You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Sepintas lalu, hubungan lingkungan hidup dengan komunikasi mungkin tidak nampak.

Namun kalau dipikirkan secara lebih mendalam, lingkungan hidup sebenarnya merupakan konsep yang sangat relevan bagi komunikasi ditinjau dari berbagai segi. Pertama, dipandang dari segi luas, komunikasi hanya berarti dalam konteks lingkungan hidup. Pada intinya. komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain, manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya, meskipun caranya berbeda tergantung lingkungan yang dihadapi, umpamanya dengan lingkungan sosial tertentu. Kedua, secara langsung atau tidak sebagian besar komunikasi manusia sebenarnya menyangkut atau bertitik tolak pada informasi tentang lingkungannya. Baik mengenai benda fisik dan komponen lingkungan itu, prinsipnya yang mengatur hubungan antara komponen tersebut, proses dan cara kerjanya, ataupun gagasan dan keinginan yang ada dalam otak manusia mengenai bagaimana seharusnya lingkungan itu. Ini bukanlah hal baru. Pengetahuan dan konsep yang ada pada seseorang dibentuk pertama kali oleh lingkungannya, atau berdasar kepada hal-hal yang diamati dari lingkungan. Andaikata ia kemudian belajar tentang hal-hal mengenai lingkungan yang lain,

informasi itu pun akan selalu mengacu atau dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya maka komunikasi biasanya lebih lancar dan lebih efektif jika menyangkut atau berkaitan dengan lingkungan yang telah dikenalnya. Dapat dikatakan komunikasi akan makin berarti bagi seseorang jikalau informasi yang disampaikan makin terkait dengan lingkungan orang itu. Berkaitan erat dengan ini adalah relevansi lingkungan yang ketiga, yaitu dari segi fungsi komunikasi. Seperti yang dikemukakan banyak pakar, bahwa salah satu fungsi penting komunikasi bagi manusia dalam masyarakat adalah pengamatan lingkungan. Di mana ada media, fungsi ini terbantu dengan komunikasi massa yang diharapkan menyampaikan hasil pengamatan secara teratur dan sistematik. Dimana tidak ada media, fungsi ini dilakukan melalui komunikasi interpersonal dan sosial. Orang saling bertanya dan bertukar informasi setiap hari untuk mendapatkan gambaran mengenai perubahan yang terjadi dan keadaan terakhir (termasuk ancaman, bahaya maupun keadaan yang menguntungkan) yang berkembang di sekitaraya, agar mereka dapat menyesuaikan kehidupannya, sebaik mungkin (M. Alwi Dahlan, 1987: 2-3). Oleh karena itu informasi yang diperoleh melalui berbagai media massa memegang peranan sangat penting dalam membentuk sikap mental masyarakat agar dapat berperan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan umumnya dan terhadap kesadaran untuk aktif menjaga kelestarian lingkungan khususnya. Namun dalam pemberian informasi kepada masyarakat ada masalah-masalah yang harus dihadapi; 1. 2. 3. 4. Pemastian penerimaan informasi. Informasi lintas batas (transfrontier). Informasi tepat waktu (timely information). Informasi lengkap (comprehensive information).

5.

Informasi

yang

dapat

dipahami

(comprehensible

information)

(Koesnadi, 1988: 141-144). Adanya permasalahan ini menuntut bahwa informasi yang dibutuhkan, diharapkan akan memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan bagi masyarakat. Kedudukan masyarakat amat penting karena keefektifannya bertindak selaku pengawas terhadap setiap adanya permasalahan lingkungan sehingga diharapkan dengan secepatnya kondisi tersebut diantisipasi dan dikembalikan ke keadaan semula. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan dan kelestarian lingkungan, sebenarnya masalah kecepatan, daya jangkau, ketepatan, volume maupun jenis informasi yang dapat diberikan kepada masyarakat sudah tidak lagi menjadi permasalahan. Dalam kenyataannya masyarakat masih banyak yang belum memahami apa yang seharusnya diketahui mengenai lingkungan sekitarnya terutama terhadap kegiatan-kegiatan yang memungkinkan timbulnya masalah lingkungan. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat, akhir-akhir ini masalah lingkungan banyak menarik perhatian terutama dari media massa yang meliput secara langsung atau berdasarkan laporan dari masyarakat yang terkena dampak masalah lingkungan. Dari ketentuan Undang Undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 9 tentang Lingkungan Hidup yang berbunyi; "Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup".

serta penjelasannya; "Pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal mulai dari taman kanak-kanak atau sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi maupun melalui jalur pendidikan nonformal"

penyebarluasan

informasi

lingkungan

dapat

dilaksanakan

melalui

penyuluhan,

bimbingan, pendidikan secara formal maupun non formal. Dengan makin berkembangnya kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup maka dikeluarkanlah peraturan perundangan lingkungan hidup yang baru yaitu Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan penyempurnaan dari Undang Undang No. 4 Tahun 1982. Selanjutnya Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ini disebut UUPLH.

Dalam Pasal 10 huruf b UUPLH dengan tegas disebutkan bahwa; Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

dalam penjelasannya; Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan, bimbingan, serta pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

Berbagai bentuk informasi lingkungan wajib diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk peningkatan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Jika dikaitkan dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) UUPLH yang menyebutkan; Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup

maka tanggung jawab terhadap lingkungan bukan hanya terletak kepada pemerintah saja tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan karena baik secara langsung maupun tidak langsung masyarakat merasakan dampak negatif dari kerusakan lingkungan itu. Dengan dasar pemikiran

itu penggunaan berbagai media massa sangat menunjang berbagai bentuk usaha peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dari dua bentuk media massa yaitu media elektronik dan media cetak, radio merupakan salah satu media elektronik yang berfungsi sebagai media penyampaian informasi dan dinilai mampu untuk menjangkau segala lapisan masyarakat. Oleh karena itu rasio memegang peranan pentin dalam menumbuhkan dan membina sikap mental masyarakat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah lingkungan. Dari ketentuan Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi yang menyatakan bahwa; "Penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan khusus dapat dilakukan oleh instansi pemerintah tertentu, perseorangan, atau badan hukum selain badan penyelenggaraan dan badan lain sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)"

maka secara jelas dinyatakan bahwa di samping pemerintah selaku pembina dan penyelenggara telekomunikasi pihak swasta dapat juga berperan serta baik perseorangan maupun badan hukum. Ketentuan ini berimplikasi kepada media elektronik, televisi maupun radio, sehingga pada saat ini telah berdiri sejumlah televisi swasta dan radio swasta. Di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat media komunikasi milik pemerintah, TVRI dan RRI, dan media komunikasi swasta, yaitu radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan untuk penyampaian informasi mengenai masalah lingkungan Informasi ini dapat dikemas dalam bentuk acara khusus maupun dengan memasukkan pesan ke dalam acara tertentu. Peranan penting TVRI, RRI, dan radio swasta adalah dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran lingkungan sehingga peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat meningkat.

B. 1.

Perumusan Masalah Bagaimana peranan radio siaran swasta dapat meningkatkan dan memberikan

bekal pengetahuan mengenai lingkungan kepada masyarakat dikaitkan dengan ketentuan Pasal 10 huruf b UUPLH? 2. Dari ketentuan yang telah ada yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non-Pemerintah, berutama mengenai fungsinya sebagai alat pendidikan dan alat penerangan, apakah ketentuan ini sudah dapat berjalan seperti yang diharapkan oleh ketentuan Pasal 10 huruf b UUPLH ? 3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap adanya program atau acara yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan yang dikelola oleh radio siaran swasta?

C. 1. a.

Tujuan Penelitian Tujuan Obyektif Untuk mengetahui peranan salah satu media komunikasi, dalam hal ini radio siaran

swasta, yang digunakan sebagai sarana penerangan dan pendidikan lingkungan kepada masyarakat melalui jalur nonformal. b. Dengan ketentuan yang ada, baik Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 maupun

Pasal 10 huruf b UUPLH dapat diketahui kondisi yang diharapkan tercipta dalam hubungan komunikasi dan informasi khususnya dalam bidang lingkungan antara masyarakat dengan radio siaran swasta. c. Untuk mengetahui tanggapan yang diberikan oleh masyarakat mengenai program atau

acara radio siaran swasta yang berkaitan dengan lingkungan.

2.

Tujuan Subyektif

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan jenjang studi strata satu di Universitas Gadjah Mada.

D.

Tinjauan Pustaka Hakikat komunikasi dalam arti luas adalah suatu kegiatan manusia baik secara pribadi

maupun kolektif sebagai masyarakat untuk menyebarluaskan gagasan atau pikiran, fakta ataupun data agar gagasan, fakta dan data tersebut menjadi milik bersama. Dalam batasan ini komunikasi juga berfungsi sebagai usaha untuk: 1. Memberi pengelolaan serta informasi dan yang mencakup berita, untuk gambar, pengumpulan, fakta dan dan penyimpanan, pesan, pendapat sesuatu

penyebarluasan yang diperlukan

tanggapan

mengerti

menanggapi

keadaan. 2. Memasyarakatkan milik efektif bersama melibatkan yakni memberi agar bekal pengetahuan warganya dalam untuk menjadi dapat rangka secara membina

masyarakat diri dalam

masing-masing masyarakat

kegiatan

kebersamaan hidup dan solidaritas sosial. 3. Mengembangkan motivasi yakni merangsang gairah orang atau masyarakat untuk mencapai sasaran dan aspirasi bersama. 4. Memberi pendidikan dalam rangka pengembangan kecerdasan intelektual, pembinaan watak dan memperoleh keterampilan pada semua tingkat umur. 5. Mengembangkan kebudayaan yakni menyebarluaskan hasil ciptaan seni budaya dengan

maksud untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang, mengembangkan kebudayaan dengan meluaskan cakrawala pandangan masyarakat, merangsang tumbuhnya kreativitas. 6. Memberikan hiburan dengan antara lain mementaskan atau mengasah daya ciptanya dan

mengembangkan seni drama, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni musik, seni lawak, olah raga dan lain-lain untuk dapat dinikmati secara, pribadi atau secara bersama-sama. 7. Mengembangkan integrasi ke arah kokohnya persatuan dan kesatuan nasional serta

mantapnya, tanggung jawab disiplin dan jiwa bangsa (Departemen Penerangan, 1987: 212213). Dalam proses komunikasi ada 3 unsur pokok: 1. Pemberi atau sumber informasi. 2. Media informasi. 3. Penerima atau sasaran informasi. Karena sasaran penyampaian informasi adalah masyarakat luas, sedangkan media informasi baik media elektronik maupun media cetak jenisnya beragam dan informasi yang disampaikan tidak selalu memiliki aspek positif bagi pembangunan nasional, maka berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (2) yaag menyatakan bahwa; "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara"

dan dalam bagian menimbang sub (b) UU No. 3 Tahun 1989 yang menyatakan ; "Bahwa telekomunikasi merupakan cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak sehingga perlu dikuasai oleh negara demi terwujudnya pembangunan nasional"

pemerintah berkedudukan sebagai penyelenggara.

Pedoman bagi pemerintah, dalam hal ini departemen penerangan, dalam menyelenggarakan telekomunikasi tertuang dalam TAP MPR No. II/MPR/1998 mengenai Penerangan, Komunikasi dan Media Massa sebagai berikut: a. Pembangunan peningkatan nasional, masyarakat bertanggung berbangsa, UUD 45. b. Pembangunan meningkatkan warga negara penerangan, kesadaran dan komunikasi, akan media hak yang dan dapat massa harus kewajibannya mendorong mampu sebagai terjadinya penerangan, kemampuan ditujukan dalam jawab dan komunikasi, penerangan, dan media massa dan serta diarahkan media aktif pada massa positif yang

komunikasi, peran

untuk

meningkatkan

pembangunan, dan makin yang

meningkatkan meningkatkan

keterbukaan

kesadaran luhur

bermasyarakat, Pancasila dan

bernegara

dilandasi

nilai-nilai

masyarakat

menciptakan

iklim

interaksi timbal balik secara terbuka dan bertangung jawab antara sesama warga masyarakat dengan pemerintah dalam memperoleh informasi tentang

pembangunan dan hasil-hasilnya, serta perkembangan global sehingga makin meningkatkan kualitas, peranan, peran serta, dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan, dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tekad kemandirian serta ketangguhan bangsa c. Pembangunan kualitas memantapkan mencerdaskan penerangan, dan keimanan kehidupan komunikasi, dan agar terhadap negara, media massa terus ditingkatkan upaya Maha Esa,

jangkauannya dan ketakwaan dan

mendukung Tuhan Yang

bangsa

memperkuat

moral,

mental,

budaya bangsa,

bangsa dan

serta

menggelorakan peran

semangat serta Pancasila

pengabdian masyarakat sehingga

dan

perjuangan rangka siap

menggairahkan kehidupan

dalam masyarakat

memantapkan

demokrasi

untuk makin mampu menyerap nilai yang positif dan menangkal pengaruh negatif arus informasi. Untuk itu, media massa harus makin meningkatkan pengabdian, sumber tanggung daya jawab dan etik serta profesi, makin kemampuan, mampu dengan lebih dan kualitas

manusianya, sarana dan

meningkatkan efektif dan

pendayagunaan eflsien. d.

prasarana

komunikasi

Pembangunan sarana dan massa perlu makin dan

prasarana penerangan, dengan

komunikasi dan media kemajuan menjangkau serta yang sesuai sarana terus ilmu dan dapat andal dengan dan

ditingkatkan

memperhatikan mampu

pengetahuan menjamin mewujudkan serta tersebar

teknologi

komunikasi

sehingga

lancarnya

penyebaran wahana di

informasi komunikasi seluruh

secara dan

luas informasi

tersedianya makin

merata

pelosok dan media

tanah

air

tuntutan prasarana dan

pembangunan. penerangan,

Pengelolaan dan

pengembangaa massa perlu

komunikasi, rangka

didorong

dimantapkan

dalam

meningkatkan

efisiensi

pendayagunaan

sumber daya nasional. e. Dalam rangka jawab peningkatan berdasarkan positif makin peranan Pancasila antara media massa perlu media terus massa, peran yang bebas dan makin dan media

bertanggung

diupayakan pemerintah, serta aktif

berkembangnya masyarakat

interaksi

sehingga

dapat

diwujudkan

massa

dalam

mendukung

pembangunan

menyebarkan

informasi

yang

objektif dan edukatif, aspirasi rakyat

melakukan kontrol sosial memperluas

yang konsumptif menyalurkan dan peran serta

serta

komunikasi

positif masyarakat. Untuk itu kelangsungan hidup media massa yang bebas dan bertanggung jawab dijamin oleh undang-undang. f. Upaya penyebarluasan peran media massa, baik cetak maupun elektronik

seperti radio, televisi, film, video, multi media, surat kabar, majalah, dan kantor berita perlu terus ditingkatkan baik dalam jumlah, kualitas maupun jangkauannya tujuan termasuk media tradisional lebih dan sehingga efektif makin dapat dicapai

penyebaran

informasi di dan

yang

sesuai guna

dengan

kebhinekaan makin terus mampu

masyarakat kukuhnya

Indonesia persatuan dan

perkotaan kesatuan

perdesaan Sejalan pers

mendukung itu perlu

bangsa.

dengan daerah

dikembangkan

dilindungi

kehidupan

sehingga

berkembang dan berperan secara mandiri dan bertanggung jawab. g. Peningkatan peranan didukung profesional, oleh media massa dalam jumlah dan pembangunan kualitas dan tenaga perlu terus terdidik dan

peningkatan mampu

yang

mengembangkan informasi

memanfaatkan

kemajuan insan

ilmu pengetahuan

dan teknologi

komunikasi

sebagai

media massa yang memiliki idealisme, integritas, dan wawasan kebangsaan serta pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan dalam pengabdian terhadap profesi disertai peningkatan kesejahteraannya. Lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di bidang media massa perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan untuk mengabdi kepada kepentingan bangsa dan negara.

h.

Pembinaan dan pengembangan film nasional ditingkatkan fungsi dan perannya secara terus menerus baik kualitas maupun kuantitasnya yang dititik beratkan pada kemampuan bersaing dengan menekankan peningkatan film yang berkualitas yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, terciptanya iklim yang mendukung peningkatan produksi serta perlindungan film nasional.

i.

Peranan penerangan, komunikasi, dan media massa di dalam pergaulan internasional perlu terus ditingkatkan dalam rangka mengembangkan citra dan pengertian dunia terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila.

j.

Pembangunan aparat dan pelaku penerangan, komunikasi, dan media massa terus ditingkatkan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terdidik yang profesional, mampu mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahnan dan teknologi, memiliki idealisme, integritas moral, kepribadian, dan semangat kebangsaan, disertai dengan pengembangan dan peningkatan lembaga pendidikan dan pelatihan, serta perlindungan terhadap kegiatan jurnalistik dan perlindungan terhadap masyarakat agar mendapat informasi yang benar sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

k.

Pembangunan hubungan kemasyarakatan sebagai pengemas dan penyalur informasi terus ditingkatkan untuk menumbuhkan iklim komunikasi dua arah, memantapkan suasana keterbukaan yang bertanggung jawab, dan makin membina citra positif bangsa dan negara baik di dalam maupun di luar negeri. Penataan struktur, wewenang, dan pembinaan sumber daya hubungan kemasyarakatan terus dikembangkan sesuai dengan jati diri bangsa.

l.

Pembangunan periklanan nasional terus ditingkatkan dan dimanfaatkan secara posititf dan kreatif untuk mendinamiskan kegiatan perekonomian masyarakat tentang pembangunan, mengimbangi dan menangkal pengaruh negatif pesan komunikasi pemasaran, meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk dalam negeri, dan memantapkan daya saing produk nasional.

Berdasarkan ketentuan Pasal 10 huruf b UUPLH yang berbunyi; "Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup pemerintah berkewajiban: mewujudkan, menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup."

serta penjelasannya ; "Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan, bimbingan, serta pendidikan, dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia."

pemerintah bertanggung jawab dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran lingkungan masyarakat, karena itu sangat penting untuk menumbuhkan pengertian, penghayatan, dan motivasi untuk ikut serta dalam mengembangkan lingkungan hidup. Penanaman pengertian tentang manfaat yang diperoleh dari pengembangan lingkungan hidup dapat disalurkan melalui berbagai jalur pendidikan sebagai berikut: a. Pendidikan formal. Melalui SD, SMTP, SMTA, dan Perguruan Tinggi. b. Pendidikan nonformal. Melalui kursus-kursus dan kegiatan-kegiatan lainnya yang diselenggarakan di luar lembaga-lembaga pendidikan formal. c. Pendidikan informal.

Melalui keluarga dan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat (Koesnadi., 1988: 195). Pada pendidikan nonformal perlu diperhatikan penyusunan dari naskah-naskah yang mudah dibaca dan dipahami, dengan mengingat keadaan setempat, penggunaan bahasa daerah dalam penyusunan naskah-naskah tersebut perlu memperoleh perhatian agar langsung mencapai sasaran. Mengingat kemajemukan masyarakat kita, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pendidikan, adat istiadat, letak geografis dan sebagainya maka cara-cara menanamkan pengertian tersebut harus berbeda-beda pula (Koesnadi, 1988 : 201). Tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah dalam pendidikan lingkungan hidup adalah : a. Memperoleh: 1) Pengenalan lingkungan hidup pada umumnya (tingkat SD dan SMTP). 2) Pengenalan dan SMTA). 3) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah lingkungan hidup (tingkat identifikasi masalah-masalah lingkungan hidup (tingkat

Perguruan Tinggi). b. Membudayakan "concern" terhadap lingkungan hidup yaitu memasukkannya dalam tata nilai bersama (value-clarification dan value-information). c. Menggugah kesadaran untuk mau berbuat, baik secara pribadi maupun secara kelompok masyarakat untuk menanggulangi masalah lingkungan hidup, yang berarti pula meningkatkan ketrampilan mengatur diri dan kelompok masyarakat dalam suatu lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan di bidang lingkungan hidup (Koesnadi, 1988: 202). Sampai seberapa jauh hubungan komunikasi, baik melalui media elektronik maupun

media cetak, dengan tumbuh dan berkembangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya dapat kita lihat dari potensi pengaruh komunikasi terhadap berkembangnya wawasan lingkungan. Pertama, kegiatan pembangunan tidak hanya terbatas pada kegiatan sektor pemerintah saja, meskipun jumlah dana yang dikerahkan bagi pembangunan di sektor pemerintah mungkin sangat tinggi, tetapi pada umumnya terpusat pada kegiatan-kegiatan yang besar yang jumlahnya relatif sedikit. Walaupun kebanyakan berukuran lebih kecil, jumlah kegiatan di sektor swasta jauh lebih banyak dan secara langsung

mungkin melibatkan jumlah orang yang jauh lebih besar, apa lagi kalau termasuk sektor informal. oleh Sektor swasta ini tidak dapat direncanakan sektor atau dikendalikan atau sekedar

geraknya

pemerintah

(kecuali

perencanaan

makro

pengaturan) namun dapat dipengaruhi oleh lintas informasi dan komunikasi dalam masyarakat. Wawasan lingkungan juga perlu dalam komunikasi mengingat bahwa keseluruhan bagian ekosistem saling berkait dan saling tergantung. Karena itu pertimbangan lingkungan perlu diperhatikan dalam segala jenis kegiatan yang secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi jalannya pembangunan dan keadaan lingkungan hidup. Komunikasi massa dan komunikasi sosial dalam segala bentuk merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan pengaruh seperti itu. Alasan lain menyangkut pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang masih kurang mengenai sistem lingkungan hidup. Sebagai akibat, perilaku yang mempunyai danpak negatif terhadap lingkungan, termasuk perilaku yang digambarkan dalam komunikasi massa, masih saja banyak diperbuat tanpa disadari, bahkan sering dengan itikad baik. Komunikasi yang berwawasan lingkungan dapat mengurangi perilaku sedemikian, antara lain dengan memberikan interpretasi yang lebih tepat, menghindarkan penonjolan perilaku negatif, atau mendorong

perilaku pengganti yang lebih positif. Pengaruh atau dampak komunikasi ini dapat terjadi melalui berbagai cara Secara langsung, komunikasi dapat mendorong gaya hidup dan perilaku yang merusak atau tidak tepat lingkungan, atau mengukuhkan kebiasaan yang tidak baik. Secara tidak langsung, nilai-nilai yang tadinya dianggap asing, lama kelamaan dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang biasa karena seringnya disajikan secara menguntungkan atau karena tidak mendapat reaksi yang keras. Perilaku yang tadinya dinilai negatif dapat diliput atau disajikan sedemikian rupa oleh media massa sehingga menjadi perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, bahkan kemudian dianggap pantas ditiru. Hal ini dapat terjadi karena komunikasi, termasuk komunikasi massa, mempunyai fungsi pembentukan konsensus dan sosialisasi nilai. Gagasan dan kebiasaan yang diliputnya serta interpretasi yang dilontarkannya, diamati, dinilai dan dijadikan rujukan sementara oleh masyarakat. Apabila kemudian tidak mendapat tanggapan atau ternyata mulai diterapkan, orang mengambil kesimpulan bahwa hal baru itu memang baik atau dapat diterima bersama Semakin sering dimunculkan, semakin kuat patokan untuk menerima dan menerapkannya. Proses seperti ini terjadi baik pada penularan gaya yang relatif sepele tetapi mempunyai implikasi agak serius sampai ke inovasi dan gagasan yang mempunyai akibat yang jauh. Karena lingkungan hidup merupakan hal yang kompleks dan menyangkut aneka ragam segi, dapat terjadi bahwa sesuatu hal yang sepele jika dipandang dari sudut lain dapat merupakan hal yang serius apabila jika dipandang dari segi lingkungan. Hal seperti itu hanya mungkin dicegah jika komunikasi diselenggarakan dengan pemahaman yang cukup luas mengenai potensi dampak lingkungan dari setiap pesan (M. Alwi Dahlan, 1987: 2-3). Bagian yang tak kurang pentingnya dalam proses menumbuh kembangkan kepedulian

masyarakat terhadap lingkungannya adalah sosialisasi atau pemasyarakatan penuturan perundang-undangan di bidang lingkungan. Karena untuk tugas mengundangkan suatu peraturan ada pada pemerintaah maka beban untuk mensosialisasikanpun ada pada pemerintah. Namun mengingat bahwa pihak-pihak yang terkait dalam bidang lingkungan sangat luas, maka sudah seharusnya beban memasyarakatkan peraturan juga ada pada pihak-pihak yang berkepentingan seperti perusahaan, media massa, lembaga pemerintah dan lain-lain. Pada kenyataannya pengetahuan masyarakat terhadap adanya suatu peraturan perundangundangan di bidang lingkungan sangat rendah sebab keluarnya suatu peraturan belum diikuti dengan kemasyarakatkannya. Kalaupun itu ada hanya untuk kalangan atau golongan tertentu saja, meskipun tujuannya adalah untuk masyarakat umum. Dalam publikasi OECD tentang "Public Participation and Environmental Matters disebutkan bahwa usaha untuk mengikut sertakan masyarakat pada tahap awal dalam proses rencana kebijaksanaan memberikan satu kesempatan untuk menilai kebutuhan dan keinginan masyarakat, menjelaskan unsur-unsnr yang menjadi permasalahan dan mengevaluasi secara menyeluruh terhadap kemungkinan-kemungkinan kebijaksanaan. informasi adalah salah satu syarat untuk mengefektifkan peran serta masyarakat dan pemerintah bertanggung jawab tidak hanya untuk memberikan informasi yang ada mengenai permasalahan lingkungan kepada masyarakat tepat pada waktunya dan bersikap terbuka tetapi juga untuk menjamin bahwa warga negara mampu memberikan tanggapan atau masukan yang konstruktif dan tepat waktu kepada pemerintah. Peran serta masyarakat dapat dilihat dalam arti pentingnya untuk meningkatkan lingkungan sebaik kesadaran politik, untuk menjelaskan pilihan-pilihan yang harus ditentukan dan untuk menemukan kesepakatan sosial terhadap keseimbangan yang harus ditemukan antara pembangunan ekonomi dan kepentingan lingkungan (Koesnadi, 1989: 16).

Media massa pada umumnya sangat memegang peranan penting dalam memasyarakatkan peraturan di bidang lingkungan. Ini dapat kita lihat dari tanggapan

media massa di antaranya meliputi : 1. Peliputan khusus masalah lingkungan melalui pemberitaan atau rubrik

lingkungan sebagaimana terdapat dalam surat kabar dan majalah. 2. Penunjukan lingkungan. 3. Penyelenggaraan oleh PWI lokakarya dan pertemuan peningkatan lainnya pemahaman yang dilaksanakan tentang wartawan (reporter) yang khusus ditugasi meliput masalah

untuk

keperluan

wartawan

masalah lingkungan. Media massa yang meliput masalah lingkungan tidak hanya berupa media massa cetak., akan tetapi juga media massa elektronik (TV, Radio) sehingga coverage atau liputannya menjadi sangat luas (Koesnadi, 1992: 20-21). Karena luasnya aspek permasalahan lingkungan sehingga memerlukan pendekatan yang sifatnya menyeluruh tidak hanya oleh pembuat peraturan perundangan, pihak yang terkait dengan peraturan itu tetapi juga masyarakat luas. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tanggap dan berwawasan lingkungan guna menunjang pembangunan nasional.

E. 1.

Metodologi Penelitian Bahan dan alat pengumpulan data. Dalam berikut: a. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari penelitian ini bahan penelitian diperoleh dari sumber data sebagai

responden, dengan cara: 1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung yang ditujukan kepada: a. b. 2. Radio Siaran Swasta. Masyarakat yang turut menikmati siaran.

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara

mengajukan daftar pertanyaan secara langsung kepada responden. b. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui: 1. Dokumen-dokumen yang diperoleh melalui Kantor Wilayah

Departemen Penerangan DIY. 2. Literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek dan masalah penelitian.

2.

Penentuan Sampel dan Lokasi Penelitian. Dengan metode nonprobability sampling yaitu; pemilihan sampel didasarkan atas

pengetahuan bahwa radio siaran swasta tersebut memiliki program atau acara yang berkaitan dengan lingkungan.

Penelitian dilakukan di: a. Radio-radio siaran swasta di Kodya Yogyakarta, Dalam penelitian ini sampel radio siaran swasta yang dipilih adalah: 1. Retjo Buntung (FM)

2. Unisi (FM) 3. Arma Sebelas (AM) b. Masyarakat pendengar siaran. Dalam penelitian ini masyarakat digolongkan kedalam: 1. Masyarakat umum yang terdidik Karena dalam program atau acara yang berkaitan dengan lingkungan yang disiarkan radio swasta membutuhkan tingkat pemahaman mengenai apa yang disampaikan. 2. Mahasiswa atau pelajar. Mengingat bahwa Yogyakarta pendengarnya kebanyakan dikenal dari golongan ini.

3.

Metode Analisis a. Metode deskriptif yaitu cara penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain, dalam hal ini hubungan program atau mata acara yang berkaitan dengan lingkungan radio siaran dengan tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup. b. Metode kualitafif yaitu cara, penelitian yang dinyatakan responden secara swasta

tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata yang dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Kedua metode di atas digunakan karena maksud penelitian ini untuk mengetahui

secara jelas bagaimana peran serta radio siaran swasta dalam rangka turut menumbuhkan dan mengembangkan tingkat kepedulian masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup di

sekitarnya.

You might also like