You are on page 1of 15

JANTUNG

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.

Sesuai dengan etimologis, jantung pada dunia medis memiliki istilah cardio / kardio. Ialah berasal dari bahasa latin, cor. Dimana cor dalam bahasa latin memiliki arti : sebuah rongga. Sebagaimana bentuk dari jantung yang memiliki rongga berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah dalam kontraksi berirama yang berulang dan berkonsistensi. Sehingga dalam kedokteran istilah kardiak memiliki makna sgala sesuatu yang berhubungan dengan jantung. Dalam bahasa Yunani, cardia sendiri digunakan untuk istilah jantung.

Jantung manusia terletak di sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru, terlindungi oleh tulang rusuk. Pada bagian luar terdiri dari otot-otot yang saling berkontraksi. Otot-otot inilah yang berperan penting dalam memompa darah melalui pembuluh arteri. Sebuah jantung memiliki 4 buah ruang berongga.. Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum. Pada bagian kanan dan kiri terbagi lagi menjadi 2 bilik. Rongga bilik sebelah atas disebut dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventricle yang memiliki peran dalam memompa darah menuju arteri.

Jantung manusia berbentuk seperti kerucut. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 89 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan pemiliknya. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Jantung juga merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.

Ruang Ruang Jantung Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik) 1. Atrium Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

2. Ventrikel Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Katup Katup Jantung

1. Katup atrioventrikuler Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan

dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dariatrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.

2. Katup Semilunar Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.

Fungsi dasar jantung adalah memompa darah merah yang kaya akan oksigen dan nutrisi melalui pembuluh besar ke seluruh tubuh. Ketika oksigen telah diserap oleh jaringan, pembuluh vena membawa balik darah yang berwarna biru dan mengandung sedikit sekali oksigen ke jantung. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep

yang melengkapinya. Untuk bisa mencapai seluruh otot dan organ tubuh yang berbeda-beda, darah harus dipompa dengan tekanan yang berbeda-beda. Dan untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf. Oleh karena itu otot jantung menuntut suplai darah yang sangat baik, dan ini disediakan oleh arteri koroner dan cabang-cabangnya.

PEMBULUH DARAH KORONER

Arteri koroner adalah pembuluh darah yang istimewa yang menjalar dipermukaan jantung. Mereka menyediakan darah yang kaya akan nutrisi kepada otot jantung yang bekerja keras. Penyempitan atau penghambatan pada arteri-arteri ini akan menyebabkan serangan jantung dan penyakit arteri koroner. Sirkulasi yang memperdarahi dinding Jantung 1. Arteri koroner kanan dan kiri merupakan cabang aorta tepat diatas katup semilunar aorta Arteri koroner kanan Cabang aorta tepat diatas katup semlunar aorta, diatas sulkus koroner. Cabang utama : o A. interventricular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dindin ventrikel. o A. marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan. Arteri koroner kiri Cabang utama : o A. interventricular anterior yang mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel kanan dan kiri. o A. sirkumflexa mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Yang nantinya dibagian posterior akan beranastomosis dengan A. koroner kanan. 2. Vena jantung mengalirkan darah dari miokardium ke sinus koroner, yang kemudian bermuara di atrium kanan. 3. Darah mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot-otot jantung berelaksasi karena arteri koroner juga tertekan pada saat kontraksi berlangsung.

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner (PJK) dilaporkan sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia, terutama di negara-negara maju. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa di Amerika. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat:

1,5 juta orang mengalami serangan jantung. 478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. 407000 orang mengalami operasi peralihan. 300000 orang menjalani angioplasti.

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.

Di Indonesia, pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 penyakit jantung dan pembuluh darah menempati urutan ke 8 dalam daftar penyakit-penyakit di Indonesia dan merupakan penyebab kematian no 3. Selanjutnya pada SKRT 1992 dinyatakan sebagai penyebab kematian no 1. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1992 persentase penderita PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 26,4%. Penyakit ini seringkali menyebabkan kematian mendadak tanpa adanya gejala yang mendahuluinya. Untuk mengantisipasinya kita perlu melakukan upaya-upaya pencegahan.

PJK adalah penyakit jantung dimana gangguannya terletak pada pembuluh darah koroner. Kelainannya berupa proses perkapuran (aterosklerosis) dalam berbagai tingkat mulai dari penyempitan ringan sampai suatu saat terjadilah penyumbatan total dari dinding pembuluh darah. Penderita biasanya mengeluh nyeri dada sebelah kiri seperti rasa tertekan. Kadangkala nyeri menjalar ke lengan kiri ataupun ke dagu.

Untuk berkembangnya proses aterosklerosis perlu didukung oleh adanya faktor resiko. Faktor resiko terjadinya PJK dibedakan atas dua yakni faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor resiko yang dapat dikendalikan. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan adalah umur,

jenis kelamin dan riwayat penyakit jantung keluarga. Umur masih merupakan prediktor kuat terjadinya PJK meski belum jelas kerentanan terhadap aterosklerosis dengan bertambahnya umur. Laki-laki lebih beresiko daripada wanita, karena diduga wanita dilindungi oleh hormon estrogen.

SERANGAN JANTUNG Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya nadi koroner atau akibar pergumpalan darah - thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina ataucoronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen.Otot yang mati ini disebut infark.

Gejala Serangan Jantung Gejala-gejala ini untuk setiap orang bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan. Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami - rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa

mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih para yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan. Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:

Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasilmetabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremasremas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).

Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).

Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.

Palpitasi (jantung berdebar-debar) Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.

Tanda-tanda Peringatan Dini Bagaimanapun, salah sekali pendapat bahwa sebuah serangan jantung datang seperti petir di siang bolong. Serangan jantung adalah puncak bencana dari sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama, yang sering melibatkan kejutan-kejutan emosional, kekacauan fisiologis dan kelelahan mental. Tanda-tanda peringatan dini begitu subyektif dan begitu tersamar, sehingga bahkan dokter yang terlatih untuk mengukur segala sesuatu secara obyektif masih bisa mengabaikannya.

FAKTOR RISIKO

Yang termasuk faktor resiko yang dapat dikendalikan adalah merokok, hipertensi, dislipidemia (gangguan kadar lemak darah), kencing manis, kegemukan serta kurang olah raga. Stres dan pola perilaku type A (type ambisius, emosional) juga termasuk dalam kategori ini. Penderita dengan pola perilaku type A 2,5 kali lebih mudah terkena PJK daripada type B (santai, tenang).

Faktor-faktor resiko seperti kegemukan, kencing manis, hipertensi, hiperkolesterol dan merokok mempunyai hubungan erat dengan aspek perilaku. Situasi stres dapat meningkatkan kolesterol secara bermakna yaitu peningkatan kolesterol LDL dan penurunan kolesterol HDL yang merupakan kolesterol baik. Stres dapat mengganggu pengontrolan gula darah pada penderita kencing manis akibat peningkatan hormon kortisol dan epinefrin. Penelitian epidemiologis melaporkan bahwa kelompok yang mengalami stres dalam pekerjaan serta lingkungan mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengalaminya. Kebiasaan merokok mempunyai dampak yang nyata karena asap rokok mengandung tar, CO, nikotin yang secara langsung menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Bahaya Merokok Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan baik bagi perokok maupun orang di sekitar perokok (perokok pasif). Pada asap rokok terdapat ratusan bahan beracun. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apa yang ada pada asap rokok dan bahayanya bagi kesehatan. Bahaya tersebut beberapa diantaranya adalah akibat rokok terhadap paru-paru dan jantung. Selain itu juga tidak bisa dikesampingkan bahayanya terhadap otak, lambung, ginjal dan masih banyak lagi organ tubuh lainnya. Angka merokok aktif di Indonesia mencapai 75% atau 141 juta orang, dan 60% nya adalah orang berkategori miskin.

Salah satu gas yang berbahaya dari asap rokok yaitu gas karbon monoksida sekitar 3-5%. Gas ini jika dihisap masuk ke dalam paru-paru akan segera masuk ke dalam darah darah dan kemudian berikatan dengan sel darah merah (eritrosit). Eritrosit yang telah berikatan dengan gas ini akan

lebih sulit untuk mengikat oksigen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dan tentu saja, tubuh akan lebih kekurangan oksigen karena gas karbon monoksida ini.

Bahaya bagi paru-paru dan saluran pernafasan Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paruparu. Pada saluran napas besar (atas) terjadi perubahan struktur dan bentuk sel lapisannya dan juga dikeluarkannya lebih banyak cairan lendir atau mucus. Pada saluran napas kecil (bawah) terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (bagian akhir saluran nafas). Jika hal ini berlanjut akan mengakibatkan kanker.

Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Partikel asap rokok seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogenik (bahan pemicu timbulnya kanker). Kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering dibandingkan dengan bukan perokok.

Bahaya bagi jantung dan pembuluh darah Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7% (peringkat ketiga) menjadi 16% (peringkat pertama).

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi terhadap tercetusnya penyakit jantung koroner.

Gangguan pada jantung disebabkan oleh rusak atau terganggunya pambuluh darah yang menyediakan darah bagi jantung. Gangguan ini mengakibatkan penyumbatan akibat penggumpalan komponen darah di dinding pembuluh darah. Penyumbatan ini dapat mengakibatkan hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit akibat penyumbatan pembulah darah perifer yang bias menyebabkan kaki diamputasi.

Bahaya bagi organ tubuh lainnya Rokok dapat mengakibatkan gangguan pada lambung. Pada keadaan normal lambung dapat bertahan terhadap keasaman cairan lambung karena beberapa zat tertentu. Nikotin dapat mengacaukan zat tertentu terutama bikarbonat yang membantu menurunkan derajat keasaman. Kebiasaan merokok dapat memperparah penyakit lambung yang sudah ada misalnya gastritis dan tukak lambung-duodenum.

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

Selain yang telah disebutkan diatas merokok juga dapat mengakibatkan kemandulan baik bagi pria maupun wanita, impotensi bagi pria, gangguan pada janin ibu hamil dan juga bisa memicu timbulnya serangan asma.

Bahaya Perokok Pasif Perokok pasif yaitu orang yang berada di sekitar orang yang merokok ikut mendapatkan dampak buruk dari asap rokok. Perokok pasif menghisap asap rokok yang keluar dari ujung batang rokok. Resiko penyakit yang ditimbulkan tidak kalah besar dari seorang yang merokok. Bahkan perokok pasif mendapat bahaya yang lebih besar karena asap yang dihisap dikeluarkan terus dari ujung batang rokok. Oleh karena itu adalah wajar jika ada orang yang terganggu dan melarang

orang lain merokok disebelahnya karena orang tersebut mempunyai hak penuh untuk hidup sehat.

Faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner Memasuki usia 45 tahun bagi pria. Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung. Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi). Wanita mulai menyusul pria dalam hal risiko penyakit jantung setelah mengalami menopause. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Riwayat serangan jantung didalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal. Diabetes. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantungmereka. Merokok. Resiko penyakit jantung drai merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan - jadi tidak mungkin menyamakan keduanya. Tekanan darah tinggi (hipertensi). Kegemukan (obesitas). Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki risiko penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah lebihlebih lagi. Gaya hidup buruk. Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung - dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil. Stress.

Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang membahayakan jiwa.

Upaya Pencegahan

Usaha pencegahan terhadap PJK tentunya dengan mengendalikan faktor-faktor resiko diatas. Tindakan pencegahan dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari pencegahan primer , sekunder, dan tertier.

Pencegahan primer adalah upaya mencegah PJK sejak dini sebelum terlihat adanya penyakit. Kegiatan terutama diarahkan pada usaha promotif seperti kampanye anti rokok dan menganjurkan kebiasaan melakukan olah raga kepada masyarakat. Mendidik masyarakat tentang pola makan sehat juga merupakan pencegahan primer. Dengan cara menganjurkan mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah kolesterol.

Yang perlu ditekankan disini adalah makanan tempe yang merupakan masih dianggap sebagai makanan rendahan oleh sebagian masyarakat. Tempe memiliki kandungan protein, asam lemak tak jenuh dan serat yang tinggi. Menurut penelitian Brata Arbai (Surabaya), tempe dikatakan mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL serta dapat meningkatkan kolesterol HDL. Juga tempe secara tidak langsung mempunyai efek anti aterogenik atau dengan kata lain mampu mencegah timbulnya PJK.

Pencegahan sekunder dimaksudkan untuk mencegah serangan ulangan pada orang yang sudah pernah terkena PJK. Jadi, penderita diharapkan melakukan pola gaya hidup sehat dengan menghentikan kebiasaan merokok, mematuhi petunjuk olahraga, mengatur pola makan sehat serta mengendalikan penyakit yang dimilikinya seperti hipertensi, kencing manis dan kegemukan. Dewasa ini sudah banyak berdiri klub-klub jantung sehat bagi penderita penyakit jantung maupun untuk masyarakat umum, yang kegiatannya melakukan senam jantung untuk kesehatan jantungnya.

Pencegahan tertier merupakan program rehabilitasi guna meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah kecacatan lebih lanjut.

10 Anggapan yang salah mengenai penyakit jantung, yaitu : 1. Penyakit jantung hanya terjadi pada orang gemuk saja 2. Penyakit jantung tidak bisa pada anak atau orang muda 3. Wanita terbebas dari penyakit jantung 4. Penyakit jantung hanya satu macam 5. Jantungnya sehat, tak mungkin bisa sakit jantung 6. Tidak ada hubungan dengan serangan stroke 7. Penyakit jantung merupakan penyakit keturunan 8. Penyakit jantung tidak dapat dicegah 9. Terkena penyakit jantung sebab sering dikagetkan 10. Penyakit jantung muncul sebab sering mengonsumsi menu jantung pisang

REMAJA DAN ROKOK Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Penyebab Remaja Merokok 1. Pengaruh orangtua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). 2. Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991) 3. Faktor Kepribadian. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999). 4. Pengaruh Iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

You might also like