You are on page 1of 9

ANALISA USAHA

Investasi Awal a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,Total Investasi Awal = Rp 3.250.000,-. Biaya Tetap a. Penyusutan lahan (per tahun) Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,b. Penyusutan bak kayu lapis plastik (per dua tahun) Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp 750.000,c. Penyusutan drum plastik (per lima tahun) Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,Total Biaya Tetap = Rp 1.900.000,Biaya Variabel a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63 c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,Total Biaya Variabel = Rp 24.281.052,63 Total Biaya Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 = Rp 26.181.052,63 Pendapatan Produksi Produksi lele konsumsi 4.800 kg x Rp 7.000/kg -Rp 33.600.000, Selengkapnya perhitungan laba rugi dapat dilihat dalam tebel sebagai berikut : PROYEKSI LABA RUGI KETERANGAN A. PENDAPATAN Produksi Lele 4.800 kg @ Rp 6.000 B. BIAYA ALAT 1. Bak kayu 3 unit @ Rp 500.000 2. Drum Plastik 5 unit @ Rp 150.000 3. Alat pendukung C. LABA KOTOR (A - B) Panen 130 Hr (Rp) Total (Rp) 33,600,000 33,600,000 1,100,000 600,000 300,000 200,000 32,500,000

D. BIAYA USAHA 1. Pakan 4.800 Kg @ Rp 3.700 2. Benih 25.263 ekor @ Rp 80 3. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000 4. Tenaga Kerja 2 org @ Rp 1.800.000 6. Gaji Pemilik 7. Lain-lain 9. Penyusutan E. TOTAL BIAYA USAHA F. LABA USAHA (C - E) G. B E P (E/C) 100%

17,760,000 2,021,040 300,000 3,600,000 3,000,000 500,000 760,000 27,941,040 27,941,040 4,558,960 0.86

TIPS KEBERHASILAN USAHA

Tebar lele, bisa diawali dgn tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2, pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun utk suplai O2 lbh baik, dgn cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan di dpt 140 gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau beton. Sebenarnya dgn teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 500 ekor/m3. tetapi diperlukan kepiawaian dalam manajemen pengelolaan kualitas air. Untuk ternak lele dgn tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah pakan pelet 1 ton jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita mendpt hasil 900 kg, masa pemeliharaan 60-80 hari.Sebaiknya pada saat 30-40 hari stlh tebar benih dilakukan sortir, krn mulai banyak bibit yg bertubuh bongsor yg sering meng-kanibal ikan yg lain. Bentuk fisik kolam tdk terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dlm ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan.Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yg agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dgn kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm.pakan utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus. Ukuran kolam 1010M2 ditanami benih 10.000 ekor, diberi pakan 4 kali sehari dan 40 hari kemudian panen sekitar 1,2 ton. Kedalaman air sekitar 80 cm, kolam tidak dibeton tapi cukup tanah alami. 2 minggu setelah tabur benih, ikan dipisah-pisahkan yang ukuran besar dan yang kecil. Oya jenis lele silangan antara patin dan dumbo, saya lihat warna ikan agak putih tidak seperti lele biasa dan tidak matil, juga tidak meng-kanibal yang lainnya. Harga benih sekitar Rp. 250/ekor, hasil diskusi dengan peternak nih, total biaya sekitar 7,5 juta (Bibit+Pakan), 40 hari tanam menghasilkan sekitar 10 Juta. Tips membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa mencobanya, dgn bahan :

1. Ampas tahu 2. Katul (dedek halus) dari padi 3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus dgn perbandingan 10:5:1, Jadi setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan. (imanpspk, http://imanpspk.wordpress.com/2007/06/11) FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA Dalam budidaya lele perlu diperhatikan faktor-faktor kritis yang dapat menghambat keberhasilan usaha, Fakto-faktor tersebut antara lain : Pemilihan bibit unggulan, Biaya pakan tinggi dan yang paling kritis adalah faktor penyakit dan predator (hama). Hama pada lele adalah binatang pemangsa lele. Hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron. Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air. Bakteri Mycobacterium fortoitum Penyakit yang disebabkan bakteri ini yaitu tuberculosis Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miringmiring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Jamur/candawan Saprolegnia. Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau

ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis) Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; ikan sering menggosokgosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Penyakit cacing Trematoda Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Parasit Hirudinae Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah. TEKNIS MELAKUKAN USAHA Budidaya lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9.

Budidaya ikan lele dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm. Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki, sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk. Persiapan kolam tanah (tradisional) Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan). Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring Kemudian dilakukan pengisian air kolam. Kolam dibiarkan selama 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami. Persiapan Kolam Tembok Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

Penebaran Benih Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 510 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. Pemberian Pakan Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet. Pemanenan Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan. Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. Penanggulangan Hama Insekta Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya

yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

You might also like