Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada
di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Dimana kecamatan ini memiliki
luas sebesar 21,96 km dengan jumlah penduduk 36.863 jiwa pada tahun 2010.
Kecamatan ini memiliki sarana dan prasarana yang mendukung wilayah ini terdiri
dari pasar, perkantoran, permukiman, pertokoan, rumah sakit, dan terminal.
Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi koordinat 3 25` 40-3 28` 37``
Lintang Selatan dan 114 41` 22``-114 54` 25`` Bujur Timur.
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia
dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan
hidupnya. Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar
kualitas air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi Iisik, kimia,
mikrobiologi dan radioaktiI. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya
tersedia di alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara sederhana
maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air
bersih, akibatnya akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian
bagi penggunanya
Kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu
semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan.
Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk,
peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan
ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga
yang dibarengi dengan peningkatan jumlah kebutuhan air per kapita. Peningkatan
kebutuhan air tersebut jika tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi air
bersih akan menimbulkan masalah dimana air bersih yang tersedia tidak akan cukup
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada wilayah tersebut.
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 2
Perlunya pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan memanIaatkan
sumber air bersih lainnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
akan semakin bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan
aktivitas masyarakat, dan kapasitas mata air yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
air penduduk. Sungai merupakan sumber air bersih lainnya yang berpotensi untuk
dimanIaatkan sebagai sumber air baku air minum.
Oleh karena itu diperlukan suatu sistem penyediaan air bersih yang memenuhi
syarat yang terdiri dari 4 komponen,yaitu sumber, transmisi, instalasi pengolahan,
dan distribusi. Sistem distribusi adalah sistem penyaluran air bersih dari reservoir ke
daerah pelayanan. Perencanaan jalur pipa distribusi sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak dan merupakan bagian dari pelayanan air bersih
kepada masyarakat untuk mencapai target kualitas, kuantitas,dan kontinuitas.
1.2aksud dan Tujuan
Maksud dari tugas perencanaan ini adalah :
1. Merencanakan suatu jaringan distribusi penyediaan air minum yang dapat
melayani kebutuhan air minum bagi penduduk di wilayah perencanaan.
2. Mendistribusikan air minum dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup atau
berkelanjutan (continue.
Tujuan penulisan tugas perencanaan ini adalah menyusun rencana secara rinci
dari sistem penyediaan air minum di wilayah perencanaan.
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 3
BAB II
GABARAN UU WILAYAH PERENCANAAN
2.1 1umlah Penduduk Dan Fasilitas Kota
Jumlah penduduk di Kecamatan Banjarbaru Selatan pada tahun 2010 adalah
36.863 jiwa. Jumlah penduduk di wilayah perencanaan selama 10 tahun dari tahun
2001 sampai 2010, ditunjukkan oleh tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Banjarbaru Selatan
2001 34483
2002 34741
2003 33013
2004 33388
2003 33639
2006 33873
2007 36036
2008 36272
2009 36477
2010 36863
($umber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru, 2009
Kecamatan Banjarbaru Selatan telah dilengkapi oleh berbagai Iasilitas yaitu
Iasilitas pendidikan, tempat ibadah, kesehatan, perniagaan dan jasa, serta Iasilitas
umum dan rekreasi yang ditunjukkan seperti pada tabel 2.2 berikut.
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 4
Tabel 2.2 Jumlah Fasilitas Kota
no !enls laslllLas unlL
1 1k 16
2 Su 19
3 SM 3
4 SMu 4
1 uskesmas 3
1 asar 2
2 1oko/erLokoan 180
3 1ermlnal 1
1 Mas[ld 13
2 Cere[a 2
3 ura 1
Ias|||tas end|d|kan
Ias|||tas kesehatan
Ias|||tas ern|agaan dan Iasa
1empat Ibadah
2.2Topografi
a. KlasiIikasi kelerengan Kecamatan Banjarbaru selatan adalah:
- 0-2 yang mencakup 59,35 persen luas wilayah
- 2-8 yang mencakup 25,78 persen wilayah
- 8-15 mencakup 12,08 persen wilayah.
b. KlasiIikasi kedalaman eIektiI tanah terbagi dalam empat kelas, yaitu: 30 cm,
30-60 cm, 60-90 cm dan ~90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai
kedalaman eIektiI lebih 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
c. Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi
penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang periodik, yaitu tergenang
kurang dari 6 (enam bulan.
d. Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1:25.000, erosi tidak terjadi di
wilayah Kota Banjarbaru.
e. Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari:
- Alluvium (Qha 48,44 persen
- Martapura (Qpm 37,71 persen
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 3
- Binuang (Tob 3,64 persen
- Formasi Kerawaian (Kak 2,26 persen
- Formasi Pitap 3,47 persen
I. Jenis tanah terbentuk dari Iaktor-Iaktor pembentuk tanah antara lain: batuan
induk, iklim, topograIi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai
karakteristik tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Karakteristik tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaan nya terhadap
erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah dan konsistensi tanah.
g. Berdasarkan peta skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga
kelompok jenis tanah, yaitu:
a. Podsolik 63,82 persen
b. Latosol 6,36 persen
c. Organosol 29,82 persen
Gambar 2.1 Peta TopograIi Wilayah Kecamatan Banjarbaru Selatan
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 6
2.3Hidrologi
O Curah Hujan
Curah hujan di Kota Banjarbaru dalam kurun waktu tahun 2004-2008
menggambarkan pola perkembangan kearah tren tertentu, terjadi kenaikan dari tahun
ketahun. Curah hujan yang terjadi di Kota Banjarbaru periode tahun 2004-2008
cukup bervariasi. Curah hujan terbesar terjadi pada tahun 2008 dengan rata-rata
perbulannya mencapai 427,2 mm per detiknya. Sehingga pada tahun 2008 tersebut
Kota Banjarbaru mengalami genangan air hujan yang cukup besar pada beberapa
tempat di Kota Banjarbaru akan tetapi tidak mengalami terjadinya benjana banjir.
Perkembangan curah hujan di Kota Banjarbaru tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hari hujan juga mempengaruhi
kestabilan musim di Kota Banjarbaru. Hari hujan yang terjadi pada periode tahun
2004-2008 di Kota Banjarbaru cukup bervariasi. hal ini menunjukkan bahwa telah
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 7
terjadi pegeseran waktu dan musim yang berakibat pada sistem tata air yang ada di
Kota Banjarbaru. Berikut ini adalah keadaan hari hujan rata-rata di Kota Banjarbaru
tahun 2004-2008 sebagai berikut:
2.3 Klimatologi
O Temparatur
Temparatur udara di Kalimantan Selatan secara umum beriklim sedang,
dimana temparatur udara rata-rata berkisar antara 25,7 C hingga 26,9C. Pada
tahun 2008, temparatur tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan temparatur 34,4C,
dan temparatur terendah pada bulan Agustus 20,2C. Kalau dilihat dari tren
temparatur yang terjadi di Kota Banjarbaru, maka dapat dilihat adanya
kecenderungan meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2006 kemudian menurun dari
tahun 2006 ke tahun 2008 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 8
Rerata Temperatur Udara Kota Banjarbaru
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 temparatur udara rata-
rata per tahunnya adalah 26,5C, sedangkan pada tahun 2008 temparatur mencapai
24,4C. Namun jika dilihat temparatur yang paling tinggi justru terjadi pada tahun
2006 yang mencapai 26,9C. Temparatur tertinggi pada tahun 2006 mencapai 28,4C
yang terjadi pada bulan Oktober dan terendah terjadi pada bulan Agustus tahun 2004
dengan temparatur 25,3C.
O Kelembaban
Kelembaban udara mempunyai kecenderungan peningkatan kualitas, dimana
pada tahun 2004 kelembaban 78,0 dan tahun 2008 kelembaban 85,50. Pada tahun
2004 masih ditemukan bulan yang mempunyai kelembaban 85,0, sedangkan pada
tahun 2008 kelembaban tertinggi 89,1. Kelembaban udara di Kota Banjarbaru tahun
2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 9
Rerata Kelembaban di Kota Banjarbaru
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 10
BAB III
DASAR PERENCANAAN DAN KRITERIA DESAIN
3.1Proyeksi Perkembangan Penduduk dan Fasilitas Kota
Prediksi jumlah penduduk dan Iasilitas kota di masa yang akan datang sangat
penting dalam memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa yang akan
datang. Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan kecenderungannya,
arahan tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan
jumlah penduduk.
Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk dan Iasilitas
kota masa lampau, maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati
untuk memperkirakan jumlah penduduk dan Iasilitas kota di masa mendatang. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah
penduduk di masa mendatang yaitu :
3.1.1 etode Aritmatika
Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini
digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatiI sama
tiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.
Rumus metode ini adalah :
dimana :
P
n
Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n
P
0
Jumlah penduduk tahun dasar
r Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 11
T
n
Tahun ke-n
T
0
Tahun dasar
N Jumlah data diketahui
Tabel 3.1 Perhitungan Metode Aritmatik
n0 1ahun
!umlah
enduduk
()
erLambahan
( r )
royeksl
enduduk
(n)
( n)2
(
r)2
1 2001 34483 34483 0 1429698
2 2002 34741 236 34749 68 883036
3 2003 33013 272 33013 0 443823
4 2004 33388 373 33278 12173 83673
3 2003 33639 231 33342 9431 1739
6 2006 33873 234 33806 4474 36979
7 2007 36036 183 36070 203 140830
8 2008 36272 216 36333 3913 349636
9 2009 36477 203 36399 14830 634094
10 2010 36863 386 36863 0 1397833
!umlah 336807 2378 336740 43094 3403362
8aLaraLa 33681 264 33674 4309 340336
korelasl (82) 099
SLandar uevlasl (S1u) 6371
3.1.2 etode Geometrik
Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila data jumlah
penduduk menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu.
Rumus metode geometrik :
dimana :
Pn Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 12
Po Jumlah penduduk awal
r Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n Jangka waktu
N Jumlah data diketahui
Tabel 3.2 Perhitungan Metode Geometrik
n0 1ahun
!umlah
enduduk
()
8aslo
erLambahan
( r )
royeksl
enduduk
(n)
(
n)2
( r)2
1 2001 34483 34483 0 1429698
2 2002 34741 00074 34742 0 883036
3 2003 33013 00078 33000 170 443823
4 2004 33388 00107 33260 16307 83673
3 2003 33639 00071 33323 13331 1739
6 2006 33873 00066 33787 7426 36979
7 2007 36036 00031 36033 9 140830
8 2008 36272 00060 36321 2422 349636
9 2009 36477 00037 36391 13087 634094
10 2010 36863 00106 36864 0 1397833
!umlah 20033 336807 00669 336623 32973 3403362
8aLaraLa 2006 336807 00074 33663 3297 340336
korelasl (82) 099
SLandar uevlasl (S1u) 6903
3.1.3 etode Regresi Linear
Metode regresi linear dilakukan dengan menggunakan persamaan :
bx a P
bx a y
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 13
Tabel 3.3 Perhitungan Metode Regresi Linear
n0
1ahun
( x )
!umlah
enduduk
()
x2 x
royeksl
enduduk
(n)
( n)2 ( r)2
1 2001 34483 4004001 69004483 34333 2292 1429698
2 2002 34741 4008004 69331482 34788 2204 883036
3 2003 33013 4012009 70131039 33043 901 443823
4 2004 33388 4016016 70917332 33298 8084 83673
3 2003 33639 4020023 71436193 33333 7368 1739
6 2006 33873 4024036 71961238 33808 4194 36979
7 2007 36036 4028049 72364392 36063 33 140830
8 2008 36272 4032064 72834176 36318 2131 349636
9 2009 36477 4036081 73282293 36373 9303 634094
10 2010 36863 4040100 74094630 36829 1188 1397833
!umlah 20033 336807 40220383 713397482 336807 37739 3403362
8eraLa 20033 336807 40220383 713397482 33681 3774 340336
a 4738676343
ersamaan 4738676343 + 2330727273 x
b 2330727273
korelasl (82) 099
SLandar uevlasl (S1u) 1843
leteocooooo 5lstem leoyeJlooo Alt Mloom kecomotoo 8oojotboto 5elotoo 14
3.1.4 etode Eksponensial
Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan :
Tabel 3.4 Perhitungan Metode Eksponensial
n0
1ahun
( x )
!umlah
enduduk
()
x2 ln x ln
royeksl
enduduk
(n)
( n)2 ( r)2
1 2001 34483 4004001 10 20907 34343 3322069333 142969849
2 2002 34741 4008004 10 20932 34791 247169093 88303609
3 2003 33013 4012009 10 20938 33041 7604613837 44382329
4 2004 33388 4016016 10 20990 33292 9171648661 8367329
3 2003 33639 4020023 10 21013 33346 8706117232 173889
6 2006 33873 4024036 10 21038 33801 3187472388 3697929
7 2007 36036 4028049 10 21039 36038 4373396626 14083009
8 2008 36272 4032064 10 21082 36317 2029877197 34963369
9 2009 36477 4036081 11 21103 36378 1017604633 63409369
10 2010 36863 4040100 11 21133 36841 3030241432 139783329
!umlah 20033 336807 40220383 103 210220 336806 4233278346 34033621
8eraLa 20033 33681 4022039 10 21022 33681 4233278346 34033621
ln a 387 a 0 ersamaan 0 27182818 001 x
b 001
korelasl (82) 099
SLandar uevlasl 1932
bx
bx
e a P
e a y
.
.