Professional Documents
Culture Documents
1
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
2
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
I. EKONOMI MAKRO
1. Masalah yang dipelajari alam teori ekonomi makro bisa digolongkan menjadi dua, yaitu, (a) masalah stabilisasi atau masalah makro jangka pendek dan (b) masalah pertumbuhan atau masalah makro jangka panjang. Inti masalah stabilisasi (jangka pendek) adalah bagaimana mengendalikan perekonomian sehingga terhindar dari tiga penyakit utama, yaitu (a) inflasi, (b) pengangguran dan (c) ketimpangan neraca pembayaran atau nilai impor lebih besar dari pada nilai ekspor. Dalam jangka pendek kemungkinan pemilihan kebijaksanaan dibatasi oleh adanya tiga hal, yang diasumsikan konstan yaitu (a) kapasitas produksi total, (b) jumlah penduduk (angkatan kerja) , (c) lembaga-lembaga sosial, politik dan ekonomi yang ada. Dalam praktek, terutama di negara-negara berkembang, masalah jangka pendek sering berakar pada maslah jangka panjang. Keduanya erat hubungannya dan tidak bisa dipisahkan. Ahli ekonomi makro melihat perekonomian terdiri dari empat pasar utama, yaitu (a) pasar barang, (b) pasar uang, (c) pasar tenaga kerja, dan (d) pasar luar negeri. Perubahan situasi pasar-pasar inilah yang dikatakan sebagai perubahan keadaan ekonomi makro suatu negara. Situasi Pasar di sini menyangkut dua aspek, yaitu (a) aspek harga dan (b) aspek volume (jumlah). Teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi situasi pasar ini. Dan tujuan selanjutnya adalah menentukan, faktorfaktor mana yang bisa dipengaruhi melalui kebijaksanaan pemerintah, sehingga pemerintah bisa mengendalikan situasi pasar sesuai dengan yang diinginkan. Ahli ekonomi makro juga menggolongkan pelaku-pelaku makro menjadi lima, yaitu (a) rumah tangga, (b) produsen, (c) pemerintah (d) lembaga-lembaga keuangan dan (e) negara-negara lain.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
4
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
5
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
Pengeluaran investasi bergantung pada keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) dan biaya modal (tingkat bunga). Produsen akan berinvestasi apabila persentase keuntungan yang diharapkan lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga modal. Pengeluaran pemerintah ditentukan oleh oleh proses politik yang sangat kompleks dan dalam teori ekonomi makro dianggap eksogen. 8. Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp 1,00, maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari Rp 1,00. Pelipat atau multiplier ini bergantung pada besarnya kecenderungan masyarakat untuk berkonsumsi (marginal propensity to consume).
6
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
IV. TEORI MAKRO KEYNES DI PASAR UANG DAN PASAR TENAGA KERJA
1. Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan uang dengan penawaran akan uang. Permintaan akan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang kegiatan ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal dan uang giral yang beredar. Menurut Keynes, permintaan akan uang akan bersumber pada 3 (tiga) motif kebutuhan akan uang, yaitu (1) kebutuhan transaksi, (b) kebutuhan berjaga-jaga dan (c) kebutuhan spekulasi. Permintaan akan uang untuk transaksi ditentukan oleh : (a) volume output yang ditransaksikan (yaitu GDP riil) dan (b) tingkat harga umum. Dalam hal ini Keynes tidak berbeda dengan teori makro klasik. Permintaan uang untuk berjaga-jaga relatif kecil dan dalam analisis biasanya diabaikan. Permintaan untuk spekulasi (yang membedakan teori Keynes dengan teori kuantitas) adalah permintaan akan uang tunai untuk memperoleh keuntungan. Caranya adalah dengan berspekulasi dalam pasar obligasi (surat berharga). Apabila harga obligasi diharapkan (diperkirakan) untuk naik di masa akan datang, maka orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya pada saat ini. Sebaliknya apabila harga obligasi diperkirakan turun, maka permintaan akan uang tunai saat ini bertambah (atau orang lebih senang menjual obligasi yang dipegangnya dan memperoleh atau memegang uang tunai sekarang/saat ini). Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah kebalikan. Harga obligasi naik berarti tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat bunga naik Bila harga obligasi diperkirakan akan naik, ini berarti harga obligasi saat ini dianggap terlalu rendah. Bila harga obligasi diperkirakan akan turun, ini berarti harga obligasi saat ini dianggap terlalu tinggi Atas dasar logika dalam point 4, 5 dan 6 di atas, Keynes menyatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi, apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) terlalu rendah, dan permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini rendah apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) tinggi. Hubungan berkebalikan antara permintaan akan uang dengan tingkat bunga adalah inti dari teori moneter Keynes.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
7
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
8.
Perminmtaan total masyarakat terhadap uang tunai adalah permintaannya untuk transaksi ditambah permintaan untuk transaksi. Md = P[k.Q + (r)] (Permintaan untuk berjaga-jaga diabaikan)
9.
Permintaan total tersebut adalah Liquidity Preference. Di pasar uang, liqudity preferece bertemu dengan penawaran akan uang dan menentukan harga dari penggunaan uang, yaitu tingkat bunga.
10. Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar barang, sebab tingkat bunga menentukan pengeluaran investasi oleh para investor. Selanjutnya pengeluaran investasi tersebut menentukan permintaan agregat (Z) 11. Penghubung lain antara kedua pasar barang dan pasar uang adalah tingkat harga (P) dan output (Q), karena kedua variabel ini mempengaruhi Liquidity preference (Md). Jadi hubungan antara kedua pasar tersebut adalah timbal balik
Pasar Barang
Tingkat bunga ( r )
Pasar Uang
P dan Q
12. Dalam teori Keynes, pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang. Apabila output (Q) naik maka jumlah orang yang bekerja (N) juga naik. Sebaliknya apabila output (Q) turun maka jumlah orang yang bekerja (N) juga turun. 13. Keynes menekankan bahwa proses makro adalah proses menuju keseiimbangan umum (general equilibrium). Apabila terjadi suatu perubahan (misalnya, I atau G atau Ms berubah), maka akan mempunyai pengaruh berantai terhadap semua pasar. Perekonomian akan menyesuaikan diri (terhadap perubahan tersebut) sehingga tercapai posisi keseimbangan umum yang baru. Posisi keseimbangan umum diartikan sebagai posisi di mana semua pasar (barang, uang, tenaga kerja) berada pada posisi keseimbangannya secara bersama-saman. Suatu perekonomian akan selalu bergerak menuju posisi keseimbangan umumnya.
8
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
9
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
7. Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mempengaruhi proses penciptaan uang beredar tersebut. Pemerintah atau bank sentral bisa melakukan hal ini dengan mempengaruhi secara tidak langsung nilai money multiplier dan secara langsung besarnya uang inti. Berbagai intrumen kebijakan moneter sanagt diperlukan untuk mempengaruhi variabel tersebut. 8. Menurut Keynes, kebijakan moneter bisa mempengaruhi situasi makro lewat jumlah uang beredar, kemudian tingkat bunga, kemudian pengeluaran investasi dan selanjutnya permintaan agregat. 9. Ada dua kritik mengenai keampuhan kebijakan moneter dalam praktek. Pertama Keynes menyatakan bahwa kebijakan moneter tidak efektif dalam masa depresi karena ada Liquidity trap. Liqudity trap timbul karena tingkat bunga menjadi tidak elastis (tidak berubah) terhadap perubahan jumlah uang yang beredar. Kedua, pengaruh kebijakan moneter sulit diterka (kapan dan berapa besarnya) sehingga menyulitkan penggunaanya dalam praktek. Disarankan agar pemerintah secara otomatis dan teratur menaikkan jumlah uang beredar sesuai dengan kenaikan kebutuhan uang rata-rata sebagai ganti dari kebijakan moneter.
Tingkat bunga
Ms
Ms
Liquidity Trap
10
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
u = K/Ms, adalah persentase uang kartal yang dipegang oleh masyarakat dari seluruh jumlah uan yang beredar v = R/D, adalah persentase jaminan (nilai uang tunai atau inti/Cash Ratio) yang dipegang bank-bank umum bagi saldo rekening giro milik masyarakat yang
11
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
dikelola (disimpan) dan tidak diusahakan (digolang-sd). Besarnya v (cash ratio) ditentukan (a) Pemerintah (Bank sentral) dan (b) bank yang bersangkutan 4. Dengan demikian perubahan jumlah uang beredar bergantung pada koefisien pelipat uang dan uang inti : Ms = . 1 . [(X-M) + A + B1 + B2] u + v ( 1 u)
5. Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah (atau bank sentral) untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui proses perubahan jumlah uang yang beredar atau proses penciptaan uang yang dilakukan melalui pasar uang. 6. Dengan mempengaruhi jumlah uang yang beredar maka akan mempengaruhi tingkat bunga. Dengan perubahan tingkat bunga maka akan mempengaruhi jumlah Investasi dan selanjutnya permintaan agregat ( ingat ! Z = C + I + G ). Kebijakan moneter Ms r I Z P,Q (harga dan GDP)
7. Dalam mengeluarkan kebijakan moneter pemerintah menggunakan intrumen kebijakan moneter yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi variabel yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar sebagai berikut : Yang mempengaruhi koefisien multiplier 1. Cash Ratio 2. Discount rate 3. Bunga giro dan deposito Yang mempengaruhi uang inti : 1. Pajak ekspor 2. sertifikat ekspor 3. Bea masuk 4. Pajak lain 5. Pengeluaran pemerintah 6. Bunga kredit bank 7. Pengawasan kuantitatif 8. Batas/plafond kredit
Keterangan : Ms r I Z P,Q = = = = =
Ms
P,Q
Uang beredar Tingkat suku bunga Investasi Permintaan Agregat Gross Nasional Produk (yang ditentukan oleh harga dan jumlah produk)
12
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
13
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja
permintaan agregat (Z) sebesar c/(1-c) rupiah. Dengan demikian G akan lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan W atau R. 6. Pada putaran pertama, setiap perubahan Pajak (T) akan mengubah permintaan agregat (Z) sebesar c/(1-c). Pajak bisa dianggap sebagai transfers of payments (R) negatif. Pos-pos lain pada sisi penerimaan menpunyai pengaruh utama pada pasar uang dan melalui ini akan berpengaruh terhadap permintaan agregat. Kredit dari bank sentral mempunyai pengaruh inflasioner.
14
Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja