You are on page 1of 4

autbor: T. M. Haykal Putra, S.

Ked
American Heart Association(AHA) merupakan sumber utama algoritma bantuan hidup dasar yang telah
dijadikan acuan sistem kesehatan di berbagai negara. Algoritma AHA yang telah lazim diketahui dan menjadi
bahan pelatihan bantuan hidup dasar adalah panduan yang diterbitkan tahun 2005.

Terhitung sejak tahun 2010, AHA telah mengeluarkan update terbaru berisi rekomendasi baru mengenai
bantuan hidup dasar. Panduan terbaru 2010 merupakan hasil evaluasi dari implementasi panduan bantuan hidup
dasar tahun 2005 dan dipadu dengan evidence based terbaru. DI Indonesia, kajian mengenai penerapan panduan
ini untuk digunakan secara resmi masih belum diterbitkan. Walaupun demikian, pengetahuan mengenai panduan
terbaru ini mutlak diperlukan, bukan hanya untuk memperluas wawasan namun juga untuk evaluasi panduan
bantuan hidup dasar yang selama ini kita gunakan.
Ada beberapa latar belakang mengapa hanya dalam waktu 5 tahun panduan yang telah melekat di berbagai
sistem kesehatan direkomendasikan untuk diperbarui. Berikut disertakan beberapa ulasan latar belakang
munculnya rekomendasi baru panduan bantuan hidup dasar 2010:
1. Evaluasi 4 chains of survival
Early recognition & activation, Early CPR, Early defibrilation, Early access to EMS adalah 4 prinsip utama
yang selama ini dianut dalam bantuan hidup dasar. Evaluasi mendalam beserta evidence based terbaru
menyatakan bahwa ada poin tambahan yang sebenarnya esensial, namun terabaikan. Rekomendasi terbaru akan
dibahas pada bagian lain dari artikel ini.
2. Evaluasi kualitas pelaksanaan Cardio Pulmonary Rescucitation (CPR)
Menurut Iakta di lapangan, pelaksanaan CPR sering tidak memenuhi kualitas yang diharapkan. Berbagai Iaktor
ikut mempengaruhi kualitas dilaksanakannya CPR yang berkualitas termasuk kesiapan mental penolong awam
hingga kelelahan yang tidak disadari penolong. Syarat kualitas baik dari pelaksanaan CPR akan dibahas pada
bagian lain dari artikel ini.
3. Evaluasi pelaksanaan CPR pada penolong dengan perbedaan latar belakang
Didapatkan data bahwa pelaksanaan panduan bantuan hidup dasar 2005 oleh penolong awam tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip pada CPR. Poin yang sering terlupakan adalah menghindari keterlambatan kompresi
dada dan terlalu lama memeriksa adanya denyut nadi. Kelalaian dalam poin-poin tersebut berakibat sangat Iatal
dalam menurunkan kemungkinan berhasilnya CPR. Oleh karena itu, didasarkan pada latar belakang demikian,
perbedaan panduan berdasarkan kemampuan penolong direkomendasikan dalam panduan terbaru.
Chain of survival menurut AHA 2010:
1. Immediate recognition and activation of emergency response system
2. Early CPR
3. Early defibrilation
4. Effective advanced life support
5. Integrated post-cardiac arrest care
Berikut adalah beberapa keynote dan highlights dari rekomendasi terbaru panduan bantuan
hidup dasar:
1. Pemeriksaan Iungsi sirkulasi berupa perabaan denyut nadi selama 10 detik hanya direkomendasikan bagi tenaga
medis. Rekomendasi tersebut dipertimbangkan atas dasar:
a. Perabaan denyut nadi selama 10 detik sering kali tidak mencerminkan Iungsi sirkulasi korban.
b. Penekanan CPR terutama pada kompresi dada ditujukan pada penolong orang awam, sehingga
diharapkan pemeriksaan Iungsi sirkulasi tidak menunda pelaksanan kompresi dada.
c. Pemeriksaan sirkulasi dengan perabaan nadi bagi penolong awam terlalu memakan banyak
waktu sehingga terjadi penundaan CPR
d. Penolong awam kerap menemui kesulitan dalam mendeteksi apakah Iungsi sirkulasi pasien
berIungsi atau tidak
2. Meminimalisir keterlambatan kompresi dada adalah prinsip utama.
3. 'ook, feel, listen untuk evaluasi Iungsi pernapasan tidak lagi direkomendasikan.
a. Penolong, baik awam ataupun tenaga kesehatan terlatih, sebaiknya segera memulai CPR jika
menemukan korban dewasa yang tidak sadar dan tidak bernapas atau tidak bernapas dengan
normal (gasping). Hal ini dikarenakan pelaksanaan evaluasi Iungsi pernapasan terlalu
memakan banyak waktu (10 detik).
4. Perubahan konsep ABC (airway breathing Chest Compressions) menjadi CAB (Chest Compression Airway
Breathing) bagi korban dewasa.
a. Perubahan mendasar ini terutama hanya diperuntukkan bagi penolong awam terlatih.
b. Penyebab henti jantung tersering adalah VF dan pulseless VT yang terapi utamanya adalah
kompresi dada dan deIibrilasi. Jika pada keadaan demikian penolong menunda dilakukannya
kompresi dada, kemungkinan terjadinya Return of Spontaneous Circulation (ROSC) sangat
kecil.
c. Pada kenyataannya algoritma ABC sering menimbukan penundaan untuk melakukan kompresi
dada.
d. Algoritma ABC dimulai dengan prosedur yang sulit bagi orang awam yaitu membuka jalan
napas dan memastikan napas masuk.
5. 3 prototipe CPR yang diperuntukkan bagi penolong dengan latar belakang berbeda. Hl ini didasarkan pada
berbagai pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya.
a. Hands-only CPR yang diperuntukkan bagi penolong awam.
b. Conventional CPR yang diperuntukkan bagi penolong awam terlatih dan tenaga medis.
c. CPR deIibrilasi yang diperuntukkan bagi tenaga medis terlatih.
Berikut adalah syarat CPR dengan kualitas baik:
1. Frekuensi baik (100 x/min)
2. Kedalaman baik (sekurang-kurangnya 5 cm pada orang dewasa dan 1/3 tebal dada pada anak-anak)
3. Memberikan kesempatan bagi dada untuk mengembang sempurna
4. Meminimalisir interupsi dalam kompresi dada
5. Menghindari ventilasi yang berlebihan
Berbagai prinsip yang tidak disebutkan dalam artikel ini dapat ditelusuri lebih lanjut dalam panduan bantuan
hidup dasar yang dapat diakses pada situs yang dicantumkan ada reIerensi.




#0107038
Hazinski MF, Field JM. 2010 American heart association guidelines Ior cardiopulmonary rescucitation and
emergency cardiovascular care science. AHA: 2010. www.circ.ahajournals.org. Downloaded at October 19th
2010.

You might also like