaji Beban Bunga Beban Pemakaian Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan Akumulasi Penyusutan Peralatan Utang Bunga Sisa Hasil Usaha Total
6.000 12.000 60.000 100.000 5.000 3.600 2.400 1.200 1.140 100 120 120 240 3.440 186.800
1.200 900
LAPORAN KEUANGAN
Pada akhir siklus akuntansi, pengurus koperasi harus membuat laporan keuangan koperasi untuk berbagai pihak yang berkepentingan dengan koperasi. Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama suatu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan koperasi terdiri dari: 1. Perhitungan Hasil Usaha yaitu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan labba selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Laporan Hasil Usaha harus merinci hasil usaha yang berasal dari anggota dan laba yang diproleh dari aktivitas koperasi yang dilakukan oleh bukan anggota. 2. Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang dimiliki koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. 3. Laporan Arus Kas yaitu suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama suatu periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas, dan saldo akhir kas suatu periode. 4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota yaitu laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
37
Berdasarkan neraca lajur yang telah kita miliki, kita dapat menyusun laporan keuangan Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan keuangan tersebut dimulai dengan pembuatan Perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca, lalu menyusun Laporan Arus Kas, dan yang terakhir Laporan Promosi Anggota koperasi tersebut. 1. Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode, hitunglah SHU itu dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama. Dalam contoh soal sebelumnya, berdasarkan neraca saldo yang disusun, perhitunga hasil usaha atau laporan laba rugi Kantor Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri Laporan Hasil Usaha Periode 2 April 31 Mei 2010
# Partisipasi Bruto Anggota: Partisipasi Jasa Pinjaman Partisipasi Jasa Provisi Total Partisipasi Bruto Beban Pokok: Beban bunga Partisipasi Neto Anggota Beban Operasi: Gaji Beban Penyusutan Peralatan Beban Pemakaian Perlengkapan Total Beban Operasi # Sisa Hasil Usaha
3.600.000 2.400.000 6.000.000 (1.140.000) Rp4.860.000 1.200.000 120.000 100.000 Rp(1.420.000) Rp 3.440.000
# # #
Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri menghasilkan pendapatan total sebesar Rp6.000.000 yang terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan provisi. Gabungan dari total pendadapatan bunga dan pendapatan provisi itu disebut sebagai partisipasi bruto, yaitu kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan jasa oleh koperasi kepada anggota. Untuk bisa memberikan pinjaman kepada anggota, koperasi megumpulkan modal dari para anggotanya serta memperoleh kredit dari bank. Namun, atas uang pinjaman dari anggota dam bank tersebut koperasi harus membayara bunga sebesar Rp1.140.000. pengorbanan ekonomi dalam bentuk pembayaran bunga pinjaman dalam rangka memperoleh partisipasi bruto dari anggota itulah yang disebut sebagai beban pokok. Selisih antara partisipasi bruto dan beban pokok itulah yang menghasilkan SHU kotor sebesar Rp4.860.000. Untuk mengoperasikan seluruh aktivitas koperasi tersebut nemang diperlukan pengorbanan ekonomis lain dalam berbagai bentuknya, seperti gaji pegawai, beba pemakaian perlengkapan, dan beban penyusutan perlatan. Total pengorbanan ekonomis untuk mengoperasikan koperasi pada periode tersebut adalah Rp1.420.000.
38
Sisa Hasil Usaha Kotor yang diperoleh koperasi sebesar Rp4.860.000 dikurangi dengan Beban Operasi sebesar Rp1.420.000 akan menghasilkan SHU sebesar Rp3.440.000. Setelah diketahui SHU-nya, maka pada tahap berikutnya dapat disusun Neraca. 2. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang dimiliki koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini dapat disusun dengan memasukkan semua akun aktiva dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua akun utang serta ekuitas ke sisi kanan atau kewajiban neraca. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo ekuitas akhir yang terdidri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan. Jadi, neraca koperasi Sejahtera Mandiri dapat disusun sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca Per 31 Mei 2010 Aktiva Lancar Kas Piutang Anggota Perlengkapan Kantor Jumlah Aktiva lancar AKTIVA TETAP Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Peralatan Jumlah Aktiva Tetap Liabilitas dan Ekuitas 54.900.000 Utang Lancar 108.000.000 Utang Usaha 1.900.000 Utang Bunga 164.800.000 Simpanan Sukarela Jlh Utang Jk. Pdk 22.000.0000 Utang Jl Pjg (120.000) Utang Bank 21.880.000 Modal Simpanan Pokok Simpanan Wajib __________ SHU-periode Berjalan Total Aktiva 186.680.000 Total Pasiva 100.000.000 5.000.0000 __3.440.000 186.680.000 60.000.0000 6.000.0000 240.000 12.000.000 18.240.000
Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperi di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp186.680.000. Jika dibandingkan dan kita perhatikan dengan seksama.
Bentuk Neraca Bentuk neraca seperti ituu disebut dengan bentuk T, di mana sebelah kiri disusun deretan aktiva atau harta perusahaan yang disebelah kanan disusun deretan kewajiban yang dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu utang dan modal. 39
Neraca itu dapat juga disusun dengan urutan dari atas ke bawah (vertikal) yang disebut sebagai bentuk laporan. Neraca bentuk laporan menyusun aktiva dan kewajiban dalam urutan dari atas ke bawah seperti berikut ini:
Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca Per 31 Mei 2010 Aktiva Lancar: - Kas - Piutang Anggota - Perlengkapan Kantor Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap - Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Peralatan Total Aktiva Tetap Total Aktiva Utang Lancar: - Utang Usaha - Simpanan Sukarela - Utang Bunga Total Utang Lancar Utang Jangka Panjang: - Utang Bank Total Utang Jangka Panjang Ekuitas Koperasi: - Simpanan Pokok - Simpanan Wajib - SHU-Periode Berjalan Total Ekuitas Koperasi Total Kewajiban 54.900.000 108.000.000 1.900.000 164.800.000 22.000.000 (120.000) 21.880.000 186.680.000
60.000.000 60.000.000
SUSUNAN NERACA Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan akun. Akun-akunaktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva dikonversi menjadi uang tunai, semakin didahulukan posisi pencatatannya dalam neraca. 40
Aktiva
Kelompok Aktiva lancar: Adalah semua harta koperasi yang diharpakan dapat berubah menjadi uang dalam tempo satu tahun
Akun Kas: uang tunai dan setara uang Surat-surat Berharga: investasi jangka Pendek Piutang Usaha/Piutang Nonanggota Piutang Anggota Piutang Karyawan Persediaan: Barang dagangan atau bahan baku Biaya-biaya yang dibayar di mua: sewa, asuransi, dan lainnya Perlengkapan Usaha Dan lain-lain Penyertaan dalam koperasi Pernyertaan dalan nonkoperasi
Investasi dalam aktiva tetap berwujud: tanah dan lainnya
Investasi Jangka Panjang: Adalah dana yang ditanamkan pada berbagai jenis aktiva yang diharapkan memberikan penghasilan bagi koperasi Aktiva Tetap Berwujud: Adalah semua aktiva yang berumur lebih dari satu tahun dan memiliki wujud fisik Aktiva Tetap Tidak Berwujud: Adalah semua aktiva yang tidak memiliki wujud fisik tetapi memiliki manfaat nyata bagi koperasi Aktiva lain-lain:
Adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan pada kelompok aktiva yang di atas
Dan lain-lain Peralatan kantor Kendaraan Mesin Tanah Goodwiil Hak Paten Merk dagang Hak cipta Dan lain-lain Titipan kepada penjual Bangunan dalam pengerjaan Dan lain-lain Utang usaha Utang wesel Dana-dana Simpanan sukarela Utang pajak Pendapatan Diterima Dimuka Utang bank Obligasi Dan lain-lain Simpanan pokok Simpanan wajib Simpanan penyertaan partisipasi anggota Modal penyertaan Modal sumbangan/donasi Cadangan SHU yang belum dibagi
Utang
Utang Lancar: Adalah kewajiban koperasi yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun Pendapatan Diterima Dimuka Utang Jangka Panjang: Adalah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari setahun. Ekuitas Koperasi: Adalah semua kewajiban koperasi kepada anggota koperasi
Ekuitas
3.
Laporan Arus Kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama satu periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada suatu periode. Sumber penerimaan dan pengeluaran kas koperasi dipilih menjadi 3 kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaaan.
41
Koperasi Sejahtera Mandiri Laporan Arus Kas Periode 2 April 31 Mei 2008
SHU Penyesuaian: Arus Kas dari aktivitas operasi Kenaikan piutang anggota Kenaikan utang jangka pendek Pemakaian perlengkapan Beban penyusutan Kas bersih dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Pembelian perlengkapan Pembelian peralatan Arus kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan Kredit bank Simpanan pokok Simpanan wajib Arus kas dari aktivitas pembiayaan Kas awal periode (2 April 2008) Kas akhir periode (31 Mei 2008) 3.440.000 (108.000.000) 18.240.000 100.000 120.000 (86.100.000) (2.000.000) (22.000.000) (24.000.000) 60.000.000 100.000.000 5.000.000 165.000.000 0 54.900.000
Secara umum, ada dua metode untuk menyusun laporan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Pembahasan lebih terinci mengenai kedua metode penyusunan laporan arus kas tersebut akan diuraikan dalam Bab 11. Yang akan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan kas. 4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Laporan promosi ekonomi anggota pada dasarnya merupakan suatu laporan yang menunjukkan Manfaat lebih tersebut diukur dengan membandingkan manfaat yang diberikan koperasi kepada para anggotanya dengan jika mereka bertransaksi dengan lemabaga lain di luar koperasi. Karena itu, data dari lembaga di luar koperasi yang digunakan sebagai pembanding akan sangat mempengaruhi kinerja pengurus koperasi, seperti yang ditampilkan dalam laporan promosi ekonomi anggota. Tidak setiap koperasi memiliki Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA) yang mengandung keempat unsur PEA tersebut. Masing-masing koperasi akan membuat PEA yang sesuai dengan bidang usaha yang sesuai dengan bidang usaha yang dimilikinya. Faktor laiin yang menjadi kendala dalam membuat laporan PEA adalah memilih lembaga lain yang akan dijadikan pembanding bagi suatu koperasi. Antara satu badan usaha dengan badan usaha lainnya akan menjual produk dengna harga yang berbeda. Bahkan Badan usaha yang sama akan menjual produknya dengan harga yang berbeda pada waktu yang berbeda. Karena itu, sangat sulit menyusun laporan PEA yang akurat bagi anggota. Kalau memang dianggap sangat penting untuk menyusun laporan PEA setiap tahun, maka sebaiknya disepakati terlebih dahulu lembaga apakah yang dijadikan pembanding dan harga mana yang akan dijadikan dasar pembanding. 42
Dalam kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, ada dua komponen yang menjadi bagian dari laporan promosi ekonomi anggotam yaitu manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dam aktivitas simpan pinjam melalui koperasi dan manfaat ekonomi dari pembagiaan sisa hasil usaha koperasi. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari aktivitas simpan pinjam dihitung dengan membandingkan antara jumlah biaya bunga dan biaya provisi yang harus dikeluarkan anggota karena meminjam uang dari koperasi dan jumlah biaya bunga serta biaya provisi yang harus dikeluarkan anggota jika meminjam dari badan usaha lainnya. Perbandingan tersebut akan menghasilkan manfaat ekonomi dalam bentuk penghematan beban pinjaman. Manfaat ekonomi dari penghematan beban pinjaman ini akan ditambah lagi dengan manfaat ekonomi kelebihan balas jasa simpanan. Kelebihan balas jasa simpanan tersebut dihitung dengan membandingkan antara total pendapatan bunga yang diperoleh anggota jika menyimpan uangnya di koperasi dan jumlah pendapatan bunga yang akan diperolehanggota jika menyimpan uangnya di badan usaha lain. Gabungan dari penghematan beban pinjaman tersebut ditambah dengan manfaat ekonomi kelebihan balas jasa simpanan akan menghasilkan manfaat ekonomi anggota atas transaksi jasa dengan koperasi. Jika lembaga lain mengenakan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih rendah dibandingkan koperasi, maka dari segi penghematan bebas pinjaman dari koperasi, anggota koperasi akan memperoleh manfaar ekonomi yang negatif. Namun, jika lembaga lain mengenakan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih tinggi dari koperasi, maka anggota akan memperoleh manfaat ekonomi yang positif dari transaksi pinjaman uang kepada koperasi. Demikian pula, balas jasa simpanan yang diberikan koperasi kepada para anggotanya akan bernilai negatif jika badan usaha lain mampu memberikan bunga simpanan yang lebih tinggi dibandingkan koperasi. Sebaliknya, jika koperasi bisa memberikan bunga simpanan yang lebih tinggi dibandingkan badan usaha lainnya, anggota akan mendapatkan manfaat ekonomi yang positif dalam bentuk balas jasa simpanan. Sedangkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU adalah total SHU yang diperoleh koperasi yang dialokasikan ke anggota dalam bentuk Dana Anggota. Dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri, laporan promosi ekonomi anggota dihitung dengan membandingkan partisipasi jasa pinjaman (bunga) dan partisipasi jasa provisi yang dikenakan koperasi kepada para anggotanya yang meminjam uang di koperasi dengan beban bunga serta beban provisi yang dikenakan lembaga lain atas transaksi yang sama. Jila lembaga lain (misalnya, Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di dekat koperasi tersebut) mengenakan suku bunga pinjaman sebesar 4% per bulan dan jasa provisi sebesar 3,5% dari nilai pinjaman, sedangkan balas jasa simpanan yang diberikan oleh lembaga lain ( misalnya, BPR) adalah 3%, besarnya promosi ekonomi anggota adalah sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri Laporan Promosi Ekonomi Anggota Periode 2 April 31 Mei 2008
Penghematan beban pinjaman: - partisipasi jasa pinjaman 1.200.000 - partisipasi jasa provisi 1.800.000 Kelebihan balas jasa simpanan anggota - bunga simpanan (tabungan) (120.000) Jumlah PEA dari transaksi jasa Jumlah PEA dari alokasi SHU Jumlah PEA total
43
Promosi ekonomi anggota sebesar Rp2.880.000 tersebut dihitung dengan cara membandingkan suku bunga dan tarif provisi yang dikenakan koperasi dengan yang dikenakan lemabaga lain serta imbalan bunga yang diberikan koperasi dengan yang diberikan lembaga lain.
Keterangan Balas jasa simpanan Jasa pinjaman Jasa Provisi Nilai Transaksi Rp12.000.000 Rp120.000.000 Rp120.000.000 Tarif 2% 3% 2% Koperasi Jumlah Rp240.000 Lembaga Lain Tarif 3% Jumlah Rp360.000 Manfaat Lebih Rp(120.000) Rp1.200.000 Rp1.800.000 Rp2.880.000
Rp3.600.000 4% Rp4.800.000 Rp2.400.000 3,5% Rp4.200.000 Jumlah promosi ekonomi anggota dari penyediaan jasa
Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU sebesar Rp1.376.000 itu berasal dari jumlah SHU yang diperoleh koperasi selama periode tersebut seperti yang terlihat dari laporan hasil usaha koperasi , yaitu sebesar Rp3.440.000, dikalikan dengan 40%. Proporsi sebesar 40% ini didasarkan pada asumsi AD/ART koperasi menetapkan bahwa dari total SHU yang diperoleh koperasi sebesar 40% harus dialokasikan untuk dana anggota.
JURNAL PENUTUP
Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi sebgai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut. Proses penutupan buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun nominal (semua akun laporan laba rugi) ke akun riil (semua akun neraca) . Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Menutup semua akun pendapatan dengan cara mendebet akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi. Menutup semua akun beban dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit semua akun beban. Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban. Menutup akun-akun SHU dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akunakunyang merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan Cadangan.
Setelah jurnal penutup dibuat, maka aktivitas pencatatan akuntansi untuk periode yang bersangkutan dianggap telah selesa dan ditutup. Jika jurnal penutup untuk koperasi Sejahtera Mandiri telah dibuat, maka catatan yang terlihat adalah sebagai berikut:
3.440.000
3.440.000
Jika dalam AD/ART koperaasi Sejahtera Mandiri ditentukan bahwa SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan ke berbagai dana dan cadangan dengan komposisi sebagai berikut: - Dana sosial : 10% Dana Anggota : 40% - Dana pengurus : 10% Cadangan : 40% SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan ke berbagai Dana dan Cadangan dengan komposisi seperti terlihat di atas. Karena itu, jurnal penutup yang keempat tidak berwujud jurnal yang bersifat umum, tetapi harus spesifik seperti berikut: SHU Dana Sosial Dana Pengurus Dana Anggota Cadangan 3.440.000 344.000 344.000 1.376.000 1.376.000
Setelah jurnal penutup ini dibuat, aktivitas pencatatan transaksi keuangan di koperasi Sejahtera Mandiri ditutup dan dianggap selesai untuk periode tersebut. Dan neraca yang harus disajikan oleh pengurus koperasi Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
45
Koperasi Sejahtera Mandiri Neraca Per 31 Mei 2010 Kas Piutang Anggota 54.900.000 Utang Usaha 108.000.000 Utang Bunga Dana sosial Dana pengurus Dana Anggota Perlengkapan Kantor Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan Peralatan
6.000.0000 240.000 344.000 344.000 1.376.000 12.000.000 60.000.0000 100.000.000 5.000.0000 1.376.000 186.680.000
1.900.000 Simpanan Sukarela 22.000.0000 (120.000) Utang Bank Simpanan Pokok Simpanan Wajib Cadangan
Total Akitiva
46
KOPERASI KONSUMEN
AKTIVITAS KOPERASI KONSUMEN
Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi konsumen adalah melakukan pembelian bersama. Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu koperasi konsumen sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yang akan dipenuhi. Sebagai contoh, koperasi yang mengelola toko serba ada, mini market dan sebaginya. Fungsi utama Koperasi Komsumen adalah menjembatani antara produsen yang menghasilkan suatu produk tertentu dan konsumen yang membutuhkan produk tersebut. Koperasi konsumen berfungsi mempertemukan atau menjadi tempat pertemuan antara peodusen dan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Produsen/supplier
koperasi
Anggota
Karena tidak memproduksikan sendiri produknya, koperasi konsumen harus membeli barangbarang yang akan dijualnya. Barang yang akan dijual tersebut dapat dibeli secara langsung dari 47
produsen ataupun melalui agen tunggal/distributor yang ditunjuk produsen. Untuk membeli barangbarang tersebut koperasi harus mengeluarkan uang sebagai bukti pembayaran, baik pada saat terjadinya transaksi maupun dikemudian hari. Setelah barang dagangan dibeli, koperasi harus melakukan aktivitas penjualan kepada konsumen langsung yang menjadi anggota koperasi maupun yang bukan merupakan anggota koperasi. Dari aktivitas penjualan barang ini koperasi akan memperoleh penerima uang dari pelanggan. Berdasarkan fungsinya itu, aktivitas koperasi konsumen dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok utama, yaitu: 1. Pembelian 2. Pengeluaran Kas 3. Penjualan 4. Penerimaan Kas
Koperasi Konsumen
Konsumen
Berdasarkan keempat aktivitas utama itu, sebagian besar aktivitas dalam koperasi konsumen akan didominasi oleh empat kegiatan tersebut. Karena itu, pencatatan transaksi dalam koperasi konsumen akan sangat berkaitan dengan keempat jenis transaksi tersebut.
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi selama periode tertentu Persedian yaitu akun yang digunakan untuk menunjukkan jumlah barang dagangan yang dimiliki koperasi pada awal atau akhir periode akuntansi tertentu. Harga Pokok Penjualan yaitu akun yang digunakan untuk menampung harga pokok/harga beli barang yang dijual selama suatu periode akuntansi. Beban Pokok yaitu harga beli barang yang dijual kepada anggota koperasi. Jadi, pada dasarnya beban pokok adalah harga pokok penjualan barang yang dijual kepada anggota koperasi. Potongan Penjualan/Potongan Tunai yaitu jumlah diskon untuk pengurangan yang diberikan pihak penjual (koperasi) kepada konsumen karena telah membayar secara tunai atau dalam waktu yang telah ditentukan. Retur Penjualan yaitu sejumlah barang yang telah dijual (oleh koperasi) tetapi dikembalikan lagi oleh pihak pembeli karena ada ketidaksesuaian dengan pesanan. Potongan Pembelian yaitu diskon yang telah diberikan pihak produsen/supplier kepada pihak pembeli (koperasi) karena telah membayar secara tunai atau dalam waktu yang diteteapkan. Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai, beban transportasi, dan sebagainya.
METODE PENCATATAN
Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas koperasi konsumen, terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu: 1. Metode Perpetual yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persedian barang dagangan dalam koperasi konsumen, di mana persediaan dicatat dan dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih cocok untuk koperasi yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi nilai transaksinya besar. 2. Metode Periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan dalam koperasi konsumen, di mana persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga pokok penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai oleh koperasi yang frekuensi transaksinya tinggi. Kedua metode pencatatan tersebut memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya untuk transaksi pembelian dan penjualan. Karena kedua transaksi tersebut memiliki metode pencatatan yang berbeda, maka laporan laba rugi akan memiliki susunan yang agak berbeda.
49
Transaksi Periodik Pembelian barang dagangan Pembelian xxx Kas xxx Penjualan barang dagangan Kas xxx Penjualan xxx
Perpetual Persediaan xxx Kas xxx Kas xxx Penjualan xxx HPP xxx Persediaan xxx
50
berasal dari Rp60.000.000 x 80%) dan harga pokok penjualan kepada nonanggota adalah 32.000.000 (yang berasal dari Rp40.000.000 x 80%). Pada akhir bulan Januari 2010, staf akuntansi Perhitungan Hasil Usaha berikut: koperasi tersebut menyajikan laporan
# #
nilai dan jumlah persedian barang dagangan pada suatu saat, jelas mengabaikan faktor kecepatan penyajian data akuntansi. Di samping itu, jika metode ini diterapkan secara murni, perhitungan harga pokok penjualan akan mengabaikan hilangnya barang akibat berbagai kelemahan yang ada dalam pengendalian persediaan.
Contoh soal berikut disajikan untuk memperjelas perbedaan pencatatan dan pelaporan dari metode perpetual dan periodik
Koperasi Maju Bersama adalah koperasi yang bergerak dalam penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat yang berlokasi di sebuah wilayah pemukiman di Surabaya. Koperasi ini baru didirikan pada pertengahan bulan Januari 2010 dan memiliki 200 anggota. Koperasi ini menyewa sebuah bangunan ruko 2 lantai sebesar Rp36.000.000 untuk jangka waktu 2 tahun, yang digunakan sebagai tempat usaha. Lantai 1 digunakan sebagai toko dan lantai 2 digunakan sebagai kantor koperasi. Koperasi ini menjual produknya baik kepada anggota maupun nonanggota. Sampai akhir bulan Februari 2010, koperasi ini belum melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Pada awal bulan Maret 2010, koperasi ini mulai beroperasi staf akuntansi menyajikan neraca berikut: Koperasi Maju Bersama Neraca 1 Maret 2010 221.000.000 36.000.000 3.000.000 Simpanan Pokok 40.000.0000 Simpanan Wajib
250.000.000 50.000.0000
Total Akitiva
300.000.000
Selama bulan Maret 2010, Koperasi Maju Bersama mulai melakukan transaksi berkaitan dengan usahanya tersebut seperti terlihat berikut: 5/3/2010 Koperasi Maju Bersama membeli barang dagangan: berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari, senilai Rp140.000.000 di mana sebesar Rp85.000.000 dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu 2 bulan. Koperasi Maju Bersama menjual barang dagangan: berbagai jens barang kebutuhan sehari-hari kepada anggota senilai Rp96.000.000. dari total penjualan tersebut sebesar Rp41.000.000 dibayar tunai dan sisanya belum dibayar oleh pembeli. Koperasi menetapkan harga pokok penjualan sebesar 85% dari harga jual barang. Koperasi Maju Bersama membeli barang dagangan: berbagai jenis kebutuhan sehari-hari senilai Rp32.000.000 secara tunai. Koperasi Maju Bersama membayar sebagian utang uaha sebesar Rp15.000.000 Koperasi Maju Bersama menjual barang dagangan: berbagai jens barang kebutuhan sehari-hari kepada masyarakat umum yang bukan anggota koperasi senilai Rp72.000.000 secara tunai. Koperasi menetapkan harga pokok penjualan sebesar 85% dari harga jual barang.
10/3/2010
52
29/3/2010
Koperasi membayar beban listrik, air PAM, dan telepon sebesar Rp1.300.000 s 5 Maret 2010 Persediaan 140.000.000 e Kas 85.000.000 Utang Usaha 55.000.000 c a 10 Maret 2010 Kas 41.000.000 r Piutang Anggota 55.000.000 a Beban Pokok 81.000.000 t u n a i .
3 0 / 3 / 2 0 1 0 Koperasi Maju Bersama membayar gaji pegawai sebesar Rp2.400.000 dan gaji pengurus sebesar Rp2.000.000 secara tunai.
53
Partisipasi bruto Anggota Persediaan 12 Maret 2010 Persediaan Kas Utang usaha Kas Kas Harga pokok penjualan Penjualan Persediaan Beban listrik, air, telepon Kas Gaji pegawai Gaji pengurus kas 32.000.000
96.000.000 81.600.000
32.000.000 15.000.000 15.000.000 72.000.000 61.200.000 72.000.000 61.200.000 1.300.000 1.300.000 2.400.000 2.000.000 4.400.000
15 Maret 2010
20 Maret 2010
29 Maret 2010
30 Maret 2010
Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama mealakukan transaksi dan semua transaksi itu dicatat dalam buku harian dengan menggunakan metode perpetual, kemuadian semua catatan tersebut diposting ke buku besar, akan telihat buku besar koperasi seperti berikut ini: Tanggal
2010 1 5 10 12 15 20 29 30
Maret
Keterangan
Saldo awal Pembelian barang tunai
Penjualan tunai barang dagangan
R e f
Debet
Kredit
Saldo Debet
221.000.000 136.000.000 177.000.000 145.000.000 130.000.000 202.000.000 200.700.000 196.300.000
Kredit
Pembelian barang tunai Pembayaran utang usaha Penjualan tunai nonanggota Beban listrik, air & telepon Gaji pegawai dan pengurus
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 10 Maret
55.000.000
55.000.000
54
Keterangan
Pembelian barang dagangan HPP penjualan ke anggota Pembelian barang dagangan HPP penjualan ke nonanggota
R e f
Debet
140.000.000
Kredit
Saldo Debet
140.000.000 58.400.000 90.400.000 29.200.000
Kredit
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
36.000.000
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
3.000.000
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
40.000.000
Tanggal
Keterangan
5 15
2010 Maret
55.000.000 15.000.000
55.000.000 40.000.000
55
Tanggal
Keterangan
2010 Maret
Saldo awal
250.000.000
Tanggal
Keterangan
2010 Maret
Saldo awal
50.000.000
Tanggal
Keterangan
2010 10 Maret
Penjualan ke anggota
96.000.000
96.000.000
Tanggal
Keterangan
20
2010 Maret
72.000.000
72.000.000
Tanggal
Keterangan
10
2010 Maret
81.000.000
81.000.000
56
Tanggal
Keterangan
20
2010 Maret
61.200.000
61.200.000
Tanggal
Keterangan
30
2010 Maret
2.400.000
2.400.000
Tanggal
Keterangan
2010 30 Maret
2.000.000
2.000.000
Tanggal
Keterangan
2010 29 Maret
1.300.000
1.300.000
Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo berdasarkan saldo akhir setiap akun yang terdapat dalam buku besar koperasi, maka akan didapat neraca saldo sebagai berikut:
57
Koperasi Maju Bersama Neraca Saldo 31 Maret 2010 Nama Akun Kas Piutang anggota Persediaan Sewa kantor dibayar di muka Perlengkapan kantor Peralatan kantor Utang usaha Simpanan pokok Simpanan wajib Partisipasi bruto Penjualan Beban pokok Harga pokok penjualan Beban listrik, air dan telepon Gaji pegawai Gaji pengurus Total Saldo Debit 196.300.000 55.000.000 29.200.000 36.000.000 3.000.000 40.000.000 40.000.000 250.000.000 50.000.000 96.000.000 72.000.000 81.600.000 61.200.000 1.300.000 2.400.000 2.000.000 508.000.000 Kredit
508.000.000
Jika kita kemudian menyusun perhitungan hasil usaha berdasarkan neraca saldo tersebut, akan terlihat laporan perhitungan hasil usaha sebagai berikut: Koperasi Maju Bersama Laporan Hasil Usaha Per 31 Januari 2010 # Partisipasi Anggota: Partisipasi Bruto Anggota Beban Pokok Partisipasi Neto Anggota Pendapatan Dari Nonanggota: Penjualan Harga PokokPenjualan SHU Kotor Dari Nonanggota Sisa Hasil Usaha Kotor Beban Operasi: Gaji pengurus koperasi Gaji pegawai koperasi Beban Listrik, air PAM & telepon # Sisa Hasil Usaha
96.000.000 (81.600.000) 14.400.000 72.000.000 (61.200.000) 10.800.000 25.200.000 2.000.000 2.400.000 1.300.000 (5.700.000) 19.500.000
# #
Karena metode perpetual memiliki akun HPP, kita bisa langsung menghitung laba kotor usaha dengan mengurangkan HPP (Harga Pokok Penjualan) dari penjualan bersihnya. Setelah itu, laba kotornya dikurangi dengan beban operasi sehingga dihasilkan sisa hasil usaha bersih sebelum pajak. Perhitungan hasil usaha di atas merupakan hasil kalkulasi sebelum beberapa hal dalam koperasi tersebut disesuaikan. 58
Tanggal
2010 1 5 10 12 15 20 29 30
Maret
Keterangan
Saldo awal Pembelian dagangan tunai
Penjualan tunai barang dagangan
R e f
Debet
Kredit
Saldo Debet
221.000.000 136.000.000 177.000.000 145.000.000 130.000.000 202.000.000 200.700.000 196.300.000 Saldo Debet Kredit
Kredit
Pembelian dagangan tunai Pembayaran utang usaha Penjualan tunai nonanggota Beban listrik, air & telepon Gaji pegawai dan pengurus
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
10
2010 Maret
55.000.000
55.000.000
59
Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama melakukan transaksi dan mencatat semua transaksi itu dicatat dalam buku harian dengan menggunakan metode perpetual, kemuadian semua catatan tersebut diposting ke buku besar, maka akan telihat buku besar koperasi seperti berikut ini: Nama Akun : Piutang Anggota
5 Maret 2010
Persediaan Kas Utang Usaha Kas Piutang Anggota Partisipasi bruto Anggota Pembelian Kas Utang usaha Kas Kas Penjualan
140.000.000 85.000.000 55.000.000 41.000.000 55.000.000 96.000.000 32.000.000 32.000.000 15.000.000 15.000.000 72.000.000 72.000.000 1.300.000 1.300.000 2.400.000 2.400.000 2.000.000 4.400.000 140.000.000 85.000.000 55.000.000 41.000.000 55.000.000 96.000.000 32.000.000 32.000.000 15.000.000 15.000.000 72.000.000
10 Maret 2010
12 Maret 2010
15 Maret 2010
20 Maret 2010
Beban listrik, air, telepon Kas Gaji pegawai Gaji pegawai Gaji pengurus kas Persediaan Kas Utang Usaha Kas Piutang Anggota Partisipasi bruto Anggota Pembelian Kas Utang usaha Kas Kas Penjualan
5 Maret 2010
10 Maret 2010
12 Maret 2010
15 Maret 2010
20 Maret 2010
Beban listrik, air, telepon Kas Gaji pegawai Gaji pegawai Gaji pengurus kas
60
Keterangan
Pembelian barang dagangan Pembelian barang dagangan
R e f
Debet
140.000.000 32.000.000
Kredit
Saldo Debet
140.000.000 172.000.000
Kredit
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
36.000.000
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
3.000.000
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2010 Maret
Saldo awal
40.000.000
Tanggal
Keterangan
5 15
2010 Maret
55.000.000 15.000.000
55.000.000 40.000.000
61
Tanggal
Keterangan
2010 Maret
Saldo awal
250.000.000
Tanggal
Keterangan
2010 Maret
Saldo awal
50.000.000
Tanggal
Keterangan
2010 10 Maret
Penjualan ke anggota
96.000.000
96.000.000
Tanggal
Keterangan
20
2010 Maret
72.000.000
72.000.000
Tanggal
Keterangan
30
2010 Maret
2.400.000
2.400.000
62
Tanggal
Keterangan
30
2010 Maret
2.000.000
2.000.000
Tanggal
Keterangan
30
2010 Maret
1.300.000
1.300.000
Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo berdasarkan saldo akhir setiap akun yang terdapat dalam buku besar koperasi, maka akan didapat neraca saldo sebagai berikut: Koperasi Maju Bersama Neraca Saldo 31 Maret 2010 Nama Akun Kas Piutang anggota Persediaan Sewa kantor dibayar di muka Perlengkapan kantor Peralatan kantor Utang usaha Simpanan pokok Simpanan wajib Partisipasi bruto Penjualan Pembelian Beban listrik, air dan telepon Gaji pegawai Gaji pengurus Total Saldo Debit 196.300.000 55.000.000 29.200.000 36.000.000 3.000.000 40.000.000 40.000.000 250.000.000 50.000.000 96.000.000 72.000.000 172.000.000 1.300.000 2.400.000 2.000.000 508.000.000 Kredit
508.000.000
Dari hasil perhitungan fisik (stock opname) barang dagangan yang ada di toko Koperasi Maju Bersama pada akhir bulan Maret 2010. Diketahui nilai persediaan pada sat itu adalah Rp29.200.000. Berdasarkan neraca saldo tersebut dan hasil perhitungan fisik barang dagangan, staf akuntansi koperasi menyusun laporan perhitungan hasil usaha yang terlihat sebagai berikut:
63
Koperasi Maju Bersama Perhitungan Hasil Usaha Per 31 Januari 2010 # Partisipasi Anggota: Partisipasi Bruto Anggota Beban Pokok Partisipasi Neto Anggota Pendapatan Dari Nonanggota: Penjualan Harga PokokPenjualan SHU Kotor Dari Nonanggota Sisa Hasil Usaha Kotor Beban Operasi: Gaji pengurus koperasi Gaji pegawai koperasi Beban Listrik, air PAM & telepon # Sisa Hasil Usaha
96.000.000 (81.600.000) 14.400.000 72.000.000 (61.200.000) 10.800.000 25.200.000 2.000.000 2.400.000 1.300.000 (5.700.000) 19.500.000
# #
Penjualan yang dilakukan koperasi Maju Bersama selama bulan Maret 2010 berjumlah Rp168.000.000, yang terdiri dari penjualan kepada anggota sebesar Rp96.000.000 dan penjualan kepada nonanggota sebesar Rp72.000.000. ini berarti proporsi penjualan kepada anggota sebesar 57% (yang berasal dari 96.000.000 : 168.000.000) dan kepada nonanggota sebesar 43% (yang berasal dari 72.000.000 : 168.000.000). karena perhitungan sisa hasil usaha kotor menunjukkan jumlah sebesar Rp25.200.000, maka dari jumlah tersebut sebanyak 57% atau sebesar Rp14.364.000 merupakan Partisipasi Neto Anggota, dan sebanyak 43% atau sebanyak Rp10.836.000 merupakan Laba Kotor dari nonanggota. Perhitungan hasil usaha di atas merupakan hasil kalkulasi sebelum beberapa hal dalam koperasi tersebut disesuaikan. Berdasarkan laporan perhitungan sisa hasil usaha di atas, baik dengan metode Perpetual maupun metode Periodik, dan selama nilai persediaan akhir yang dihitung dari stock opname sama, akan diperoleh sisa hasil usaha yang juga sama.
NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn periode bersangkutan. Akan tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan Neraca Lajur. Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Dari contoh kasus Koperasi Maju Bersama, neraca saldo yang terlah disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada (dengan menggunakan metode perpetual) merupakan isi dari kolom pertama dan kedua neraca lajur. 64
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi Maju Bersama mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu: d. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa (habis akibat pemakaian) pada akhir bulan Maret 2010 tinggal sebesar Rp2.400.000, dan belum dicatat. e. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan Maret 2010 sebesar Rp100.000 belum dicatat. f. Ongkos angkut pengiriman penjualanan barang sebesar Rp450.000 belum dicatat dan belum dibayarkan. Setelah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini belum memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca saldo ini merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada di buku besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat perusahaan selama periode tersebut.
Koperasi Maju Bersama Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan kas Piutang Anggota Persediaan Sewa dibayar di muka Perlengkapan kantor Peralatan kantor Utang Usaha Simpanan Pokok Simpanan Wajib Partisipasi Bruto Penjualan Beban pokok Harga pokok penjualan
Beban listrik, air &telepon
Neraca saldo Debet 196.300 55.000 29.200 36.000 3.000 40.000 Kredit
Neraca Debet
Kredit
40.000 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 508.00
508.000
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya, akun aktiva dan akun kewajiban agar sesuai dengan yang seharusnya pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada data dan informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp3.000.000, tetapi dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan Maret jumlahnya hanya Rp2.400.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan pada periode tersebut adalah Rp600.000. Demikian pula, akun beban penyusutan selama periode tersebut dibebankan sebesar Rp100.000 untuk peralatan kantor. Sedangkan beban angkut penjualan yang belum dibayar sebesar Rp450.000
65
Neraca saldo Debet Kredit 196.300 55.000 29.200 36.000 3.000 40.000 40.000 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000
Neraca Debet
Kredit
600 450
508.00
508.000
1.150
Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah tersusun harus disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini menampung informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa akun berubah sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp3.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan Maret jumlahnya hanya Rp2.400.000. Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit sedangkan saldo semua akun beban dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit dan debet diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapatan Koperasi Maju Bersama pada periode ini tercatat sebesar Rp168.000.000. Sedangkan total beban yang dikeluarkan (termasuk HPP dan Beban pokok) untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp149.650.000. Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 18.350.000 yang merupakan selisih antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan. Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi kredit sebagai penambah ekuitas koperasi. Pada saat yang sama, akun SHU-Dibagikan dimasukkan di sisi debet sebagai pengurang ekuitas koperasi.
66
Neraca saldo Debet Kredit 196.300 55.000 29.200 36.000 3.000 40.000 40.000 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000
Neraca Debet
Kredit
600 450
196.300 55.000 29.200 36.000 2.400 40.000 40.450 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 600 100
Neraca saldo Debet Kredit 196.300 55.000 29.200 36.000 3.000 40.000 40.000 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000
Neraca Debet
Kredit
600 450
196.300 55.000 29.200 36.000 2.400 40.000 40.450 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 600 100 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 600 100 100 450 450 18.350 168.000
96.000 72.000
508.550
508.550
168.000
67
Kredit
Neraca
Kredit
196.300 55.000 29.200 36.000 2.400 40.000 40.450 250.000 50.000 96.000 72.000 40.450 250.000 50.000 96.000 72.000 81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 600 100 100 100 450 18.350 168.000
81.600 61.200 1.300 2.400 2.000 600 100 100 450 508.00 508.000 1.150 1.150
450
508.550
508.550
168.000
358.900
18.350 358.900
68