You are on page 1of 5

Dikumpulkan Tanggal 8 November 2010

Praktikum 6 Analisis ekonomi Basis Wilayah (LQ,, )


(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Wilayah)

Disusun oleh:

Yogiandre Ravenalla 150310080136 Edho Indrawan 150310080146 Diofani Pratama 150310080168 Januar Irfansyah 150310080168 Kelompok 6 Agribisnis D

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang LQ merupakan teknik awal untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Teknik ini belum atau tidak memberikan kesimpulan akhir, tetapi masih merupakan kesimpulan sementara yang harus lebih dikaji dan dianalisis melalui teknik analisis lain yang dapat menjawab apakah kesimpulan sementara tersebut terbukti kebenarannya. Pada LQ terdapat Asumsi : 1. Hasrat konsumsi sama pada setiap sub daerah, 2. Kualitas tenaga kerja setiap sektor/kegiatan ,sama, 3. Tingkat pendapatan di sub daerah , sama, 4. Setiap sektor/kegiatan menghasilkan produk tunggal. Namun pada kenyataannya: hasrat konsumsi tidak sama pada setiap sub daerah, produktivitas tenaga kerja tidak sama dan tingkat pendapatan tidak sama pada tiap sub daerah. Tiap sektor/kegiatan mungkin bisa menghasilkan > 1 macam produk. Koefisien Lokalisasi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi suatu kegiatan tertentu di suatu daerah. Nilainya 0 < < 1. = 1, menunjukkan pemusatan penuh atau kegiatan terkumpul di sutu daerah. Koefisien Spesialisasi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat spesialisasi suatu daerah dalam kegiatan tertentu. Nilai nya 0 < i <1 (i) = 1 , artinya daerah tersebut telah melakukan spesialisasi pada suatu kegiatan . B. Tujuan Memahami teknis analisis untuk mengidentifikasi karakter wilayah berdasarkan aktifitas basisnya. C. Metoda Penulisan Metode yang penyusun lakukan dalam menyelesaikan makalah tersebut adalah melalui buku literatur dan media informasi internet.

PEMBAHASAN 1. PDRB berdasarkan sektor Pertanian, Industri Pengolahan dan Jasa-jasa di kecamatan Rancaekek, Pasir Jambu, Cileunyi dan Pangalengan, kabupaten Bandung tahun 2009. (Juta Rupiah)
Sektor Pertanian Industri Pengolahan Jasa-jasa Kecamatan Pasir Jambu Cileunyi 89126 30992 150673 330985 14309 57649 254108 419626 Jumlah 424708 1070994 149025 1644727

Rancaekek 70674 410140 27340 508154

Pangalengan 233916 179196 49727 462839

1.1 Analisis LQ Si/S LQ = --------------------Ni/N Keterangan: Si = jumlah produksi kegiatan i di daerah yang diselidiki S = jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah yang diselidiki Ni = jumlah produksi kegiatan i di daerah lebih atas/luas dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya N = Jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah lebih atas/luas dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.

Sektor Pertanian Industri Pengolahan Jasa-jasa

Kecamatan Rancaekek 0,54 1,24 Pasir Jambu 1,35 Cileunyi 0,27 1,22 0,15 Pangalengan 1,96 0,60 1,33

Intrepetasi/kesimpulan yang dapat diambil dari analisis LQ ialah: a. Sektor pertanian Kecamatan pasir jambu dan pangalengan memiliki potensi ekspor dalam kegiatan pertanian. Kecamatan rancaekek dan cileunyi belum dapat menutupi kebutuhan dalam kegiatan pertanian sehingga ada kecenderungan impor. b. Sektor Industri Pengolahan Kecamatan rancaekek dan cileunyi memiliki potensi ekspor dalam kegiatan industry pengolahan. Kecamatan pasir jambu dan pangalengan belum dapat menutupi kebutuhan dalam kegiatan industri sehingga ada kecenderungan impor. c. Sektor Jasa Kecamatan pangalengan memiliki potensi ekspor dalam kegiatan jasa. Kecamatan rancaekek, pasir jambu dan cileunyi belum dapat menutupi kebutuhan dalam kegiatan jasa sehingga ada kecenderungan impor. 1.2 Analisis Koefisien Lokalisasi (i ) = Si/Ni S/N
Sektor Pertanian Industri Pengolahan Jasa-jasa
-0,13 -0,06 0,13

Kecamatan Rancaekek Pasir Jambu


0,06

Cileunyi

Pangalengan
0,27 -0,11

(i) 0,33 0,12 0,18

0,05

Intrepretasi/kesimpulan yang dapat diambil ialah karena koefisien lokalisasi pada 3 sektor tersebut < 1 jadi semua aktifitas pada ketiga sektor tersebut di semua kecamatan tersebar/ tidak terkumpul di satu daerah.

1.3 Koefisien Spesialisasi ( i ) = Si/S Ni/N

Sektor Pertanian Industri Pengolahan Jasa-jasa ( i )

Kecamatan Rancaekek
-0,12 0,16

Pasir Jambu
0,09 -0,06

Cileunyi
-0,19 0,14

Pangalengan
0,25

-0,04

-0,03

0,05

0,02

0,16

0,09

0,19

0,27

Jadi, berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pada keempat kecamatan tersebut tidak terjadi spesialisasi baik pada sektor pertanian, industri pengolahan dan jasa karena i < 1. 2. Identifikasi Sektor Basis Basis pertanian terletak pada kecamatan Pasir jambu dan Pangalengan. Basis industri terletak pada kecamatan Rancaekek dan Cileunyi. Basis jasa terletak pada kecamatan Pangalengan. 3. Faktor-faktor dalam Menentukan Basis Pada analisis ekonomi wilayah dan identifikasi sektor basis yang sudah dijabarkan sebelumnya, terdapat hubungan dalam menentukan faktor-faktor basis yakni proporsi angka tenaga kerja yang terserap, produktivitas serta proporsinya terhadap PDRB sehingga daerah tersebut mampu meningkatkan kesempatan kerja aktivitas ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk daerah tersebut bahkan sampai ekspor.

You might also like