You are on page 1of 28

LEMBAR PERSETUJUAN

DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI BBM TERHADAP PIHAK SWASTA

Diajukan Oleh : NIHAYATUS SHOLICHAH NIS : 0309

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh :

Kepala Sekolah

Guru Pembimbing

( Drs. Abd. Wahid Efendi, M.Ag. )

( Hj. Anik Zahrotin Nimah, SE. )

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan salah satu nikmat terbesar yakni hidup, sehingga saya mempunyai kesempatan untuk dapat menyelesaikan paper yang berjudul DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI BBM TERHADAP PIHAK SWASTA sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UN (Ujian Nasional) di Madrasah Aliyah Manbaul Hikam. Tiada gading yang tak retak, maka dari itu penulis menyadari bahwa di dalam paper ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan paper ini. Paper ini disusun juga dengan kesadaran bahwa nikmat besar yang diberikan Allah SWT secara adil adalah waktu. Semoga paper ini dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk lebih giat belajar dan mengukir prestasi. Terlepas dari semua itu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan paper ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manbaul Hikam yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk selalu berusaha lahir dan batin dalam mencapai kesuksesan dan tujuan hidup. 2. Bapak H. Ahmad Aflah Afriadi, S.Pd.I. selaku Waka Kesiswaan yang memotivasi penulis untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan usaha yang maksimal dan hasil akhirnya diserahkan kepada yang di atas.

ii

3. Ibu Hj. Anik Zahrotin Nimah, SE. selaku pembimbing yang tidak hentihentinya memberikan bimbingan, dorongan, kritik, saran serta kepercayaan kepada penulis agar paper ini mencapai kesempurnaan. 4. Bapak Sholahuddin, M.Ag. yang bersedia meluangkan waktunya untuk menerima pertanyaan atas ketidakjelasan penulis dan dengan sabar menjelaskan metode penulisan paper ini. 5. Kepada semua Bapak dan Ibu Guru yang mengajar di Madrasah Aliyah maupun Madrasah Tsanawiyah Manbaul Hikam. Penulis berterima kasih atas ilmu, keterampilan dan karakter yang dicontohkan, serta bantuan yang diberikan kepada penulis selama bersekolah disini. 6. Bapak dan Ibu, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, didikan, semangat dan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan paper ini. 7. Sahabat-sahabat penulis, baik yang ada di dalam pondok maupun di luar pondok yang sudah membantu penulis selama sekolah di Madrasah Aliyah Manbaul Hikam. 8. Teman-teman di kelas XII IPS-IPA dan di kelas III Ulya, terima kasih atas persahabatannya selama ini. Akhir kata, penulis berharap paper yang sederhana ini dapat membawa manfaat besar bagi generasi baru terutama bagi pembacanya.

Sidoarjo, 24 Juni 2009

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ KATA PENGANTAR..................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 1.3. Tujuan dan Manfaat............................................................... 1.4. Metode Penulisan................................................................... 1.5. Sistematika Penulisan............................................................ BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Definisi BBM dan Subsidi BBM........................................... 2.2. Kebijakan Subsidi BBM........................................................ 2.3. Tujuan Kebijakan Pemerintah pada Subsidi BBM................ BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 3.1. Penyajian Data....................................................................... 3.2. Analisis Data ........................................................................ BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP 4.1. Kesimpulan ........................................................................... 4.2. Saran ..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... LAMPIRAN

i ii iii v

1 3 3 3 4

5 7 8

11 16

21 22 23

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) merupakan energi yang tidak terbarukan yang terbentuk dari fosil di dalam perut bumi dan di abad modern ini telah menjadi salah satu kebutuhan primer yang penting bagi penduduk dunia. Di Indonesia konsumsi BBM menunjukkan trend yang meningkat setiap tahun dimana saat ini mencapai 1,3 juta barrel perhari. Sedangkan produksi nasional saat ini berkisar 950.000 barrel perhari. Sementara itu angka pertumbuhan konsumsi BBM yang tercatat sekitar 6% pertahun memberikan tekanan berat terhadap pendapatan dan belanja negara (APBN) dimana beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah mencapai Rp. 130,9 triliun di tahun 2008. Melonjaknya volume pemakaian BBM disebabkan pengaturan alokasi BBM bersubsidi yang selama ini berjalan tidak tepat sasaran karena sebagian jatuh ke pihak yang sebenarnya tidak berhak, karena sebenarnya subsidi tersebut dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas sehingga dirasakan tidak pantas dan tidak adil. Setelah sempat maju mundur, pemerintah memastikan penerapan pemangkasan subsidi dalam APBN 2008 sebesar 20 triliun pada Mei 2008. rinciannya : Rp. 10 triliun untuk subsidi BBM dan 10 triliun untuk subsidi listrik, serta akhirnya dihapus pada akhir tahun 2008. Penerapan kebijakan di atas memang sangat membantu pemerintah untuk mengurangi pengeluaran APBN. Tapi seperti biasa kebijakan

pemerintah selalu saja membawa dampak bagi masyarakat dalam hal ini pihak swasta dan rakyat kecil kembali menjadi korban. Karena sebagian besar faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi BBM di dalam negeri dirasakan oleh pihak swasta. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor baik roda 4, bis,

truk, maupun roda 2. 2. Penambahan mesin-mesin industri bagi pihak perusahaan (terutama

swasta). 3. Energi pembangkit listrik yang baru (karena sekarang PLN sudah

menjadi perusahaan swasta). 4. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor-faktor di atas bagi pihak swasta terutama rakyat kecil. Dengan kebijakan yang dimunculkan oleh pemerintah pada BBM menyebabkan mereka harus merogoh sakunya lebih dalam lagi untuk membeli BBM dan akibatnya perusahaan harus mengurangi tenaga kerjanya untuk menutupi biaya operasionalnya. Kalau sudah begini tambah banyak lagi pengangguran, kalau pengangguran sudah semakin banyak, kita tunggu saja akibat yang lebih parah, semoga tidak akan timbul, yakni meningkatnya angka pelanggaran-pelanggaran kriminalitas. Dari sini sudah jelas bahwa yang paling dirugikan dan yang paling merasakan dampak dari kebijakan subsidi BBM yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah pihak swasta dan terutama masyarakat kecil. Maka untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Nasional tingkat Madrasah Aliyah 2008-2009 ini penulis merasa perlu mengangkat hal ini dalam sebuah paper yang berjudul Dampak Kebijakan Subsidi BBM Bagi Pihak Swasta.

vi

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Apa definisi BBM dan subsidi ? Bagaimana kebijakan pemerintah tentang subsidi BBM ? Apa saja pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan subsidi BBM ? Apa saja pengaruh yang dirasakan pihak swasta dari kebijakan

pemerintah ini ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Dari rumusan masalah di atas tujuan dan manfaat dari penulisan paper ini adalah : 1. 2. 3. 4. Mengetahui arti BBM dan subsidi Mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah pada subsidi BBM Memberikan pemahaman tentang subsidi BBM Mengetahui pengaruh-pengaruh kebijakan subsidi BBM pada

pihak swasta 5. 6. Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional Sebagai tambahan wawasan tentang ilmu ekonomi

1.4. Metode Penulisan Metode merupakan suatu cara untuk prosedur yang ditempuh dalam mencapai tujuan dan sebagai cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dimana harus mengandung kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat mendekati kebenaran yang sesungguhnya. (Dra. Emmy Indriyawati : 2007)

vii

Penulisan paper ini menggunakan metode study teks atau study kepustakaan yaitu kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur yang tidak mungkin hanya dengan mengandalkan buku-buku teks panduan ekonomi, akan tetapi melengkapinya dengan beragam buku acuan lain, serta dari majalah ataupun koran agar dapat mengetahui keseimbangan pengetahuan akan peristiwa nyata dalam masyarakat di satu pihak dan kemahiran teoritik di pihak lain (Sanabiyah Faisol : 1993). Dari beberapa literatur di atas ditemukan berbagai kontroversi pendapat karena banyaknya pendapat, kesimpulan palsu dapat muncul dengan sangat mudah. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian serta kecermatan pemahaman dalam penulisan paper ini untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang sesuai dan memuaskan.

1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan paper ini terbagi atas 4 bab. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan penulisan dalam menyusun sistematika. Adapun pembagian bab dalam paper ini adalah sebagai berikut : Bab satu adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua adalah kajian teori. Bab tiga adalah analisa data. Bab empat adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan penutup.

viii

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis a. Definisi BBM (Bahan Bakar Minyak) Kata BBM sebenanrya tidak asing lagi bagi kita. Menyebutkan BBM setiap orang pasti mengaitkannya dengan mesin karena tanpa BBM mesin tidak akan berfungsi, sehingga timbul anggapan bahwa yang berhubungan dengan BBM selalu ada kaitannya dengan mesin. BBM adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi yang dapat diperbaharui : Komoditas BBM : 1) Avgas 2) Avlur 3) Bensin Premium Pertamax Pertamax Plus

4) Minyak tanah 5) Minyak solar 6) Minyak diesel 7) Minyak bakar 8) Biodiesel 9) Pertamina Dex

ix

Dari sekian banyak BBM, bensin dan minyak solar merupakan BBM yang paling vital fungsinya. Di zaman modern ini, mobilitas manusia sangat tinggi, sehingga vitalnya bensin bagi perekonomian suatu negara sama vitalnya dengan darah bagi tubuh manusia. Karena tanpa bensin dan minyak solar dunia yang kita tempati ini seperti akan berhenti berdenyut. (Sumber : Kompas, 23 Juli 2007)

b.

Definisi Subsidi BBM Istilah subsidi mungkin juga sudah tidak asing lagi bagi kita.

Bahwasanya subsidi menurut bahasa berarti tunjangan. Dan subsidi BBM adalah bayaran yang harus dilakukan oleh pemerintah pada Pertamina dalam simulasi dimana pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. (http://www.pu.go.id/publik/pengumuman/

subsidi-pkps-bbm-050907.htm) Definisi di atas menunjukkan bahwa subsidi dilakukan untuk membantu warga negara yang kurang mampu, namun kenyataannya disalahgunakan oleh kalangan kelas menengah keatas. Hal ini menyebabkan subsidi BBM salah sasaran dalam penyaluran, karena subsidi yang tujuannya diberikan oleh kelompok yang kurang mampu tapi ternyata lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat kelas atas. Subsidi BBM adalah salah satu contoh suatu kebijakan ekonomi yang tidak adil. Menurut data dari sebuah survei misalnya, pemilik mobil pribadi rata-rata menikmati subsidi dari BBM sebesar 1,2 juta perbulan, sangat tidak sebanding dengan apa yang diterima oleh masyarakat yang kurang mampu terutama yang tidak mempunyai kendaraan bermotor.

(http://arsipnalarekonomi.blogspot.com/2008/06) Subsidi memang sangat membantu masyarakat kurang mampu untuk menjangkau harga BBM. Tapi kalau dibiarkan terus menerus, subsidi yang diberikan oleh pemerintah akan menggerogoti keuangan negara dalam APBN. Karena ternyata subdisi tersebut salah sasaran. Masyarakat kelas atas yang sebenarnya mampu membeli BBM yang secara normal ternyata malah disubsidi. Sedangkan kendaraan-kendaraan roda dua milik masyarakat kurang mampu biasanya membeli BBM yang dijual di kios-kios eceran yang harganya pasti lebih mahal dari SPBU. Harga BBM yang bersubsidi di kios-kios. Jadi jika subsidi ini diteruskan saya rasa hanya akan buang-buang uang dari APBN karena hanya kalangan menengah ke atas saja yang menikmati subsidi ini.

2.2. Kebijakan Subsidi BBM Di zaman modern, mesin sangat penting untuk menunjang mobilitas manusia yang semakin tinggi. Hal ini menyebabkan BBM sangat vital bagi perekonomian suatu negara. Karena tanpa BBM dunia seakan berhenti berdenyut. Setelah sekian lama masyarakat difasilitasi oleh pemerintah dengan subsidi BBM, akhirnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diberlakukan gebrakan yang sangat sensasional. Mulai dari menaikkan BBM industri di tahun 2007, pengurangan subsidi di awal 2008 dan akhirnya dihapus pada akhir 2008. Kebijakan di atas menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat. Hal ini sangat wajar, karena setiap kebijakan pasti ada pihak yang mendukung dan pihak yang menolak.

xi

Kebijakan ini dikeluarkan karena melihat fakta yang terjadi dalam masyarakat. Penyaluran BBM kurang merata. Subsidi yang asalnya diperuntukkan bagi warga masyarakat yang kurang mampu (menengah ke bawah), tapi pada kenyataannya malah sebagian besar dari BBM bersubsidi dikonsumsi oleh kalangan yang tidak berhak, yakni kalangan atas.

2.3. Tujuan Kebijakan Pemerintah Pada Subsidi BBM Kebijakan di atas menimbulkan gejolak di dalam masyarakat. Ada yang pro dengan kebijakan ini dan tidak sedikit yang kontra dengan keputusan ini. Hal ini karena pengaruh-pengaruh yang timbul dari kebijakan ini. Bagi pihak yang menganggap baik maka mereka akan setuju dengan kebijakan ini. Begitu juga sebaliknya. Beberapa tujuan pemerintah dari kebijakan ini antara lain : a. Mengurangi beban APBN

Dengan dilakukannya kebijakan subsidi BBM ini beban yang ditanggung dalam APBN menjadi berkurang. Berkaca dari tahun 2008 setidaknya APBN seharusnya menanggung beban subsidi. BBM tidak kurang dari Rp. 150 triliun karena kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,3 juta barrel perhari sedangkan produksi saat ini hanya 0,95 juta barrel perhari. Jadi pasokan BBM kita kurang 0,35 juta barrel perhari.

b. lain

Dana subsidi dari APBN bisa dialihkan ke bidang

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam harian bangsa, Penghematan subsidi BBM dan listrik nanti dialihkan untuk kebijakan

xii

kebutuhan

bahan-bahan

pokok

dan

kompensasi

langsung

pada

masyarakat kurang mampu. Sehingga dana dari subsidi BBM ini bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yakni stabilitasi harga kebutuhan pokok dan kompensasi pada masyarakat. Adapun program kompensasi subsidi di BBM 2008 : 1) Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp. 14,1 triliun (Juni Desember) 2) Ketahanan pangan dan raskin Rp. 4,2 triliun (Juni Desember) 3) Tambahan subsidi KUR Rp. 1,0 triliun (Juni Desember) 4) Dukungan biaya pendidikan anak bagi PNS Gol I/II terutama TNI/Polri 5) Menghindari penyaluran subsidi yang ternyata salah sasaran Sudah bukan rahasia lagi kalau subsidi yang mulanya bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, tapi ternyata pihakpihak yang tidak berhak malah menerima jatah subsidi ini lebih besar dari pada masyarakat kecil. Karena subsidi BBM ternyata banyak dinikmati oleh : 1) Orang dari kelompok pendapatan menengah dan atas diukur dari pengeluaran mereka untuk BBM Distribusi BBM menurut kelompok pengeluaran (orang/bulan)

xiii

20% teratas

43%

20% kedua teratas

23%

20% di tengah

16%

20% kedua terbawah

11%

20% terbawah

7%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

2) Industri dan transportasi dibanding pengguna rumah tangga Persentase pengeluaran BBM dari total pengeluaran menurut sektor
Angkutan udara dan darat

25%

Transportasi

13%

Industri

6%

Rumah tangga

2%

Rumah tangga kecil

2,5%

10

15

20

25

30

3) Subsidi lebih dinikmati oleh kelompok pendapatan menengah ke atas baik menurut kelompok pengeluaran maupun pengeluaran untuk BBM menurut sektor.

xiv

4) Subsidi BBM ternyata mendorong terjadinya pemborosan dalam penggunaan BBM di dalam negeri dan penyelundupan BBM keluar negeri. (http://www.pu.go.id/publik/pengumuman/subsidi-pkps-bbm050907.htm)

xv

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

3.1. Penyajian Data Krisis multi dimensional yang berawal pada tahun 1997, disusul dengan carut marutnya perekonomian Indonesia pasca runtuhnya rezim Orde Baru telah menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia jatuh dalam lingkaran kemiskinan. Kelompok-kelompok masyarakat ekonomi lemah bahkan terpuruk di bawah garis kemiskinan yang kronis. Penduduk miskin yang semula berjumlah 34,91 juta (BPS, 1999) meningkat menjadi 47,97 juta. Situasi dan kondisi perekonomian Indonesia belum pulih ketika tahun 2001 harga minyak bumi di pasaran dunia mulai mengalami kenaikan secara bertahap. Pada saat ini pemerintah mulai mengurangi subsidi bahan bakar minyak untuk masyarakat dan memberikan kompensasi dalam bentuk Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi BBM (PPDP-BBM) pada 11 sektor termasuk bidang perekonomian, kesejahteraan sosial, dan berbagai bidang lainnya, termasuk program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi BBM ini dipandang cukup membantu dalam menstabilkan kondisi perekonomian masyarakat. Hal ini terbukti dari jumlah penduduk miskin yang semula 47,97 juta turun menjadi 38,40 juta. (BPS, 2002) Pada tahun 2005, harga minyak bumi di pasar dunia kembali mengalami kenaikan. Hal ini membawa konsekuensi bagi pemerintah Indonesia untuk

xvi

menyetarakan harga jual minyak di pasaran dunia dan dalam negeri. Kenaikan harga bahan bakar di dalam negeri lebih disebabkan kepada kebijakan pemerintah yang lagi-lagi mengurangi subsidi untuk penyediaan bahan bakar bagi masyarakat. Potensi gejolak sosial yang terjadi pada saat itu dapat dikendalikan dengan kebijakan dan kompensasi yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp. 100.000,- /bulan (seratus ribu rupiah per bulan) kepada 19,1 juta keluarga miskin selama 1 tahun. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penetapan data penerima bantuan BLT dan proses penyalurannya justru menimbulkan berbagai konflik diantara pemerintah dan masyarakat maupun diantara masyarakat itu sendiri walaupun dalam skala yang relatif kecil. Pada pertengahan tahun 2007 dan memasuki tahun 2008, harga minyak di pasaran dunia kembali melambung hingga mencapai US$ 130 per barrel. Pemerintah kembali dihadapkan pada situasi dan kondisi yang dilematis. Pengurangan subsidi tersebut akan menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dalam negeri yang kemudian berdampak terhadap kenaikan biaya transportasi, harga bahan-bahan kebutuhan pokok dan berbagai komoditi lainnya. Masyarakat miskin (rumah tangga) adalah kelompok yang paling merasakan beban berat akibat kenaikan bahan bakar minyak. Meningkatnya biaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan atau kemampuan daya beli menyebabkan

masyarakat semakin terpuruk dalam kondisi yang miskin dan menjerat.

xvii

Kerentanan terhadap gejolak ekonomi dan rendahnya kemampuan daya beli masyarakat merupakan permasalahan yang sudah terjadi sejak lama di Indonesia dan semakin berlarut-larut dengan adanya kenaikan harga BBM. Ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut : 1. Masyarakat kurang disiapkan sejak awal untuk menggunakan energi secara hemat dan tidak diarahkan untuk menggunakan sumber energi alternatif. 2. Subsidi terhadap bahan bakar minyak yang disediakan oleh pemerintah selama ini cenderung menyebabkan masyarakat menjadi ketergantungan dan tidak menyadari bahwa pengurangan atau penghentian subsidi tersebut akan menyebabkan peningkatan harga yang sangat signifikan. 3. Kebijakan pemerintah di bidang perekonomian yang selalu berpihak kepada kelompok pemilik modal dan lemahnya kinerja jajaran birokrasi dalam mengawasi kompetisi dunia usaha sehingga seringkali kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok di pasar dalam negeri meningkat secara signifikan dan tidak seimbang terhadap kenaikan bahan bakar minyak yang terjadi. Hal ini menyebabkan (life cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat menjadi semakin tinggi. 4. Kebijakan pemerintah yang berpihak kepada masyarakat miskin juga terbukti dari minimnya alokasi anggaran untuk program-program peningkatan kesejahteraan rakyat/kesejahteraan sosial.

xviii

5. Sarana dan prasarana pelayanan publik yang sangat terbatas dan tidak diimbangi dengan pemeliharaan yang memadai sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (misalnya sarana transportasi umum). 6. Terbatasnya pelayanan-pelayanan sosial dasar (kesehatan, pendidikan, perumahan, dll) yang disediakan oleh pemerintah. Penyelenggaraan pelayanan sosial dasar ini bahkan cenderung diserahkan kepada pihak swasta sehingga biayanya relatif mahal dan seringkali menimbulkan kompetisi yang tidak sehat diantara pelaku bisnis. (http://www.google.co.id/2009/23/6)

PEMBENTUKAN

KEBIJAKAN

PEMBERIAN

BANTUAN

LANGSUNG TUNAI (BLT) PLUS Pemerintah menyadari bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak telah menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap masyarakat, utamanya keluarga-keluarga miskin. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap kebijakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2006 dan untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan bahan bakar pada tahun 2008 ini pemerintah kembali menetapkan kebijakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus. Penetapan jumlah sasaran, jumlah bantuan per bulan, jenis bantuan, mekanisme dan prosedur penyaluran BLT Plus pada tahun 2008 dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai berikut :

xix

1. Bahan bakar minyak tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam rumah tangga. Kenaikan harga bahan bakar tersebut akan berpengaruh langsung dalam pemenuhan kebutuhan kesinambungan kehidupan dalam setiap rumah tangga dalam masyarakat, utamanya rumah tangga miskin dan sangat miskin. 2. Selain minyak tanah, kebutuhan masyarakat yang juga sama pentingnya adalah transportasi yang sangat erat kaitannya dengan bahan bakar (premium, pertamax, solar, dll), baik masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi maupun pengguna kendaraan umum. Kenaikan harga bahan bakar minyak akan menimbulkan kenaikan biaya transportasi. 3. Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus yang diberikan merupakan salah satu jenis bantuan yang bertujuan untuk mencukupkan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat miskin untuk kebutuhan pembelian bahan bakar dan sifatnya emergency (mendesak). 4. Pemberian bantuan berupa minyak goreng dan gula pasir merupakan bantuan tambahan yang juga mendesak karena hampir semua jenis bahan kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan harga. 5. Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus bukan merupakan satu-satunya jenis bantuan yang bertujuan untuk menstabilkan perekonomian rumah tangga miskin dan masyarakat Indonesia secara umum. Bantuan ini merupakan bantuan antara yang bertujuan untuk menjadi pertolongan pertama bagi kondisi perekonomian rumah tangga miskin yang terpuruk

xx

akibat kenaikan-kenaikan harga-harga di hampir semua jenis kebutuhan hidup. 6. Penetapan jumlah sasaran penerima bantuan sebanyak 19,1 KK rumah tangga sangat miskin merupakan suatu hal yang sangat mendesak, mengingat bahwa penetapan kenaikan harga bahan bakar minyak tidak dapat ditunda. Data ini kemudian akan diverifikasi kembali pada saat proses persiapan dan pelaksanaan penyaluran bantuan.

(http://www.google.co.id/2009/25/6)

3.2. Analisis Data A. Pemerintah Dari berbagai pernyataan yang dikeluarkan pemerintah mengenai kondisi perekonomian negara akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan rencana untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus kepada 19,1 juta KK sangat miskin. Penyusun menganalisis beberapa aspek penting yang berkenaan dengan penetapan kebijakan tersebut, yakni : dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Indonesia bukan merupakan satu-satunya negara yang terkena dampak negatif akibat kenaikan harga bahan bakar minyak di pasaran dunia. Sebagai contoh, negara Malaysia bahkan akan menaikkan harga jual minyak dalam negeri sampai dengan 40% dari harga sebelumnya. Kenaikan harga minyak tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian negara, dimana pemerintah harus menyediakan subsidi

xxi

bagi masyarakat untuk menyetarakan harga jual minyak dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan inflasi yang cukup hebat dan selanjutnya akan membuat perekonomian negara terpuruk dalam kondisi yang lebih parah. Subsidi yang harus disediakan oleh pemerintah sebesar 35 triliun rupiah untuk menyetarakan harga jual bahan bakar minyak dalam negeri akan juga menyebabkan tertundanya pengalokasian anggaran pembangunan di berbagai sektor. Pemerintah dihadapi pada situasi dan kondisi yang sangat dilematis antara kemungkinan situasi terpuruknya perekonomian negara apabila tetap menyediakan subsidi untuk penyediaan bahan bakar minyak dengan kemungkinan situasi terjadinya gejolak sosial masyarakat akibat tingginya harga-harga bahan kebutuhan pokok. Anggaran yang harus disediakan pemerintah untuk pemberian BLT Plus bagi 19,1 juta KK miskin hanya sekitar 14 triliun rupiah. Ini berarti negara bisa menghemat sekitar 21 triliun rupiah dari jumlah subsidi yang seharusnya disediakan untuk menyetarakan harga jual BBM dalam negeri.

B.

Pihak Swasta dan Rakyat Kecil Dari data di atas dapat dihimpun beberapa pengaruh kebijakan

subsidi BBM bagi pihak swasta dan rakyat kecil : 1. Perindustrian swasta harus mengeluarkan biaya lebih

besar untuk operasional Dengan diberlakukannya kebijakan subsidi BBM, biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan-perusahaan swasta akan semakin tinggi.

xxii

Hal ini harus mereka hadapi karena operasional mereka memang sangat bergantung pada BBM, terutama untuk penggerak fungsi mesin-mesin industri serta untuk alat-alat transportasi perusahaan yang berfungsi untuk pengiriman serta pengambilan barang dan lainlain. 2. Perusahaan harus mengurangi jumlah karyawannya

untuk menutupi biaya operasionalnya Hal ini harus dilakukan gar eksistensi perusahaan terus berjalan. Jika sudah demikian, maka produksi yang dihasilkan oleh perusahaan akan menurun. Jadi jika memang ingin terus bertahan maka perusahaan harus pandai-pandai memanfaatkan sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut. 3. Industri yang tidak mampu menutupi biaya

operasionalnya terpaksa harus gulung tikar Untuk menjalankan perindustrian, dibutuhkan keseimbangan antara pengeluaran untuk operasional dengan pemasukan yang didapat dari pemasaran produk yang dihasilkan. Jika memang hal ini sudah tidak seimbang, maka terpaksa operasional sebuah industri tidak dapat dilanjutkan lagi dengan kata lain industri ini terpaksa harus gulung tikar. Saat ini setidaknya sudah ada dua IKM (Industri Kecil Menengah) di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang mengalami gulung tikar, banyak IKM yang berada pada kategori megap-megap menjadi kembang

xxiii

kempis akibat kenaikan minyak mentah. (Sandiaga Uno, Tempo Interaktif, 20 November 2007). 4. Harga kebutuhan pokok meningkat

Dalam kondisi seperti ini perindustrian hanya menghasilkan barang produksi yang lebih sedikit dari pada biasanya. Hal ini menyebabkan harga barang-barang tersebut meningkat ke angka yang lebih mahal. Kalau sudah begini rakyat kecil kembali menjadi korban, karena mereka harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk menjangkau kebutuhan pokok. 5. Pengangguran semakin bertambah

Dampak dari pengurangan jumlah karyawan oleh perusahaanperusahaan serta industri yang harus gulung tikar adalah pertambahan jumlah pengangguran. Padahal salah satu tujuan dari pemerintah adalah mengurangi jumlah pengangguran tapi dari kebijakan yang mereka buat ternyata malah menambah jumlah pengangguran bukan mengurangi. 6. Kemiskinan semakin berkembang pesat

Dari PHK masal serta gulung tikarnya perusahaan akan menambah jumlah pengangguran. Jika sudah demikian, maka mereka yang diPHK tidak akan mendapat pemasukan lagi. Sedangkan harga kebutuhan pokok semakin meningkat, maka lambat laun stok tabungan mereka akan menipis dan tidak menutup kemungkinan akan habis. Jika sudah begitu, kemiskinan semakin bertambah dan

xxiv

berkembang. Terus bagaimana dengan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ? 7. Angka kriminalitas semakin bertambah

Jika keenam hal di atas sudah terjadi maka selanjutnya terjadi adalah kriminalitas semakin bertambah. Karena jika para pengangguran sudah frustasi memikirkan bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, yang maka mereka tidak tempuh menutup adalah

kemungkinan

jalan

terakhir

menghalalkan segala cara untuk menutupi kekurangan serta memenuhi kebutuhannya. Untuk meminimalkan hal-hal di atas pemerintah harus pandai-pandai menciptakan lapangan pekerjaan dan perusahaan juga harus pandaipandai memaksimalkan sumber daya yang ada. Dan semua ini tidak akan berhasil jika tidak ada kebersamaan dari semua pihak dan terutama kesadaran untuk selalu berbuat yang baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

xxv

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP

4.1. Kesimpulan 1. BBM adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi

yang tidak dapat diperbaharui. 2. Komoditas BBM adalah : avgas, avtuf, bensin, minyak tanah,

minyak solar, minyak diesel, minyak bakar, biodiesel, dan Pertamina Dex. 3. Subsidi BBM adalah bayaran yang dilakukan pemerintah pada

Pertamina dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan. 4. Subsidi BBM adalah salah satu kebijakan ekonomi yang tidak adil

karena subsidi yang sebenarnya ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu ternyata malah lebih besar dinikmati oleh kelompok kelas atas. 5. Kebijakan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah terkesan

sangat plin-plan karena seringnya naik dan turun. 6. Beberapa tujuan pemerintah dari kebijakan harga BBM antara lain

untuk mengurangi beban APBN, menghindari penyaluran subsidi yang ternyata salah sasaran, dan dana subsidi bisa dialihkan pada bidang lain. 7. Pengaruh yang dirasakan oleh pihak swasta dari kebijakan BBM

antara lain : perindustrian swasta harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk operasional, perusahaan harus mengurangi jumlah karyawan, banyak industri kecil menengah yang gulung tikar, harga kebutuhan

xxvi

pokok meningkat, pengangguran bertambah, kemiskinan berkembang pesat, angka kriminalitas semakin bertambah. 8. Alasan pemerintah memberlakukan kebijakan pada subsidi BBM

adalah naiknya harga minyak dunia. Melonjaknya volume pemakaian BBM, besarnya beban yang ditanggung APBN, subsidi yang diberikan ternyata salah sasaran, dana subsidi dialihkan untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok, BLT dan pendidikan. 9. Kebijakan pemerintah pada subsidi BBM ini membuat

kepercayaan masyarakat pada pemerintah kali ini.

4.2. Saran-saran Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas untuk persyaratan mengikuti Ujian Nasional yang berupa paper yang berjudul Dampak Kebijakan Subsidi BBM bagi Pihak Swasta sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan paper ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan, baik dari segi penyajian, penyusunan maupun analisissnya. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan paper selanjutnya. Akhirnya hanya keridhoan Allah yang selalu didambakan oleh penulis. Semoga rahmat, taufiq serta hidayah-Nya senantiasa dilimpahkan pada kita semua. Dan semoga paper yang penulis sajikan ini memberikan manfaat bagi semua pembacanya.

xxvii

DAFTAR PUSTAKA

Sandiaga Uno, Kebijakan BBM Industri Sebabkan Ketidakpastian Tempo Interaktif, 20 November 2007 Hanan Nugroho, Sembuh dari Penyakit Subsidi BBM : Beberapa Alternatif Kebijakan Perencanaan Pembangunan, dalam Kompas, 02 Juli 2007. M. Lutfi Firdaus, Bensin, Cairan Penggerak Ekonomi Kategori Kimia Karbon, dalam Kompas, 23 Juli 2009. http://www.pu.go.id/publik/pengumuman/ subsidi-pkps-bbm-050907.htm http://arsipnalarekonomi.blogspot.com/2008/06 http://www.google.co.id/2009/23/6 Dampak Kebijakan BBM

xxviii

You might also like