You are on page 1of 2

Ada Praktik Jual Beli Lapak di Pasar Bulu

03 Januari 2012 | 00:10 wib 0 0 SEMARANG, suaramerdeka.com - Penempatan pedagang Pasar Bulu di penampungan sementara diwarnai dugaan praktik jual beli lapak. Luasan lapak juga dikeluhkan pedagang, sebab tidak sesuai yang dijanjikan. Pedagang mengungkapkan, ada yang tidak mendapatkan tempat, tapi bisa memperoleh lapak dengan Rp 250.000. Uang tersebut diduga dibayarkan kepada salah satu petugas di lapangan. Pastinya uang itu disetor ke siapa, saya tidak tahu. Tapi dari informasi sejumlah pedagang, uang itu diterima petugas yang mengurusi tempat penampungan sementara ini, ujar salah seorang pengurus Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) yang enggan disebut namanya. Informasi praktik jual beli lapak ini dibenarkan Ketua PPJP Bulu Imron Basori. Menurut dia, kebenaran kabar itu sudah diklarifikasikan kepada kepala pasar. Hanya, sejauh ini pihak-pihak terkait belum bisa mengiyakan ataupun membantah kabar tersebut. Dia mengapresiasi positif pemindahan pedagang yang tidak jauh dari pasar lama. Namun pedagang yang menempati los kecewa, sebab yang dibangun hanya bedeng sehingga mereka harus membangun sendiri lapak. Nanik (52), pedagang hasil bumi menyayangkan, pedagang pancakan yang tidak memiliki tempat di Pasar Bulu, justru kebagian lapak di tempat relokasi itu. Menurutnya, seharusnya pembagian lapak ini diprioritaskan dulu bagi pedagang resmi. Lebih Sempit Dia juga mengeluhkan, kios baru yang ditempati jauh lebih sempit dibanding di pasar lama. Luas lapak yang saya tempati dulu sekitar 10 m2, tapi kini hanya dapat bagian satu meter saja. Saya kesulitan memasukkan barang-barang dagangan, katanya. Hal senada dikatakan Dalinah (57), pedagang sembako, dirinya yang sebelumnya menempati lapak berukuran 12 m2 kini hanya mendapat lapak ukuran 1mx0,8m. Adapun luasan lapak yang dikeluhkan ini tidak sesuai dengan ketentuan Dinas Pasar. Kepala Dinas Pasar Kota Abdul Madjid menjelaskan, dua lokasi yang dijadikan tempat penampungan sementara (TPS) adalah Jl HOS Cokroaminoto dan Jl Jayengan. Di dua lokasi itu sudah dibangun los dan kios sejumlah 778 petak, untuk ditempati 768 pedagang. Masing-masing pedagang menempati petak berukuran 1,5mx1m. Menyikapi kabar adanya dugaan praktik jual beli lapak, dia akan mengecek hal itu kepada kepala pasar dan UPTD Pasar Bulu. Jika nantinya kabar itu benar, dia akan

menindak tegas oknum petugas tersebut. Jika benar ada unsur keterlibatan petugas, akan kami tindak tegas sesuai prosedur, katanya. Dia menambahkan, pengundian nomor lapak di TPS ini sudah rampung pada akhir tahun lalu, sedangkan untuk pembangunan Pasar Bulu masih diusulkan ke panitia lelang di Balai Kota. Agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses lelang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jateng. Pembangunan Pasar Bulu sedikitnya membutuhkan anggaran sebesar Rp 27,9 miliar. Dana tersebut terdiri atas Rp 25 miliar bantuan pusat, Rp 7 milar dari provinsi dan kota Rp 10,9 miliar. ( Hartatik , Dicky Priyanto / CN26 / JBSM ) http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/03/105805/Ada-PraktikJual-Beli-Lapak-di-Pasar-Bulu

You might also like