You are on page 1of 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : ALAN SETIAWAN KELAS : 1 H

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karenaatas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan makalah agama dalam rangka memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Pada kesempatan kali ini penulis akan menyajikan pembahasan mengenai sumber nilai dan norma dalam islam untuk lebih mendalami pengetahuan mengenai sumbersumber hukum Islam. 1.2 . Latar Belakang Keberadaan kitab suci umat Islam yaitu Al Quran dalam kehidupan sehari-hari sering diabaikan terutama mengenai nilai dan norma, banyak diantara kita yang mendahulukan As-Sunnah dibanding Al-Quran sebagai pedoman hidupyang telah ditetapkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Sudah sepatutnya kita kembali bersumber pada hukum yang paling utama, yaitu Al-Quran barulah diikuti dengan As-Sunnah lalu adapula Ijtihad. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan agama khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk semua yang membaca makalah ini dan kemudian dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.AL QURAN SEBAGAI SUMBER NILAI ISALAM A. PENDAHULUAN al-quran merupakan sumber pokok ajaran islam sebagai petunjuk bagi manusia (hudan-linnas),sebagai pedoman hidup manusia untuk menujukan kehidupan sejahtera du dunia dan selamat di akhiratrasulullah SAW ketika akan wafat berwasiat bahwa ia tidak meninggalkan warisan harta, kecuali yang ia tinggalkan adalah al-quran dan assunnah,barangisapa yang berpegang teguh pada kedua sumber tersebut diatas, pasti tidak sesat untuk selama lamanya

2.1.1.SUMBER NILAI ISALAM isalam sebagai agama samawi yang dijamin akan menyelamatkan ummat manusia yang bergamakan isalam (muslim) dan melaksanakan (mengamalkan) ajarannya.sebagai agama samawi yakni agama yang berasalkan dari rabbani, maka sebagai sumbernya berasal dari rabbani itu merupakan keniscayaan yang tudak terbantahkan.sebagai suatu ilustrasi penulis kemukakan sebagai dialog antar rasulullah SAW sebagai kepala negara sekaligus sebagai rasul, dengan mu'adz bin jabal ketika mu'adz akan berangkat posnya sebagai gubernur di yaman, sebagai berikut : nabi : dengan apakah engkau melaksanakan hukum? mu'adz : dengan kitab allah (al-quran) nabi : kalau engaku tudak mendapatkannya disana?

mu'adz : saya berijtihad dengan akal saya, dan saya tidak akan putus asa! , nabi : sagala puji bagi allah yang telah berkenan memberi petunjuk kepada utusan rasul-Nya tang direstui-Nya. (sunnah abu daud, 23:11) dengan demikian sumber norma dan nilai dalam islam adalah : 1 sumber pokok : a. al-quran b. as-sunnah 2.sumber tambahan ijtihad fungsi al-quran al-quran diturunkan tidak sekedar untuk dibaca dalam arti pelafakab kata dan kalimat kalimatnya, tetapi yang paling penting adalah pemahaman, penghayatan dan pengalamalannya. kemu'jizatan al-quran antara lain terletak pada bahasa dan kandungannya, yang akan nampak terasa manfaat kemu'jizatan ini apabila mampu memahami dan mengamalkannya secara utuh dan konsisten. jadi kehebatan al-quran kesempurnaan, keterlurusan, keterbaikan, dan jaminannya untuk mengantarkan manusia ke dalam kehidupan yang bahagia yang akan nyata apabila dicoba dan benar benar pengaktualisasinya dlam kehidupan sehari hari

2.2.PENGERTIAN MASING-MASING SUMBER NILAI DAN NORMA DALAM ISLAM a. Al-Quran Al-Quran ialah kitab suci yang diwahyukan Allah s.w.t. kepada Nabi Muhamad s.a.w. sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupanya. AlQuran adalah kitab Allah yang terakhir , sumber asasi Islam yang pertama. Secara harfiah, Quran itu berarti bacaan. Adapun definisi Quran ialah kalam Allah s.w.t. yang diwahyukan kepada Nabi Muhamad s.a.w. sebagai mukjizat . membacanya adalah ibadah. Nama lain Al-Quran : Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap ( 2:2 ). Al-furqan = Memisahkan yang Haq dari yang Bathil ( 25:1 ). Al-Mauidhah =Nasihat ( 10:57 ). Asy-Syifa = Obat ( 10:57 ). Al-Huda = Yang Memimpin ( 72:13 ). Al-Hikmah = Kebijaksanaan ( 17:39 ). Al-Hukmu = Keputusan ( 13:37 ). Al-Khoir = Kebaikan ( 3:103 ). Adz-Dzikru = Peringatan ( 15:9 ). Ar-Ruh = Roh ( 42:52 ).

Al-Muthohharoh = Yang Disucikan ( 80:14 ). B.AS-SUNNAH As-Sunnah menurut istilah syari'at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi'il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri (pensyariatan) bagi ummat Islam Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang baru. Secara istilah sama dengan As-Sunnah menurut Jumhur Ulama. Ada ulama yang menerangkan makna asal secara bahasa bahwa : Sunnah itu untuk perbuatan dan taqrir, adapun hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama sudah banyak melupakan makna asal bahasa dan memakai istilah yang sudah lazim digunakan, yaitu bahwa As-Sunnah muradif (sinonim) dengan hadits. As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selain dari Al-Qur'an, baik perbuatan, perkataan, taqrir (penetapan) yang baik untuk menjadi dalil bagi hukum syar'i. Ulama ushul fiqih membahas dari segala yang disyari'atkan kepada manusia sebagai undang-undang kehidupan dan meletakkan kaidah-kaidah bagi perundangundangan tersebut. As-Sunnah menurut istilah ahli fiqih (fuqaha) ialah segala sesuatu yang sudah tetap dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hukumnya tidak fardhu dan tidak wajib, yakni hukumnya sunnah. As-Sunnah menurut ulama Salaf adalah petunjuk yang dilaksanakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya, baik tentang ilmu, i'tiqaad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya

C.Ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang. Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam. Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.

2.3.HUBUNGAN/FUNGSI AS-SUNNAH TERHADAP AL-QURAN Dalam hubungan dengan al-Quran , maka as-Sunnah berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, penjelas atas ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi asSunnah dalam hubungan dengan al-Quran itu adalah sebagai berikut: a. Bayan Tafsiri, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum mujmal dan musytarak. Seperti hadits: Shallukama raaitumuni ushalli (shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran dari ayat al-Quran yang umum, yaitu: Aqimush-shalah (kerjakan shalat). Demikian pula dengan hadits: khudzu annimanasikakum (ambilah dariku perbuatan hajiku) adalah tafsiran ayat alQuran Waatimmulhajja (dan sempurnakan hajimu). Termasuk bayan tafisiri adalah: - ayat-ayat Al Quran yang tersebut secara mujmal, diperincikan oleh Hadits, contoh Hukum-hukum di dalam Al Quran yang disebut secara umum dengan tidak menyebutkan kaifiat, sebab-sebab, syarat-syarat dan lainnya semuanya diperjelaskan oleh hadits, eperti dalil halal haram dalam makanan, dalam masalah ibadah sholat dll. - Ayat-ayat yang mutlaq kemudian dimuqayyadkan oleh hadits sesuai dengan tempat dan keadaan yang menghendakinya. Seperti ayat tentang muamalah, munakahat, siyasiyah, dll- Ayat-ayat yang musykil diterangkan oleh hadits, contoh ayat-ayat yang terkait dengan masalah aqidah, ayat yang memiliki makna khusus, dll. b. Bayan Taqriri, yaitu as-Sunnah yang berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Quran, seperti hadits yang berbunyi: Shaumul liruyatihi wafthiruliruyatihi (berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat al-Quran dalamsurat al-Baqarah:185.

Termasuk bayan taqirir adalah hadits yang menyatakan hukum-hukum, saluran dan saranan bagi sesuatu perkara sesuai dengan masa atau situasi dan kondisi bagi berlakunya perkara-perkara itu berlandaskan prinsip dan objektif Al Quran. Dan Haditshadits menarik kaedah prinsipal daripada keterangan-keterangan Al Quran yang boleh dijadikan sebagai panduan untuk mengqiaskan persoalan-persoalan yang baru timbul. c. Bayan Taudhihi, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qu ran, seperti pernyataan Nabi: Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat alQuran dalam surat at-Taubah:34 yang berbunyi sebagai berikut: Dan orang-orang yang menyimpan mas dan perak yang kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah maka gembirakanlah mereka dengan azab yang sangat pedih. Pada waktu ayat ini turun banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah ini, maka mereka bertanya kepada Nabi yang kemudian dijawab dengan hadits tersebut. Termasuk dalam bayan taudhihi, adalah Hadits-hadits menceritakan sebab-sebab, hikmat dan maslahat-maslahat di sebalik ketentuan hukum dalam Al Quran yang boleh dijadikan kaedah dan prinsip dalam menentukan hukum-hukum yang tidak tersebut di dalamnya.. Nabi s.a.w. mengambil hikmat ilahi daripada bimbingan, panduan dan misi Al Quran, kemudian menjelaskannya kedalam kehidupan amali manusia.

2.4.MACAM-MACAM SUNNAH ditinjau dari bentuknya: 1. Fili (perbuatan Nabi) 2. Qauli (perkataan Nabi) 3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi) ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya : 1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak 2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir 3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.

Ditinjau dari kualitasnya : 1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah 2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik. 3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah 4. Maudhu, yaitu hadits yang palsu. Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya : 1. Maqbul, yang diterima. 2. Mardud, yang ditolak.

2.5. MACAM-MACAM IJTIHAD Ijtihad di menjadi beberapa bagian ( macam- macam) yaitu sebagai berikut: 1.Ijma Ijma menurut bahasa arab berarti kesepakatan atau sependapat dengan suatu hal, menurut istilah ijma adalah kesepakatan mujtahid tentang hukum syara dari suatu peristiwa setelah Rosul wafat..Sebagai conth adalah setelah rosul meninggtal diperlukan pengangkatan pengganti beliau yang disebut dengan kholifah. maka kaum muslimin pada waktu itu sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah pertama. Sekalipun paa mulanya ada yang tidak setuju dengan pegankatan beliau, namun pada akhirnya semua kaum muslimin menyetujuinya 2. QiasQias menurut bahasa berarti menyamakan,membandingkan atau mengukur seperti menyamakan si A dengan si B karena keduanya memiliki tinggi yang sama, wajah yang sama dan berat yang sama.Secara istilah qias adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara membandingkan dengan suatu kejadian yang telah ditetapakan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat/sifat diantara kejadian atau peristiwa itu. Contoh narkotika di Qiaskan dengan meminum khama. 3Istihsan Istihsan menurut bahasa berarti menganggap baik atau mencari yang baik, menurut istilah istihsan adalah meninggalkan hukum yang telah ditetapkan pada suatu peristiwa atau kejadian yang ditetapkan berdasarkan dalil syara menuju hukum lain dari peristiwa itu juga. karena ada suatu dalil syara yang mengharuskan untuk meninggalkanya. Contoh: Syari melarang terhadap jual beli benda yang ada atau mengadakan akad pada sesuatu yang tidak ada. Namun ia memberi kemurahan secara istihsan pada pemesanan,

sewa menyewa, muzaroah, mukhobaroh dll. Semuanya itu adalah akd sedangkan sesuatu yang diakadkan tidak ada pada waktu akad berlangsung. Segi istihsanya adalah kebutuhan manusia dan kebniasaan mereka. 4. Maslahah mursalah adalah suatu kemaslahatan dimana syar;i tidak mensyariatkan sutau hukum ntuk merealisir kemaslahatan itu dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas pengakuanya atau pembatalanya. Contoh kemaslahatn yang karenanya para sahabat mensyariatkan pengadaan penjara,pencetakanmata uang, penetapan tanah pertanian, memungut pajak. 5. Urf Menurut bahasa adalah kebiasaan sedangkan menurt istilah sesuatu yang telah dikenal orang banyak dan menjadi tradisi mereka dan tentunya tradisi disini adalah kebiasaan yang tidak dilarang. Contoh : saling pengertian manusia terhadap jual beli dengan cara saling memberikan tan pa adanya sighot lafdliyah. 6. Istishab Menurut bahasa adalah pengakuan adanya perhubungan. secara istilah adalah menetapkan hokum terhadap sesuatu berdasar keadaan sebelumnya sehingga ada dalil yang menyebutkan atas perubahan keadaan tersebut. Contoh : Apabila seoran mujtahid ditanyai tentang hukum sebuah perjanjian dan ia tidak menemukan jawaban di nash dan tidak pula menemukan dalil syari yang membicarakan hukumnya mala ia memutuskan dengan kebolehan perjanjian tersebut berdasar kaidah : inna al ashlu fi syaiin al ibahah.

2.6.CONTOH KASUS /HUKUM PADA MASIH-MASING SUMBER Contoh Kasus Ijtihad. *Salah Satu Contoh Ijtihad yang sering di lakukan untuk saat ini adalah tentang penentuan 1 Syawal, disini para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masing-masing untuk menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing ulama memiliki dasar hokum dan cara penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan di tentukanlah 1 Syawal itu Contoh Kasus / Hukum Lainnya *Para ulama mazhab seluruhnya sepakat bahwa, orang yang sakit menjelang ajal, manakala mewakafkan sebagian dari miliknya adalah syah dan bila dia cukup, wakaf tersebut diambil dari jumlah sepertiga hartanya. Apabila lebih, maka kelebihannya itu dikeluarkan berdasarkan izin para ahli warisnya. (Fiqih Lima Mazhab, Wakaf hal 645). *Para ulama Mujtahid sepakat bahwa jual beli dihalalkan, sedangkan riba diharamkan. (Fiqih Empat Mazhab, Hukum Jual Beli, hal 214).

You might also like