You are on page 1of 9

Praktikum 10 Tanggal 29 November 2010

ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN KABUPATEN PEMALANG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Wilayah

Disusun Oleh : Kelompok 5 Wendi Irawan D Deria Hadianisa Rijal Aziz Sri Noor Cholidah 150310080137 150310080147 150310080159 150310080170

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN
Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masingmasing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah cepat-maju dan cepattumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Syafrizal, 1997: 27-38; Kuncoro, 1993; Hil,1989) (Kuncoro, 2002) Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah kecamatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh, yaitu daerah yang memiliki tingkat

pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten.
2. Daerah Maju Tapi Tertekan, yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih

tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding dengan ratarata kabupaten.
3. Daerah Berkembang adalah yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi,

tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten.


4. Daerah Relatif Tertinggal, yaitu adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan

dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata kabupaten.

BAB II PEMBAHASAN
Data PDRB/ Kapita dan Laju pertumbuhan penduduk tahun 2005 di Kabupaten Pemalang PDRB Perkapita 3.562.290 2.960.481 2.526.840 2.405.651 1.873.334 1.784.327 1.737.927 1.712.785 1.630.812 1.619.789 1.576.193 1.441.927 1.329.624 1.305.171 2.999.114 Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita 0.02 0.03 0.04 0.03 0.02 0.003 0.003 0.04 0.03 0.01 0.03 0.02 0.03 0.009 0.2

Kecamatan Pemalang Taman Comal Randudongkal Ampelgading Bantarbolang Warungpring Moga Petarukan Watukumpul Ulujami Bodeh Pulosari Belik KABUPATEN PEMALANG

* Perhitungan untuk mencari laju pertumbuhan Pendapatan/kapita :


Contoh kecamatan pemalang : y0 = Pdrb tahun 2004 yaitu 3.489.459 y t = Pdrb tahun 2005 yaitu 3.562.290 t = selisih tahun 2005 2004 = 1 thn Dengan demikian : yt = yo (1+r)t Log (1+r) = Log yt Log yo t Log (1+r) = Log 3.562.290 Log 3.489.459 1 Log (1+r) = 6,5517 6,5428 Log (1+r) = 0,0089 1+r = Antilog 0,0089 r = 1,0207 1 = 0,0207 = 0,02

Hasil Analisis :
Kecamatan Pemalang Taman Comal Randudongkal Ampelgading Bantarbolang Warungpring Moga Petarukan Watukumpul Ulujami Bodeh Pulosari Belik Ratio PDRB perkapita Kecamatan terhadap Kabupaten 1.2 1 0.8 0.8 0.6 0.6 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.48 0.4 0.4 Ratio Pertumbuhan PDRB Perkapita Kecamatan terhadap Kabupaten 0.1 0.15 0.2 0.15 0.1 0.015 0.015 0.2 0.15 0.05 0.15 0.1 0.15 0.045 Kriteria Lamban Lamban Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang Kurang Berkembang

Maka hasilnya :
RASIO BESAR PDRB PER KAPITA KABUPATEN BESAR PDRB THD PDRB PER KAPITA RATA-RATA PROPINSI TINGGI ( 1 ) RASIO PERTUMBUHAN PDRB/KAPITA THD PERTUMBUHAN PDRB PROPINSI RENDAH (<1) TINGGI (1) MAJU ---WILAYAH LAMBAN Pemalang dan Taman RENDAH ( < 1) BERKEMBANG ---KURANG BERKEMBANG Comal, Randudongkal, Ampelgading, Bantarbolang, Warungpring, Moga, Petarukan, Watukumpul, Ulujami, Bodeh, Pulosari dan Belik

Analisis hasil Tipologi Klaassen : Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa wilayah wilayah yang ada di kabupaten Pemalang sebagian besar termasuk wilayah lamban dan kurang berkembang. Ini terlihat dari kecilnya nilai laju pertumbuhan di wilayah wilayah tersebut.

Kecamatan Pemalang dan Taman termasuk daerah maju tetapi tertekan / lamban. Kedua kecamatan ini memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding dengan rata-rata kabupaten. Sedangkan Kecamatan Comal, Randudongkal, Ampelgading, Bantarbolang, Warungpring, Moga, Petarukan, Watukumpul, Ulujami, Bodeh, Pulosari dan Belik termasuk daerah kurang berkembang bahkan relatif tertinggal. Kedua belas kecamatan ini memiliki tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata kabupaten. Lamban dan kurang berkembangnya kecamatan di kabupaten Pemalang karena kurangnya perhatian baik pemerintah maupun masyarakatnya untuk mengembangkan sektorsektor yang sebenarnya berpotensi. Seperti sektor pariwisata yang kurang berkembang padahal sektor ini ikut andil dalam menyumbang PAD (misalnya pantai widuri kebanggan kota pemalang, pantai nyamplung sari di kecamatan petarukan, taman cempaka wulung yg banyak sumber air mineral terletak di moga, pantai blendung terletak di desa blendung ketapang). Kabupaten Pemalang sebenarnya cukup mempunyai potensi untuk membangun dirinya, namun sejauh ini hasil yang dicapai ternyata: kualitas sumberdaya manusia (SAW masih kurang memadai, angka pengangguran terbuka cukup tinggi dan persentase kepala keluarga (KK) miskin masih tinggi Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat kekurangberhasilan dalam upaya pembangunan selama ini, sehingga masyarakat Kabupaten Pemalang pada umumnya belum cukup berdaya atau belum mampu memberdayakan dirinya. Kebijakan yang dapat rekomendasikan : Kabupaten Pemalang yang terletak dijalur pantai utara laut jawa yang

aksestabilitasnya tinggi memliki karakteristik agraris yang struktur perekonomiannya didominasi olek sektor pertanian. Disamping sektor pertanian, sektor lainnya yang berkembang cukup dominan adalah sektor industri khususnya industri kecil dan menengah yang ditopang oleh sektor perdagangan yang semakin berkembang. Disektor pertanian dikenal sejak dahulu sebagai lumbung berasnya Jawa Tengah, disamping itu produk holtikultura telah juga berkembang luas yang diikuti dengan dikembangkannya program agropolitan yang merupakan gerakan masyarakat tani yang menuju kota pertanian yang tumbuh dan berkembang dengan kegiatan agrobisnis sehingga dapat melayani, mendorong,

menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian dalam arti yang luas pada wilayah sekitanya. Kebijakan yang diambil dilihat dari potensi dan sumberdaya alam yang dimiliki, mengarah ke pengembangan sector pariwisata kabupaten pemalang yang potensial di berdayakan dan ditingkatkan potensi pariwisata. Pantai widuri kebanggan kota pemalang, pantai nyamplung sari terleltak di tepi utara kecamatan petarukan, taman cempaka wulung yg banyak sumber air mineral terletak di moga, pantai blendung terletak di desa blendung ketapang yang potensial untuk di eksplorasi kebermanfaatannya untuk penduduk sekitar. Tingkat pengangguran yang tinggi terjadi di Kabupaten Pemalang. Banyak program PNPM yang dilakukan oleh pemerintah guna menekan tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan daerah kabupaten Pemalang. Dana swadaya masyarakat lebih banyak digunakan untuk pelatihan-pelatihan yang kedepannya akan mengembangkan potensi masyarakatnya. Pelatihan yang menjdai sakah satu arah kebijakan pemerintah setempat misalnya adalah kegiatan pelatihan pembuatan VCO yang dilaksanakan oleh KSM Bina Usaha Desa Kendalrejo Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang tersebut mampu menggugah kelompok masyarakat lainnya untuk memanfatkan potensi yang ada disekitarnya. Saatnya kita kembali ke potensi alam untuk mengembalikan fitrah negara indonesia sebagai negara agraris yang disegani oleh negara-negara lain. Prestasi dibidang industri dan perdagangan yang telah diraih oleh Kabupaten Pemalang adalah berkembangnya berbagai industri kecil dan besar dibidang tekstil, konveksi/garmen dan sarung palekat. Kontribusi sektor industri dan perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Pemalang saat ini mencapai 11,2 % atau rangking kedua setelah pertanian.Kabupaten Pemalang sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil sarung tenun atau sarung palekat dan goyor. Kebijakan mengembangkan bidang industry dengan menanamkan modal untuk penghasil tenun yang masih bermodalkan rendah bisa menjadi alternative kebijakan untuk kabupaten Pemalang.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Potensi kabupaten pelang sebenarnya cukup besar untuk diberdayakan dan di eksplor lebih lagi. Pemerintah bisa menganalisis dengan menggunakan Tipologi Klaassen untuk mengetahui bagaimana keadaan pertumbuhan PDRB wilayah tersebut. Kemudian dikembangkan dengan melihat potensi dari masing-masing wilayah. Kekurangan metode ini adalah tidak adanya spesifikasi masing-masing sector yang mana yang masih lambat pertumbuhannya atau sebagainya. Analisis ini hanya melihat keadaan wilayah secara umum. Jika masing-masing sector mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan pendapatan kabupaten pemalang juga akan meningkat dan keadaan wilayah pasti akn berubah serta memberikan dampak yang positif untuk Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2007.

PDRB

Per

Kapita.

Pemalang

Sistem

Informasi

Manajemen.

http://www.elektro.undip.ac.id/ (diakses pada tanggal 19 November 2010) _______. 2010. Bappeda Pemalang. http://pemalangkab.go.id/bappeda/ (diakses pada tanggal 27 November 2010) Sabana, Choliq. 2007. Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai salah satu Kawasan Andalan Di Jawa Tengah. Pembangunan, Semarang. Magister Ilmu Ekonomi dan Studi

LAMPIRAN

Pendapatan Regional dan Angka-Angka Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Pemalang
Rincian 1. PDRB Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) 3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) 4. Pajak Tak Langsung (Juta Rupiah) 5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor/Pendapatan regional (Juta Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Orang) 7. Pendapatan Regional Perkapitan (Rupiah) 8. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Rupiah) 2004 2005 2006 2007 3.703.314 4.506.648 5.178.579 5.776.984 276.144 336.046 386.322 430.863 3.427.170 4.170.601 4.792.257 5.346.121 220.472 268.298 308.142 343.721

3.206.698 3.902.303 4.484.115 5.002.400 1.295.056 1.301.152 1.309.349 1.367.277 2.476.107 2.999.114 3.424.690 3.658.659 2.859.579 3.463.583 3.955.078 4.225.175

Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kecamatan di Kabupaten Pemalang ( Rupiah )
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kecamatan Pemalang Taman Comal Randudongkal Ampelgading Bantarbolang Warungpring Moga Petarukan Watukumpul Ulujami Bodeh Pulosari Belik 2004 2005

3.489.459 2.883.800 2.432.155 2.336.160 1.836.595 1.778.804 1.732.172 1.650.148 1.577.655 1.601.087 1.523.303 1.415.157 1.291.287 1.294.100

3.562.290 2.960.481 2.526.840 2.405.651 1.873.334 1.784.327 1.737.927 1.712.785 1.630.812 1.619.789 1.576.193 1.441.927 1.329.624 1.305.171

Sumber : PDRB Kabupaten Pemalang (2004-2007)

You might also like