You are on page 1of 18

STATUS PSIKIATRI I.

IDENTITAS
Nama Jenis Kelamin Umur Tempat/Tanggal Lahir Agama Suku bangsa /warga Negara Status Pernikahan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat Tanggal Masuk RSMM : Tn.I : laki laki : 26 tahun : Bogor, 28 Juni 1985 : Islam : Sunda / Indonesia : belum menikah : SMP Kelas 1 : Tidak Bekerja : Ciwaringin Gg. Asem No.12 RT 03/09 Bogor Barat : Masuk IGD tanggal 19 Oktober 2011 Masuk Bangsal Kresna tanggal 19 Oktober 2011 Masuk Bangsal Gatot Kaca tanggal 22 Oktober 2011 II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis : Autoanamnesis dilakukan di ruang Gatot Kaca pada tanggal 8 November 2011 dan alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 10 November 2011 bertempat dirumah nenek pasien dengan alamat yang tertera diatas. A. Keluhan Utama Pasien menendang ibu pasien dan mengancam akan membunuh ibu pasien sejak 2 hari SMRS. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang dengan diantar tetangga beserta keluarga dengan keluhan menendang ibu pasien dan mengancam akan membunuh ibu pasien 2 hari SMRS. Sebelumnya pasien melihat ayahnya yang terbaring karena sakit Tuberkulosis Paru yang sudah dideritanya sejak lama dan sedang menjalani pengobatan. Menurut ibu pasien setelah melihat ayahnya, tiba-tiba saja pasien mengamuk dan menendang ibu 1

pasien, dan mengancam akan membunuh ibu pasien apabila ibu pasien bercerita pada tetangga terdekat yang merupakan penanggung jawab dari pasien saat pasien masuk RSMM. Menurut keluarga selain mengamuk, pasien juga pernah membanting radio, sering sekali berbicara dan tertawa sendiri seperti ada lawan bicaranya apabila sedang sendirian. Pasien juga sering sekali tidak tidur pada malam hari dan hanya melamun seorang diri. Menurut pasien dirumah pasien senang berkumpul dengan orangtuanya dan saudara-saudaranya namun pasien juga suka berdiam diri didalam kamarnya. Di saat pasien sendirian terkadang ada suara yang berkata padanya muak dan menurut pengakuan ibu pasien, pasien juga pernah bercerita bila ada bisikan-bisikan yang berkata bunuh..bunuh... Pasien juga sering kali melihat ada bayangan orang yang bertampang seram sehingga membuat pasien sangat ketakutan dan lari mengindar. Menurut pengakuan pasien, ia hanya melihat bayangan itu dirumahnya saja tidak ditempat lain, pasien juga bercerita pernah merasa alam ini berbeda, tidak seperti sebelumnya dan pasien juga merasa asing. Memang menurut ibu pasien, sering kali pasien tampak seperti ketakutan sambil berlari keluar dan biasanya pasien bila ketakutan selalu berlari kerumah neneknya yang sekarang menjadi tempat tinggal pasien. Menurut ibu pasien, pasien selalu minum obat secara teratur, apabila obatnya habis pasien akan meminta ibunya untuk mengambil obat di Puskesmas Merdeka. Sudah 2 bulan ini ibunya selalu mengambil obat anaknya di puskesmas karena anaknya tidak mau mengambil obat di RSMM. Tetapi sering kali di puskesmas hanya diberikan 2 macam obat saja yang sebenarnya apabila obat dari RSMM 3 macam obat.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 2

1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Berdasarkan keterangan keluarga pasien, pasien mulai timbul keluhan-keluhan pada tahun 2002. Sebelum timbul keluhan-keluhan pasien sempat panas tinggi sampai badan pasien menggigil dan oleh ibunya pasien dibawa ke puskesmas dan tidak dirawat. Setalah itu pasien tidak lagi melanjutkan sekolahnya lagi. Kemudian tidak lama setelah itu pasien mulai timbul gejala seperti sulit tidur, marah-marah, membanting barang-barang dirumah, berbicara dan tertawa sendiri, sering melamun, tampak gelisah, mondar-mandir, telanjang saat meninggalkan rumah. Kemudian pasien dibawa keluarga ke RSMM dan dirawat selama 1 bulan. Menurut pasien, pasien juga mulai mendengar bisikan-bisikan pada awal pasien sakit dan pasien juga sudah melihat hal-hal yang aneh seperti bayangan lelaki berwajah seram karena itu pasien sering sekali merasa ketakutan. Pada tahu 2004 dengan gejala yang sama dan dirawat selama 2 minggu. Pada tahun 2007 pasien kambuh kembali dan dirawat selama 2 bulan. Terkahir pasien dirawat pada tahun 2009 dengan gejala yang sama dan dirawat selama 1,5 bulan. Menurut keterangan ibunya, pasien sempat pernah mencoba bunuh diri pada saat pasien sedang kambuh. Pasien sempat menjatuhkan diri ke tangga, lalu pasien juga pernah mencabut kabel sehingga membuat pasien tersengat listrik dan tangannya terluka akibat memegang kabel tersebut. Pasien juga pernah mengangkat ayah pasien dan membuangnya ke sungai kecil dibelakang rumah. Menurut keluarga selama dirumah, pasien adalah seorang yang rajin dan tidak malas apabila disuruh membantu orangtua untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Menurut keluarga pasien, saat dirumah pasien gemar menonton televisi dan mendengarkan musik. Beberapa kali juga pasien mencoba berjualan. Selama pasien dirumah sejak pasien pulang dirawat pada tahun 2002, pasien selalu meminum obatnya secara teratur dan tidak pernah putus obat, dan apabila obatnya habis, pasien juga memberitahukan pada ibunya dan ibunya membawa pasien untuk kontrol serta mengambil obatnya untuk sebulan ke RSMM.

2. Riwayat Penyakit Medis 3

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya tapi Pasien juga mengatakan pernah mengalami demam saat kelas 1 SMP

pasien pernah terjatuh dari tangga namun tidak mengalami luka pada kepala. tapi tidak sampai kejang, penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus maupun darah tinggi disangkal. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi inex (amfetamin) tapi hanya Pasien mengatakan pernah meminum alkohol tapi hanya satu kali. Pasien mengatakan merokok sejak kelas 4 SD karena diajak oleh temansekali karena ditawari oleh temannya.

temannya. Dan dirumah dapat merokok sampai 1 bungkus perhari. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan perinatal Pasien lahir spontan dan ditolong oleh dukun beranak di kampung. Pasien berkata bahwa pasien anak yang diharapkan oleh orangtuanya. Pasien anak kedua dari enam bersaudara

2. Masa Kanak Awal (0 3 tahun) Pasien tergolong anak yang jarang sakit sejak kecil, tumbuh kembang normal seperti anak normal seusianya. Tidak pernah mengalami kejang. 3. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun) Pasien dapat melalui masa ini dengan baik dan normal seperti anak sebayanya. Pasien tidak banyak memiliki teman saat sekolah dan cenderung lebih memilih dirumah dan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan di luar rumah. Tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga mengakui prestasinya biasa-biasa saja. Bahkan menurutnya ia mendapat beasiswa saat kelas 6 SD karena tidak mampu. Menurut pasien, dulu pasien pernah berkelahi 1 kali pada saat SD dan pasien kalah. 4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja) a) Hubungan Sosial Saat sekolah pasien mempunyai sedikit teman dan kurang dapat bersosialisasi. Tetapi saat pasien sakit panas dan tidak melanjutkan sekolahnya, pasien hanya diam 4

dirumah. Tetapi menurut ibu pasien, anaknya memiliki 2 orang teman dekat sejak dulu dan sampai sekarang masih berteman dekat. b) Riwayat Sekolah SMP hanya sampai kelas 1 saja dan mendapat beasiswa karena tidak mampu. Pasien merasa biasa-biasa saja saat di sekolah. Tidak pernah melawan guru, atau membuat masalah. c) Perkembangan Kognitif dan Psikomotor Pasien mengaku prestasinya rata-rata saja. d) Problem emosi atau fisik khusus masa remaja Pasien sudah merokok sejak SD kelas 4 karena diajak oleh teman-temannya. e) Riwayat psokoseksual Pasien pernah memiliki pacar saat ia masih sekolah dan belum pernah melakukan hubungan seksual dengan wanita lain sebelum menikah. f) Latar Belakang Agama Pasien beragama Islam, tetapi pasien jarang melaksanakan sholat 5 waktu. 5. Masa dewasa a. Riwayat Pekerjaan Pasien tidak bekerja. b. Aktivitas Sosial Sejak pasien merasa sakit, sering diam saja dirumah dan kadang membantu ibu melakukan pekerjaan rumah dan pasien juga pernah berjualan kantong plastik dan berjaualan makanan di pasar. Pasien jarang sekali keluar rumah dan bertemu dengan tetangga. Tapi keluarga mengaku memang masih ada teman pasien yang sering mengunjungi pasien saat dirumah. c. Riwayat Psikoseksual / pernikahan Saat ini pasien belum menikah

d. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien menyangkal pernah terlibat masalah pelanggaran hukum sejak muda sampai sekarang. E. Riwayat Keluarga Sejak lahir pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandungnya. Sampai sekarang orangtuanya masih lengkap. Pasien adalah anak kedua dari enam bersaudara tapi adik pasien yang paling kecil meninggal karena sakit saat berumur 8 tahun dan pasien sangat dekat pada adiknya tersebut. Menurut ibu pasien, ayah pasien adalah orang yang keras pada semua anaknya dan sering kali memarahi anak-anaknya. Menurut nenek pasien yang berasal dari ayah pasien, memang kakek dari ayah pasien dulu memiliki gejala seperti pasien sekarang.

F. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tidak bekerja. Dalam keluarga hanya ayahnya saja yang bekerja sebagai tukang becak saat ayah pasien sehat, sudah 2 bulan ini ayah pasien sakit TB kronis yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi. Ibu pasien sempat bekerja sebagai pembantu dirumah orang tapi sekarang sudah tidak lagi. Sebelum kakaknya menikah sering membantu ekonomi keluarga tapi sejak kakaknya menikah sudah tidak lagi memberi uang pada orangtuanya. Adik pasien ada yang bekerja sebagai pemotong rumput tapi uang hasil memotong rumput tersebut sama sekali tidak mencukupi.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan 1. Impian: Pasien bercita-cita bekerja pada bidang pertanian karena pasien senang sekali bercocok tanam. 2. Fantasi: Tidak ada. 3. Dorongan kehendak: 6

Pasien ingin pulang dan bertemu orangtuanya. 4. Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang: Pasien sering sekali merasa sedih apabila dimarahi oleh orangtuanya dirumah dan merasa sedih karena ekonomi keluarganya yang kurang mampu dan pasien tidak dapat melakukan sesuatu untuk membantu orangtuanya. Pohon Keluarga

II. STATUS MENTAL Dilakukan di ruang Gatot Kaca pada tanggal 8 November 2011 A. Deskripsi Umum 1. Kesadaran Kesadaran Biologis Kesadaran Psikologis Kesadaran Sosial 2. Penampilan Umum Pasien seorang laki laki, berusia 26 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usia. kulit sawo matang, tidak bau, kebersihan dan kerapihan diri cukup, rambut hitam pendek rapih dan memakai alas kaki. 3. Perilaku dan Aktivitas Motorik 7 : Compos Mentis : Terganggu : Terganggu

Sebelum Wawancara Selama Wawancara

: Pasien sedang bersama temannya 1 ruangan. : Pasien duduk pandangan curiga. dengan tenang tapi pasien tampak memperhatikan orang-orang diseklilingnya dengan

Sesudah Wawancara

: Pasien bersiap untuk makan siang bersama temantemannya.

4. Pembicaraan Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, lancar, spontan tetapi sering kali pemeriksa harus mengulang pertanyaan dan menganalogikan pertanyaan. 5. Sikap Terhadap Pemeriksa: Kooperatif dan penuh perhatian. B. Alam Perasaan 1. 2. 3. Mood Afek Ekspresi afektif Stabilitas Pengendalian Empati Keserasian C. Fungsi Intelektual 1. 2. 3. Taraf Pendidikan Daya Konsentrasi : SMP kelas 1 : Kurang ( pasien tidak mampu mengurangi 100 dikurangi 10) Daya Ingat Jangka Panjang : Kurang ( pasien ingat berapa kali pasien dirawat di RSMM namun pasien tidak ingat pada tahun berapa saja). 4. Daya Ingat Jangka Pendek: Baik (pasien ingat hari ini melakukan apa saja) 5. Daya Ingat Sesaat : Baik 8 : Stabil : Cukup : Tidak dapat diraba rasakan : Tidak serasi : euthym : terbatas

(pasien mampu mengingat nama pemeriksa setelah beberapa menit) 6. Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau malam, tanggal, bulan dan tahun). 7. Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dirinya berada di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi dan ada di Ruang Gatot Kaca) 8. 9. Daya Orientasi Personal : Baik ( pasien mampu mengenal teman-temannya satu kamar) Pikiran Abstrak : Kurang (Saat wawancara pasien tidak mengetahui arti beberapa peribahasa yang diajukan oleh pemeriksa) 10. Kemampuan Menolong Diri : Cukup baik ( tidak tercium bau badan selama wawancara)

D. Gangguan Persepsi 1. 2. 3. 4. Halusinasi Halusinasi auditorik : menurut pasien ada suara yang berkata muak dan bunuh. Halusinasi visual : pasien kadang melihat bayangan orang yang bertampang seram. Ilusi Depersonalisasi Derealisasi : Tidak ada : Tidak ada : Ada (pasien merasa alam disekitarnya berubah

tidak seperti dulu dan pasien merasa asing di dunia tersebut).

E. Proses Pikir 1. Arus Pikir : Terbatas 9 Produktivitas

Kontinuitas Pikiran

: Terganggu (asosiasi longgar) Terkadang ada pertanyaan yang jawabannya tidak sesuai dengan pernyataan pasien sebelumnya.

Hendaya Berbahasa 2. Preokupasi Waham Ide F. Pengendalian Impuls G. Daya Nilai 1. Daya Nilai Sosial Isi Pikir

: Tidak ada

: Tidak ada : Tidak ada : Curiga : Baik. Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan

memperhatikan pertanyaan yang diajukan.

: Baik (Pasien mengaku sedih dan menyesal telah menendang dan mengancam ibunya).

2.

Uji Daya Nilai

: Baik (Pasien menjawab pertanyaan, jika kamu menemukan dompet berisi uang dan di dekat kamu ada kantor polisi, apa yang kamu lakukan?. Pasien menjawab: apabila didalamnya ada identitasnya, ya saya antarkan pada orang yang mempunyai dompet itu kalau tidak ada ya saya serahkan pada polisi

3. Daya Nilai Realita

: Terganggu, Karena sudah sejak lama pada pasien terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi visual serta terdapat derealisasi.

H. Tilikan

: Terganggu derajat 5 (pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala

yang dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang) I. Taraf Dapat Dipercaya : Secara keseluruhan pasien cukup dapat dipercaya 10

III. STATUS FISIK Pemeriksaan dilakukan di ruang Gatot Kaca pada tanggal 8 November 2011 A. Status Internus Keadaan Umum Kesadaran TD N S RR Kepala Mata THT Leher Toraks Abdomen Ekstremitas Kulit : Baik : Compos Mentis : 120/70 mmHg : 84x/ menit : afebris : 24 x/ menit : normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut. : pupil bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik : dalam batas normal : KGB tidak terasa membesar, trakea lurus ditengah, tiroid tidak teraba membesar : Cor : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo : SN vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/: Datar, supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba membesar : Akral hangat : Tidak ada kelainan

B. Status Neurologis Tanda Rangsang Meningeal Refleks Fisiologis Refleks Patologis : Tidak ada : Normal : Tidak ada

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 11

Pasien adalah seorang laki-laki berusia 26 tahun dirawat di RS. Marzoeki Mahdi dengan keluhan menendang dan mengancam ibu pasien sejak 2 hari SMRS. Sempat dirawat di RSMM sebanyak 5 kali namun pasien tidak dapat mengingat tanggal, bulan ataupun tahun ia dirawat. Menurut ibu pasien setelah melihat ayahnya terbaring karena sakit, pasien lalu menendang ibunya. Pada pasien juga ditemukan adanya halusinasi auditorik dan visual.

2002

2004

2007

2009

2011

Setelah pasien sakit panas kemudian mulai timbul sulit tidur, marah-marah, membanting barang-barang dirumah, berbicara dan tertawa sendiri, sering melamun, gelisah dan sering mondarmandir, telanjang saat meninggalkan rumah. Pasien juga sering melihat bayangan dan mendengar biikan-bisikan. Pasien dirawat selama 1 bulan. Setelah pulang dirawat, pasien minum obat secara teratur.

Gejala-gejala pasien hampir sama setiap pasien kambuh. Pada tahun 2004 dengan gejala yang sama dan dirawat selama 2 minggu. Pada tahun 2007 pasien kambuh kembali dan dirawat selama 2 bulan. Terkahir pasien dirawat pada tahun 2009 dengan gejala yang sama dan dirawat selama 1,5 bulan. pasien sempat pernah mencoba bunuh diri pada saat pasien sedang kambuh. Pasien sempat menjatuhkan diri ke tangga, lalu pasien juga pernah mencabut kabel sehingga membuat pasien tersengat listrik. Pasien juga pernah mengangkat ayah pasien dan membuangnya ke sungai kecil dibelakang rumah. Selama dirumah pasien meminum obat secara teratur.

Datang ke RSMM karena menendang dan mengancam ibunya 2 hari SMRS. Sering berbicara dan tertawa sendiri, melamun dan jarang tidur pada malam hari. Obat yang pasien dapat dari puskesmas hanya 2 macam yang seharusnya 3 macam obat.

Pada status mental ditemukan : 1. Penampilan Pasien seorang laki laki, berusia 26 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usianya. kulit sawo matang, tidak bau, kebersihan dan kerapihan diri cukup, rambut hitam pendek dan memakai alas kaki. 12

2. Pembicaraan Selama wawancara. Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, lancar, spontan tetapi sering kali pemeriksa harus mengulang pertanyaan dan menganalogikan pertanyaan. 3. Kesadaran Kesadaran biologis Afek Ekspresi Afektif : Compos mentis : Terbatas : Empati tidak dapat diraba rasakan, tidak serasi 4. Gangguan alam perasaan berupa

5. Gangguan Alam pikiran berupa: a. Gangguan bentuk pikir : Asosiasi longgar b. Gangguan persepsi c. 7. Tilikan 8. Taraf dapat dipercaya V. FORMULASI DIAGNOSTIK Diagnosis Aksis I : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan. Pada pasien mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif yaitu amfetamin tapi pasien mengaju hanya sekali, Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan. Diagnosis lebih diberatkan pada F20.0 skizofrenia paranoid. Digolongkan dalam : Gangguan psikosis karena ada hendaya berat dalam menilai realitas yang ditandai dengan: 13 Gangguan arus pikir 6. Daya Nilai Realita : Halusinasi auditorik dan visual : Produktivitas: terbatas : Terganggu : Terganggu Derajat 5 : Dapat dipercaya

Halusinasi: Halusinasi auditorik serta terdapatnya derealisasi.

berupa suara yang berkatanya padanya

muak. Dan juga halusinasi visual yang berupa bayangan orang berwajah seram Perilaku terdisorganisasi: marah-marah, sulit tidur, mondar mandir disekeliling rumah. Gejala Negatif : afek terbatas, kesulitan dalam pemikiran abstrak, kurangnya spontanitas dan arus pikir percakapan, penarikan diri dari aktivitas sosial. Psikosis fungsional oleh karena: Tidak ada penurunan kesadaran neurologik. Tidak ada fungsi organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan etiologi dengan gangguan tersebut. Diagnosis aksis II Pada pasien ini tidak dapat ditentukan diagnosis pada aksis II karena pada pasien sudah mulai timbul gejala-gejala sebelum pasien berusia 18 tahun. Namun pada pasien dapat dinilai adanya suatu ciri kepribadian skizoid dikarenakan : Kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan sosial dan lebih memilih untuk melakukan aktivitas seorang diri. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada, aktivitas Jarang marah, bahagia atau sedih dalam taraf yang kuat Tampak menjaga jarak (waspada) apabila bertemu orang lain.

Diagnosis aksis III Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan pada bidang medis, sehingga tidak terdapat diagnosis pada aksis III. Diagnosis aksis IV

14

Masalah Keluarga. Berdasarkan keterangan dari ibu pasien sebelum dibawa ke Rumah Sakit, pasien melihat ayah pasien yang terbaring karena sakit lalu pasien menendang ibunya. Diagnosis aksis V Skala GAF : GAF HLPY Fungsi Pekerjaan Fungsi sosial/keluarga Fungsi perawatan diri GAF Current Fungsi pekerjaan Fungsi sosial/keluarga : 51 (gejala sedang, disabilitas sedang) : Pasien laki-laki di usia produktif tapi tidak produktif. : Menurunnya kemampuan pasien bersosialisasi dengan lingkungan sekitar : Menurunnya kemampuan pasien dalam merawat diri. : 51 (gejala sedang, disabilitas sedang) : Pasien saat ini tidak bekerja. : Pasien tidak mengalami gangguan dalam komunikasi dengan keluarga akan tetapi ada hendaya komunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi perawatan diri VI. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : F25.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid (berdasarkan PPDGJ III) Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Ditemukan ciri Kepribadian Skizoid. : Tidak ditemukan kelainan medis : Masalah Keluarga : GAF HLPY : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang) GAF Current : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang) VII. DAFTAR PROBLEM 15 : Kemampuan pasien dalam merawat diri kurang baik.

Organobiologis Psikologis SosioBudaya

: Tidak ada. : Riwayat halusinasi auditorik (commenting) dan halusinasi : Terdapat Hendaya dalam fungsi sosial.

visual serta adanya derealisasi.

VIII. DIAGNOSA BANDING Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi IX. PROGNOSIS Ad vitam Ad fungtionam Ad sanationam : Bonam : Dubia ad Bonam : Dubia ad Malam

A. Faktor yang memperingan : Apabila diberi motivasi untuk melakukan aktivitas seperti berjualan pasien mau. Keluarga dapat mengerti pentingnya motivasi untuk keadaan kejiwaan yang

dialami pasien. B. Faktor yang memperberat : Onset gangguan saat pasien muda. Terdapat faktor herediter. Sudah berulang kali kambuh Faktor pencetus tidak begitu jelas. Terdapat gejala negatif.

X. PENATALAKSANAAN 16

Psikofarmaka Haloperidol Risperidone Clorpromazine

: 3 x 5 mg 2 x 2 mg 1 x 100 mg 3 x 2 mg

Trihexsifenydil

Psikoterapi

Psikoterapi suportif: Memberikan pasien motivasi untuk bercerita kepada orang terdekat baik keluarga ataupun teman terdekat pasien tentang masalahnya. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan bosan untuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan pengontrol agar tidak timbulnya gejala atau bisa mengurangi gejala yang dirasakan pasien. Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala yang dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kegiatan sehari hari seperti sebelum sakit. Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas yang lebih baik dan produktif kembali. Sosioterapi : Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien. Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik, dengan orang lain, 17

Menganjurkan kepercayaannya.

pasien untuk lebih mendalami agama sesuai dengan

Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Puskesmas yang terdekat dan mengambil obat secara teratur, apabila obat yang didapat tidak lengkap disarankan lebih baik ke poli RSMM untuk kontrol.

Mengajarkan pendidikannya.

keterampilan

yang

sesuai

dengan

kemampuan

dan

Memberikan

informasi

pentingnya

aktivitas

daily

living

dalam

kehidupannya sehari-hari kepada hal hal yang positif. -

karena bisa mengalihakan perhatiaan pasien

Meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan kegiatan yang bermanfaat bagi pasien.

18

You might also like