You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Allah SWT. menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dengan berlandaskan aqidah yang benar. Aqidah akan senantiasa selaras dengan tauhid. Tauhid yang benar akan menghasilkan aqidah yang benar. Oleh karena itu, penulis membahas tentang tauhid sebagai landasan aqidah yang benar.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah, diantaranya:

1. Apakah yang dimaksud dengan Aqidah sebagai Prinsip Keyakinan Muslim? 2. Apa saja manifestasi tauhid ? 3. Apa saja fungsi dan peranan aqidah?
1.3 Tujuan Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Maksud dari Aqidah sebagai Prinsip Keyakinan Muslim 2. Macam-macam manifestasi tauhid 3. Beberapa fungsi dan peranan aqidah
1.4. Metode Penulisan Metoda penulisan makalah ini adalah menggunakan beberapa buku sumber yang relevan dengan Materi sebagai referensi.

BAB II TAUHID SEBAGAI LANDASAN AQIDAH YANG BENAR

2.1 Aqidah sebagai Prinsip Keyakinan Muslim Aqidah berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan. Aqd berarti juga janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah secara definisi adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala keraguan. Aqidah dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum yang tegas, yang tidak dicampur keragu-raguan terhadap orang yang mengimaninya. Ini adalah aqidah secara umum, tanpa memandang aqidah tersebut benar atau salah. Aqidah secara terminology adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut syara berarti iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun yang buruk.Aqidah tersebut dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju surga. Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya. Aqidah Islam adalah tauhid, yaitu mengesakan Tuhan yang diungkapkan dalam syahadat pertama. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan sunnah Rasul. Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang Muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam, seluruh hidupnya didasarkan kepada ajaran Islam. Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: Aqada). Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah. Aqidah secara bahasa dapat diartikan pula sebagai suatu keyakinan atau keimanan. Secara istilah berarti suatu keyakinan yang kokoh yang ada dalam hati sanubari, digetarkan akal yang sehat, diucapkan lidah, dan diwujudkan dalam perbuatan nyata. Jadi komponen aqidah ada 3 yakni hati/akal, lidah, dan seluruh anggota tubuh.Sistem kepaercayaan Islam atau akidah dibangun di atas enam dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun Iman meliputi keimanan kepada Allah,malaikat, kitab-kitab, rasul, haru akhir dan qodha dan qadar. sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 136. " Wahai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kapada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa inkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya". Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

2.2 Manifestasi Tauhid I'tikad dan keyakinan tauhid mempunyai konsekuensi bersikap tauhid dan berfikir tauhid seperti ditampakkan pada : 1. Tauhid dalam ibadah dan do'a. Yaitu tidak ada yang patut disembah kecuali hanya Allah dan tidak ada dzat yang pantas menerima dan memenuhi do'a kecuali hanya Allah. ( terdapat pada surat Al-Fatihah ayat ke-5 )
3

2. Tauhid dalam mencari nafkah dan berekonomi. Yaitu tidak ada dzat yang memberi rizki kecuali hanya Allah SWT ( terdapat pada surat Hud ayat ke- 6 ). Dan pemilik mutlak dari seluruh apa yang ada adalah Allah SWT. (terdapat pada surat al-Baqarah ayat 284, dan an-Nur ayat ke-33 ). 3. Tauhid dalam melaksanakan pendidikan dan da'wah. Yaitu bahwa yang menjadikan seseorang itu baik atau buruk hanyalah Allah SWT. Dan hanya Allah yang mampu memberikan petunjuk kepada seseorang (terdapat pada surat al-Qoshosh 56, an-Nahl 37 ). 4. Tauhid dalam berpolitik. Yaitu penguasa yang Maha Muthlaq hanyalah Allah SWT terdapat pada surat (al-Maidah 18, al-Mulk 1 ). Dan seseorang hanya akan memperoleh sesuatu kekuasaan karena anugerah Allah semata-mata ( Ali-Imran 26 ). Dan kemulyaan serta kekuasaan hanyalah kepunyaan Allah SWT terdapat pada surat ( Yunus 65 ). 5. Tauhid dalam menjalankan hukum. Yaitu bahwa hukum yang benar adalah hukum yang datang dari Allah SWT. Serta sumber kebenaran yang muthlaq adalah Allah SWT terdapat pada surat(Yusuf 40 & 67) 6.Tauhid dalam sikap hidup secara keseluruhan. Yaitu bahwa tidak ada yang patut ditakuti kecuali hanya Allah,terdapat pada surat (at-Taubah 18, al-Baqarah 150 ). Tidak ada yang patut dicintai kecuali hanya Allah ( at-Taubah 24 ). Tidak ada yang dapat menghilangkan kemudharatan kecuali hanya Allah( Yunus 107 ). Tidak ada yang memberikan karunia kecuali hanya Allah( Ali-Imran 73 ).Bahkan yang menentukan hidup dan mati seseorang hanyalah Allah SWT( Ali-Imran 145 ). 7. Tauhid dalam ucapan sehari-hari yang senantiasa dikembalikan kepada Allah seperti : Mengawali pekerjaan yang baik dengan Bismillah = atas nama Allah. Mengakhiri pekerjaan dengan sukses membaca Alhamdulillah = segala puji bagi Allah. Berjanji dengan ucapan Insya Allah = kalau Allah menghendaki. Bersumpah dengan WAllahi, BIlahi, TAllahi = demi Allah. Menghadapi sesuatu kegagalan dengan Masya Allah = semua berjalan atas kehendak Allah. Mendengar berita orang yang meninggal dunia dengan Inna LIlahi Wa Inna Ilaihi raji'un = kami semua milik Allah dan kami semua akan kembali kepada Allah. Memohon perlindungan dari sesuatu keadaan yang tidak baik dengan ucapan A'udzu bIlahi mindzalik = aku berlindung kepada Allah dari keadaan
4

demikian..Mengagumi sesuatu dengan ucapan Subhanallah = Maha Suci Allah. Terlanjur berbuat khilaf dengan ucapan, Astaghfirullah = aku mohon ampun kepada Allah dan lain-lain. 8.Tauhid dalam menjauhi musyrik Kepercayaan-kepercayaan,serta sikap-sikap yang dapat mengganggu jiwa dan ruh tauhid seperti Mempercayai adanya azimat, takhyul, pelet, meminta-minta kepada selain Allah.

2.3 Fungsi dan Peranan Aqidah Aqidah memiliki beberapa fungsi antara lain: 1.Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam. 2. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermuamalat dengan baik. 3. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima Peranan Aqidah dalam Islam antara lain : 1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah. Allah berfirman:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu (QS. An-Nahl: 36) 2. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah. Allah berfirman:Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu. (QS. Adz-Dzariyat: 56) Dan bahwasanya amal ibadah seseorang tidak diterima kecuali jika bersumber dari aqidah yang benar.Allah berfirman:Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir lalu mengerjakan amal kebajikan maka bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. (QS. Al-Baqarah: 62) Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan (pada nabi) sebelum kamu jika kamu berbuat ke syirikan niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (QS. Az-Zumar: 65) Dan Rasulullah bersabda:Barangsiapa mengada-ngada dalam urusan agama ini sesuatu yang baru yang bukan darinya maka hal itu tertolak. (HR. Bukhari) 3. Aqidah yang benar dibebankan kepada setiap mukallaf.

Nabi bersabda:Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul utusan Allah. (Muttafaq alaih). 4. Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup. Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian merkea beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang dijanjikan Allah kepadamu.(QS. Fushilat: 30) Dan Nabi saw bersabda:katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqomah-lah (berlaku lurus-lah) kamu. (HR. Muslim dan lainnya). 5. Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia yang fana ini. Nabi saw bersabda:Barangsiapa yang akhir ucapannya Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga. (HSR. Al-Hakim dan lainnya). 6. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka. Allah berfirman:Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. (QS. Ali-Imran: 110) Dan Rasulullah saw bersabda:Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku (yaitu para sahabat) kemudian yang berikutnya (yaitu generasi tabiin) kemudian berikutnya (yaitu generasi tabiut-tabiin). (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya). 7. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar melebihi segala kebutuhan lainnya karena ia merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan hati seseorang. Dan semakin sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah dan mengikuti syariat-Nya. Nabi saw bersabda yang artinya:Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah dan paling mengetahui-Nya diantara kamu sekalian adalah aku. (HR. Bukhari).

BAB III PENUTUP

3.1 saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. 3.2 kesimpulan

Keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

You might also like