You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG

Gingivitis adalah proses peradangan yang terbatas pada jaringan epitel mukosa yang mengelilingi bagian leher dari gigi dan proses alveolar. Gingivitis telah diklasifikasikan berdasarkan penampilan klinis (misalnya, ulseratif, hemorrhagic, necrotizing, bernanah), etiologi (misalnya, drug-induced, hormonal, nutrisi, infeksi, plaque-induced), dan durasi (akut, kronis). Jenis yang paling umum dari gingivitis adalah bentuk kronis yang disebabkan oleh plak. Gingivitis adalah suatu inflamasi pada gingiva yang biasanya disebabkan oleh akumulasi plak. Menurut profil kesehatan Indonesiatahun 2001 kelainan periodontal pada tahun 2001 terjadi sebesar 61%. Penyakit periodontal salah satunya gingivitis yang disebabkan infeksi bakteri, secara langsung melalui aliran darah (hematogen), maupun tidak langsung dari respon imun sistemik infeksi melalui peningkatan mediator infeksi (PGE2, IL1, IL6 dan TNF) oleh pertahanan tubuh. Jaringan periodonsium adalah jaringan penyokong gigi, terdiri atas gingiva, sementum, ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Jaringan ini dapat mengalami kelainan akibat interaksi faktor pejamu, mikroba dan lingkungan misalnya gingivitis. Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. I.2 RUMUSAN MASALAH

I.2.1 Bagaimana etiologi dan patofisiologi gingivitis et causa kalkulus? I.2.2 Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan gingivitis et causa kalkulus? I.3 TUJUAN

I.3.1 Mengetahui etiologi dan patofisiologi gingivitis et causa kalkulus. I.3.2 M I.4 engetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan gingivitis et causa kalkulus. MANFAAT

I.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu gigi dan mulut pada khususnya I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu gigi dan mulut

BAB II STATUS PASIEN

2.1 Nama

IDENTITAS PASIEN : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Umur Pekerjaan Status Suku Bangsa : Pagelaran : 46 tahun : Pedagang : Menikah : Jawa

Tanggal Periksa : 17 Desember 2010 Konsul dari :Menderita : -

2.2

ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Pasien ingin membersihkan kotoran di giginya 2. Riwayat Penyakit : pasien ingin melakukan perawatan gigi yaitu membersihkan kotoran di giginya. Menurut pasien sudah cukup lama kotoran berwarna hitam melekat di giginya. 3. Riwayat Perawatan

Gigi

: Pasien tidak pernah memeriksakan gigi.

Jar.lunak rongga mulut dan sekitarnya : Pasien tidak pernah memeriksakan. 1. Riwayat Kesehatan : - Kelainan darah - Kelainan endokrin - Kelainan Jantung : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Gangguan nutrisi

: Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan kulit/kelamin : Pasien mengaku tidak ada kelainan - Gangguan pencernaan : Pasien mengaku tidak ada kelainan - Kelainan Imunologi - Gangguan respiratori - Gangguan TMJ - Tekanan darah - Diabetes Melitus - Lain-lain : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan :-

1. Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : 1. Keadaan sosial/kebiasaan : menengah, pasien merupakan seorang perokok 2. Riwayat Keluarga : - Kelainan darah - Kelainan endokrin - Diabetes melitus - Kelainan jantung - Kelainan syaraf - Alergi - lain-lain : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan : Pasien mengaku tidak ada kelainan :-

2.3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Ekstra Oral Muka Pipi kiri : simetris : tidak ada kelainan

Pipi kanan Bibir atas Bibir bawah Sudut mulut Kelenjar submandibularis kiri Kelenjar submandibularis kanan Kelenjar submental Kelenjar leher Kelenjar sublingualis Kelenjar parotis kanan Kelenjar parotis kiri 1. Intra Oral

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan : tidak teraba- tidak ada kelainan

Mukosa labial atas Mukosa labial bawah Mukosa pipi kiri Mukosa pipi kanan Bukal fold atas Bukal fold bawah Labial fold atas Labial fold bawah Gingival rahang atas Gingival rahang bawah Lidah

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tampak hiperemis, lesi (-) : tampak hiperemis, lesi (-) : tampak bercak putih

Dasar mulut Palatum Tonsil Pharynx

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

Kalkulus terdapat di seluruh regio atas dan bawah gigi 2.4 DIAGNOSIS KERJA

Ginggivitis et causa kalkulus regio atas dan bawah 2.5 RENCANA PERAWATAN

Pro scalling 1. Pengobatan: R/ Dactylen gargle fl No I S 4 dd gargle I 2. Pemeriksaan Penunjang : Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi Lab.Patologi anatomi

::::::::-

Sitologi Biopsi

Lab.Mikrobiologi

Bakteriologi Jamur

Lab.Patologi Klinik 3. Rujukan : Poli Penyakit Dalam Poli THT Poli Kulit & Kelamin

:::-

Poli Syaraf VI. DIAGNOSE AKHIR :

:-

Ginggivitis et causa kalkulus regio atas dan bawah LEMBAR PERAWATAN Tanggal Elemen Diagnosa Therapi 17/12-2010 Regio atas Ginggivitis et causa Pro : scalling dan bawah kalkulus R/ Dactylen gargle fl No I S 4 dd gargle I Keterangan

BAB III TELAAH KASUS

III.1 DEFINISI Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. Inflamasi gingiva cenderung dimulai pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi. Gingivitis secara epidemiologis diderita oleh hampir semua populasi masyarakat di dunia. Lebih dari 80% anak usia muda dan semua populasi dewasa sudah pernah mengalami gingivitis. Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi dan derajat keparahan gingivitis adalah umur, kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis, polusi lingkungan, dan perawatan gigi. III.2 ETIOLOGI Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Penyebab utama gingivitis adalah bakteri plak, plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis. Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis.

Gingivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik. Contohnya pada pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang cenderung lebih mudah terkena gingivitis. Pada orang dengan diabetes atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas (kekebalan tubuh) menyebabkan kurangnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri pada gusi. Perubahan hormonal pada masa kehamilan, pubertas, dan pada terapi steroid juga menyebabkan gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Pemakaian obat-obatan pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska transplantasi organ juga dapat menekan sistem imunitas sehingga infeksi pada gusi lebih mudah terjadi.

III.3 ANATOMI GINGGIVA Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi. Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di kedua rahang, gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut yang lebih dapat bergerak oleh garis yang bergelombang disebut perlekatan mukogingiva. Garis demarkasi yang sama juga ditemukan pada aspek lingual mandibular antara gingival dan mukosa mulut. Pada palatum, gingiva menyatu dengan palatum dan tidak ada perlekatan mukogingiva yang nyata Gingival, lebih dikenal dengan gusi adalah mukosa di dalam mulut yang menutupi tulang alveolar dan menyelimuti leher gigi. Secara anatomi terbagi atas: 1. Unattached gingival atau marginal gingival yang merupakan tepi akhir atau batas dari gingival yang mengelilingi gigi seperti kerah baju. 2. Attached gingival yang melekat pada tulang alveolar gigi. 3. Interdental gingival yang mengisi daerah pertemuan 2 gigi yang bersebelahan, di bawah titik kontak pertemuan antara dua gigi tersebut. Di antara marginal gingival dan gigi terdapat ruang sempit di sekeliling gigi yang disebut sulcus gingival. Kedalaman dari sulcus gingival dibatasi oleh attached gingival yang berukuran normal rata-rata 1,8 mm.Apabila kedalaman dari sulcus gingival melebihi batas normal maka sudah dikategorikan sebagai poket periodontal yang merupakan tanda klinis dari penyakit jaringan periodontal.

Gambar 1 anatomi ginggiva III.4 PATOGENESIS Penyebab paling utama dari radang gusi adalah akumulasi plak. Akumulasi plak berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya meningkat. Hal ini terjadi karena sisa-sisa makanan yang tertinggal diantara sela-sela gigi atau di gusi. Jika dalam waktu 24 jam sisa makanan itu belum tersikat maka akan terbentuk plak. Hanya dalam beberapa hari plak yang tidak tersikat atau tidak terganggu sudah menimbulkan radang gusi tahap inisial. Ada tiga tahap radang gusi yaitu tahap inisial (2-4 hari), tahap lesi dini (4-7 hari) dan tahap lesi mantap (2-3 minggu). Pada tahap lesi mantap ini sudah terjadi kerusakan jaringan penyangga gigi.

Selain plak sebagai faktor penyebab utama radang gusi, ada beberapa faktor penunjang yang memudahkan akumulasi plak seperti tersangkutnya makanan disela-sela gigi dan menimbulkan rasa sakit, gigi tiruan yang tidak baik, sikat gigi yang tidak bersih, atau tambalan yang tidak sempurna. Sedangkan faktor fungsional yang berpengaruh terhadap gigi pada saat berfungsi dan menyebabkan radang gusi dapat berupa gigi yang tidak beraturan, gigi hilang tidak diganti, atau kebiasaan buruk mengunyah disaat tidur. Selain itu faktor resiko yang menyebabkan radang gusi seperti umur, gender, ras, merokok, genetik, hormonal (masa pubertas atau hamil), kondisi penyakit sistemik (diabetes), pendidikan, obat-obatan, stress psikologis juga dapat berpengaruh. III.5 MANIFESTASI KLINIS Radang gusi merupakan kelainan jaringan penyangga gigi yang paling sering terjadi dan hampir selalu dapat ditemukan pada semua bentuk penyakit gusi. Radang gusi yang menetap dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan penyangga gigi sehingga gigi menjadi goyang atau terlepas. Tanda-tanda dari gingivitis adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. adanya perdarahan pada ginggiva terjadi perubahan warna pada ginggiva perubahan tekstur permukaan ginggiva perubahan posisi dari ginggiva perubahan kontur dari ginggiva adanya rasa nyeri

faktor lokal penyebab ginggivitis disebabkab oleh akumulasi plak. Bentuk penyakit gusi yang umum terjadi adalah ginggivitis kronis yang ditandai dengan pembengkakan gusi atau lepasnya epitel perlekatan. Ginggivitis mengalami perubahan warna gusi mulai dari kemerahan sampai merah kebiruan sesuai dengan bertambahnya proses peradangan yang terus menerus. Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, rasa sakit yang merupakan gejala pembeda antara ginggivitis akut dan ginggivitis kronis. III.6 PENEGAKKAN DIAGNOSIS Untuk mendiagnosis radang gusi berdasarkan gejala pada saat pemeriksaan, penumpukan plak dan tartar pada gigi dan gusi akan dilihat. Kemudian diperiksa juga apakah ada kemerahan, bengkak pada gusi dan mudah terjadi pendarahan. Pemeriksaan jumlah plak dan kalkulus dapat dilakukan melalui berbagai macam metode. Pemeriksaan plak dapat menggunakan plak indeks. Jaringan yang mengelilingi gigi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu papilla distofasial, margin fasial, papilla mesiofasial, dan bagian lingual. Visualisasi plak dapat dilakukan dengan mengeringkan gigi dengan udara. Plak adalah bagian yang tidak memiliki stain

Gambar 2 pemeriksaan plak

Gingival index menyediakan penilaian status inflamasi gingiva yang digunakan dalam praktek untuk membandingkan kesehatan gingiva sebelum dan setelah terapi fase I atau sebelum dan setelah operasi. Gingival index juga untuk membandingkan status gingiva pada kunjungan rutin. Gambar 3 gingival index III.7 PENATALAKSANAAN Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama radang gusi adalah plak, maka terapi keadaan tersebut diarahkan ke pembersihan plak serta mencegah pembentukkannya, disebut sebagai mengontrol plak adalah dengan prosedur mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakaian benang gigi, dan tindakan pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan perlahan, anjuran kumur-kumur dengan antiseptic yang mengandung klorheksidin 0,2% untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi supraginggiva dapat dilakukan bertahap. BAB IV PENUTUP

IV.1 K

ESIMPULAN

Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. Inflamasi gingiva cenderung dimulai pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi. Gingivitis secara epidemiologis diderita oleh hampir semua populasi masyarakat di dunia. Lebih dari 80% anak usia muda dan semua populasi dewasa sudah pernah mengalami gingivitis. Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi dan derajat keparahan gingivitis adalah umur, kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis, polusi lingkungan, dan perawatan gigi. Selain plak sebagai faktor penyebab utama radang gusi, ada beberapa faktor penunjang yang memudahkan akumulasi plak seperti tersangkutnya makanan disela-sela gigi dan menimbulkan rasa sakit, gigi tiruan yang tidak baik, sikat gigi yang tidak bersih, atau tambalan yang tidak sempurna. Sedangkan faktor fungsional yang berpengaruh terhadap gigi pada saat berfungsi dan menyebabkan radang gusi dapat berupa gigi yang tidak beraturan, gigi hilang tidak diganti, atau kebiasaan buruk mengunyah disaat tidur. Selain itu faktor resiko yang menyebabkan radang gusi seperti umur, gender, ras, merokok, genetik, hormonal (masa pubertas atau hamil), kondisi penyakit sistemik (diabetes), pendidikan, obat-obatan, stress psikologis juga dapat berpengaruh. Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama radang gusi adalah plak, maka terapi keadaan tersebut diarahkan kepembersihan plak serta mencegah pembentukkannya, disebut sebagai mengontrol plak

adalah dengan prosedur mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakaian benang gigi, dan tindakan pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi. IV.2 SARAN
1. Pemberian dental health education kepada masyarakat awam mengenai gingivitis

2. Pembahasan yang lebih mendetail lagi tentang kemungkinan komplikasi dari gingivitis

DAFTAR PUSTAKA 1. Julianti et al. Tutorial gigi dan mulut. 2008. fakultas kedokteran universitas Riau. Pekanbaru 2. Mustaqimah DN. Infeksi dalam bidang periodonsia. JKGUI 2002:14. 3. Stephen J. Gingivitis. [Online]. [2006?] [cited 2007 Oct 4]; Available from:URL: http://www.emedicinehealth.com. Diakses tanggal 21 desember 2010 4. Siti Anggraeni. Plak gigi sumber penyakit gigi dan mulut. 2007. http//www.google.com. Diakses tanggal 21 desember 2010

Gingivitis
GINGGIVITIS Adalah peradangan pada gusi (gingiva) yaitu suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit penyanggga gigi yang paling ringan. Penyakit ini yang paling sering terjadi pada gusi. Gingivitis adalah suatu proses peradangan yang terbatas pada jaringan evitel mukosa mengelilingi leher gigi dan prosesus alveolaris. Gingivitis telah diklasifikasikan berdasarkan : - gambaran klinik yaitu ulseratif, hemoragik, nekrotik, purulen - etiologi yaitu pengaruh obat, hormonal, nutrisional, infeksi plaque-induced - durasi yaitu akut dan klonik. Tipe Gingivitis yang paling sering adalah tipr klonik yang merupakan induksi dari plak Acute Netrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG atau Trench mouth) ada;lah merupakan infeksi Gingivitis akut. Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi. Gusi tampak menjadi merah., keadaanini disebabkan adanya rangsangan local seperti sisa makanan, karang gigi. Peradangan pada gusi dapat terjadi pada satu atau2 gigi, tetapi juga dapat terjadi seluruh mulut, gusi menjadi mudah berdarah karena rangsangan yang kecil atau pada menyikat gigi, tetapi pada tahaplebih lanjut pendarahan dap[at terjadi secara spontan. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Etiologi Gingivitis sering terdapat sebagai gejala iritasi : pada banyak kalkulus, terutama di subginggival pada ginggivo-stomatitis plaut Vecent komplikasi obat infiltrasi gusi pada leukemia ulcera pada Agranulotosis factor penyebab terjadinya Gingivitis adalah factor local sistemik. factor penyebab local (trauma atau peradangan) : plak ialah sekumpulan bakteri yang melekat dan tidak berwarna yang senantiasa terbentuk pada permukaan gigi. kalkulus merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan scaling. infaksi makanan adalah penyebab umum gingivitis. Makanan berinfaksi disekeliling gigi dan berakumulasi debris pada gigi sehingga menyebabkan iritasi ginggiva oleh toksin didalam plak. Produksi toksin menyebabkan pembengkakan jaringan dan timbul kemerahan. karies

karies gigi (Kavitasi) adalah daerah yang membusuk didalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. tambalan yang berlebih atau mengemper plak lebih sering menempel pada tambalan yang salah disekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi. Malposisi gigi Gigi malposisi menghasilkan penekanan-penekanan normal berulang selama proses makan dan pengunyahan makanan. Kalkulus tertimbun pada dasar gigi yang sulit dibersihkan bakteri yang mulai menyerang jaringan sekitar gigi sehingga menghasilkan kombinasi dari peradangan dan resesi ginggiva. kebiasaan sikat gigi yang salah tehnik sikat gigi yang secara horizontal merupakan suatiu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. gangguan oklusi maloklusi gigi, dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan resiko gingivitis iritasi mahkota gigi bernafas melalui mulut bernafas melalui mulut, gigi menjadi kering dan gusi mudah teriritasi. Beranafas denganjmulut menyebabkan kekeringan membran mukosa mulut dan iritasi jaringan ginggiva sehingga menyebabkan peradangan dan hyperplasia jaringan ginggiva aplikasi obat atau bahan kimia bahan kimia atau aplikasi obat dapat menyebabkan berbagai anomaly jaringan ginggiva. Beberapa jenis obat perpotensi menyebabkan gimggivitis. Obat-obatan Over The Counter (OTC) dapat membahayakan jaringan ginggiva dan beraksi sebagai asam burn if used. Selver nitrate dan aspirin pada umumnya memiliki pangaruh asam pada jaringan ginggiva sehingga menyebabkan kemerahan dan lembek jika disentuh. Dilantin sodium menghasilkan bengkak dari jaringan ginggiva yang berkaitan dengan bahan kimia dari obat tersebut. mikroorganisme yang terdapat pada plak mikroorganisme yang ditemukan pada plak dapat menghancurkan jaringan hidup membebaskan banyak enzim destruktif. Mikroorganisme spesifik terkadang menyebabkan reaksi peradangan pada ginggiva. Streprococus dan sthaphylococus adalah bakteri yang diketahui dapat merusak jaringan ginggiva dan menyebabkan peradangan. Beberapa factor sistemik yaitu : 1. endoktrin : - Pubertas - Haid - Kahamilan - Diabetes mellitus 2. defisiensi Vitamin C dan vItamin B Komplek - gusi bengkak - mudah berdarah - gigi goyah 3. Leukimia - gusi bengkak

- Livide - mudah berdarah 4. Obat-obatan - gusi fibrotik hyperplasia - agak keras - tidak sakit, tidak berdarah 5. factor penyebab familier congenital 6. factor penyebab keracunan logam berat : Pb, Hg 7. gangguan nutrisi 8. alergi 9. herediter 10. stress 11. infeksi granulomatosa spefik 12. disfungsi neotrofil 13. kelainan neorologik plak yang merupakan deposit berisi mikroorganime mulut beserta eksudatnya memegang peranan penting terhadap terjadinya inflamasi tersebut, sedangkan factor-faktor lain yang merupakan factor yang memperberat, tingkat keparahan dan kerusakan jaringan yang tergantung pada daya tahan tubuh dan kualitas reparasi jaringan. Adanya penyakit atau kondisi sistemik yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh penderita, dapat menambah keparahan penyakit. Tetapi tanpa adanya iritasi local diragukan terjadi akibat penggoskan dan flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan bahwa penyakit sistemik dapat menyebabkan periodontal. Gingivitis hamper selalu benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetapt disepanjang garis gusi. Plak merupoakan suatu lapisan yanag terutama terdiri dari bakteri. Plak lebih sering menempel pada tambalan yang salah atau disekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika plak melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras danmembentuk karang gigi (kalkulusflosing (benang gigi) plak merupakan penyebabp utama dari Gingivitis

http://www.scribd.com/doc/76456173/Makalah-Gingivitis http://sitaminah.blogspot.com/search?q=

You might also like

  • RC 1
    RC 1
    Document3 pages
    RC 1
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • Sambutan Pidato Reuni
    Sambutan Pidato Reuni
    Document2 pages
    Sambutan Pidato Reuni
    Nur Ika Rustaniah
    100% (2)
  • RC 1
    RC 1
    Document3 pages
    RC 1
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • RC 1
    RC 1
    Document3 pages
    RC 1
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • KETERANGAN
    KETERANGAN
    Document5 pages
    KETERANGAN
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • RC 1
    RC 1
    Document3 pages
    RC 1
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • JUDUL
    JUDUL
    Document27 pages
    JUDUL
    Nur Ika Rustaniah
    No ratings yet
  • Referat Trauma Thorax
    Referat Trauma Thorax
    Document19 pages
    Referat Trauma Thorax
    Ramadi Satryo
    No ratings yet