You are on page 1of 11

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

ANALISIS ZEOLIT UNTUK PEMUNGUTAN ISOTOP CESIUM DAN URANIUM Sub Judul : KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA DAN LAMPUNG

Aslina Br.Ginting, Noviarty, Sutri, Yanlinastuty, Dian A, Arif Nugroho

ABSTRAK ANALISIS ZEOLIT UNTUK PEMUNGUTAN ISOTOP CESIUM DAN URANIUM. Telah dilakukakan karakterisasi komposisi kimia, luas permukaan , jari-jari pori , daya serap (adsorption) dan sifat termal zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung. Tujuan karakterisasi tersebut untuk memahami karakter ketiga zeolit sesampai selanjutnya dapat dipahami seberapa besar kemampuan zeolit dapat digunakan sebagai penukar ion cesium dan uranium. Perbedaan jenis zeolit diduga akan menghasilkan karakter berbeda yang mempunyai korelasi terhadap kegunaannya sebagai penukar ion cesium dan uranium. Hasil analisis menunjukkan bahwa zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung mengandung unsur kimia Al, Si, P, K, Ca, Ti Fe dan S. Dari analisis luas permukaan 2 diketahui bahwa zeolit Lampung mempuyai luas permukaan 10.047754 m , jari - jari pori 16.065319 dan adsorption 24.500 cc/g lebih besar dibanding zeolit Tasikmalaya sebesar 2 6,331928 m , jari - jari pori 16,235009 dan adsorption 13.250 cc/g dan Bayah sebesar 2 8,352769 m , 16,235009 , 13.250 cc/g. Sedangkan dari karakterisasi sifat termal diketahui bahwa ketiga zeolit tersebut mengalami pengurangan berat sebesar 5,93% sampai 8,33% yang menyebabkan terjadinya perubahan fasa baru yang ditunjukkan oleh reaksi o o o o endotermik pada temperatur 150 C sampai 600 C dan 850 C sampai1000 C. Ketiga zeolit o tersebut mengalami penurunan kapasitas panas sampai temperatur 199,96 C tetapi diatas o o temperatur 216,66 C mengalami kenaikan kapasitas panas sampai temperatur 437,78 C. Dari hasil analisis ini diketahui bahwa perbedaan jenis zeolit tidak memberikan komposisi kimia dan karakter termal yang signifikan yang dibuktikan dengan analisis uji F, namun sangat jelas terlihat perbedaan hasil analisis jari-jari pori, volume pori dan besar adsorption ketiga zeolit tersebut. Hasil karakterisasi ini diharapkan sebagai langkah awal untuk mengetahui karakter ketiga zeolit untuk digunakan sebagai penukar ion cesium dan uranium yang akan dilakukan pada penelitian selanjutnya.

PENDAHULUAN Zeolit adalah kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi. Kerangka dasar sturuktur zeolit terdiri dari unit tetrahedral AlO2 dan SiO2 yang saling berhubungan melalui atom O, sesampai zeolit mempunyai rumus empiris sebagai n+ n+ berikut x/n M [(AlO2)x (SiO2)y].zH2O. Komponen pertama M adalah sumber kation yang dapat [1] bergerak bebas dan dapat dipertukarkan secara sebagian atau secara sempurna oleh kation lain . Di wilayah Indonesia sangat banyak ditemukan mineral zeolit, seperti daerah Bayah, Cibinong ,

55

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

ISSN 0854 - 5561

Bogor, Sukabumi, Lampung dan Tasikmalaya. Bahan tambang zeolit ini mempunyai sifat yang dikenal sebagai penukar kation, penyerap dan penyaring molekul serta sebagai katalis. Selain zeolit alam mengandung alkali dan alkali tanah juga mengandung mineral lain seperti mineral feldspar, kuarsa dan lainnya. Bahan bakar nuklir setelah mengalami radiasi di reaktor akan menghasilkan beberapa hasil reaksi fisi seperti isotop Cs-134, Cs 137, Sr-90, Ba-140 dan isotop lainnya. Disamping itu, pada proses preparasi sample untuk pengujian kimia di hot cell terhadap bahan bakar nuklir yang telah diradiasi, juga menghasilkan limbah cair radioaktif yang cukup banyak. Limbah tersebut berupa unsur-unsur berat sisa uranium dan bahan fisil seperti yang telah disebutkan diatas, sesampai sebelum limbah dikirim ke pengolahan limbah, sebaiknya limbah tersebut harus direduksi terlebih [2] dahulu . Oleh karena itu perlu dicari beberapa metode untuk mereduksi atau mengambil isotop tersebut, sesampai dapat dikirim ke bagian pengolohan limbah. Mengingat komponen M dari zeolit dapat digunakan sebagai penukar ion maka pada penelitian ini akan digunakan zeolit alam dari Bayah, Tasikmalaya dan Lampung sebagai penukar kation terhadap isotop cesium dan uranium dengan tujuan untuk menguasai metode penukar ion cesium dan uranium oleh zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung. Sebelum zeolit dari Bayah, Tasikmalaya dan Lampung digunakan sebagai bahan penukar kation terlebih dahulu dilakukan [3] karaktersisasi yang meliputi analisis komposisi unsur dengan menggunakan XRF yang dilanjutkan [4] dengan analisis luas permukaan pori dengan menggunakan surface area meter , dimana besar luas permukaan pori dari zeolit tersebut akan berpengaruh kepada kemampuan besar atau kecil daya adsorbsinya terhadap kation. Disamping itu ketiga zeolit tersebut diduga juga mempunyai karakter termal yang berbeda, sesampai selain analisis komposisi dan analisis luas permukaan pori juga akan dilakukan karaketerisasi termal yang meliputi perubahan berat, kapasitas panas, entalpi, temperature [5] kestabilan panas dan perubahan fasa dengan alat TG-DTA-DSC . Karena ketiga jenis zeolit diatas diduga mempunyai karakter komposisi kimia dan luas permukaan yang berbeda sesampai mempunyai karakter termal yang berbeda. Sesampai pada penelitian tahap awal ini akan dilakukan karakterisasi komposisi kimia, luas permukaan, jari-jari pori dan sifat termal. Penelitian selanjutnya tahun depan akan dilakukan analisis kapasitas tukar kation (KTK) dari ketiga zeolit tersebut terhadap CH3COONH4 kemudian dari hasil ini akan dilakukan analisis besarnya tukar kation (KTK) terhadap isotop Cesium dan uranium. Analisis tukar kation isotop Cesium dilakukan menggunakan alat Gamma-Spektrometri sedangkan analisis terhadap Uranium dilakukan dengan metode elektrodeposisi dan analisisnya menggunakan Alpha spektrometri.
n+ [2]

METODOLOGI PENELITIAN: 1. Bahan : Zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung 2. Peralatan : Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah XRF, Surface Areameter , dan TG-DTA-DSC 3.Tata Kerja Zeolit Bayah, Tasikmalaya ,Lampung dan zeolit standar ditimbang masing -masing sebesar 50 gram, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam wadah sample dan seterusnya dimasukkan

56

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

kedalam chamber XRF untuk divakum sampai tekanan 10 bar. Analisis komposisi dilakukan dengan kuat arus 100A ,tegangan 14 kVolt dengan waktu cacah 300 detik. Hasil analisis berupa spectrum kemudian dievaluasi secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui unsur-unsur penyusun dari zeolit tersebut. Setelah dilakukan analisis komposisi kemudian dilakukan analisis luas permukaan dan jari-jari pori dengan alat surface area meter yang dilanjutkan dengan karakterisasi termal dengan langkah sebagai berikut : Zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung ditimbang masing-masing sebesar 100 gram. Zeolit Bayah yang sudah diketahui beratnya dimasukkan kedalam krusibel platina, kemudian -2 dimasukkan kedalam chamber DTA rod untuk divakum sampai tekanan 10 bar. Setelah kevakuman tercapai kemudian dialirkan gas argon UHP dengan tekanan 2,5 bar. Kemudian DTA rod dipanaskan o o o dengan temparetur 30 C sampai 1000 C dengan kecepatan pemanasan 10 C/menit. Hasil analisis berupa termogram TG-DTA-DSC dievaluasi untuk mengetahui kapasitas panas, entalpi, kestabilan terhadap panas, perubahan fasa, temperatur reaksi termik dan perubahan berat. Hal yang sama kemudian dilakukan terhadap zeolit Tasikmalaya dan Lampung sesampai diperoleh karakteristik termal dari ketiga zeolit tersebut.

-5

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa komposisi kimia Analisis komposisi terhadap zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung telah dilakukan dengan alat XRF. Dari analisis tersebut diperoleh hasil bahwa pada ketiga zeolit tersebut terdapat unsur-unsur seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel-1. Komposisi Kimia Zeolit Bayah, Tasikmalaya, Lampung dan Standard Hasil Analisis dengan XRF UNSUR Intensitas BAYAH 5,43 91,55 2,05 6,35 17,44 2,80 20,98 42,69 Intensitas TASIKMALAYA. 5,82 76,29 11,65 14,68 2,53 23,43 Intensitas LAMPUNG 4,57 67,28 1,86 12,16 13,49 2,03 21,71 Intensitas STANDAR. 5,52 100,20 4,96 4,79 2,10 8,99 43,87 T.Lebur o C 658,5 1427 44,1 63,4 851 1800 1530 119

Al Si P K Ca Ti Fe S

Dari analisis komposisi diatas dapat diketahui unsur penyusun dari ketiga zeolit tersebut adalah Al, Si, P, K, Ca, Ti, Fe dan S serta korelasinya dengan karaktersitik termalnya khususnya temperatur lebur yang menyebabkan terjadinya pengurangan berat dan perubahan fasa pada ketiga zeolit tersebut. Dalam usaha untuk mengetahui adanya perbedaan komposisi dari ketiga zeolit tersebut maka dilakukan perhitungan statistik dengan analisis uji beda (uji F). Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga zeolit tersebut tidak mempunyai perbedaan komposisi yang signifikan yang ditunjukkan dengan [7] perbandingan F hasil pengukuran dengan nilai F dari table Anova pada derajat kepercayaan 95% .

57

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

ISSN 0854 - 5561

Gambar 1. Spektrum XRF Zeolit Bayah Merupakan Korelasi Intensitas Dengan CPS

Analisis Luas Permukaan Analisis luas permukaan dilakukan terhapap zeolit Bayah, Tasikmalaya ,Lampung yang segar (tanpa perlakuan panas) dan zeolit panas yaitu zeolit yang telah dikenakan perlakuan panas sampai o temperature 200 C untuk menghilangkan kandungan air kristalnya serta terhadap zeolit standar sebagai pembanding. Dari analisis luas permukaan ini diperoleh hasil bahwa luas permukaan zeolit segar lebih besar dibanding luas permukaan zeolit yang telah mengalami pemanasan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, namun zeolit segar mempunyai jari-jari pori lebih kecil dibanding zeolit panas , hal ini disebabkan karena kandungan air kristal dan unsur P, K dan S diadalam zeolit tersebut telah berurai sesampai terjadi pelepasan beberapa senyawa.

Tabel 2. Luas Permukaan, Jari-jari Pori dan Adsorption Zeolit Bayah, Tasikmalaya, Lampung dan Standar No Jenis Zeolit 1 2 3 4 5 6 7 Bayah segar Bayah panas Tasikmalaya segar Tasikmalaya panas Lampung segar Lampung panas Standar Luas Permukaan 2 (m ) 8,352769 4,279944 6,331928 4,074736 10.047754 8,320011 1,010208 Spesifik Luas Permukaan 2 (m /g) 25,181696 11,508318 21,588571 17.443219 47.084132 25,910964 4,856767 Jari-Jari Pori () 16,235009 19,493612 19,801350 21.962341 16.065319 19,301986 30,914632 Adsorption (cc/g)* 13.250 7.300 13.850 12.450 24.500 16.200 4.900

*) Pada tekanan P/Po =1mmHg, Temperatur ruangan keadaan isothermal

58

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

Selain luas permukaan dan jari-jari pori dari analisis ini dapat juga diketahui daya serap (adsorption) masing-masing zeolit pada temperature ruangan dalam keadaan isotermal sebagai korelasi antara tekanan partial (P/Po) mmHg dengan volume (cc/g) tertentu seperti yang ditunjukkan pada Gambar-2a sampai dengan Gambar 2d. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa adsorption zeolit yang paling besar terjadi pada zeolit Lampung sebesar 24,500 cc/g yang diikuti dengan masing-masing zeolit Tasikmalaya dan Bayah sebesar 13,800 cc/g dan 13,250 cc/g pada tekanan P/Po 1 mmHg.

Gambar 2a. Adsorption Zeolit Bayah Segar Dalam Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

Gambar 2b. Adsorption Zeolit Bayah Panas Pada Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

59

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

ISSN 0854 - 5561

Gambar 2c. Adsorption Zeolit Tasik Segar Pada Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

Gambar 2d. Adsorption Zeolit Tasik Panas Pada Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

60

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

Gambar 2e. Adsorption Zeolit Lampung Segar Pada Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

Gambar 2f. Adsorption Zeolit Lampung Panas Pada Keadaan Isotermal Sebagai Fungsi P/Po (mmHg) Dan Volume (cc/g)

61

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006 Analisis Sifat Termal

ISSN 0854 - 5561

Analisis termal yang dilakukan pada temperature 30 C sampai 1100 C dan dapat diketahui bahwa ketiga jenis zeolit diatas mengalami pengurangan berat (Thermal Gravimetry) dan perubahan fasa. Fenomena terjadinya perubahan berat ditunjukkan oleh perubahan aliran panas kura TG mulai o o terjadi pada temperature 150 C dan berakhir pada temperature 600 C seperti yang ditunjukkan pada Gambar-3a sampai dengan Gambar 3d.

Gambar 3a.Termogram TG-DTA Zeolit Bayah Segar

Gambar 3b.Termogram TG-DTA Zeolit Tasikmalaya Segar

Gambar 3c.Termogram TG-DTA Zeolit Lampung Segar

Gambar 3d.Termogram TG-DTA Zeolit Bayah Panas

Pengurangan berat ini terjadi disebabkan karena terjadinya pelepasan kandungan air kristal n+ yang terikat pada senyawa x/n M [(AlO2)x (SiO2)y].zH2O masing masing sebesar -3,94 mg dari 66,5 mg berat semula untuk zeolit Bayah, sebesar -4,91 mg dari 65,3 mg berat semula untuk zeolit Tasik dan sebesar -5,48 mg dari 65,8 mg berat semula untuk zeolit Lampung. Dari hasil analisis TG ini dapat diketahui bahwa kandungan air kristal di dalam zeolit tersebut sekitar 5 sampai 8,33 % seperti yang dituangkan pada Tabel 3.

62

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

Tabel 3. Pengurangan Berat Zeolit Bayah, Tasikmalaya, dan Lampung Jenis Zeolit Bayah Tasikmalaya Lampung Temperatur o ( C) 100 - 630 100 - 600 100 - 630 30 -630 658,5-1000 Perungarangan Berat TG (mg) -3,94 -4,91 -5,48 Reaksi Endotermik Reaksi Endotermik Perungarangan Berat TG (%) 5,93 7,52 8,33 Peleburan unsur P, K,S Perubahan Fasa Peleburan unsur Al, dan Ca Perubahan fasa

Sedangkan dari termogram DTA yang terlihat pada Gambar 3a sampai dengan Gambar 3d dapat diketahui bahwa ketiga zeolit tersebut mengalami fenomena perubahan fasa yang ditunjukkan o o dari perubahan baseline heat flow yang mulai terjadi pada temperature 150 C sampai 600 C membentuk puncak endotermik. Reaksi termokimia endotermik tersebut menunjukkan terjadinya o o peleburan dan penguapan unsur P pada temperatur 280 C sampai 453 C, unsur K pada temperatur o o 776 C dan unsur S pada 119 C. Unsur-unsur tersebut sebagai penyususun pada zeolit tersebut yang mempunyai titik lebur dan titik uap rendah sesampai terjadi interaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan fasa, hal ini didukung oleh analisis XRF seperti yang dituangkan pada Tabel 1. Pada o o temperatur di atas 550 C sampai 1000 C terjadi perubahan baseline heat flow yang beraturan yang o menunjukkan terjadinya fasafasa baru yang disebabkan leburnya unsur Al pada temperatur 658,5 C o dan unsur Ca pada 850 C , terjadinya perubahan fasa ini disebabkan karena unsur-unsur penyususun dari zeolit tersebut berinteraksi satu dengan lainnya membentuk senyawa baru maupun fasa baru. Terbentuknya senyawa baru maupun fasa baru akibat reaksi termik seperti pada temperatur diatas harus dianalisis lebih lanjut dan dibuktikan dengan XRD. Karakter termal lainnya yang dianalisis adalah kapasitas panas dari zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Hasil analisis kapasitas panas ketiga zeolit dituangkan pada Tabel 4. Dari hasil analisis ini dapat diketahui bahwa ketiga zeolit o o mengalami penurunan kapasitas panas mulai pada temperatur 136,15 C sampai temperatur 196,66 C. Fenomena ini menunjukkan terjadinya peleburan unsur P, K ,S dan penguapan air kristal yang menyebabkan pengurangan berat zeolit seperti yang terjadi pada fenomena termal gravimetri di atas o yang menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas panas. Namun diatas temperatur 216,66 C sampai o 437,78 C besaran kapasitas panas bertambah besar dengan naiknya temperatur. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya interaksi antara unsur-unsur setelah pengurangan unsur P,K, S dan air kristal tidak menyebabkan penurunan kapasitas panas.

63

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006 Tabel 4. Data Kapasitas Panas Zeolit Bayah, Tasikmalaya , Lampung dan Standar Temp. ( C) 55,45 75,65 95,81 115,91 136,15 156,22 176,31 196,66 216,66 236,73 256,85 276,96 297,03 317,21 337,30 357,37 377,51 397,61 417,73 437,78
o

ISSN 0854 - 5561

Zeolit Bayah 0,63 0,68 1,10 1,25 1,17 1,04 0,97 0,96 0,99 1,03 1,06 1,06 1,04 1,02 1,01 1,03 1,09 1,18 1,24 1,39

Zeolit Tasik 0,70 0,72 1,24 1,39 1,29 1,15 1,05 1,03 1,05 1,08 1,10 1,09 1,07 1,04 1,03 1,06 1,13 1,22 1,27 1,36

Zeolit Lampung 0,74 0,78 1,11 1,27 1,20 1,08 1,02 1,02 1,07 1,12 1,16 1,17 1,15 1,13 1,11 1,13 1,18 1,25 1,28 1,37

Standard 0,71 0,83 1,27 1,51 1,47 1,36 1,29 1,29 1,37 1,49 1,61 1,70 1,76 1,77 1,75 1,72 1,71 1,73 1,83 2,00

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa ketiga zeolit tersebut tidak mempunyai perbedaan kapasitas panas yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan uji F, dimana diperoleh F pengukuran lebih besar dibanding F Tabel (tabel ANOVA) pada derajat kepercayaan 95%.

KESIMPULAN Hasil karakterisasi terhadap zeolit Bayah, Tasikmalaya dan Lampung diperoleh hasil bahwa unsur penyusun yang terkandung dalam zeolit tersebut adalah Al, Si, P, K, Ca, Ti Fe dan S. Perbedaan jenis zeolit tidak memberikan perbedaan komposisi yang signifikan terhadap unsur Al, Si, P, K, Ca, Ti , Fe dan S Zeolit Lampung mempuyai luas permukaan (m ), jari-jari pori (oA) dan Adsorption (cc/g) lebih besar dibanding zeolit Tasikmalaya dan Bayah. Ketiga zeolit empunyai karakter termal yang tidak jauh berbeda * Mengalami pengurangan berat sebesar 5,93% sampai 8,33% * Mengalami reaksi endotermik 150 C sampai 600 C dan menyebabkan perubahan fasa baru
o o 2

pada
o

850 C sampai 1000 C


o

* Mengalami penurunan kapasitas panas sampai temperatur 199,96 C tetapi pada 216,66 C o mengalami kenaikan kapasitas panas sampai temperatur 437,78 C.

64

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006

Dari hasil karakterisasi ini telah diketahui bahwa zeolit yang baik digunakan sebagai penukar kation adalah zeolit Lampung, oleh karena itu penelitian selanjutnya akan dilakukan analisis penukar ion cesium menggunakan zeolit Lampung

DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] AMINI. S, Upaya Peningkatan Manfaat Zeolit Sebagai Penukar Ion . Seminar Zeolit II, Ikatan Zeolit Indonesia Cabang Jawa Barat, Bandung 21 Agustus 2001 IKATAN ZEOLIT INDONESIA, Journal Zeolit Indonesia. Volume 2 No.1, November 2003, ISSN 1411-6723. EDAX DX,95, Manual Operation Alat XRF Merk Philips. NOVA, Manual Operation Alat Surface Area Meter. SETARAM, Manual Operation Alat TGDTADSC, France 1992 ANONIM, Analytical Chemestry Measurement for Thermal Analysis. ROBERT.L. ANDERSON, Practical Statistic of Analytical Chemist, Van Nostrand Reinhold Company, New York,1987

65

You might also like