You are on page 1of 5

Manajemen Produksi dan Operasi

Kelemahan Industri Indonesia

Disusun oleh:

Angga Yudha Pradhana ( 09.41010.0280 ) Leza Risti Navyca ( 09.41010.0284 ) Ikhsan Pratama Wahyudi ( 09.41010.0288 ) Arif Atoillah ( 10.41010.0103 ) Arie Winardi ( 10.40101.0166 )

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2011

Pendahuluan Tidak dapat dipungkiri, keadaan industri Indonesia sedang mengalami penurunan. Hal ini mengancam Indonesia akan mengalami deindustrialisasi atau proses menurunnya kinerja industri manufaktur. Sebab, industri manufaktur dalam beberapa tahun terakhir selalu tumbuh di bawah perekonomian nasional. Menurut ekonom senior Mirza Adityaswara yang dikutip oleh

vivanews.com, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar enam persen, sedangkan sektor manufaktur hanya 4,5 persen. Ketika perekonomian jatuh dengan pertumbuhan 4,5 persen, manufaktur hanya tumbuh dua persen. Jika dibiarkan maka akan terjadi deindustrialisasi. Saat ini, menurut Mirza, fenomena yang terjadi adalah orang beralih ke industri komoditas. Namun, industri komoditas yang dituju adalah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara, dan nikel yang tidak diolah. Semestinya yang harus dilakukan adalah mengolah komoditas tersebut, sehingga dapat menjadi industri manufaktur. Mirza menilai, saat ini Indonesia justru kembali ke zaman komoditas primer. Padahal, semestinya Indonesia sudah masuk ke industri manufaktur. Kenyataannya yang terjadi, saat ini industri justru tumbuh di bawah pertumbuhan perekonomian nasional, tuturnya. Untuk itu, Mirza mengimbau agar terjadi keseimbangan antara

pertumbuhan industri manufaktur dengan ekonomi nasional. Jadi, perlu

adanya kompetisi. Kompetisi itu antara lain dalam hal teknologi, pengetahuan pasar, dan tenaga kerjanya. Data-data Berdasarkan data yang diperoleh Depperin (Departemen Perindustrian) tahun 2009-2010: Industri makanan, minuman dan tembakau menembus pertumbuhan tertinggi dengan angka 13,31 persen. Meski krisis global, industri tersebut akan tetap tumbuh positif dan bertahan hingga lima tahun ke depan. Sektor otomotif juga menyumbangkan sekitar 29 persen terhadap total pertumbuhan industri tahun ini berada di bawah sektor makanan dan minuman (mamin) 32 persen. Industri kertas dan barang cetakan (4,53 persen), industri pupuk kimia dan barang dari karet (1,15 persen). Namun industri logam dasar, besi dan baja mengalami penurunan terparah dengan nilai minus 7,19 persen. Diharapkan lima tahun ke depan akan terjadi pergeseran penyebaran industri ke luar pulau Jawa menjadi 65 persen pada tahun 2014. Alasan mengapa manufaktur di Indonesia masih lemah Dari struktur organisasi, kegiatan berproduksi dalam industri

manufaktur masih di-namakan Direktur Produksi, yang menyebabkan banyaknya keputusan yang tertunda karena decision flow menjadi terhambat dan ada terlalu banyak birokrasi dalam suatu organisasi. Terganggunya prinsip Good Corporate Governance. Ditinjau dari sisi hukum, di Indo-nesia terdapat peristiwa pemilihan dan penobatan Chief Axecutive Officer (CEO) terbaik. Padahal apabila kita mengkaji Undangundang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-

undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, kita tidak akan menemukan istilah Officer. Masalah Biaya dan Pendanaan tidak sebanding karena ada banyaknya biaya variable. Tidak siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri manufaktur. Belum adanya pemimpin yang mampu mengatasi konflik-konflik antar fungsi-fungsi manajemen dan yang mampu menyelaraskan visi, misi, tujuan strategi perusahaan. Masalah Change Management. Sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya untuk menyehatkan BUMN, namun belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

Sumber: Hutabarat, Ronald M. (2010). Permasalahan yang Dihadapi Perusahaan Industri Manufaktur Pada BUMN. Diakses tanggal 28 Februari 2011 pukul 14.20 di http://anakkebo.wordpress.com/2010/03/23/permasalahanyang-dihadapi-perusahaan-industri-manufaktur-pada-bumn/ Wibowo, Tri Arianto & Triyanti, Ajeng Mustika. (2010). Industri Manufaktur Indonesia Tertinggal?. Diakses tanggal 28 Februari 2011 pukul 12.32 di http://bisnis.vivanews.com/news/read/195541-industrimanufaktur-indonesia-tertinggal Kalsum, di Umi & Rini, Elly Setyo. (2009). Pertumbuhan Industri

Ditargetkan Capai 8,95%. Diakses tanggal 28 Februari 2011 pukul 17.54 http://bisnis.vivanews.com/news/read/108773pertumbuhan_industri_ditargetkan_capai_8_95_

AGK. (2010). Industri Manufaktur Otomotif Indonesia Bergairah. Diakses tanggal 1 Maret 2011 pukul 09.23 di http://otomotif.kompas.com/read/2010/03/10/08422113/Industri.Manufa ktur.Otomotif.Indonesia.Bergairah

You might also like