You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah mengamati jagad raya yang luas ini, langit terbentang di hiasi berjuta-juta bintang, bumi terhampar di tumbuhi dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan, begitu juga halnya dengan yang ada pada diri manusia. Semua organ tubuh bekerja secara teratur sesuai dengan tugasnya masingmasing, antara yang satu dengan yang lainnya, besar maupun yang kecil saling berhubungan dan saling membantu dalam memenuhi segala kebutuhan. Hal ini dilakukan terus menerus siang malam sepanjang manusia hidup. Ini semua tidak lain adalah hasil penciptaan Allah S.W.T maka dari itu manusia wajib mengimami akan adanya Allah S.W.T . Manusia wajib percaya bahwa Allah S.W.T maha kuasa, yang kekuasaanya tidak terbatas, meliputi segala sesuatu yang ada di jagad raya. Allah-lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta ini, yang memberi hidup dan mati, yang memberi rezeki, yang menyembukan penyakit, serta bermacam-macam kewenangan dan kekuasaan lain yang tidak ada batasnya. Disamping itu, juga memiliki sifat-sifat wajib yang harus juga untuk di imani, sifat-sifat wajib yang ada pada Allah S.W.T. pastinya bersifat yang sesuai dengan zat-Nya. Untuk mengetahui lebih luas tentang iman kepada wujud beserta sifat-sifatnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan urauian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari iman kepada Allah S.W.T ? 2. Bagaimana pembagian sifat wajib bagi Allah S.W.T ? 3. Apa yang dimaksud dengan tauhid rububiyah, mulkiyah, dan uluhiyah ? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ? 1. Untuk mengetahui pengertian dari iman kepada Allah S.W.T. 2. Untuk mengetahui pembagian sifat wajib bagi Allah S.W.T. 3. Untuk mengetahui maksud dari tauhid rububiyah, mulkiyah, dan uluhiyah D. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan dari penulisan makalah ini supaya dapat menambah wawasan para pembaca tentang keimanan kepada Allah S.W.T beserta sifatnya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Kepada Allah S.W.T Iman adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Jadi iman kepada Allah S.W.T adalah meyakini adanya Allah S.W.T dengan seyakin-yakinnya dalam hati, dan diikuti dengan pernyataan dalam ucapan, yakkni ucapan kalimat syahadat, dan diikuti dengan perbuatan, yaitu melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.1 Beriman kepada Allah S.W.T merupakan dasar dari seluruh ajaran agama islam, karena sebagai orang yang memeluk agama islam harus didahului dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, yang berarti mengakui adanya Allah S.W.T. beriman kepada Allah S.W.T juga diwujudkan dalam bentuk pengabdian yang tulus ikhlas kepadanya, pengabdian kita kepada Allah S.W.T adalah pengabdian dalam bentuk peribadatan, kepatuhan, dan ketaatan secara mutlak. Dengan demikian seseorang akan memperoleh ketentraman hidup, karena ia mempunyai tempat bergantung, memohon, mengadukan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Ia akan selalu ingat dan memohon kepada Allah S.W.T karena dengan ingat dan memohon kepada Allah S.W.T itu akan menimbulkan ketentraman dalam hati.

Abuddin Nata, M.a, akidah akhlak 1 (cet.1; Jakarta :Ditjen Binbaga Islam, 1996), h.82

Iman kepada wujud Allah bahwa menyakini bahwa Allah S.W.T itu ada, dan adanya Allah S.W.T itu bukan karena ada yang mengadakan, tetapi adanya itu adalah sebab zat-Nya sendiri, serta wujudnya itu wajib. Di samping itu Allah S.W.T juga memiliki 20 sifat-sifat wajib yang harus di ketahui olah manusia, dimana kedua puluh sifat itu menurut para ulama ahli ilmu kalam terbagai lagi kepada empat bagian, yaitu: 1) sifat nafsiah, yakni sifat yang berhubungan dengan zat Allah S.W.T atau disebut juga sifat diri. Yaitu sifat wujud artinya Allah itu ada. Sifat ini tidak boleh di pisahkan dari zat-Nya. Seandainya terpisah maka zat-Nya akan hilang. 2) sifat salbiyah, yakni sifat yang meniadakan adanya sifat sabaliknya sifat ini ada 5, yaitu: 1. Qidam : tidak ada permulaan (dahulu) 2. Baqa : tidak ada kesudahannya (kekal) 3. Mukhalafatu lil hawadist : berlainan dengan makhluk 4. Qiyamuhu binafsihi : berdiri sendiri 5. Wahdaniyah : tidak terbilang (maha esa) 3) sifat maani, yaitu sifat-sifat abstrak yang mesti ada pada tuhan. Sifat-sifat itu tetap ada pada zat dan ada buktinya, serta dapat digambarkan dalam pikiran seolah-olah ada pada zat-Nya. Sifat maani terdiri dari 7 sifat, yakni: 1. Qudrat : kuasa 2. Iradat : berkemauan 3. Ilmu : mengetahui

4. Hayat : hidup 5. Sama : mendengar 6. Bashar : melihat 7. Kalam : berfirman 4) sifat manawiyah yaitu sifat ini adalah sifat pengulangan dari sifat maani bukan sifat yang berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat maani pasti ada sifat manawiyah. Sifat manawiyah terdiri dari tujuh sifat, yaitu: 1. Qadiran : yang maha kuasa 2. Muridan : yang maha berkemauan 3. Aliman : yang maha mengetahui 4. Hayyan : yang maha hidup 5. Samian : yang maha mendengar 6. Bashiran : yang maha melihat 7. Mutakalliman : yang maha berfirman.2 Adapun cara beriman kepada Allah SWT antara lain adalah cara menyelidiki rahasia alam, dengan memperhatikan diri manusia sendiri.serta dengan memohon petunjuknya B. Tauhid Rububiyah Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan keesaan Allah SWT. Mengamalmalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah di ikrarkan oleh seorang muslim. Istilah tauhid berasal
2

Chatibul Umam, Akidah akhlak, (TC;Kudus : Menara Kudus, 2003), h. 181

dari a-ha-da artinya satu,tunggal,dilihat dari arti bahasa tauhid bermakna menunggalkan atau mengesakan.Sedangkan kalau di lihat dari arti istilah yang di maksud dengan tauhid ialah mengesakan Allah SWT, baik dari segi zat, nama, sifat dan perbuatannya. Adapun yang di maksud dengan tauhid Rububiyah yaitu berasal dari istilah rabb dilihat dari arti pokoknya mengandung arti yang majemuk. Menurut Abu Ala al-maududi ia dapat berarti antara lain mendidik, membimbing, membesarkan ,mengasuh, menjaga, mengawasi, menghimpun, memperbaiki, memimpin,

mengepaiai, dan memiliki, Sedangkan Qardhawi mengartikan bahwa tauhid rububiah bahwa suatu keyakinan bahwa Allah SWT. Adalah tuhan pencipta langit dan bumi, pencipta semua mahluk dan penguasa seluruh alam semesta, Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa Allah SWT satu-satunya zat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya. Allah SWT satu-satunya zat yang menciptakan semua mahluk yang ada di jagat raya ini. C. Tujuan Mulkiyah Kata malik yang berarti raja dan malik yang berarti memiliki,berasal dari kata yang sama yaitu ma-la-ka. Kedunya memang mempunyai relevansi makna yang kuat. Dalam hal ini .adalah malik (raja) dan alam semesta adalah mamluk(yang di miliki atau hamba). Kita banyak menemukan ayat-ayat Al-quran yang menjelaskan bahwa Allah S.w.t adalah pemilik dan raja langit dan bumi dan seluruh isinya. Pada hakikatnya tauhid mulkiyah merupakan kelanjutan dari tauhid rububiyah. Adanya keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini

merupakan ciptaan , di ciptakan atas kemauan dan kekuasaannya, dan sama sekali bukan atas ke mauan dan kekuasaannya, dan sama sekali bukan atas kemauan atau pesona dari pihak lain, maka sudah tentu apabila seluruh ciptaanya tersebut adalah mutlah miliknya.Oleh karena itu,bila kita mengimani bahwa Allah S.w.t adalah satusatunya raja yang menguasai alam semesta (bumi, langit, dan seluruh isinya), maka kita harus mengakui bahwa adalah pemimpin (wali), penguasa yang menenyukan (hakim), dan yang menjadi tujuan. D.Tauhid Uluhiyah Uluhiyah berasal dari al-ilahu, artinya al-maluh yakni sesuatu yang di sembah dengan penuh kecintaan dan pengagungnya. Menurut syaikhul islam ibnu Taimiyah yang di maksud dengan tauhid uluhiyah ialah zat yang di puja dengan penuh kecintaan hati. Tunduk kepadanyanya, takut dan mengharapkannya. Kepadanya tempat berpasrah diri ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakkal kepadanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. Semua itu hanya ada pada Allah S.w.t semata. Sementara Yusuf Qurdhawy sendiri mendefenisikan tauhid uluhiyah dengan singkat sekali, yaitu pengesaan dalam peribadatan, kepatuhan, dan ketaatan secara mutlak.3 Jadi secara umum tauhid uluhiyah yaitu dengan mengkhususkan Allah S.W.T saja dalam hal ibadah, dan tidak menyekutukannya dengan beribadah kepada selainnya. Sebab orang-orang musyrikin dari kalangan arab, kendatipun mengesahkan

3. http : //annajiyah.or.id/favi con.ico

tuhan, sang pencipta alam semesta, dan mempercaya bahwa dia adalah tunggal, tidak lebih dari satu, namun al-Quran tetap menganggap mereka itu musyrikin.4

Syaikh Jafar Subhani, Tauhid dan Syirik (Cet.I; Bandung : Mizan,1985), h.43

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Iman kepada wujud Allah adalah menyakini bahwa itu ada, dan adanya Allah S.W.T itu bukan karena ada yang mengadakan, akan tetapi itu adalah sebab zat-Nya sendiri, serta wujud-Nya itu wajib. Jadi iman kepada adalah menyakini adanya Allah S.W.T dalam hati yang dikuti dengan pernyataan dalam ucapan dan diikuti dengan perbuatan. 2) Adapun pembagian sifat-sifat wajib bagi , di bagi menjadi 4 bagian yang jumlah keseluruhan dari sifat wajib bagi Allah S.W.T ada 20, yaitu: (1). Sifat nafsiah, yakni sifat yang berhubungan dengan zat atau disebut juga sifat diri. Yaitu sifat wujud artinya Allah itu ada. (2). Sifat salbiyah, yakni sifat yang meniadakan adanya sifat sabaliknya sifat ini ada 5, yaitu: a. Qidam : tidak ada permulaan (dahulu) b. Baqa, : tidak ada kesudahannya (kekal) c. Mukhalafatu lil hawadist : berlainan dengan makhluk d. Qiyamuhu binafsihi : berdiri sendiri e. Wahdaniyah : tidak terbilang (maha esa)

(3). Sifat maani, yaitu sifat-sifat abstrak yang mesti ada pada tuhan. Sifat-sifat itu tetap ada pada zat dan ada buktinya, serta dapat digambarkan dalam pikiran seolah-olah ada pada zat-Nya. Sifat maani terdiri dari 7 sifat, yakni: a. Qudrat : kuasa b. Iradat : berkemauan c. Ilmu : mengetahui d. Hayat : hidup e. Sama : mendengar f. Bashar : melihat g. Kalam : berfirman (4). Sifat manawiyah, terdiri dari tujuh sifat yakni : a. Qadiran : yang maha kuasa b. Muridan : yang maha berkemauan c. Aliman : yang maha mengetahui d. Hayyan : yang maha hidup e. Samian : yang maha mendengar f. Bashiran : yang maha melihat g. Mutakalliman : yang maha berfirman. 3) Pengertian Tauhid Rububiyyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah. Tauhid rububiyah, yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa satu-satunya zat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya.

Tauhid mulkiyah adalah berasal dari kata malik yang berarti raja, dan malik yang berarti memiliki, berasal dari kata yang sama yaitu ma-la-ka. Dalam halini adalah malik (raja) dan alam semesta adalah mamluk (yang di miliki atau hamba), jika kita mengimani bahwa adalah satu-satunya raja yang menguasai alam semesta, maka kita harus mengakui bahwa adalah pemimpin (wali), penguasa yang menenyukan (hakim), dan tujuan.

Tauhid uluhiyah, adalah sesuatu yang di sembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan atau pengesahan dalam peribadatan, kepatuhan dan ketaatan secara mutlak.

B. Saran Adapun saran penulis untuk pembaca, agar kiranya lebih mendalami lagi atau menambah wawasan tentang pemahaman terhadap keimanan kepada , demi meningkatkan ketakwaan kita kepada .

DAFTAR PUSTAKA

http://annajiyah. Or. Id //favicom. Ico Jafar,syaik. Subhani. Tauhid dan Syirik. Cet. 1; Bandung; mizan, 1985 Nata Abuddin, ma. Akidah Akhlak-1. Cet. 1; jakarta; Ditjen bimbaga islam, 1996 Umam khatibul, Akidah Akhlak. Tc; kudus: menara kudus, 2003

Tugas 1 makalah

IMAN KEPADA WUJUD ALLAH DAN SIFAT-SIFAT ALLAH S.W.T

Makalah Ini Diajukan Dalam Rangka Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Aqidah Akhlak Jurusan Tarbiyah Prodi PAI 3 Semester VI

Oleh: Kelompok II HAMDAN RAHMAH SULTAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) WATAMPONE


2012

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas makalah ini. walaupun masih banyak kekurangan, sebagaimana kata pepatah tiada gading yang tak retak, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan keikhlasan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi pembaca. Amin

Watampone, 10 Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI Hlm HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penuulisan D. Kegunaan Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Iman Kepada Allah S.W.T B. Tauhid Rububiyah C. Tauhid Mulkiyah D. Tauhid Uluhiyah BAB III PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA i ii iii 1 1 2 2 2 3 3 5 6 7 8 8 10 11

You might also like