You are on page 1of 7

BIDAN menjadi ujung tombak untuk membangun kesehatan masyarakat.

Bersama
komponen lain bidan berada di barisan paling depan untuk membantu masyarakat.
Terutama bidan yang berada di desa, terlebih mereka yang bertugas di daerah terpencil
dan jauh dari sarana pelayanan kesehatan. Para bidan dan sukarelawan beberapa waktu
lalu berkumpul selama dua hari di Denpasar, Bali. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri
(Damandiri) menjadi pemrakarsa kegiatan yang mendapat dukungan penuh Yayasan
Indonesia Damai Sejahtera (Indra), Lembaga Indonesia untuk Pengembangan Manusia
(LIPM), Universita Airlangga (Unair), Institute Pertanian Bogor (ITB), Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Bukopin serta Bank Syariah
Mandiri.

Pertemuan dengan para bidan dan pimpinan perguruan tinggi terpilih untuk
mengembangan strategi mendukung upaya menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan
melahirkan, meningkatkan kualitas bidan, serta sekaligus membangun keluarga bahagia
dan sejahtera.

Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisa dipisahkan.
Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari sudut kesehatan dan
pemberdayaan lainnya. Bidan menempati posisi yang strategis karena biasanya di tingkat
desa merupakan kelompok profesional yang jarang ada tandingannya.

Masyarakat dan keluarga Indonesia di desa, dalam keadaan hampir tidak siap tempur,
menghadapi ledakan generasi muda yang sangat dahsyat. Bidan dapat mengambil peran
yang sangat penting dalam membantu keluarga Indonesia mengantar anak-anak dan
remaja tumbuh kembang untuk berjuang membangun diri dan nusa bangsanya.

Berkat upaya gerakan KB dan Kesehatan di masa lalu, yang gegap gempita, anak-anak
dibawah usia 15 tahun jumlahnya dapat dikendalikan. Sejak tahun 1970 jumlah anak-
anak tersebut belum pernah melebihi 60-65 juta. Tetapi, sebaliknya, anak-anak usia
remaja, yaitu 15-29 tahun, bahkan usia 30-60 atau 15-65 tahun jumlahnya meningkat
dalam kelipatan yang berada diluar perhitungan banyak pihak. Phenomena tersebut,
biarpun bisa dilihat secara nyata setiap hari, belum banyak menggugah perhatian, kecuali
kalau terjadi kecelakaan dalam proses kehidupan anak muda itu.

Kesempatan hamil dan melahirkan bertambah jarang, pengalaman keluarga merawat ibu
hamil, ibu melahirkan, dan anak batita, atau anak usia tiga tahun, dalam suatu keluarga,
juga bertambah jarang. Kalau terjadi peristiwa kehamilan atau kelahiran dalam suatu
keluarga, hampir pasti kemampuan dan mutu anggota keluarga merawat anggotanya yang
sedang hamil atau melahirkan juga menjadi kurang cekatan dan mutunya rendah. Padahal
keluarga masa kini, yang bertambah modern dan urban, menuntut kualitas pelayanan
yang bermutu tinggi.

Keluarga masa kini juga menuntut hidup tetap sehat dalam waktu yang sangat lama
karena usia harapan hidup yang bertambah tinggi. Karena itu, sebagai ujung tombak
dalam bidang kesehatan, bidan dituntut untuk berperan sebagai ahli detektor awal untuk
apabila menemukan suatu kondisi kesehatan yang mencurigakan dari anggota suatu
keluarga, segera memberi pertolongan dini, atau memberi petunjuk untuk rujukan.
Kalau seorang bidan tidak mampu memberikan petunjuk kepada suatu keluarga, karena
penyakit yang diderita seorang anggotanya berada diluar wewenangnya, seorang bidan
segera bisa mengirim anggota keluarga yang bersangkutan ke tingkat referal yang lebih
tinggi. Dengan demikian, para bidan, dalam jaman yang modern sekarang ini, memiliki
peran luar biasa untuk memelihara kesehatan keluarga di tingkat pedesaan dan rumah
tangga. Para bidan bisa menjadi detektor dan sekaligus advokator yang ampuh.

Alasannya sederhana. Perubahan sosial budaya dan ciri kependudukan tersebut diatas
mengundang perubahan peran tenaga-tenaga pembangunan, seperti bidan, yang lebih
tinggi dalam mengantar anak-anak muda dan remaja membangun keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera. Kalau di masa lalu para bidan mempunyai peran yang relatif
terbatas dalam melayani proses reproduksi seseorang yang kondisinya kurang baik, dan
berbahaya, di masa depan proses reproduksi generasi muda dan pasangan muda lebih
jarang terjadi. Tetapi tidak kalah berbahayanya dan bahkan mungkin saja terjadi jauh
sebelum seseorang sesungguhnya siap dengan proses reproduksinya. Remaja tersebut
perlu mendapat dukungan dengan tuntutan kualitas yang sangat tinggi, sehingga peran
bidan juga menjadi lebih sukar dan perlu dukungan semua pihak dengan baik.

Karena tuntutan yang demikian tinggi, bidan tidak bisa santai menanggapinya. Anak
muda dan remaja masa depan menuntut kualitas prima karena penentuan pilihan
pelayanan yang dikehendakinya tidak lagi pada unsur pelayanan, yaitu para bidan, tetapi
pada anak muda, remaja dan pasangan muda masing-masing.

Tuntutan atas peningkatan kualitas pelayanan itu mencuat pada akhir abad yang lalu
karena keluarga dan penduduk merasa bahwa kompetisi masa depan hanya bisa
dimenangkan bukan melalui 'krubutan' dengan pasukan orang banyak, tetapi melalui
pelayanan yang bermutu. Keluarga dan penduduk masa depan menghendaki pelayanan
dengan standard internasional yang bermutu, tahan banting dan karena usia harapan
hidup yang panjang, tuntutan atas pelayanan bermutu itu akan berlangsung untuk masa
yang sangat lama.

Sejalan dengan tuntutan itu para pemimpin dunia meningkatkan komitmennya melalui
pencanangan deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) pada Sidang Khusus PBB
di New York pada akhir tahun 2000. Dengan adanya pencanangan tersebut para
pemimpin dunia sepakat meningkatkan upaya pembangunan sosial kesejahteraan dengan
delapan target utama. Masing-masing target merupakan pengejawantahan dari upaya
meningkatkan mutu, harkat dan martabat umat manusia untuk masa perjuangan
sepanjang hidup manusia.

Ada delapan target dan sasaran yang harus dicapai secara terpadu. Indonesia yang ikut
menanda tangani deklarasi PBB pada akhir tahun 2000 itu ikut bertanggung jawab
terhadap pencapaian target-target tersebut. Untuk mencapai sasaran dan target-target
tersebut Indonesia harus menempatkan pembangunan dan pemberdayaan seperti bidan,
tenaga kesehatan, tenaga pendidikan dan tenaga pemberdayaan masyarakat pada posisi
sangat penting di lapangan, di pedesaan.

TEMUAN BARU DI BIDANG PELAYANAN KEBIDANAN


Sampai saat ini pelayanan kehamilan selesai dengan terjadinya persalinan dan
keefektivan pelayanan antenatal dinilai dari lancar tidaknya persalinan, BBL tidak BBLR,
nilai Apgar yang baik dan sebagainya yang merupakan pandangan yang terlalu
”medikal”. Temuan baru membuktikan bahwa kehamilan dan persalinan tidak hanya
peristiwa medikal tetapi mental dan sosial yang kurang diperhatikan dalam pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Hal ini juga tidak sesuai dengan definisi sehat yang
seharusnya juga meliputi sehat mental dan sehat sosial.

Peran bidan, dokter ,Sp OG dan Sp A dalam pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal tidak dapat diragukan lagi namun hal itu tidak hanya untuk mendapatkan ibu
dan janin- bayi yang sehat saja, perlu ditambah dengan bayi yang cerdas, yang termasuk
aspek sehat mental dan sosial: penerimaan dan ikatan.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat menggugah provider di bidang kesehatan


maternal dan neonatal untuk lebih sayang ibu dan jnain – neonatus.

TEMUAN BARU MENGENAI KEHAMILAN

Kehamilan saat ini ternyata mempunyai pengaruh yang jauh lebih dramatis dari
yang diperkirakan selama ini misalnya mengenai pertumbuhan otak bayi yang dulu
dianggap mempunyai pertumbuhan maksimal (brain spurt/ golden period) 2 tahun
pertama, ternyata sekarang harus dianggap sebagai 2 tahun + 280 hari selama dalam
kandungan. Dalam 280 hari kehamilan terjadi pertambahan jumlah sel syaraf,
berpindahnya sel yang baru dibentuk ke tempat berfungsi, diferensiasi dan kematian sel
terprogram yang akan berhenti sebelum persalinan sehingga jumlah sel syaraf bayi baru
lahir sama atau lebih banyak dibanding saat meninggal.

Adanya dampak jangka panjang (saat dewasa) dari bayi yang mengalami penyulit
hambatan pertumbuhan selama kehamilan merupakan bukti nyata peran kehamilan yang
sangat penting- seperti yang diteorikan dan dibuktikan oleh David Barker – ahli
epidemilogi dari Inggris. Janin yang mengalami hambatan pertumbuhan selama hamil,
lebih mudah menderita diabetes, penyakit jantung dan hipertensi saat usia lebih muda.
Hal yang sama juga terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami penyulit diabetes mellitus
(DM gestasional) dimana bayi makrosomia tersebut akan mudah mengalami DM nyata
(overt DM) dan obesitas.

Pembentukan kepribadian juga dimulai sejak kehamilan bukan sesudah lahir, ada
penulis yang menyatakan bahwa: Hanya karena dia belum bisa bicara dia dianggap tidak
mengerti

TEMUAN BARU MENGENAI PERAN JANIN

Dulu janin dianggap tidak mempunyai peran atau bagian pasif dalam kehamilan
kemudian dianggap sebagai parasit, dianggap sebagai pasien (Fetus as patient) dan
akhirnya dianggap sebagi person (pribadi tersendiri); saat ini janin ternyata merupakan
bagian aktif bahkan dirigen dari orkestrasi kehamilannya misalnya sejak pembuahan
janin sudah memerintahkan ibu untuk menyiapkan endometrium untuk implantasi
(desidua), mengurangi reaksi imunologis terhadap dirinya karena sebgain dirinya
merupakan bagian dari ayah yang merupakan benda asing, memberikan sebagian bahan
yang diproduksinya untuk mempertahankan kehamilan (sintesis hormon kehamilan) dan
akhirnya persalinan dan produksi ASI yang distimulasi oleh perintah dari janin. Tentunya
perintah atau komunikasi ini terjadi di tingkat biomolekuler dan merupakan awal dari
terbentuknya sistim komunikasi janin ibu yang akan berlanjut menjadi ikatan antara ibu
dan anak yang akan terjalin seumur hidup.

Freud menyatakan bahwa pembentukan kepribadian terjadi melalui tahapan


sesudah lahir namun harus ditambahakan 280 hari dalam kandungan. Ibu-ibu yang
selama kehamilannya mengalami kekerasan dalam rumah tangga melahirkan bayi dengan
kepribadian yang kurang baik. Stres maternal terutama yang berulang dan berat langsung
mengenai janin dan berdampak berat karena sistim pertahanan psikologisnya masih
belum terbentuk secara sempurna.

TEMUAN BARU MENGENAI KEMAMPUAN JANIN

Dulu janin dianggap tidak bisa apa-apa karena bayi baru lahir saja hanya bisa
menangis apalagi janin dalam kandungan ternyata data terakhir menyatakan bahwa:

Janin dalam kandungan sudah dapat mendengar sejak minggu ke 18

Janin dalam kandungan bisa merasa nyeri meskipun otaknya masih terus tumbuh

Janin dalam kandungan mempunyai kemampuan mengingat

Janin dalam kandungan mempunyai kemampuan belajar

Janin dalam kandungan bisa beradapatasi

Janin dalam kandungan bisa bertahan hidup

TEMUAN BARU MENGENAI ANTENATAL

Making pregnancy safer menggaris bawahi bahwa semua kehamilan harus


didingikan dan semua persalinan ditolong oleh tenaga terlatih, satu hal yang menujukkan
kurang pekanya kita terhadap aspek lain dari kehamilan. Memang angka kematian
maternal masih tinggi namun itu hanya 10 % dari seluruh kehamilan/ persalinan, hal
tersebut jangan sampai membuat pandangan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang
membahayakan padahal ”hanya” 10 % yang berpenyulit tetapi sebagian besar bisa tanpa
penyulit. Hal ini ditambah dengan maraknya tuntutan terhadap provider akhir-akhir ini
sehinga ada beberapa dokter atau provider lain yang mengambil sikap ”defensive
medicine”: semua membahayakan yang tentunya kurang baik dalam upaya mencerdaskan
masyarakat.
Menurut hemat kami, kehamilan mestinya sesuatu yang membahagiakan bukan
membahayakan sehingga asuhan antenatal harus melibatkan seluruh anggota keluarga,
suami diajak mengikuti ”maternal class”, senam hamil dan persiapan persalinan sehingga
saat persalinan bersedia ikut masuk kemaar bersalin dan memberi dorongan terhadap
istri.

Mengingat pentingnya saat kehamilan, maka perlu dilakukan stimulasi terhadap


janin untuk mendapatkan bayi yang lebih sehat dan lebih cerdas

TEMUAN BARU MENGENAI PERSALINAN

Saat ini persalinan dianggap terbaik bila dilakukan di rumah sakit dengan
peralatan yang lengkap sehingga bila terjadi sesuatu dapat dilakukan pertolongan secara
cepat. Namun ada yang hilang dari pelayanan di rumah sakit, yaitu pandangan bahwa
persalinan adalah peristiwa medikal saja kurang sentuhan mentaldan sosial yangs
eharusnya dapat dikurangi dengan membolehkan suami masuk mendampingi istrinya di
saat melahirkan buah hatinya.

Pendampingan oleh suami ternyata dapat mengurangi nyeri persalinan,


mengurangi lamanya persalinan dan mengurangi distosia dan frekuensi persalinan sesar.

Pemilihan posisi persalinan pada kala II juga dapat mempercepat proses


persalinan- ibu melahirkan hendaknya dianjurkan untuk memilih posisinya sendiri dan
posisi dorsolitotomi yang selama ini dilakukan hanyalah menguntungkan penolong bukan
penderita tanpa meningkatkan ruptura perinei berat.

TEMUAN BARU MENGENAI PENANGANAN BBL

Dulu selalu dilakukan penialian dengan nilai Apgar dan selanjutnya diubah
dengan dari AAFP- NRP –Katwinkel bahwa penilaian dilakukan pada menit ke 0 bukan
menit pertama dan ke lima karena sudah terlambat 2 kali 30 detik pertama bil memakai
nilai Agar.

Namun adanya persalinan dalam air dan ”diving reflex” yang dimiliki bayi usia
kurang dari 6 bulan menyadarkan kita bahwa pengetahuan kita (terutama ahli dari negara
maju) mengenai maturasi sitim pernafasan, nafas pertama maupun keampuan menahan
nafas saat berenang masih pada tahap awal, nampaknya lebih banyak yang harus
dipelajari lagi. Tetapi ada satu hal yang pasti bahwa resusitasi hanya diperlukan pada 10
% bayi, kejadian palsi serebral tidak berhubungan dengan asfiksia saat persalinan, dan
penanganan bayi baru lahir yang bugar hanya memerlukan membersihkan mulut dan
hidung saja tidak perlu sampai orofaring atau bahkan sampai gaster. Ada satu pakar yang
menyatakan bahwa satu-satunya tindakan yang dapat menurunkan nilai Apgar adalah
pengisapan yang terlalu kuat.

DAMPAK TEMUAN BARU DI ATAS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN


MATERNAL, FETAL DAN NEONATAL

1. perlakukan kehamilan sebagai masa yang membahagiakan bukan membahayakan


2. ubah pandangan sehat pada bayi baru lahir dengan menambah komponen sehat
mental: kecerdasan, kepribadian dan sehat sosial: penerimaan dan bonding
(ikatan)
3. ubah pandangan bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa medis tetapi
juga natural
4. rangsang janin dengan suara, musik, cerita dan permainan seabgai bagian dari
asuhan antenatl
5. hindari stres ataupun kekerasan dalam rumah tangga saat hamil
6. anjurkan suami mengikuti proses asuhan antenatal termasuk senam hamil dan
persiapan persalinan
7. anjurkan suami ikut dalam persalinan

Bidan ialah wanita yang ditugaskan untuk membantu seseorang wanita melahirkan anak.
Dalam masyarakat kampung tradisional , bidan ialah wanita yang agak tua dan
berpengalaman dalam hal ehwal menguruskan wanita mengandung dan bersalin. Mereka
mengetahui tentang perubatan tradisional yang banyak mengunakan tumbuhan herba.
Bidang kampung ini biasanya diberi upah dan mestlah ditempah terlebih dahulu. Upah
dalam bentuk pengeras.

Dalam masyarakat Melayu Islam bidang tugas ini sering disandang oleh wanita
soleh(beriman)yang berkebolehan menguruskan wanita.Tugas bidan adalah tugas yang
amat mulia.

Di tepian Sungai Perak, bidan kampung dijemput oleh sang suami dengan sampan dan
pada saat-saat akhir, bidan ini akan tidur / menginap di rumah wanita yang bakal
melahirkan anak. Ini kerana masalah pengangkutan untuk menghantar dan menjemput
bidan ini.

Contohnya ialah Wan Mahami yang tinggal di Kampung Teluk Memali , 36800 Kampung
Gajah , Perak sekitar tahun 1950-1970an.

Bidan adalah orang penting untuk upacara atau masalah :

• Melahirkan anak
• Melenggang perut
• Naik buaian / Endoi / Cukur jambul
• Sunat untuk bayi perempuan
• Menguruskan hal bayi songsang
• Tumpah darah
• Keguguran
• Mandul
• Mohon bayi lelaki
• Urut sebelum / selepas bersalin

Dalam zaman moden ini , Bidan merupakan satu jawatan yang dilantik oleh Kementerian
Kesihatan setelah mereka mendapat latihan perbidanan di Sekolah Jururawat . Biasanya
mereka ditempatkan di kampung-kampung yang mempunyai klinik desa dan meronda
dari rumah ke rumah wanita yang mengandung , bakal melahirkan anak dan selepas
melahirkan anak.

Bagi mengelakkan konflik antara bidan kampung dengan bidan yang dilantik oleh
Kementerian Kesihatan ini, mereka mengadakan hubungan silaturrahim terlebih dahulu
dan bertukar-tukar fikiran dan pendapat. Secara beransur-ansur bidang tradisional
semakin kurang dan lenyap ditelan zaman.

You might also like