You are on page 1of 11

PENETAPAN ASIDITAS DAN ALKALINITAS

10 Desember 2011

1. Tujuan Praktikum : Menentukan asiditas dan alkalinitas suatu zat cair dengan menggunakan larutan NaOH dan HCl dengan indikator indikator fenolftalein dan metil orange.

2. Prinsip Praktikum
Prinsip pengujian ini adalah dengan menggunakan titrasi asidimetri dan alkalimetri. Adapun prinsip dari titrasi asidimetri ialah CO2, asam mineral, dan asam humus dalam air dinetralkan oleh larutan standar basa dan asam dengan indikator phenolptalein dan metil jingga. Titrasi dilakukan dalam 2 tahap. Adapun penjelasannya yaitu : Tahap 1 Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1N terhadap indikator phenolptalein. Titik akhir dilihat dari perubahan warna dari tidak berwarna sampai berwarna rose (merah muda). Tahap 2 Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan standar HCl 0,1N terhadap indikator metil jingga. Titik akhir dilihat dari perubahan warna dari kuning sampai jingga merah. Adapun prinsip dari titrasi alkalimetri ialah banyaknya asam yang diperlukan untuk menetralkan basa dalam air. Pada umunya yang menyebabkan air bersifat basa ialah bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-), hidroksida (OH-) dan senyawa lain yang menyebabkan air bersifat basa tetapi hanya sedikit terdapat dalam air, sehingga dapat diabaikan. Kombinasi campuran yang mungkin terdapat dalam air : OH- + CO32HCO3- + CO32-

Alkalinitas yang terdapat dalam air dinetralkan dengan suatu larutan standar asam terhadap indikator phenolptalein dan metil jinggga. Titrasi dilakukan dalam 2 tahap : Tahap 1 Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan standar HCl 01N terhadap indikator phenolptalein. Perubahan warna yang terjadi dari merah samapi rose lemah. Tahap 2 Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan standar HCl 0,1N terhadap indikator metil jinggga. Perubahan warna terjadi dari kuning sampai jingga merah. 3. Dasar Teori :

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3- ), karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di seluruh dasar tambak atau permukaan air .Jenis kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm) (Efendi, 2007) Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan (Hidayat, 2009): a. b. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas; Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air.

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Dewi, 2007). Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir methyl orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/L sebagai CaCO3. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin (pH >7) dan konsentrasi TDS yang tinggi (Jatilaksono, 2009) Asiditas (keasaman) adalah banyaknya basa yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam air. Pada umumnya yang menyebabkan keasaman dalam air adalah: CO2, umumnya terdapat dalam air permukaan dimana CO2 diserap dari udara jika tekanan CO2 dalam air <>2 dalam udara. CO2 juga terdapat dalam air karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar. Asam mineral, umumnya terdapat dalam air limbah industri pengolahan logam atau pembuatan senyawa kimia. Kadang-kadang juga terdapat dalam air alam. Asam humus, umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawa asam dan warna. Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan dari pipa-pipa air, apabila pipa-pipa tersebut tidak terbuat atau dilindungi bahan tahan karat. Untuk

menanggulangi hal tersebut, maka pH air harus dinaikkan dengan menambahkan senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan kapur (CaO).

4. Alat dan Bahan a. Alat :

Labu Erlenmeyer Buret 50 ml Gelas Ukur 100 ml Pipet Tetes atau Pipet Ukur 1 ml b. Bahan :

HCl 0,1 N NaOH 0,1 N Indikator pp 0,1 % Indikator metil jingga 0,1%

5. Prosedur Kerja a. Penetapan Asiditas Ambil 100 ml contoh air dengan gelas ukur, kemudian masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml Tambah 5 tetes indikator phenolptalein 0,1% Titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai berwarna rose, catat pemakaian NaOH, misalnya p ml Sekarang tambah 5 tetes indikator metil jingga Titrasi dengan larutan standar HCl0,1 N sampai berwarna jingga merah. Catat pemakaian HCl, misalnya q ml b. Penetapan Alkalinitas Ambil 100 ml contoh air (kalau perlu saring dulu) kemudian masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml Tambah 5 tetes indicator pp 0,1 % Titrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N sampei berwarna ros lemah. Catat pemakaian HCl, misalnya p ml

Sekarang ke dalam cairan tambah 2-3 tetes indicator metil jingga 0,1% kemudian titrasi lagi dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai pemakain HCl, misalnya q ml

6. Pengamatan Sampel uji air kran air kolam Air keran cair, tak berwarna, tak berbau Air kolam cair, agak kuning, berbau, keruh

a. Asiditas Sampel + phenolptalein warna sampel menjadi agak kemerahan warna kemerahan menjadin semakin

Ketika ditirasi dengan NaOH 0,1N jelas

+Indicator metil jingga terjadi warna kuning Ketika dititrasi HCl 0,1N terjadi warna jingga

b. Alkalinitas Sampel + phenolptalein berwarna). Ketika ditirasi dengan HCl 0,1N tetap tak berwarna, oleh karena itu langsung ditambah metil jingga +Indicator metil jingga Ketika dititrasi HCl 0,1N terjadi warna kuning terjadi warna jingga tidak terjadi perubahan, (tetap cair, dan tidak

Penetapan Kenormalan NaOH Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 29,50 20,00 9,50 9,50 II 39,00 29,50 9,50

Penetapan Kenormalan HCl Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 12,40 7,00 5,40 5,40 II 17,80 12,40 5,40

Penetapan Asiditas 1. Air Keran Titrasi oleh NaOH 0,1 N (Indikator pp 0,1%) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 0,65 0,20 0,45 II 0,75 0,65 0,1 0,1 III 1,15 1,05 0,1

Titrasi oleh HCl 0,1 N (Indikator metil jingga) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 5,80 0,75 5,05 II 10,25 5,80 4,45 4,45 III 19,45 15,00 4,45

2. Air Kolam Titrasi oleh NaOH 0,1 N (Indikator pp 0,1%) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 1,40 1,20 0,20 0,20 II 1,60 1,40 0,20

Titrasi oleh HCl 0,1 N (indicator metil jingga) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 28,10 23,78 4,32 4,31 II 32,40 28,10 4,30

Penetapan Alkalinitas 1. Air Keran Titrasi oleh HCl 0,1 N (Indikator pp 0,1%) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,00 0,00 0,00

Titrasi oleh HCl 0,1 N (Indikator metil jingga) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 4,35 0,95 3,45 3,45 II 7,80 4,35 3,45

2. Air Kolam Titrasi oleh HCl 0,1 (Indikator pp 0,1%) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 8,15 8,00 0,15 0,15 II 8,30 8,15 0,15

Titrasi oleh HCl 0,1 N (indicator metil jingga) Titrasi ke Akhir titrasi (ml) Awal titrasi (ml) Pemakaian (ml) Rata-rata (ml) I 12,65 8,35 4,30 4,31 II 17,00 12,68 4,32

7. Persamaan reaksi a. Asiditas H+ + OHCO + OH


2 -

H2 O HCO3-

HCO3- + H+ H2 O + CO2 b. Alkalinitas OH- + H+ H2 O CO32- + H+ HCO3HCO3- + H+ H2 O + CO2 8. Perhitungan a. Kenormalan larutan HCl 0,1 N  


  
 


     

 

     




 
 


     

 

 Rata-rata Normalitas = 0,097 N

b. Kenormalan larutan NaOH 0,1 N


 

 
 

 c. Asiditas Air keran

CO2

HCO3 -

CO2
HCO3 -


 

Air kolam CO2


HCO3 -




d. Alkalinitas Air keran Karena p<q, dengan nilai p=0 maka air tsb hanya mengandung HCO3 -

HCO3 -

HCO3 -

Air kolam Karena p<q berarti air tsb mengandung HCO3 - dan CO32-

HCO3 -

CO32-
HCO3 -

 

CO32-

9. Pembahasan Pada praktikum asiditas dan alkalinitas ini digunakan 2 sampel yaitu sampel air keran dan air kolam. Pada asiditas dan alkalinitas ini digunakan 2 indikator . Indikator yang pertama adalah phenopthalein 0,1% sampai warna merah muda-rose. Sedangkan, indikator yang kedua adalah metil jingga, larutan dititrasi sampai warna jingga. Pada saat larutan ditambah 5 tetes phenopthalein 0,1% warna merah muda sudah muncul akan tetapi tidak terlalu jelas. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N, hanya 0,1 ml karena memang warna merah muda sudah jelas. Kemudian langsung ditambah metil jingga dan dititrasi oleh larutan HCl 0,1 N sampai warna jingga. Pada alkalinitas, sampel air keran setelah ditambah pp dan dititrasi oleh HCl 0,1 N warna larutan tidak berubah-berubah tetap tak berwarna. Oleh karena

itu langsung ditambah metil jingga lalu dititrasi oleh HCl 0,1 N sampai warna jingga. Karena itu kadar CO

10. Kesimpulan Setelah melaksanakan praktikum penetapan asiditas dan alkalinitas dari 2 sampel yang berbeda yaitu air keran dan air kolam kami mendapatkan hasil sebagai berikut : a. Asiditas Sampel Air keran Air kolam CO2 (mg/L) 9,2664 4,6332 HCO3- (mg/L) 242,1761 256,8832

b. Alkalinitas Sampel Air keran Air kolam

CO32- (mg/L) 8,73

HCO3- (mg/L) 204,1365 246, 1472

DAFTAR PUSTAKA
http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisia-kimia-sampel-airsungai_05.html http://environmental-ua.blogspot.com/2009/04/asiditas-dan-alkalinitas.html http://wempigembul.blogspot.com/2009/08/asiditas.html http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas

You might also like