You are on page 1of 18

1

ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)


DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
BAB I
Pendahuluan


1.1atar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat
kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan
keluarga berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan
keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi,
dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
Pendapat Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan
mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak
mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan
pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan
jumlah keluarga yang diinginkan.
Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signiIikan terhadap
peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah
diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program saIe
motherhood and child survival.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak
1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka
kelahiran dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a)
Pengaturan jarak kelahiran ('spacing) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk
tidak ingin lagi menambah anak ('limiting). Masyarakat Indonesia dapat menerima
hampir semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu
metode KB yaitu Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi
hormonal terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi
implan. Makalah ini akan membahas kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan disebut
juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena insersinya pada bagian subdermal.

2
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah, yang mempunyai masa
kerja panjang.
Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi pengertian dan cara kerja
kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan dan kerugian kontrasepsi
implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain storming dan seminar.
Pada dasarnya setiap orang termasuk mahasiswa memiliki kemampuan
untuk menstransIormasikan dirinya sendiri. Untuk memperbaiki kemampuan ini
merupakan salah satu aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan,
berguna dan menyenangkan. Oleh karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan
kemampuan diri ini.

1.2%ujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pelayanan kontrasepsi
implan.Sehingga mahasiswa mampu menerapkan konsep AKBK ini pada klien.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1Mahasiswa mampu melakukan pemberian AKBK pada klien
1.2.2.2Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kep. Pada klien jika ada
ganggua pada penggunaan alat kontra sepsi (AKS) AKBK
1.2.2.3 Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil pengguaan AKS (AKBK)


1.3etode Penulisan
1.4.1 Study Dokument
1.4.2 Study Kepustak






3
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
BAB II
%IN1AUAN PUS%AKA

2.1 Konsep Kontrasepsi
2.1.1 Pengertian
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma (Manuaba, 2000)
2.1.2 Macam-macam Kontrasepsi Hormonal
1. Pil
Adalah Kontrasepsi sistemik yg pertamakali dikembangkan. Pil berisi hormon
estrogen dan progesteron atau progesteron saja
2. Suntikan
Kontrasepsi hormon jg dpt diberikan dlm bentuk suntikan mengandung progesterone
Contoh ; Depo provera, depo progestrin, depo geston, noristerat, cycloIem. Cara kerja:
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir mulut rahim
3. Menipiskan endometrium
4. Mengubah kecepatan transportasi ovum
3.1 Pengertian dan Cara Kerja Kontrasepsi Implan
3.1.1 Pengertian Kontrasepsi Implan
a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, dan reversibel untuk wanita (SperoII & Darney, 2005).

4
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.

b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel
yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan
sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam Iormat kristal
dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).

c. Alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul silatik
berisi hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan dibawah kulit
(Manuaba, 2000)

3.1.2 Cara Kerja Kontrasepsi Implan:
3.1.2.1 Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai eIek nyata terhadap terhadap
mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk
sawar untuk penetrasi sperma.

3.1.2.2 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atroIi. Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi Iertilisasi; meskipun demikian, tidak ada
bukti mengenai Iertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

3.1.2.3 Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.

3.1.4. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipoIisis, yang penting untuk
ovulasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

5
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.





3.1.3 1enis - 1enis Kontrasepsi Implan

3.1.3.1 Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50
85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 35 mcg
per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

3.1.3.2 Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang
Kontrasepsi
Implan
Mengandung progestin dosis rendah
Insersi subdermal
Masa kerja panjang
Cara Kerja
Lendir serviks menjadi kental
Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi

6
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl
Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada
permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang
perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
3.1.3.3 1adena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun.
3.1.3.4 Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 g per hari dan lama
kerja 1 tahun.
3.1.3.5 Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin
dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan
tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada
norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin
dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan
menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini
mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai
diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16
mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg
levonorgestrel. Lama kerja 12 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari
kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.








7
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
BAB III
PEBAHASAN

3.1 Imflan Atau Akbk
3.1.1 Pengertian
AKBK Adalah alat kontrasepsi berupa kapsul kecil karet terbuat dari silikon,
berisilevonorgesrel, terdiri atas 6 ( enam ) kapsul kecil dangan panjang 3 cm sebesar
korek api yang dipasang dibawah kulit lengan atas wanita.



8
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.

3.1.2 Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
3.1.2.1Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang
aman dan sangat eIektiI. EIektivitas penggunaan implant sangat mendekati
eIektivitas teoretis. EIektivitas 0,2 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan fangka panfang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja
paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant)
dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat
diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita
memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah
pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan
sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada eIek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan
terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.
Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena
kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

9
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon
progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat
tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan
pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada
eIek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara
normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan),
implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
f. Mengurangi fumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di
atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan
meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang
hilang.

3.1.2.2 Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah
haid, serta amenorea. Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun
pertama penggunaan, kira-kira 80 pengguna. Perubahan tersebut meliputi
perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta
spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi,
tetapi tidak sering, kurang dari 10 setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak
teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi

10
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada
waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar eIek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala;
kira-kira 20 wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat
badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan
pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan.
Walaupun peningkatan naIsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
\androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai
dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75
wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya
peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara
perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan
kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh
aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung
dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks
(SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar
steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan
kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang eIek
estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan
dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan
jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik
dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik
topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1, atau reitromisin topikal).
Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus
menggunakan implan.

11
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian
besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan
menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan.
Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan
sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak
separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu
menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya.
Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil
dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar
dilihat karena lokasi dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur
pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai
atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden
pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5, suatu insiden
yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan
pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk
AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau
clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus
mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna
mencegah inIeksi.
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin)
atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

12
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
Obat-obat ini siIanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko
kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28
per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan
ektopik selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi,
kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30 kehamilan pada saat
menggunakan implan merupakan kehamilan ektopik.
Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per %ahun Penggunaan
Pengguna bukan kontrasepsi, semua usia 3,0 4,5
Copper T-380 IUD 0,20
Implan 0,28
* Centers Ior Disease Control and Prevention, Ectopic Pregnancy in the United States

3.1.3 Cara kerja imIlan atau AKBK secara umum ada 2 yaitu;
1. Cara tetap melepaskan sejumlah hormon levonorgestrel.
2. Mencegah pematangan sel telur sehingga tidak terjadi ovulasi.

3.1.3 Keuntungan pemakaian imIlan atau AKBK
1. sangat eIektiI dan tidak mempengaruhi ASI karena tidak mengandung
estrogen.
2. Praktis dapat dipakai selama 5 tahun.
3. tidak mengganggu hubungan seksual
4. Setelah pemasangan, tidak memerlukan perawatan lanjutan.
5. Tepat bagi ibu yang tidak ingin mempunyai anak lagi, tetapi belum siap
untuk menggunakan kontrasepsi mantap.
6. Mudah diangkat jika di inginkan
7. Angka kegagalan implant 1 per 100 wanita pertahun

13
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
3.1.5 Indikasi pemakaian imIlan atau AKBK.
- Ibu yang sehat dan tidak ingin hamil selama 5 tahun.

3.1.6 Kontra indikasi pemakaian imIlan atau AKDK.
1. Hamil atau diperkirakan hamil.
2. Diabetes melitus / penyakit endokrin lainnya.
3. Penyakit kardiovaskuler.
4. Tomur / keganasan.
5. Psikosis, neurosis.
6. perdarahan ginekologik yang tidak diketahui sebelumnya .
7. Ada riwayat mola hidatidosa.
8. Variesis berat.

3.1.7 Waktu pemesangan ImIlan atau AKBK yang tepat.
Pada saat menstruasi atau 1-2 hari setelah menstruasi.
3.1.8 EIek sambing pemakaian imIlan atau AKBK.
1. Amenorrhoe.
2. Spotting.
3. Berat badan menurun / meningkat
4. Depresi, mual.
5. Migraine.
6. Libido menurun.
7. Timbul jerawat.

3.1.8 Cara menanggulangan eIek samping ImIlan atau AKBK.
1. Jika terjadi amenorrhoe berikan penyuluhan.
2. Jika terjadi spotting berikan pil KB kombinasi 2 tablet per hari selama 2-
5 hari, atau ganti pil dengan dosis rendah.
3. Jika berat badan menurun, berikan obat / vitamin penambah naIsu
makan.
4. Bila terjadi inIeksi pada bekas luka pemasangan InIlan atau AKBK,

14
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
rawat luka bila belum berhasil ~ di rujuk.
5. Bila terjadi depresi, mual, berikan vitamin B6 50 mg 3 x 1 tablet per hari
6. Bila terjadi migraine ~ rujuk.
7. Bila libido menurun, anjurkan kontrasepsi non hormonal, rujuk.
8. Bila timbul jerawat, anjurkan kontrasepsi non hormonal, rujuk.

3.1.9 Alat-alat yang dipergunakan untuk pemasangan imIlan/ AKBK
1. Bak steril berisi :
a. Spuit dan jarum
b. Bistouri bayonet no 11 atau 15.
c. InIlan/AKBK 1 set
d. Trocar no 10.
e. Pinset
I. Duk lobang
g. Sarung tangan
h. Lidi kapas.
2. bethadin
3. Nierbekken.
4. lodocain ~ anestesi lokal.
5. verban.
3.1.10 Cara pemasangan.
1. Suci hamakan daerah pemasangan 3 jari diatas lipatan siku kanan
untuk yang kidal, lipatan siku kiri untuk yang umum ( tidak kidal )
2. Pasang duk berlobang.
3. Lakukan anestesi lokal menyeluruh di daerah yang akan dipasang
Implan / AKBK.
4. Dengan bistori, lakukan sayatan hingga dibawah kulit ( jangan terlalu
dalam dan jangan terlalu dangkal ), selebar 1 cm.
5. dengan crocar, masukkan Implan/ AKBK dibawah kulit. Mula-mula
pasang yang tengah, selanjutnya pasanglah yang lain sepertu bentuk
kipas.

15
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
6. Sucihamakan lagi, kemudian tutup dengan plestar dan kasa steril serta
dibalut. Balutan jangan dibuka dan jangan sampai basah selama 2 hari.
7. Kontrol dilakukan bila ada keluhan-keluahan.

3.1.11 Melepas Implan / AKBK
1. Tentukan posisi implan dengan palpasi, lalu lakukan tindakan aseptik
dan antiseptik setelah itu lakukan anastesi lokal pada tempat insersi
dengan bentuk seperti kipas.
2. Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi
kemungkinan terjadi inIeksi.
3. Tekan implan dengan jari kearah sayatan, setelah ujung inplan tampak
jepit dengan pean dan tarik.
4. bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan
menggunakan scalpel.
5. Jepit ujung implan yang telah dibersihkan dengan pean yang lain, tarik
implan perlahan lahan sampai terlepas seluruhnya.
6. Lakukan hal yang sama sampai semua implan ( 6 batang) dikeluarkan,
rapatkan luka, tutup dengan plestar, kasa steril dan balut dengan verbal.

3.1.12 Catatan;
1. Kalau perlu dapat diberi analgetik.
2. Pemeriksaan ulang :
a. satu minggu setelah pemasangan
b. satu bulan setelah pemasangan
c. bila ada keluhan.

3.1.2.3 Perencanaan
1. Lakukan pendekatan pad pasien dengan komunikasi terapeutik
Rasional : Dengan mengadakan pendekatan terapeutik, ibu dapat lebih kooperatiI
dengan petugas kesehatan

16
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.

2. Lakukan pemeriksaan kondisi Iisik klien
Rasional : Dengan pemeriksaan kondisi Iisik secara menyeluruh akan
mempermudah petugas kesehatan untuk mengambil keputusan apakah kondisi Iisik
klien cocok dan sesuai dengan metode KB yang di inginkan Klien

3. Berikan inIormasi tentang hasil pemeriksaan
Rasional : Dengan menjelaskan kepada klien. Klien dapat mengerti tentang
kondisinya

4. Berikan HE tentang indikasi dan eIek samping penggunaan KB implant
Rasional : Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman klien
5. Berikan HE tentang keuntungan dan kerugian pemakaian implant
Rasional : Dengan memberikan HE dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman klien
6. Berikan ibu lembar persetujuan tindakan medis (inIormed cosent)
Rasional : Dengan memberikan inIormed consent pada klien akan membentuk rasa
kepercayaan antara klien dan petugas (tanggung jawab dan tanggung gugat)
7. Lakukan pemasangan KB sinomplant pada klien
Rasional : Dengan melakukan pemasangan KB implanon yang sesuai dengan
standart dan prosedur yang berlaku akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan
pada klien
8. Berikan HE tentang cara perawatan pasca pemasangan implanon yang dilakukan
secara mandiri pada klien
Rasional : Dengan HE akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pada
klien.


17
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
BAB IV
KESIPUAN


1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung
progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang.
2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir
serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium,
mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena,
indoplant, uniplant dan capronor.
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain eIektivitas implan sangat
tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan
setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan
penggunaan implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan
haid hingga 80 pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan.
5. Jenis jenis implan mempengaruhi lama kerja alat kontrasepsi tersebut. Lama
kerja ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang digunakan serta dosis hormon yang
terkandung dalam kapsul implan.
6. Implan yang dapat mengalami biodegradasi menghantar progestin dalam kadar
konstan untuk suatu periode waktu yang bervariasi dari sebuah wahana yang larut
dalam jaringan tubuh. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki
dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah.









18
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) KELOMPOK EMPAT (4)
DOSEN PENDAMPING : KASIYATI S.Keb. M.Keb.
AF%AR PUS%AKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. ProI.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-
SP.

You might also like