You are on page 1of 4

PAPER PENGAMATAN SEA LEVEL RISE MENGGUNAKAN SATELIT ALTIMETRI

Oleh : Sabri Fathoni Hardi 15108003 Ferdie Misnadi 15108005 Irwan Abdul Rohman 15108007 Oma Rudin 15108010 Samuel 15108061 M. Legi Prayoga 15108083 A.R Wasil 15108081

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Abstrak
Saat ini perubahan kedudukan muka laut global merupakan salah satu isu hangat dunia dalam studi perubahan iklim global. Akibat dari pemanasan global, dimana es di kutub utara mencair, sehingga menyebabkan kedudukan muka laut akan naik. Karena kemungkinan dampak yang diakibatkan akan buruk, maka diperlukan pengamatan kenaikan muka laut secara kontinu di seluruh belahan dunia. Dengan berkembangnya era satelit saat ini, maka pengamatan secara kontinu dapat dilakukan. Satelit yang digunakan adalah satelit Altimetri (Topex-Posseidon, ERS1, ERS 2, dll), satelit tersebut berfungsi untuk memantau kenaikan muka laut di seluruh belahan dunia.

Pendahuluan
Sea level Rise adalah kenaikan muka laut yang disebabkan karena es di kutub utara mencair akibat pemanasan global. Kenaikan muka laut dipercepat oleh aktifitas manusia itu sendiri, seperti menggunakan bahan bakar fosil, efek dari rumah kaca, penggunaan AC, dll. Perubahan kenaikan muka laut diestimasi dari pengukuran di stasiun pasut. Dalam hal tersta tersebut hanya akurat untuk memprediksi perubahan kedudukan muka laut di perairan dekat pantai. Selain itu kedudukan tide gauge tidak terikat terhadap suatu referensi tertentu sehingga perlu disertai dengan GPS agar mengacu terhadap permukaan ellipsoid. Dengan semakin berkembangnya era satelit saat ini, khususnya satelit Altimetri (Topex Possesido, ERS1, ERS2, dll) maka pemantauan kedudukan muka laut secara global dapat dilakukan dengan mudah dan akurat.

Prinsip Pengukuran Sea Level Rise Dengan Satelit Altimetri


Satelit altimetri memiliki pemancar pulsa radar (transmitter), penerima pulsa radar yang sensitif (reciver), serta jam berakurasi tinggi. Altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pusa-pulsa gelombang elektromagnetik ke permukaan laut, kemudian pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut dengan cara mengukur ketinggian satelit diatas permukaan laut (a) dengan menggunakan waktu tempuh (Dt) dari pulsa radar yang dikirimkan ke permukaan laut dan dipantulkan balik ke satelit.

a ! c.(t / 2
Untuk mengeliminasi efek dari gelombang serta gerakan muka laut berfrekuensi tinggi lainnya, jarak ukuran adalah jarak rata-rata dalam daerah footprint. Data satelit altimetri pada wilayah pesisir sangat buruk, karena terdapat pantulan yang tidak seragam, yaitu pantulan dari pantai, sehingga data yang di dapat bukanlah muka air laut tetapi daratan. Dari data rekaman waktu tempuh sinyal, serta amplitudo dan bentuk muka sinyal setelah dipantulkan oleh permukaan laut, beberapa karakteristik muka laut dapat diestimasi, yaitu : Dari data waktu tempuh sinyal : y y y y Topografi muka laut Topografi es Posisi vertikal permukaan laut Undulasi geoid

Dari data bentuk dan struktur muka gelobang pantul : y y y y Kemiringan lapisan es Informasi termoklin Tinggi gelombang Panjang gelombang dominan

Dari data amplitudo gelombang pantul y y Batas laut / es Kecepatan angin permukaan sepanjang ground-track satelit

Dampak Sea Level Rise di Indonesia


Kenaikan permukaan laut global saat ini meningkat sekitar 2 mm per tahun (1-3 mm / tahun di pesisir wilayah Asia) dan diproyeksikan akan mempercepat laju sekitar 5 mm per tahun pada abad mendatang (Cruz et al, 2007). Perubahan tersebut akan menimbulkan kerugian yang signifikan pada garis pantai di Indonesia dan ribuan pulau serta sumber daya di laut seperti terumbu karang, perikanan, mangrove, dll. Selain itu, lebih dari satu juta orang sepanjang pantai Selatan dan Asia Tenggara kemungkinan akan mengalami gangguan banjir rob karena permukaan laut naik, yang akan mempengaruhi industri akuakultur seperti ikan, dan udang, serta infrastruktur di wilayah tersebut (Cruz et al, 2007.). Sekitar 60% dari seluruh rakyat Indonesia hidup di daerah pesisir dan dataran rendah pesisir kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya. Kenaikan permukaan laut bila dikombinasikan dengan penurunan muka tanah yang sedang diamati di Teluk Jakarta akan menghasilkan dampak yang buruk pada insfrastruktur di wilayah tersebut.

Kesimpulan
Dengan bantuan Satelit Altimetri, pemantauan kondisi muka laut global lebih cepat dan mudah serta akurat. Tetapi kekurangan dari satelit altimetry adalah data satelit altmetri di wilayah pesisir masih sangat buruk, padahal wilayah yang paling dahulu terkena dampak kenaikan muka air laut global adalah wilayah pesisir pantai.

You might also like