You are on page 1of 6

8lkN8 $80l1

Oleh:
HOSMAWATI
NIM: 2.11.1.0404



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK ( FISIPOL )
FIAK.PROGDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNDIKNAS UNIJERSITY DENPASAR
2011-2012
HIKMAH SHOLAT
Ibadah yang bermacam-macam memang disengaja untuk hikmah yang
berbeda. Tabiat jiwa seseorang adalah bosan, cenderung bergerak untuk mencari
alternatiI, pelaksanaannya dihadang oleh sejumlah tantangan. Jika amal-amal ibadah
bermacam-macam, kondisinya berganti-ganti, semangatnya kembali bangkit,
bosannya hilang sehingga dia menjadi giat melaksanakan ibadah,
menyempurnakannya sesuai tuntutan. Kesempurnaan semacam ini dicintai oleh
Allah. Lalu ada pertanyaan: apa hikmah diwajibkannya shalat dan hanya lima kali
sehari semalam?
Al-Muhadits al-haIidz Qathabuddin al-Qasthalani dalam kitabnya Marashid as-
Shalah fi Maqashid as-Shalah menjawab ada dua hikmah shalat lima waktu:
Hikmah Pertama.
Jiwa manusia suka syahwat, alpa, lalai, lupa dan bosan beramal, sehingga
hikmah meniscayakan shalat mengingatkan kelupaannya, membangunkan
kealpaannya, mengekang syahwatnya dengan memutusnya dari kebiasaan dan
menuntunnya untuk bermunajat dengan Tuhan pelindungnya yang menjamin
hidupnya dengan nikmat-nikmatNya dan memasoknya dengan kemurahatian dan
kedermawananNya. Karena Dia tahu kelemahan manusia, Dia menjadikan ibadah ini
di waktu yang biasanya luang dari aktivitas rutin, dan inilah hikmah pengurangannya
dari lima puluh menjadi lima kali karena kasihan dan sayang kepada mereka.
Hikmah Kedua
Di dunia ini, manusia beramal untuk keselamatannya di akhirat. Pekerjaan ini
mengandung penderitaan, kesulitan dan kelelahan. Untuk lulus melakukannya
seseorang harus melampaui lima rintangan:
1. Dunia dengan keburukan, cela, peringatan, kesibukan dan hubungan-
hubungannya menghalangi seseorang mendapatkan kebahagiaan.
2. Kematian dan sesuatu yang dikhawatirkan darinya, yaitu cobaan, beratnya
sekarat, hal-hal dan rasa sakit luar biasa yang bisa dilihat dan dirasakan ketika
sekarat.
3. Kuburan yang sempit dan seram dan pertanyaan Munkar Nakir. Semua itu
sulit dan berbahaya.
4. Padang mahsyar (tempat manusia dikumpulkan setelah dibangkitkan) dan
kepanikannya dengan ketakutan yang sangat dan trauma yang pasti.
5. Hisab (penghitungan) dan siksa yang ditakutkan darinya setelah
dipersalahkan.
Mendirikan shalat yang lima akan memudahkan melalui rintangan-
rintangan ini untuk mendapatkan kebahagiaan di tempat kemudian.
#ahasia dibalik Gerakan Shalat
Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan
manIaat. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah, serta
dilakukan secara istiqamah. Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid
Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para sahabat untuk
bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam
masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat. Setelah selesai, ia segera menghadap
Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku,
engkau tadi belum shalat!" Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan
Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti
sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum
melihat "gaya" shalat seperti itu. Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia
kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu,
"Sahabatku, tolong ulangi lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat."
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan.
Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW. Tentunya
dengan gaya shalat yang sama. Namun seperti "biasanya", Rasulullah SAW
menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata,
"Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak
bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!"
"Sahabatku," kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, "Jika engkau berdiri untuk
melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat
dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang
(thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah
dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang.
Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu."
Kisah dari Mahmud bin Rabi' Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam
Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup sekadar "benar"
gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.
Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila Iisiknya tidak khusyuk. Dalam arti
dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang
akan sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan
jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini dilakukan terus
menerus, maka Iungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar akan
kehilangan makna. Karena itu, sangat beralasan bila Rasulullah SAW mengganggap
"tidak shalat" orang yang melakukan shalat dengan cepat (tidak tumaninah).
Hikmah gerakan sholat
Sebelum menyentuh makna bacaan sholat yang luar biasa, termasuk juga aspek "olah
rohani" yang dapat melahirkan ketenangan jiwa, atau "jalinan komunikasi" antara
hamba dengan Tuhannya, secara Iisik shalat pun mengandung banyak keajaiban.
Setiap gerakan sholat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan
bermanIaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar,
tumaninah serta istikamah (konsisten dilakukan). Dalam buku Mukjizat Gerakan
Shalat,Madyo Wratsongko MBA.mengungkapkan bahwa gerakan sholat dapat
melenturkan urat syaraI dan mengaktiIkan sistem keringat dan sistem pemanas tubuh.
Selain itu juga membuka pintu oksigen keotak, mengeluarkan muatan listrik negatiI
daritubuh,membiasakapembuluhdarahalus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta
membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh(arteri jantung). Kita dapat
menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW dalam kisah di awal. "Jika engkau
berdiri untuk melaksanakan sholat, maka bertakbirlah."
Saat takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar
dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Takbir ini dilakukan
ketika hendak rukuk, dan ketika bangkit dari rukuk. Beliau pun mengangkat kedua
tangannya ketika sujud. Apa maknanya? Pada saat kita
mengangkat tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada, memberikan
aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian
otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita, sehingga
keseimbangan tubuh terjaga. "Rukuklah dengan tenang (tumaninah)." Ketika rukuk,
Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut (HR Bukhari dari
Sa'ad bin Abi Waqqash). Apa maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan
maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang
belakang (sebagai syaraI sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat
memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang,
paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraI
memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Kelenturan syaraI memori dapat
dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke
tempat sujud. "Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak." Apa maknanya? Saat
berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah,
sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan
darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraI keseimbangan tubuh dan berguna mencegah
pingsan secara tiba-tiba. "Selepas itu, sujudlah dengan tenang." Apa maknanya? Bila
dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan
oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta
hati. Cara seperti ini eIektiI untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung,
sehingga resiko terkena
jantung koroner dapat diminimalisasi.
"Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang." Apa maknanya? Cara
duduk di antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraI
keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraI di bagian paha
dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!
Masih ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki segudang keutamaan,
termasuk keutamaan wudlu. Semua ini memperlihatkan bahwa sholat adalah
anugerah terindah dari Allah bagi hamba beriman. Wallaahu a'lam.

You might also like