You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atau bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran. Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada. Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana yang dimaksud dengan acuan penilaian? 2. Bagaimana yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan bagaimana langkah-langkahnya?

3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan

bagaimana langkah-langkahnya?

C. Tujuan 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan acuan penilaian Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan bagaimana langkah-langkahnya Untuk mengetahui bagaimanakah yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan bagaimana langkah-langkahnya Untuk mengetahui bagaimana peranan acuan norma itu dalam sebuah kegaitan penilaian

BAB II PEMBAHASAN A. Acuan Penilaian Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata acuan dan kata penilaian. Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata mengacu itu sama halnya dengan merujuk.Sedangkan terkait dengan pengertian penilaian, para ahli telah banyak merumuskannya. Berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleha para ahli. 1. Suharsimi Arukunto Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan yang berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik sesorang atau sesuatu. Definisi penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan yang mencskup semua proses pembelajaran. Kegiatan penilaian yang demikian, tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Alat yang digunakan dalam penilaian dapat berupa metode dan prosedur formal dan informal.
2. Drs. Amin Daien Indrakusuma, MP.d.

Penilaian adalah proses untuk menentukan kualiats atau mutu dari sesuatu. 3. Dr. Nana Sudjana Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. 4. Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) Pengertian Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik . Hasil penilaian tersebut

digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran. Informasi tentang prestasi dan kinerja peserta didik tersebut merupakan hasil yang diperoleh melalui kegiatan penilaian, baik dengan pengukuran maupun nonpengukuran. Dengan kata lain, penilaian adalah suatu proses pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data tentang karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Dari hasil pengukuran akan diperoleh angka-angka atau data numeric (kuantitatif), sedangkan dari hasil data nonpengukuran akan diperoleh data kata-kata (kualitatif), informasi tersebut digunakan oleh pendidik untuk berbagai keperluan pembelajaran, seperti menilai kompetensi peserta didik , bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan memperbaiki hasil pembelajaran Dengan demikian, bahwa penilaian pembelajaran dapat diartikan sebagai proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga hasil penilaian tersebut dapat menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Dari pengertian tentang acuan dan penilaian diatas, maka dapat diambil benang merah pengertian dari acuan penilaian yaitu rangkaian tata cara atau kaidah yang menjadi rujukan dalam proses penilaian dalam suatu pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip umum dalam penilaian dalam pembelajaran menurut BSNP sebagai berikut:
1. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan

sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil pembelajaran peserta didik. Hasil penilaian tersebut harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuklebih giat belajar.
2. Terbuka atau Transparan, artinya prosedur penilaian, criteria penilaian

ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara transparan serta diketahui oleh semua pihak yang ikut terkait secara objektif dalam proses pembelajaran.
3. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi

berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai dan terdiri atas penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Terpadu dengan pembelajaran, artinya dalam melakukan penilaian kegiatan

pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok bahasan tertentu tapi juga dalam proses pembelajaran.

5. Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan

pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari penilaian.


6. Sistematis, artinya penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap

serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik.
7. Berkesinambungan, artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus

sepanjang rentang waktu pembelajaran.


8. Adil, artinya dalam proses penilaian tidak ada peserta didik yang diuntungkan

atau yang dirugikan berdasarkan latar belakang social, ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku peserta didik yang telah mencapai criteria 9. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria, artinya dalam penilaian harus ada kriteria tentu untuk menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kemudian ditegaskan oleh BSNP bahwa dalam proses penilaian juga harus memperhatikan prinsip-prinsip khusus:

Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Untuk itu harus dipahami bahwa proses penilaian merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tingkat pencapaian standar kompetensi kelulusan. Penilaian menggunakan acuan criteria, yaitu keputusan diambil berdasar dengan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian yang dilakukan harus didasarkan pada acuan kriterium, yaitu membandingkan hasil yang dicapai peserta didik dengan criteria yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Penilaian oleh pendidik bukan merupakan bagian terpisah dari proses pembelajaran, sehingga proses penilaian dilakukan sepanjang rentang proses pembelajaran. Apabila peserta didik telah mencapai standart, maka dapat dinyatakan lulus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi bila belum mencapai standart maka harus mengikuti pengajaran remidi sampai dapat mencapai standart kompetensi minimal yang dipersyaratkan. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut. Tindakan lanjutan dari penilaian dapat berupa perbaikan proses pembelajaran, program remidi bagi peserta didik yang tingkat pencapaian hasil belajarnya berada dibawah

kriteria ketuntasan dan progtam pengayaan bagi bagi peserta didik yang telah mencapai criteria ketuntasan.

Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dengan proses pembelajaran. Hal ini terkait erat dengan pemahaman bahwa penilaian tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

Penilaian dalam pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Adapun gambaran mengenai penilaian dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Input

Adalah bahan mentah yang dimasukan kedalam transformasi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bahan mentah yakni calon siswa yang baru akan memasuki dunia pendidikan seperti sekolah. Sebelum memasuki tingkat sekolah(institusi) calon siswa itu dinilai terlebih dahulu kemampuannya

Output

Bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi, yang dimaksud adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan untuk menentukan apakah siswa tersebut berhak lulus atau tidak.

Transformasi

Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah , sekolah itulah yang dimaksud transformasi. Bahan jadi yang diharapkan dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsurunsur yang ada.

Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut a. Guru dan personal lainnya b. Bahan pelajaran
c. Metode mengajar dan system evaluasi

d. Sarana penunjang e. System administrasi

Umpan Balik Segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi. Lulusan yang kurang bermutu atau yang belum memenuhi harapan, akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakanyang berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya lulusan. Dalam proses penilaian ada dua acuan yang sering digunakan yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN). Di bawah ini akan dipaparkan mengenai kedua acuan tersebut. 2.2 Pendekatan Acuan Kriteria (PAK)/Pendekatan Acuan Patokan (PAP) PAP berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah disepakati terlebih dahulu biasanya disebut Tingkat Penguasaan Minimum. siswa yang dapat mencapai atau bahkan melampui batas ini dinilai lulus dan yang belum mencapainya nilai tidak lulus. Mereka yang lulus ini diperkenankan menempuh pelajaran yang lebih tinggi, sedangkan yang belum lulus diminta memantapkan lagi kegiatan belajarnya sehingga mencapai batas lulus itu. Yang menjadi hambatan dalam penggunaan PAP adalah sukarnya menetapkan patokan yang benarbenar tuntas. Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung.

Pendekatan Acuan Kriteria (PAK)/Pendekatan Acuan Patokan (PAP) disebut standar mutlak. Penentuan nilai menurut PAK didasarkan pada persentase yang dijawab benar oleh setiap peserta, batas minimal kelulusan biasanya lebih tinggi dari PAN misalnya 75% atau 80% atau lebih tinggi lagi. Kata-kata kriteria, Patokan, dan Mutlak erat hubungannya dengan dasar yang gunakan dalam pemberian nilai tersebut misalnya, untuk menentukan seseorang lulus dalam ulangan ujian sudah dibuat kriteria atau telah dipatok yaitu minimal 80% dari pertanyaan (tujuan yang diukur) harus dijawab dengan benar. Dengan kata lain peserta didik mutlak harus menguasai sedikitnya 80% dari yang ditanyakan, jika tidak demikian ia dinyatakan belum lulus dan harus mengulangi pelajaran dan mengikuti ujian ulangan. Dapat dibayangkan untuk tingkat penguasaan minimal 80% memerlukan upaya yang sangat berat dalam proses pembelajaran. Diantara upaya tersebut adalah adanya fasilitas pembelajaran yang cukup, seperti buku pelajaran dengan berbagai variasi dalam penyajian mulai dari yang sederhana sampai pada yang sukar, guru yang terampil dengan berbagai metode dan mampu menyelenggarakan kelompok belajar dalam kelas dan lain sebagainya.

Dalam penafsirannya, pendekatan PAP menggunakan langkahlangkah sebaga berikut


1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh

peserta didik, jika semua soal dijawab dengan benar


2. Mencari

rata-rata s ideal = x X idea

ideal

(X)

dengan

rumus:

3.

Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan.

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah

penilaian yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan instruksional. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui prose belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan instruksional, dapat diambil tinadakan perbaikan pengajaran dan oerbaikan siswa yang bersangkutan. PAP akan mengukur sejauh mana siswa mencapai aras keberhasilan. Derajat pencapaian tidaklah bergantung kepada apa yang

dicapai siswa lain. Karena itu pengajaran ini disebut juga Pengajaran Berdasarkan Kompetensi yang sama artinya dengan Pengajaran Beracuan Patokan. Dalam pengajaran ini program menyajikan pengalaman yang memungkinkan siswa mencapai aras memuaskan dalam belajar atau dalam melakukan tugas sebelum melanjutkan dengan kegiatan atau aras berikutnya. Jika patokan atau kriteria ditetapkan dan siswa dapat berhasil mencapainya, maka konsep ketuntasan belajar dinyatakan. Teknik ini mendorong siswa berhasil dalam belajar sebagai hasil (keluaran) yang tepat suatu program pendidikan.PAP terdiri atas butir-butir yang langsung mengukur. Patokan (kriterium) menyatakan bahwa butir-butir soal itu memberi tanda untuk menyatakan kecukupan untuk kerja siswa yang berkaitan dengan tujuan. Jadi keberhasilan siswa dengan butir-butir soal ini menyatakan sudah mencapai tujuan suatu satuan pelajaran. Karena itu acuan patokan disebut juga acuan tujuan. Jadi penilaian acuan patokan sama artinya dengan acuan tujuan. Ada 4 jenis PAP
a.

Penilaian tingkah laku masukan Tes dirancang untuk mengukur ketrampilan diidentifikasikan untuk permulaan pengajaran.
b. Praujian

yang

sudah

Yang dirancang bagi tujuan-tujuan yang akan diajarkan.


c.

Pascaujian Penilaian ini alatnya identik atau paralel dengan praujian, yang mengukur tujuan yang telah diajarkan. tujuan tunggal, atau sejumlah tujuan tunggal. Butir tes ini menguji siswa setelah pelajaran berjalan dan sebelum pascaujian. Tiap jenis penilaian penting bagi perancang pengajaran: Penilaian tingkah laku merupakan masukan penting. Butir soal menguji keterampilan yang ada pada suatu daftar analisis pengajaran, yang diperlukan dipunyai oleh calon siswa. Siswa yang tidak mempunyainya akan mengalami kesulitan dalam pelajarannya. Karena itu hal ini merupakan perilaku masukan siswa, atau ciri-ciri siswa.Praujian mengukur ketrampilan yang akan diajarkan. Fungsi praujian ialah mengetahui seberapa banyak yang telah dimiliki para siswa. Selanjutnya hal ini menyarankan apakah pengajaran untuk topik tertentu dapat diberikan atau belum? Praujian dapat diberikan secara singkat yakni mengukur beberapa tujuan terminal dan

d. Penilaian sambil jalanTerdiri atas butir-butir yang menilai suatu

beberapa tujuan subordinat kunci. Perancang harus memikirka tujuan yang sangat penting untuk diuji.Pasca ujian akan mengukur semua perolehan pengajaran. Semua tujuan, apalagi tujuan terminal perlu diuji. Pascaujian dapat membantu perancang mengidentifikasi bagian pengajaran yang tidak berjalan.Ujian sambil jalan dilakukan selagi mengajar. Butir tes dapat menjawab pertanyaan seperti apakah siswa mengetahui bagaimana melakukan ketrampilan ini? butir ujian sambil jalan lebih banyak mengandung ketrampilan intelek, tetapi tidak memerlukan penerapan.Keempat jenis ujian ini dimasukkan dalam proses rancangan. Setelah melaksanakan evaluasi formatif diperlukan pengubahan butir-butir soal, pembuangan butir-butir tingkah laku masukan atau praujian.Dalam melaksanakan perancangan PAP perancang perlu menyusun satu butir atau lebih untuk setiap tujuan tingkah laku. Pernyataan dalam butir soal berhubungan langsung dengan setiap tujuan untuk kerja. Tujuan dalam ranah intelek (kognitif) merupakan butir tertulis atau yang meminta suatu produk khusus. Pencapaian dalam ranah kognitif itu relatif mudah ditentukan.Tujuan dalam ranah sikap (afektif) biasanya lebih sukar dinilai. Tujuan ini biasanya berhubungan dengan sikap atau preferensi siswa. Mengukur sikap siswa secara langsung biasanya sukar. Butir ujian untuk ujian afektif biasanya menuntut siswa menerangkan preferensi siswa sedangkan guru mengamati tingkah laku dan menyimpulkan sikap siswa.Tujuan psikomotor ditunjukkan siswa dengan menampilkan suatu urutan langkah yang secara kolektif mewakili tujuan pengajaran. Penilaian biasanya terdiri dari suatu daftar pengecekan dan guru mengambil kesimpulan dari sejumlah langkah yang dilaksanakan dengan tepat.Patokan merupakan aras penguasaan tuntas. Untuk menguasai secara tuntas siswa diwajibkan mencapai suatu aras unjuk kerja tertentu. Format butir soal perlu dipertimbangkan dalam menyusun alat penilaian. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu menjawab siswa, waktu menghitung skor, lingkungan penyelenggaraan dan sebagainya. Format benar salah tidak tepat untuk menentukan apakah siswa dapat membuat definisi. Dalam ujian tidak ada aturan penempatan butir suatu soal. Pada umumnya pengelompokan butir untuk jenis pertanyaan yang sama. Maksudnya menguji unjuk kerja yang dihubungkan dengan isi. Butir soal hendaknya ditulis jelas dan singkat. Siswa dijamin supaya memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk menjawab.

Cara mengevaluasi ujian dan soal ujian, guru harus menjamin:

a.

Petunjuk pengerjaan soal itu jelas, sederhana dan mudah diikuti perangsang bagi siswa.

b. Setiap butir soal jelas menyampaikan informasi ataupun

c.

Kondisi untuk membuat jawaban supaya realistis

d. Metode jawaban supaya jelas bagi siswa. e.

Waktu, ruang, dan perlengkapan tersedia untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.Sebaiknya butir soal diminta dibaca oleh orang yang bukan peserta untuk mengetahui apakah ada yang kurang jelas, kurang memenuhi aturan, dan sebagainya. bahwa butir-butir soal itu

Perancang hendaknya ingat mengukurkecukupan mengenai: a. b. c. d.


e.

ujian itu bentuk jawaban bahan pengajaran situasi lingkungan prestasi siswa. Tujuan penilaian patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. PAP sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar pesrta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya.

2.

Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan langkah-langkahnya Penilaian acuan Normatif adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya. Acuan ini sekarang dianggap kurang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saat ini yaitu membandingkan hasil antar peserta didik. Penentuan nilai menurut PAN didasarkan pada kemampuan kelompok. Contohnya dalam kelompok itu harus ada yang mendapat nilai sangat bagus sekitar 2%, baik 14% dan sedang 68%, serta yang bernilai kurang 14% dan

sangat kurang 2%. Jadi nilai untuk setiap peserta didik ditentukan oleh kelompoknya. Biasanya tingkat kesukaran soal dibuat menurut perbandingan 25 50 25 butir soal yang mudah sedang sukar. Nilai yang diperoleh khusus berlaku untuk kelompok tersebut, artinya kalau yang bersangkutan pindah kekelompok lain akan terjadi perubahan nilai. Jadi nilai tersebut relatif harganya. Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan.

Langkah-langkah pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah sebagai berikut:


1. Mencari skor mentah setiap peserta didik 2. Menghitung

rata-rata X actual = Md + (fd/n)i

(X)

actual

dengan

rumus

3. Menghitung simpangan baku (deviasi)

4. Menyusun pedoman konversi

Penentuan nilai berdasarkan PAN dilingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) tidak banyak dilaksanakan, tetapi ada kecenderungan untuk menggunakan PAK. Dalam penilaian acuan norma kedudukan (posisi) siswa dalam kelompok adalah acuan penentuan kualitas unjuk kerja. Dalam proses rancangan hendaknya disiapkan pula butir soal untuk setiap tujuan. Dalam PAN dan ketuntasan belajar guru dan siswa harus bekerjasama. Dalam PAN siswa dilatih bersaing (berkompetisi).

Tujuan PAN adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompokkelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu kurva normal.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Kata acuan penilaian terdiri dari dua kata yaitu kata acuan dan kata penilaian. Kata acuan mempunyai arti rujukan. . Jadi kalau ada kata mengacu itu sama halnya dengan merujuk.

Adapun prinsip-prinsip umum dalam penilaian dalam pembelajaran menurut BSNP sebagai berikut: 1. Mendidik 2. terbuka atau transparan 3. Menyeluruh 4. Terpadu dengan pembelajaran 5. Objektif 6. Sistematis

7. Berkesinambungan 8. Adil 9. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria

Pendekatan PAP menggunakan langkah-langkah sebaga berikut: 1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik,

jika semua soal dijawab dengan benar


2. Mencari rata-rata ideal (X) dengan rumus

ideal = x X ideal 3. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah sebagai

berikut: 1. Mencari skor mentah setiap peserta didik


2. Menghitung

rata-rata X actual = Md + (fd/n)i

(X)

actual

dengan

rumus

3. Menghitung simpangan baku (deviasi)

4. Menyusun pedoman konversi

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini , diharapkan bermanfaat bagi pendidik dan peserta didik

You might also like