You are on page 1of 6

Akuntansi yang kita kenal sekarang telah berkembang seiring dengan zaman dan peradaban manusia.

Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan sekarang, baik di perusahaan profit oriented maupun non profit oriented, sebenarnya telah mengalami evolusi. Tulisan berupa hitungan-hitungan sederhana yang ditemukan di gua-gua prasejarah di beberapa negara, seperti pedalaman Amerika, Eropa, Arab, dan Asia menjadi bukti bahwa manusia zaman batu telah mengenal akuntansi. Tonggak sejarah yang masih tertulis dan dikatakan sebagai awal dan cikal bakal akuntansi adalah zaman Luca Pacioli. Pacioli memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan, yang disebut double entry bookkeeping system.

Profesi akuntansi mulai tumbuh pada saat era Pacioli dalam abad ke 15 dengan mengembangkan tata buku berpasangan (double entry bookkeeping system). Sesuai dengan lingkungan bisnis Pacioli, maka dikembangkan akuntansi untuk usaha perdagangan yang melibatkan pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk dipertukarkan dengan barang lain yang terdapat di negara tersebut. Akhir abad ke-19 timbul industri teks-til di Inggris bagian Utara, saat itu disebut pula kelahiran kapitalisme industri,dimana para pedagang sebagian besar berubah menjadi pengusaha (Supriyono, 1997: 11). Adanya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan tata buku berpasangan dikembangkan oleh para pengusaha menjadi tata buku biaya berpasangan, yang digunakan untuk: (a) membantu pembuatan keputusan dan pengendalian dalam pabrik, (b) menentukan besarnya bahan baku dan upah buruh, (c) menghasilkan informasi tenaga kerja dan biaya produksi, dan (d) untuk mengetahui efisiensi dan perubahanbiaya dari waktu ke waktu. Gagasan yang berkembang di Inggris tersebut dengan cepat berkembang di Amerika Serikat, sehingga pada tahun 1887 terbit publikasi pertama buku akuntansi biaya dan akuntansi manajemen dengan judul Factory Account ditulis olehEmile Garche dan J.M. Fells (Anne Loft, 1991: 19). Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan keuangan. Pada awal abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk pendistribusian dan pengalokasian biaya overhead. Pada awal perkembangan akuntansi manajemen pada dasarnya berkaitan dengan isu-isu akuntansi biaya tentang penentuan harga pokok produksi. Hal ini karena kecepatan proses produksi sangat ditentukan oleh kecepatan operasi manual, sehingga belum terlalu rumit. Perkembangan selanjutnya sesuai dengan pergerakan manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di Amerika Serikat gerakan itu dimulai oleh para insinyur-manajer (bukan paraakuntan). Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga tujuan: 1. Untuk menganalisis efisiensi potensial tugas-tugas atau proses.

2. Untuk membandingkan efisiensi sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor pemakaian sistem penganggaran fleksibel. 3. Untuk menyederhanakan penilaian persediaan produk selesai dan barang dalam proses. Dalam penilaian ini para akuntan mulai menggunakan informasi biaya standar (Anne Loft, 1991: 28). Awal abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi manajemen berupa anggaran dan kembalian investasi (ROI). Perkembangan selanjutnya banyak perusahaan merubah struktur organisasinya dari fungsional menjadi multidivisi. Pada tahun 1917, Alexander Hamilton mengeluarkan gagasan mengenai pusat-pusat produksi yang merupakan sumbangan besar pada akuntansi manajemen sampai saat ini. Hamilton juga mengembangkan konsep tarip tenaga kerja per jam mesin, sehingga akuntansi manajemen mempunyai peran yang penting untuk mengevaluasi prestasi divisi maupun perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu pada tahun 1927 D.R. Scott seorang profesor akuntansi pada University of Missouri dalam bukunya The Cultural Significance of Accounts, menekankan bahwa para akuntan harus memperhatikan tidak hanya pada debit dan kredit namun juga pada informasi. Pada awal dekade 1930-an sejalan dengan kelahiran pasar modal di Amerika Serikat, akuntansi manajemen berfungsi menyajikan laporan keuangan yang obyektif, auditable, dan verifiable bagi pemeriksaan oleh akuntan publik. Pada tahun- tahun ini mulai digunakan teknik-teknik untuk membebankan biaya pada produk individual, penerapan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan meluas pada penilaian prestasi divisional (Johnson, H.T. dan R. A. Kaplan, 1987: 43). Akhirnya pada tahun 1940 J. Brooks Heckerts menulis buku The Analysisand Control of Distribution Costs for Sales Executives and Accountants. Buku ini membahas pentingnya perhatian para eksekutif penjualan dan para akuntan terhadap biaya distribusi yang jumlahnya semakin penting (Supriyono, 1997: 33).

Perkembangan Akuntansi Manajemen setelah Perang Dunia ke II


Perkembangan dalam tahun 1950-an sampai dengan 1960-an didasarkan pada posisi pasar internasional yang kuat bagi negara-negara industri Barat, seperti Amerika Utara dan Inggris. Akuntansi manajemen hanya memusatkan pada biaya produksi, dan lalai memperhatikan biaya pemasaran, pengembangan produk, dan inovasi teknologi. Akuntansi manajemen cenderung reaktif, baru mengidentifikasi masalah dan tindakan jika timbul penyimpangan antara rencana dan pelaksanaannya. Dengan kondisi tersebut akuntansi manajemen menitikberatkan pada: Masalah ketersediaan kapasitas, akibatnya pengendalian manajemen terutama berorientasi kearah pemanufakturan dan administrasi internal daripada ke arah strategik dan pertimbangan lingkungan.

1. Penentuan wewenang manajemen banyak didasarkan pada pengalaman dan posisinya daripada keahlian dan kualifikasi profesionalnya. 2. Hirarki organisasi yang banyak digunakan menekankan pada hierarki lini dan peranan fungsi staf hanya bersifat sekunder. 3. Keputusan yang dibuat oleh manajemen dianggap bersifat sangat terstruktur dan formal serta tujuan dan alternatif-alternatif pembuatan keputusan dapat diidentifikasikan dengan jelas. 4. Inovasi produk dan proses produksi relatif sedikit karena produk yang ada dapat dijual dengan relatif mudah dan proses produksinya mudah dipahami. 5. Orientasi pengendalian biaya menjadi terlalu umum, dan akibatnya efisiensi relatif rendah, biaya membuat dan memasarkan tinggi. 6. Pusat perhatian akuntansi manajemen hanya untuk transaksi historis kurang prospektif perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian. 7. Akuntansi manajemen hanya memusatkan pada biaya produksi dan lalai memperhatikan biaya pemasaran, pengembangan produk, dan inovasi. 8. Akuntansi manajemen cenderung reaktif kurang proaktif, sehingga gaya manajemen bersifat mekanistik tidak inovatif. 9. Banyak menggunakan model-model dan teknik-teknik pemrograman dalam pembuatan keputusan dan proses pengendalian (Supriyono, 1997: 34). Selanjutnya pada tahun 1950-an Argyris dan Simon beserta para koleganya mulai memasukkan pengaruh teori organisasi dan perilaku manusia ke dalam akuntansi manajemen, namun baru dalam tahun 1970-an mulai banyak riset mengenaiaspek motivasi dan penilaian prestasi ke dalam sistem akuntansi manajemen. Pada tahun 1965 Stanley B. Henrica menulis Standar Costs for Manufacturingdan David Solomons, menulis buku Divisional Performance: Measurementand Control, yang menunjukkan bahwa divisi suatu perusahaan mungkin membuatkeputusan yang mendasarkan pada titik pandang divisinya saja namun keputusantersebut berakibat profitabilitas perusahaan secara keseluruhan menurun. Pada tahun 1970-an keunggulan yang dinikmati oleh Amerika Utara dan Inggrismulai menurun, karena: (a) resesi ekonomi dunia dan kejutan harga minyak tahun1973 dan (b) munculnya negara-negara industri baru di kawasan Timur Jauh (Jepang)yang sudah menggunakan teknologi robotik dan terkendali komputer.

Perkembangan Akuntansi Manajemen Setelah Tahun 1980 -an


Pada tahun 1980-an banyak perusahaan Inggris dan Amerika Serikat mengalamikemunduran, bahkan banyak perusahaan yang gagal menghadapi persaingandengan industri-industri baru di kawasan Asia Timur (Jepang). Namun banyakjuga perusahaan yang berhasil memodernisir dengan teknologi maju sehingga mendorong biayanya menjadi efektif dan lebih bersaing. Pada tahun-tahun

tersebut banyak dilakukan riset-riset dalam bidang akuntansi manajemen, antara lain: Riset akuntansi manajemen untuk menyusun model yang lebih realistikdan menginterpretasikan perilaku manajerial dan peranan sistem pengendalian.Teori agensi menjadi lebih penting untuk meneliti konflikterhadap pengendalian, kontribusi balas jasa, dan informasi. 1) Riset akuntansi manajemen untuk menghadapi lingkungan pemanufakturanyang berubah dengan tajam, misalnya ABC dan backflush costing 2) Riset mengenai model-model komputer untuk menghadpi ketidakpastianjangka pendek, isu-isu strategi umum dan pemasaran, serta akuntansimanajemen yang lebih proaktif dan berorientasi pada lingkungan eksternal. 3) Riset untuk memahami aspek sosial dan politik pada perusahaan danakuntansi manajemen dan riset mengenai efektivitas akuntansi manajemendalam sektor publik. Dengan demikian akuntansi manajemen mengalami perkembangan pesat.sekarang ini. Perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dari disiplinlain seperti: Teori Ekonomi, Teori Organisasi dan Perilaku, Prinsip Manajemen,kemajuan teknologi dan sebagainya. Sudah banyak metode dan teknik daridisiplin lain yang dipakai untuk memecahkan masalah Akuntansi Manajemenyang terus berkembang dan bertambah kompleks (Tjandra Bachtiar dalam SofyanSyafri Harahap, 1989: 43). Oleh karena itu Edward Summer dalam Sofyan Syafri Harahap, (1989: 43) menggambarkan perkembangan dan masa depan ilmu Akuntansi Manajemen secara skematis disampaikan sebagai berikut:

Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka

berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user). Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi karena proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi. Pembuat informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia (bisa para manajer, investor, pemerintah, dan user lainnya yang berkepentingan dengan informasi tersebut). Akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya. Teknik-teknik dalam akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen. Misalnya, menyusun anggaran (budget), melakukan analisis cost, volume, propit (CVP), analisis varian, dan pemilihan sistem pembebanan biaya yang tepat untuk penentuan harga jual. Pemilihan metode ini akan mempengaruhi keakuratan pembebanan biaya ke produk sehingga manajer dapat dengan tepat menentukan harga jual. Dengan demikian, dapat unggul dan bersaing dalam harga. Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan. Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal. Artikel terbaru mengenai akuntansi manajemen ditulis oleh Birnberg G. Jacod (2000) yang membahas tentang peranan riset keperilakuan dalam pendidikan akuntansi manajemen pada abad ke dua puluh satu. Birnberg menjelaskan bahwa materi akuntansi manajemen dalam tiga periode setelah Perang Dunia Kedua berakhir meliputi periode akuntansi biaya (the cost-accounting period), periode akuntansi manajemen modern (the modern management accounting period), periode akuntansi manajemen postmodern (The post-modern management accounting period). Fokus terbaru dalam akuntansi manajemen seperti dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2005) adalah activity based management,

customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business.

You might also like