You are on page 1of 2

Kejati Jambi Sidik Kasus Korupsi BUMD Bungo

Jambi (ANTARA News) - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi sedang menyidik kasus dugaaan korupsi pada penyertaan modal kerja di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bungo Dana Mandiri di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, untuk membangun pusat perbelanjaan mewah di tempat tersebut bernilai miliaran rupiah. Penyidik masih mengumpulkan data terkait penyertaan modal Pemkab Bungo melalui BUMD kepada PT Permata Batanghari Propertindo (PBP) untuk membangun Wiltop Plaza di Kabupaten Bungo, kata Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jambi, Andi Herman, Minggu. Akhir pekan lalu, tim dari Kejaksaan Tinggi Jambi sudah turun langsung ke Kabupaten Bungo untuk memeriksa beberapa mantan dan pejabat di lingkungan kabupaten tersebut yang diduga mengetahui kasus itu. Pemeriksaan tersebut bertujuan mengumpulkan data dalam mengungkap kasus tersebut yang dilaporkan warga setempat langsung ke Kejati Jambi beberapa waktu lalu. "Saat ini tim penyidik sedang mengumpulkan data, bila nanti dalam pemeriksaan ada indikasi dugaan pelanggaran tindak pidana korupsinya, akan diproses, namun bila tidak ada akan dihentikan," kata Andi Herman. Namun sebagai pimpinan tim yang memeriksa kasus ini, Aspidsus Andi Herman mengakui, saat ini belum menerima laporan resmi dari tim yang memeriksa beberapa pejabat Pemkab Bungo yang suduah diperiksa. Hasil pemeriksaan yang dilakukan akan dievaluasi kembali karena seluruh saksi yang diperiksa baru dimintai keterangannya, terkait penyertaan modal Pemkab di PT Permata Bungo Plaza yang dulu salah satu asetnya Wiltop Plaza. Pejabat yang dimintai keterangan atau diperiksa oleh penyidik Kejati Jambi adalah Kabag Umum dan Humas Eko Wijakso, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKDA) Ridwan Is, serta beberapa staf lainnya serta mantan beberapa Sekda seperti Usman Hasan, Choliq Darmawan, serta S Budi Hartono. Sementara itu informasinya penyertaan modal Pemkab Bungo dalam pembangunan Wiltop Plaza, kepemilikan saham di dalam pembangunan Bungo Plaza tersebut berdasarkan pembagian saham sebesar 70:30 persen. Sebesar 70 persen merupakan saham PT Permata Batanghari Propertindo senilai Rp35 milyar, sedangkan 30 persen merupakan saham miliki BUMD PT Bungo Dani Mandiri Utama dan keseluruhan nilai pemegang saham tersebut tercantum dalam adendum perjanjian kerja sama nomor 135A/BDMU/V/2004 dan berita acara rapat umum pemegang saham (RUPS) yang ditandatangani oleh para pihak pemegang saham di tempat dan waktu sebagaimana awal berita acara RPUS.

kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi sedang menelusuri kasus dugaan korupsi pada APBD Kabupaten Bungo senilai Rp15 miliar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan pejabat setempat. Setelah mengumpulkan data dan pemeriksaan sejumlah saksi dari pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Sekretariat Pemkab Muaro Bungo, penyidik kejaksaan kini tengah mendalami data yang diperolehnya, kata salah satu jaksa penyidik, Fauzan di Jambi Senin. Penyidik saat ini masih mengumpulkan data terkait pengaduaan masyarakat tentang dugaan penyimpangan dana APBD tahun 2008 dan 2009, di lingkungan Setda Bungo senilai

Rp15 miliar. Data yang dikumpulkan adalah dokumen yang berkaitan dengan dana APBD di lingkungan Setda dan dinas setempat seperti anggaran belanja makanan dan minum, alat tulis dan kantor (ATK) serta kenderaan operasional. Selain mendalami indikasi penyimpangan dana APBD senilai Rp15 miliar itu, pihak kejaksaan juga mendalami indikasi dugaan penyimpangan atau tidak, apakah ada dugaan dugaan fiktif atau mark up, hal itu akan didalami lebih dulu oleh tim. Kalau ditemukan ada indikasi penyimpangan atau ada data yang fiktif, penyidik akan melakukan pemeriksaan lanjutan, dan untuk sementara penyidik masihb mendalami lebih dahulu data yang ada dan kalau ditemukan indikasi siapa pun akan kembali periksa, kata Fauzan. Dalam kasus ini, tim penyidik telah memintai keterangan sejumlah pejabat dan mantan pejabat di lingkungan Setda Bungo yakni mantan sekda Usman Hasan. Selain itu Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Budi Hartono, Kadis Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Ridwan IS, Komisaris PT BDMU Choliq Darmawan, staf keuangan BUMD Romy Hidayat, serta kepala bagian (Kabag) Humas dan Infokom Pemkab Bungo Eko Wijaksono. Yang telah kita mintai keterangan, mantan sekda Usman Hasan, dan tiga orang kepala bidang (kabid), juga dua orang kapala bagian (kabag) di lingkungan setda, tegas Fauzan lagi. Terkait adanya laporan dugaan penyimpangan APBD senilai Rp15 miliar tahun 2008/2009, pemeriksaan oleh tim Kejati Jambi tersebut berlangsung di Kejaksaan Negeri (Kejari) Muaro Bungo beberapa hari lalu. Dalam kasus ini juga ada dugaan penyimpangan APBD itu digunakan melalui BUMD sebagai penyertaan modal dalam membangun beberpa proyek besar di sana seperti pembangunan Wiltop Plaza di Kabupaten Bungo dan proyek lainnya.

You might also like