You are on page 1of 28

Landasan Ideologi Gerakan Muhammadiyah

A. Kepribadian Muhammadiyah Pokok bahasan pertama dan utama yang ditegaskan dalam kepribadian Muhammadiyah adalah berupa sebuah pertanyaan Apakah Muhammadiyah itu?. Ungkapan ini tidak lain dimaksudkan untuk mengungkapkan tentang hakikat apa dan siapakah Muhammadiyah itu, atau untuk mengungkapkan jati diri Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Pembahasan yang menyangkut masalah hakikat atau jati diri adalah pembahasan yang bersifat mendasar atau bersifat filosofis. Hal itu dikarenakan objek yang dibahas disorot dari sudut yang terdalam, yang tetap tidak berubah, yang khas menjadi kajian dunia filsafat. Dengan pertanyaan seperti itu dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu pengertian yang dapat menangkap realitas, dan menangkap menurut tuntutan realitas itu sendiri. Sesungguhnya intisari (nucleus) dari kepribadian Muhammadiyah itu sendiri terletak pada pokok bahasan yang pertama ini. Dikatakan sebagai inti karena memang rumusan kepribadian Muhammadiyah itu sendiri bermula diilhami oleh pidato dari KH. Fakih Usman di depan kursus pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung pada tahun 1961 di kota Yogyakarta. Dari isi inti pidato itulah kemudian menstimulasi dan memotivasi tokoh-tokoh Muhammadiyah untuk merumuskan lebih rinci dalam rangka mendeskripsikan jati diri persyarikatan Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah yang tersimpul terbagi menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu : 1. Hakikat Muhammadiyah Ditegaskan bahwa Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan islam. Pada pernyataan ini terkandung dua pengertian yang sangat padat, yaitu : a. Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu perkumpulan, atau suatu jamiyah. Dengan pernyataan ini pula Muhammadiyah ingin menegaskan kepada dunia luar, atau kepada siapa pun bahwa Muhammadiyah sama sekali bukan merupakan sebuah agama baru, mazhab tertentu, ataupun sekte tersendiri dalam islam. Dan bagi Muhammadiyah, fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat (tool) perjuangan semata-mata, yaitu alat perjuangan untuk dan demi tegaknya kemuliaan dan kejayaan islam secara hakiki.

b.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam (Islamic Movement), yaitu suatu gerakan yang lahir karena motivasi islam, dan dalam keseluruhan geraknya adalah dalam rangka mengaktualisasikan ajaran agama islam yang bersumber pada ajaran Al-Quran dan AsSunnah(ar-rujuila al-Quran wa as-Sunnah). Tegasnya bagi Muhammadiyah, islam diyakini sebagai satu-satunya sumber motivasi dan sumber inspirasi bagi seluruh gerakan dan aktivitasnya. Istilah gerakan ini dipergunakan oleh Muhammadiyah dengan maksud bahwa selaku lembaga yang mengemban ide dan misi, maka sudah seharusnya kalau dalam dirinya terpancar vitalitas dan dinamika yang tinggi, memiliki gerak hidup dan daya juang yang tinggi dan tak terpatahkan oleh kekuatan apapun. Gerakan Muhammadiyah adalah gerakan yang bersifat oto-aktif dan kolektif kolegial, tanpa menggantungkan sama sekali kekuatan dari luar, ataupun bantuan dari pihak lain.

2.

Maksud Gerakan Muhammadiyah Dalam teks Kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud gerak Muhammadiyah ialah Dakwah Islam, amar makruf, nahi mungkar. Penegasan seperti ini jelas menggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap surat Ali Imran ayat 104, yaitu suatu ayat yang melatar belakangi berdirinya persyarikatan Muhammadiyah ini.

3.

Sasaran Gerak Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah menyatakan bahwa maksud dari geraknya ialah dakwah islam amar makruf nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang, yaitu :

a.

Kepada Perseorangan yang terbagi juga kedalam dua kelompok, yakni orang yang sudah Islam (Umat ijabah) dan Orang yang belum Islam (Umat dakwah)

b.

Kepada Masyarakat, yang dimana sifat dakwah dalam gerakannya berbeda-beda, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing masyarakatnya. Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah "Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

B. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman, dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhai oleh Allah subhanahu wataala. C. Identitas Muhammadiyah

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan factor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-cita serta amal usaha dan gerakannya. Ciri-ciri khas tersebut, secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mua memperhatikannya. Adapun ciriciri dari perjuangan Muhammadiyah itu adalah : 1. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran AlQuran. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkret. Segala yang dilakukan oleh Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian dan sebagainya, tidak dapat dilepaskan dari ajaran-ajaran Muhammadiyah. Tegasnya Gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah islam dalam wujud yang riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lilalamin. 2. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah islam, amar maruf nahi mungkar. Cirri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Bersamaan dengan itu sekaligus membersihkan berbagai amalan umat yang terang-terangan menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran islam, baik berupa khurafat, syirik, bidah, dan taqlid lewat gerakan dakwah. Hal ini diakui oleh beberapa fihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai islam dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia.[1] 3. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah yaitu sebagai gerakan tajdid atau gerakan reformasi. Dari bahasa pengertian tajdid berarti pembaharuan dan dari istilah memiliki dua arti yakni pemurian dan peningkatan, pengembangan, modernisasi, dan yang semakna dengannya. Arti pemurnian tajdid yang dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Quran dan as-Sunnah-Shahihah. Sedang arti peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya, tajdid dimasukkan

sebagai penafsiran pengamalan dan perwujudan ajaran islam dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Quran da as-Sunnah-Shahihah[2]. D. Dasar Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT dimana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu : 1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah semata-mata. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. 4. Menegakkan dan menjungjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan dan islah kepada kemanusiaan. 5. Ittiba kepada langkah perjuangn Nabi Muhammad SAW. 6. Melancarkan mal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. E. Jenis Dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah (Pendidikan, Rumah Sakit Dan PAY) Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi kebutuhan dan tuntutan zaman. Maka dengan didirikannya sekolah yang tidak lagi memisah-misahkan antara pelajaran yang dianggap agama dan pelajaran yang digolongkan ilmu umum, pada hakikatnya merupakan usaha yang sangat besar dan penting. Karena dengan sistem tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang utuh kepribadiannya, tidak terbelah menjadi pribadi yang berilmu umum dan berilmu agama saja. Maka ditempuh usaha perpaduan antara keduanya , yaitu dengan : a. Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kedalamnya ilmu-ilmu keagamaan. b. Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum. Dalam bidang kemasyarakatan Muhammadiyah mendirikan rumah-rumah sakit modern dan mendirikan panti-panti asuhan anak yatim. Fungsi dari pada didirikannya layanan kemasyarakatan tersebut adalah tiada lain sebagai usaha untuk membantu kaum mustadaffin yang mengalami kesulitan di dalam mengatasi persoalan hidupnya.

F. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah". G. Sifat Muhammadiyah Memperhatikan uraian tentang Apakah Muhammadiyah itu, Dasar amal usaha Muhammadiyah dan Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka

Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini: 1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. 2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. 3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam. 4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. 5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah. 6. Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. 7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam. 8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. 9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. 10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana. H. Pengertian Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Keyakinan dan Cita-Cita hidup Muhammadiyah merupakan istilah yang lahir ketika para pimpinan Muhammadiyah bertekad pada Muktamar Muhammadiyah ke 37 yang berlangsung di Yogyakarta perlu melakukan gerakan Tajdid atau pembaharuan dalam berbagai aspek, termasuk juga tajdid dalam bidang ideologi, dan menjadi salah satu keputusan dalam Muktamar tersebut yang berisi :

1. Muhammadiyah adalah Gerakan islam dan dakwah Amal maruf nahi mungkar, beraqidah islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang di ridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. 2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. 3. Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan : a. Al-Qur-an, kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW b. Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran islam. 4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang meliputi bidang-bidang: a. Aqidah b. Akhlak c. Ibadah

d. Muamalah Duniawiyah 4.1 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bidah, dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran islam. 4.2 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhkal mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. 4.3 Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. 4.4 Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT. 5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan masyarakat lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah SWT berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara republic Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT: Baldatun Thayyibatub Wa Robbun Ghofur[3]

I. Paham Agama Muhammadiyah Paham agama dalam Muhammadiyah memiliki karakter khusus, kendati secara umum tentunya mempunyai landasan, orientasi dan pemahaman yang sama sebagaimana dalam paham agama islam. Dari berbagai rujukan yang diperoleh, dapat ditemukan butir-butir penting dan mendasar dari paham agama dalam Muhammadiyah sebagai unsur penting dalam Muhammadiyah. Pertama, muhammadiyah memandang islam sebagai satu mata rantai ajaran Allah yang dibawa oleh para nabi hingga nadi Muhammad SAW. Yang mengkoreksi dan menyempurnakan sehingga menjadi risalah islam yang terakhir hingga akhir zaman, sebagai agama satu-satunyaagama yang benar dan di ridhai oleh Allah SWT. Kedua, Muhammadiyah memiliki pandangan yang luas tentang kandungan ajaran islam yaitu sebagaimana disebutkan dalam kitab masalah lima bahwa agama, yakni agama islam ialah apa yang diturunkan Allah dalam Al-Quran dan yang disebut dalam sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.[4] Ketiga, Muhammadiyah memandang islam sebagai agama yang komprehensif atau menyeluruh. J. Fungsi dan Misi Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumber ajaran Islam yang murni tersebut. Muhammadiyah menyadari kewajibannya, berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan Negara Indonesia, sehingga merupakan masyarakat dan Negara adil dan makmur, sejahtera bahagia, materiil dan spirituiil yang diridhai Allah SWT. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah daripada keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru dan hakekatnya adalah sesuatu yang wajar. Sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, Muhammadiyah menggunakan Dakwah Islam dan Amar Maruf Nahi Mungkar dalam arti dan proporsi yag sebenar-benarnya sebagai jalan satu-satunya.
\

TIGA POIN PENTING IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH: Pertama, pembahasan ideologi/keyakinan hidup mencakup 3 bidang yaitu: Pandangan hidup; Tujuan hidup; Ajaran dan cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai tujuan hidup tersebut. Kedua, ideologi/keyakinan hidup Muhammadiyah adalah berdasarkan dan bersumberkan ajaran-ajaran Islam. Ketiga, ideologi/keyakinan hidup adalah hasil ciptaan (akal pikiran) manusia, yang pada dasarnya merupakan prinsip-prinsip yang mempunyai sifat tetap/tidak mudah berubah; sedangkan ajaran Islam yang menjadi dasar dan sumber ideologi/keyakinan hidup Muhammadiyah adalah wahyu Allah yang bersifat abadi/tidak berubah-ubah ENAM DIMENSI IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH (Haedar Nashir, 2001: 72) Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan yang dilandasi, dijiwai, dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan umat manusia. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam untuk mengajak manusia beriman kepada Allah (tuminuna billah) serta amar ma`ruf nahi munkar. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah sistem dan teori perjuangan Islam untuk tajdid (pembaruan) sehingga selalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda perubahan ke arah kemajuan (ishlah). Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya dalam Sistem Keyakinan dan Hidup Islami dalam Muhammadiyah. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan teori dan strategi perjuangan Islam yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan tali pengikat gerakan yang diwujudkan dalam sistem organisasi, jama`ah, kepemimpinan, dan gerakan amal usaha untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil`alamin di muka bumi ini. KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRROHMANNIRROHIIM 1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan Dakwah amar ma'ruf nahi mungkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata'ala, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasulNya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad saw., sebagai hidayat dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materiil dan spirituil duniawi dan ukhrawi. 3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan : a. Al-Qur'an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada NabiMuhammad saw. b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh nabi Muhammad saw dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. 4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang : a. Aqidah b. Akhlak c. Ibadah d. Mu'amalat duniawiyat. 4.1. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya aqidah Islam yang murni bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. 4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Glur'an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. 4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rosulullah saw. tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. 4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah swt. 5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan Bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah, berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikannya suatu negara adil dan makmur diridlai Allah SWT : BALDATUN THOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR.

KEPRIBADIAN MUHAMADIYAH I. Apakah Muhammadiyah itu Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud geraknya ialah Dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang : perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan : a. Kepada yang telah Islam bersifat pemaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli-murni. b. dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhoan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subahanahu Wata'ala. II. Dasar amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah. Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata'ala, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu : 1. Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid, ibadah dan taat kepada Allah 2. Hidup manusia harus bermasyarakat 3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat 4. menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia 5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi III. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah. Menilik dasar prinsip tersebut di atas maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman : Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasulnya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah SWT. IV. Sifat Muhanmadiyah 1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan 2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah 3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam 4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. 5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafat negara yang sah 6. Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. 7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam. 8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. 9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridlai Allah. 10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana

Latar Belakang Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah 1. Adanya kekaburan terhadap pemahaman Agama Islam di kalangan Muhammadiyah, termasuk di kalangan para aktifis Muhammadiyah., khususnya para penerus perjuangan Muhammadiyah, lebih-lebih di kalangan pengella amal usaha. 2. Memudarnya semangat perjuangan terjadinya penyimpangan gerak langkah Muhammdiyah disebabkan ketidakjelasan arah, tujuan terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah di kalangan anggota khususnya pada generasi penerus Muhammadiyah. 3. Adanya ketidakfahaman akan kepribadian Muhammadiyah pada para penerus perjuangan Muhammadiyah, menyebabkan mereka terombang-ambing oleh gerakan-gerakan dan paham agama yang berkembang dalam masyarakat. 4. Masuknya pengaruh luar yang tidak sesuai dengan ruh, cita-cita semangat perjuangan Muhammadiyah yang menyebabkan kelesuan / melemahkanya dedikasi, hilangnya loyalitas terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah, sikap mental yang materialistic, penyimpangan arah perjuangan Muhammadiyah.. 5. Ceramah / uraian KH Faqih Usman yang berjudul Apakah Muhammadiyah itu ? dalam sebuah Kursus Pimpinan Muhammadiyah di bulan Ramadhan tahun 1381 H, di Yogyakarta, yang diikuti oleh Pimpinan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.. Kronologi Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah dan Pelaksanannya 1. Pada Muktamar Muhammadiyah (darurat) tahun 1946 di Yogyakarta, telah diterima rumusan Muqdimah AD Muhammadiya yang disusun oleh Ki Bagus Hadikusumo (Ketua PB Mhammadiyah 1942 1953), kemudian disempurnakan dan disahkan dalam Sidang Tanwir 1951 , yang merupakan amanat Muktamar ke 31 tahun 1950 di Yogyakart. 2. Pada Muktamar ke 33 tahun di Palembang telah disahkan rumusan Khiththah Muhammadiyah 3. Pada Muktamar ke 35 (setengah abad) tahun 1962 di Jakarta, disahkan rumusan Kepribadian Muhammadiyah. 4. Pada Muktamar ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta disah keputusan tentang tajdid di bidang ideology meliputi (a) Ideologi (Matan Cita-cita dan Keyakinan hidup Muhammadiyah = MKCH), (b) Khiththah Perjuangan. Gerak dan amal usaha Organisasi. 5. Pada Muktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang (Makassar) disahkan keputusan tentang Peningkatan Muhammadyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam. 6. Pada Muktamar Muhammadiyah ke 39 tahun 1975 di Padang telah disahkan keputusan tentang program Peningkatan Dakwah Muhammadiyah Perumus Kepribadian Muhammadiyah ; Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam sebuah kursus pimpinan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta. Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul Apakah Muhammadiyah itu? Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah ;

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KH Faqih Usman. Prof. H.Farid Makruf, H.Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy, Dr. Hamka, KH R. Muhd Wardan Diponingrat, M. Saleh Ibrahim

Pengertian dan Fungsi Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-pokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan, tindakan dan gerak langkah KHA Dahlan; para muridmuridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan demikian, dalam rumusan itu berbagai hal yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan citacitanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliranaliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb)

HAKIKAT MUHAMMADIYAH Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia. Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

MUHAMMADIYAH DAN MASYARAKAT Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma'ruf nahi mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah. Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. MUHAMMADIYAH DAN POLITIK Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar ma ma'ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa: Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

MUHAMMADIYAH DAN UKHUWAH ISLAMIYAH Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya. 1. DASAR PROGRAM MUHAMMADIYAH Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut: Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta'at beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar-ma'ruf nahi-mungkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah. 1. Hidup manusia itu berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepa Allah dan ihsan kepada kemanusian.

5. Ittiba kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. 3. Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah 1. Berpegang teguh pada ajaran Allah dan RasulNya. 2. Bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.

I. SEJARAH IDENTITAS MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sejak tahun 1912 M kalau dihitung sampai saat ini sudah menjelang satu abad yang sudah barang tentu sudah mempunyai jati diri atau sering dikenal dengan identitas di dalam menggerakkan organisasinya untuk mencapai visi misi yang sudah dirumuskan. Kerja keras KH. Ahmad Dahlan mendapat pengakuan pemerintah RI sebagaimana tertera dalam Surat Keputusan Presiden No. 657 Tahun 1961 menetapkan KH. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional, Dasar dan penetapan ini adalah : IDENTITAS MUHAMMADIYAH SEBAGAI PERGERAKAN DAWAH UNTUK PENCERAHAN BANGSA
I. SEJARAH IDENTITAS MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sejak tahun 1912 M kalau dihitung sampai saat ini sudah menjelang satu abad yang sudah barang tentu sudah mempunyai jati diri atau sering dikenal dengan identitas di dalam menggerakkan organisasinya untuk mencapai visi misi yang sudah dirumuskan. Kerja keras KH. Ahmad Dahlan mendapat pengakuan pemerintah RI sebagaimana tertera dalam Surat Keputusan Presiden No. 657 Tahun 1961 menetapkan KH. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional, Dasar dan penetapan ini adalah :

1. Dengan Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat dengan dasar iman dan islam. 2. Dengan Organisasi Muhammadiyah telah memelopori amal-amal sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam. 3. Dengan Organisasi Muhammadiyah bagian wanita telah memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan sosial. Dari dasar dan penetapan seperti tersebut diatas itu sudah menunjukkan suatu jati diri atau identitas awal berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah sebagai tujuan atau visi misi Muhammadiyah dalam melakukan pergerakan dawah. Terus kemudian selesainya Muktamar Muhammadiyah ke 44 di Jakarta yang antara lain telah menghasilkan keputusan penting berupa Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang dijadikan identitas bagi warga Muhammadiyah sebagai identitas kehidupan. Karena Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dapat dijadikan acuan atau pedoman bagi perilaku dan tindakan bagi warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai dan norma Islami jika nilainilai dan norma-norma Islami itu telah difahani dan dihayati secara mendalam maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada pengamalan sehari-hari pada berbagai aspek dan level kehidupan bagi warga Muhammadiyah yang muaranya dapat menuju pada terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana tujuan dari Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah barang tentu akan dapat menjadikan Rahmatan Lilalamin rahmat bagi semesta alam, sebagai pencerahan bangsa.
II. HAKEKAT KONSEP IDENTITAS KEHIDUPAN ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

A. Pemahaman
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al Quran dan Sunnah untuk menjadi pola tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakatm berorganisasi, mengelola

amal usaha, berbisnis, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengembangkan seni dan bucaya yang menunjukkan perilaku Uswah hasanah (Teladan yang baik).

B. Landasan dan Sumber


Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al Quran dan As Sunah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan

Muhammadiyah serta hasil-hasil keputusan Majlis Tarjih.

C. Kepentingan
Warga Muhammadiyah dewasa ini makin memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari. Tuntutan itu didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi yang antara lain :
1. Perubahan-perubahan sosial politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan. 2. Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis, materialistis dan hedonistis (Berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern pada abad ke 20 yang di sertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke 21. 3. Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba melintasi) yang dibawa oleh globalisasi yang akan menjadi nyata dalam kehidupan bangsa. 4. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam ber-Muhammadiyah karena berbagai faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.

D. Sifat
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah memiliki beberapa sifat/kriteria diantaranya : 1. Mengandung hal-hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan nilai dan norma. 2. Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan ruhani dan tindakan. 3. Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntunan dan kepentingan kehidupan sehari-hari. 4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang berdifat keteladanan. 5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang berdifat pokok dan utama. 6. Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat akhlaqi yang membuahkan kesalehan. 7. Tafsir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah.

E. Tujuan
Terbentuknya prilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

F. Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah


1. Dalam Aqidah Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas dan penuh ketundukkan sehingga terpancar sebagai Ibad ar-Rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin dan muhsin yang paripurna dan wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan

berdasarkan tauhid itu serta tetap menjauhi untuk menolak syirik, takhayul, bidah dan khurafat (TBC) yang menodai iman dan tauhid kepada Allah SWT. 2. Dalam Akhlak. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam mempraktekkan akhlak mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Di dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal-amal shaleh dan ihsan serta menjauhkan diri dari perilaku riya, sombong, ishaf, fasad, fahsya dan kemungkaran. Selalu dituntut untuk menunjukkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah) sehingga disukai/diteladani dan mejauhkan diri dari akhlak yang tercela (akhlak Mazmumah) yang menyebabkan dibenci dan dijauhi sesama. Setiap warga Muhammadiyah dimanapun bekerja dan menuaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, kolusi sert apraktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan didunia. 3. Dalam Ibadah. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati kearah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yangburuk, sehingga terpancar kepribadian yangsaleh yang

menghadirkan kedaimaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya. Dianjurkan bagi warga Muhammadiyah dalam melaksanakan ibadah mahdah dengan sebaik-baiknya dan menghidup suburkan amal nawafi (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas dan amal saleh yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji. 4. Dalam Muamalah Duniawiyah Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan

poisitif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, islam dan ihsandalam arti berakhlak karimah. Senantiasa berfikir secara burhani, bayani dan irfani yang mencerminkan cara berfikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat manusia. Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islam, seperti : Kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakanwaktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan mempunyai sikap pribadi yang baik bagi warga Muhamadiyah dalam hal Akidah, Akhlak, ibadah dan Muamalah Duniawiyah yang telah menjadikan landasan sebagai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammmadiyah maka bukan berarti tidak mungkin kehidupan-kehidupan yang lain juga akan tercermin kebaikan dan kemulyaan, seperti halnya : 1. Kehidupan dalam keluarga 2. Kehidupan bermasyarakat 3. Kehidupan berorganisasi 4. Kehidupan dalam mengelola amal usaha Muahammadiyah 5. Kehidupan dalam mengembangkan profesi 6. Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara 7. Kehidupan dalam melestarikan lingkungan 8. Kehidupan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi 9. Kehidupan dalam seni dan budaya 10. dan kehidupan-kehidupan yang lain.
Apabila seluruh segi kehidupan itu sudah menunjukkan kepribadian Muhammadiyah yang berazaskan pada Al Quran dan As Sunnah maka secara otomatis tujuan kelembagaan secara persyarikatan juga terpenuhi, yang tidak lain adalah menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan menjadikan Rahmatan

Lilalamin rahmat bagi semesta alam serta untuk pencerahan bangsa (Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur).

III. PERAN DAN FUNGSI IDEOLOGI


Ideologi sebagai sistem paham yang menyeluruh mengenai dunia dan berusaha untuk mengubahnya melaui berbagai gerakan perjuangan sosial-politik adalah merupakan bagian yang terpisahkan dari sejarah hidup umat manusia. Dalam praktiknya, ideologi senantiasa hadir dan mempengaruhi alam pikiran umat manusia, lebih-lebih melaui gerakan-gerakan sosial-politik yang bebas sepenuhnya dari ideologi. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam baik dalam dimensi ajaran Islam sendiri maupun sejarah umat Islam yang dilaluinya, memiliki persentuhan dengan ideologi islam, kendati dalam sejumlah hal mungkin dapat menimbulkan pro dan kontra.
Sementara pandangan bahkan secara lebih tegas menyatakan, bahwa karena Muhammadiyah itu sebuah gerakan Islam yang memiliki umat dan paham kegamaan tertentu, maka tidak ada salahnya mengembangkan ideologi Muhammadiyah menurut Drs. H. Muhajir Effendi, M.AP. Sebab warga Muhammadiyah harus meyakini bahwa Muhammadiyah itu merupakan pilihan yang tepat dan benar dalam perjuangan Islam. Terlepas dari apapun bentuknya dan bagaimanapun tingkat kebenarannya, faktor ideologi akan mejadi inspirasi, motivasi dan justifikasi bagi suatu tindakan orang. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dengan paham keagamaan, alam pikiran dan sistem organisasi yang dimilikinya dalam kehidupan aktualnya senantiasa berhadapan dengan masalah, tantangan dan misi gerakan dalam berbagai bentuk baik yang bersifat ideologis, politik, ekonomi maupun sosial-budaya yang secara niscaya harus dihadapi secara kolektif dan kelembagaan. Pembahasan tentang Muhammadiyah dalam perspektif ideologi terlebih dulu perlu dipahami mengenai konsep dan perkembangan ideologi dalam konteks umum. Hal itu maksudkan agar terdapat pemahaman yang jelas mengenai berbagai macam ideologi, sehingga tidak terjebak pada kekeliruan memposisikan ideologi dalam konteks gerakan sosial-keagamaan seperti Muhammadiyah. Terus kemudian dengan membahas peran dan fungsi serta perkembangan ideologi, kiranya dapat diketahui bahwa ideologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan bangsabangsa sepanjang sejarahnya, dengan dinamika pasang surut yang mewarnainya dalam kehidupan umat manusia.

Muhammadiyah bukanlah ideologi sebagimana ideologi dalam pengertian sistem paham yang radikal, aku dan bercorak gerakan politik. Muhammadiyah kendati bukan ideologi, tetapi dalam perkembangan sejarah pemikiran maupun gerakannya sedikit banyak bersentuhan pula dengan konsepkonsep dan kepentingan ideologi, seperti halnya konsep Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah yang digagas dalam Muktamar ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta bahkan disebut dan dimaksudkan sebagai Ideologi Muhammadiyah. Karenanya, komitmen dan dimensi ideologi dari gerakan Muhammadiyah sebagai kekuatan Islam yang dapat diarahkan dalam tiga orientasi, yang antara lain : 1. Mengandung semangat, misi dan visi ideologis sebagai salah satu pilar dari aktualisasi ajaran Islam dengan tekanan pada pengembangan Ideologi dakwah dan tajdid sebagimana jatidiri Muhammadiyahsebagai gerakan Islam yang bercorak pembaharuan. 2. Sebagai salah satu elemen perekat kesadaran dan solidaritas kolektif agar Muhammadiyah menjadi sistem gerakan yang benar-benar dapat memobilisasikan seluruh potensinya menuju pencapaian tujuan pembentukan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 3. Sebagai perekat identitas dan kekuatan kolektif dalam berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang mengancam misi dan kepentingan Islam yang tidak terhindarkan dalam percaturan kehidupan.

A. Muhammadiyah Sebagai Ideologi Gerakan Islam


Bagi Umat Islam, khususnya Muhammadiyah, ideology hanyalah salah satu aspek kehidupan yang jika ingin dikembangkan merupakan bagian dari pilar sistem muslim, yang tumbuh bersama pilarpilar lainnya seperti akhlak, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Dibalik kelemahannya, ideologi sebenarnya memiliki fungsi dan kekuatan tertentu. Ideologi bagai para pengikutnya berfungsi sebagai perekat solidaritas kolektif, merasionalisasikan dan melegitimasikan tindakan, memproyeksikan masa depan dengan strategi dan teori yang dianut, memobilisasi massa dan pencapaian cita-cita berdasarkan paham yang dianut. Dalam konteks Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem pemikiran dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan umat menuju terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya melalui sistem gerakan yang bernama Persyarikatan. Dalam Muhammadiyah ideologi dapat ditempatkan sebagai salahsatu dimensi dari sistem gerakan, bukan merupakan sistem paham tersendiri, sehingga lebih merupakan dimensi ideologis dalam sistem gerakan Muhammadiyah. Bahkan konsep organisasipun dalam Muhammadiyah semata-mata instrumen administratif dan birokrasi, tetapi mengandung muatan-muatan nilai dan norma Islami, sehingga lebih bercorak Organisasi Gerakan Islam. Dalam konteks gerakan Islam, Muhammadiyah hingga batas tertentu juga dapat dikatakan sebagai ideologi gerakan islam karena faktor-faktor sebagai berikut : 1. Alam pikiran Muhammadiyah telah meluas dan diadopsi oleh masyarakat umum khusunya kalangan kaum muslimin, sehingga menjadi harakah (gerakan) tersendiri yang membedakan dengan gerakan lain. 2. Muhammadiyah telahmemiliki doktrin-doktrin gerakan sebagaimana tercantum dalam seluruh pemikiran formalnya seperti Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khitah

Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. 3. Muhammadiyah selain merupakan alam pikiran juga telah tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang mapan sehingga menjadi sebuah sistem gerakan yang terorganisasi untuk mencapai cita-cita sosial yang diidam-idamkan. 4. Muhammadiyah telah dianut oleh sejumlah besar umat sehingga memiliki kader dan massa yang kohesif sebagai komponen gerakannya. 5. Muhammadiyah memiliki cita-cita sosial untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, yakni masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT.

B. Muhammadiyah Sebagai Ideologi Tajdid Dimensi ideologis dari Muhammadiyah selain memiliki persentuhan pada sistem ideologi ISlam sebagai komponen dari upaya membangun mesyarakat Islam, yang paling menonjol sebenarnya pada dimensi ideologi tajdid. Jadi, apabila ingin dikatakan sebagai ideologi, Muhammadiyah secara substansial atau misi kerisalahannya sebenarnya lebih tepat dikatakan menganut ideologi tajdid dalam Islam. Hal penting yang harus dipelihara ialah tumbuhya semangat tajdid yang tidak

boleh padam, sebagaimana watak dasar kelahiran Muhammadiyah.semangat tajdid itu tentu terkait pula dengan upaya peneguhan, karena unat memang memerlukan dua hal penting itu. Umat maupub Islam sebagai agama memang senantiasa memiliki dimensi gerak untuk perubahan dan kepastian untuk bertindak.
Karena itu bagi Muhammadiyah, maka panggilan dawah Islam yang kaffah dan aktual tersebut harus dilembagakan dalam sistem gerakannya, sehingga mampu mewujudkan Khairu Ummah sebagaimana yang dicita-citakan. Dalam konteks pencapaian gerakan semacam itulah maka pentingnya dimensi ideologis dalam gerakan Muhammadiyah, yang diproyeksikan dalam konteks mengemban misi dawah Islam yang kaffah dan transformasional ditengah kehidupan modern yang sarat tantangan. Ideologi atau keyakinan hidup Muhammadiyah yang dirumuskan oleh Seksi Tajdid tersebut mencakup tiga aspek fundamental yaitu pandangan hidup, tujuan hidup dn ajaran serta cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandnagan hidup dalam mencapai tujuan hidup tersebut.

KESIMPULAN Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat umat yang didirikan dan dirintis oleh KH Ahmad Dahlan untuk kepentingan menjunjung tinggi dan menegakkan Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, karena itu menjadi tanggung jawab seluruh warga dan lebih-lebih pimpinan Muhammadiyah diberbagi tingkatan dan bagian untuk benarbenar menjadikan organisasi/persyarikakan ini sebagai gerakan dakwah Islam yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai landasan didalam melakukan gerakan dawah organisasi/persyarikatan adalah Al Quran dan As Sunah Nabi serta AD dan ART organisasi. Muhammadiyah sebagai gerakan yang memiliki ajaran Islam yang komprehensif, sistem organisai yang kuat dan luas (jamaah, jamiah dan imamah) dan pengaruh yang cukup besar di masyarakat, merupakan kekuatan ideologis yang diperhitungkan. Muhammadiyah secara tidak langsung telah tumbuh menjadi ideologi gerakan islam yang mapan di Indonesia. Dalam sejumlah hal Muhammadiyah bersifat ideologis, yakni sebagai sistem paham untuk mengubah kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakini dan difahami. Sejauh Muhammadiyah dengan sistem gerakannya itu tetap bersikap tajdid, berkualitas dan selalu berdakwah untuk melahirkan rahmatan lilalamin rahmat bagi semesta alam yang berdasarkan ajaran Islam yang bersumber pada Al Quran dan Sunah Nabi, maka keberadaannya akan tetap menjadi kekuatan ISlam yang bermakna bagi umat, masyarakat, bangsa dan duniakemanusiaan. Hal yang paling penting dilakukan bahwa pemikiran ideologis atau aspek ideologi di tubuh Muhammadiyah tetap diposisikan secara wajar terutama sebagai bingkai pengukuh solidaritas kolektif dan kekuatan potensial untuk mengerakkan umat secara terorganisasi rapih dalam satu sistem perjuangan yang kokoh menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebar-benarnya sebagimana tujuan Muhammadiyah.

Misi Pendidikan Muhammadiyah


Pendidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah merupakan salah satu dari bentuk dan jenis Amal Usaha Persyarikatan, yang struktur kelembagaannya bersifat formal, berjenjang dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Adapun bentuk, jenis, dan tingkat pendidikan Muhammadiyah itu pada hakikatnya merupakan perwujudan dari pengem-bangan misi Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan, yang terkait secara substansial dengan pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah sebagaimana menjadi paham agama dalam Muhammadi-yah, maupun secara kesejahteraan terkait pula dengan gagasan-gagasan dasar K.H. Ahmad Dahlan dalam merintis dan membangun pendidikan Muhammadiyah. Pendidikan Muhammadiyah memiliki keterkaitan dengan kepriha-tinan pendiri Muhammadiyah yang berkaitan dengan (1) ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bahkan tercampur dengan praktik-praktik syirik, bidah, dan khurafat; (2) lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak lagi dapat memenuhi tuntutan jaman akibat dari pengaruh luar; dan, (3) keadaan umat Islam yang sangat menyedihkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, sebagai akibat dari penjajahan. Sehingga Muhammadiyah memiliki komitmen untuk (1) mengembalikan amal dan perjuangan umat Islam pada sumber Al-Quran dan Hadits yang shahih, serta bersih dari syirik, bidah, dan khurafat; (2) menafsirkan ajaran-ajaran Islam dengan alam pikiran modern; (3) mempengaruhi sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan kehendak dan kemajukan zaman; dan, (4) membebaskan umat dari ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatifisme, sikap taklid, dan formalisme yang membelenggu kehidupan umat (Wahid, dalam Rais 1985:13) K.H. Ahmad Dahlan merintis usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern yang kemudian menjadi alam pikiran umat Islam di belakang hari, karena melihat dualisme pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada masa kolonial. Di satu fihak terdapat sistem pendidikan pondok pesantren di lingkungan umat Islam yang tradisional dan terisolasi dari perkembangan jaman, di pihak lain terdapat sistem pendidikan Barat yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda yang sekuler yang sejak tahun 1817 melarang agama diajarkan di sekolah-sekolah pemerintah kolonial. Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah perlu mengembangkan pendidikan Islam yang dapat melahirkan (1) manusia yang alim dalam ilmu agama, (2) yang berpandangan luas, dengan memiliki ilmu pengetahuan umum, dan (3) siap berjuang mengabdi untuk kegiatan Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai keutamaan pada masyarakat (Rosyidi, 1984:49). Sejak itu terus dikembangkan pendidikan Muhammadi-yah, dan secara konsepsional pada tahun 1975 dirumuskan tujuan pendi-dikan Muhammadiyah sebagai berikut: (1) terwujudnya pada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dan (2) mema-jukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk pembangunan masyarakat dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah tersebut kemudian disempurnakan rumusan redaksionalnya yang disesuaikan dengan adanya perubahan rumusan tujuan Muhammadiyah pada tahun 1985.

Perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah


Muhammadiyah disebut sebagai gerakan Islam modernis (tajdid, pembaharu) karena, di antaranya, berhasil mempelopori dan mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang bersifat transformatif. Dengan pemahaman yang mendalam atas Al Quran Surat Ali Imran ayat 104, K.H. Ahmad Dahlan menggerakan dakwah Islam organisasi Modern Muhammadiyah. Pemahaman atas Surat Al-Maun, K.H. Ahmad Dahlan menggerakan murid-muridnya untuk memberdayakan anak yatim dan fakir miskin, dan tahun 1918 membentuk Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem yang kemudian tahun

1922 menjadi Penoeloeng Kesejahteraan Oemat dan saat ini menjadi Pembina Kesejahteraan Umat (PKU). K.H. Ahmad Dahlan juga merintis pembentukan Hizbul Wathan, barisan kepanduan Muhammadiyah. Kemudian mempelopori gerakan kaum wanita melalui perkumpulan Sapatresna yang kemudian menjadi gerakan Aisyiyah. Pembentukan kegiatan-kegiatan dan kelompok-kelompok pengajian yang di belakang hari menjadi Cabang-Cabang Muhammadiyah di luar wilayah Yogyakarta. Sedangkan dalam bidang pendidikan, K.H. Ahmad Dahlan merupakan pelopor pembaharu pendidikan Islam, yang belakang hari diikuti oleh seluruh kelompok Islam dalam mendirikan lembaga-lembaga pendidik-an umum beridentitas atau bercorak Islam. Gerakan keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam perkembangan sejarahnya bersifat transformatif. Artinya, berdasarkan paham yang mendalam dan wawasan yang luas, Muhammadiyah sebagaimana dipelopori pendirinya K.H. Ahmad Dahlan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam itu untuk melakukan pemberdayaan dan pembebasan yang bersifat praktis emansipatoris dalam kehidupan umat Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Gerakan yang demikian.kemudian dikembangkan dan dilembagakan dengan istilah Amal Usaha Muhammadiyah. Amal Usaha Muhammadiyah dibangun di atas doktrin pencerahan umat, bekerjasama dengan semua fihak untuk mening-katkan kualitas hidup, dan tidak terjebak pada kegiatan politik praktis sehingga gerakan dakwah Muhammadiyah semakin mekar ke berbagai lingkungan secara meluas. Semangat dakwah melalui Amal Usaha seperti itu perlu terus dipelihara dan dikembangkan oleh para penyelenggara dan pe-laksana Amal Usaha Muhammadiyah saat ini. Dalam perkembangan berikutnya, Muhammadiyah sampai saat ini memiliki Usaha yang terdaftar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini: sejumlah Amal

Tabel: Amal Usaha Muhammadiyah Jenis dan Jumlah Amal Usaha Pendidikan SLTP SMU 1511 802 Sosial Ponpes 50 PT 119 222 Kesehatan 273

SLB 9

SD 2445

Sumber: Humas & Dokumentasi Sekretriat PP Muhammadiyah, Agustus 1998


Data jumlah Amal Usaha Muhammadiyah tersebut berdasarkan data yang masuk ke sekretariat PP Muhammadiyah dan belum termasuk data tentang Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Atfal yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Data tentang lembaga ekonomi juga masih belum terdaftar, sehingga tidak tersaji dalam tabel di atas. Kegiatan Amal Usaha Muhammadiyah maupun kegiatan persyarikatan secara umum dipimpin oleh Pimpinan Persyarikatan yang berjenjang dari tingkat Pusat kemudian Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting dengan dukungan Organisasi Otonom Muhammadiyah, yaitu Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah serta Majelis, Badan, Lembaga yang menjadi badan pembantu Pimpinan Persyarikatan. Pimpinan Persyarikatan di bawah Pimpinan Pusat itu tersebar di 26 Propinsi, 271 Daerah, 2289 Cabang, dan 3845 Ranting (data tahun 1998). Jumlah Amal Usaha Muhammadiyah dan Organisasi Muhammadi-yah tersebut menggambarkan perhatian dan kesungguhan Muhammadiyah untuk memberikan sumbangan yang nyata bagi pencerahan

kehidupan umat dan bangsa, sebagai wujud dari gerakan dakwah Islam yang dilaksanakan-nya di negeri itu.

You might also like