You are on page 1of 2

Suistanable city atau kota berkelanjutan merupakan prinsip dasar dari sebuah perencanaan kota.

Tanpa adanya prinsip tersebut, sebuah kota tidak akan memiliki keseimbangan antara lingkungan, ekonomi, dan fisik. Ibarat seorang manusia tidak memiliki kesehatan rohani dan fisik tentu tidak akan memiliki tubuh yang sehat, begitu juga dengan sebuah kota tanpa adanya keseimbangan ketiga elemen tersebut, tidak akan tercipta kota yang sehat dan berkelanjutan. Boston, dapat menjadi sebuah contoh kota yang memiliki terobosan baru dalam hal suistanable city. Berawal dari sebuah kota yang tidak terencana hingga melebihi kapasitas optimal kota, menjadi sebuah kota impian yang modern, elegan dan tentunya berkelanjutan. Pada era tahun 1980-an, Boston memiliki masalah krusial di bidang transportasi. Kemacetan lalu lintas, angka kecelakaan yang tinggi, serta tingkat polusi udara yang kian meningkat dialami oleh kota Boston setiap harinya, terutama pada jalur-jalur tertentu. Melihat fenomena tersebut, para engineer kota Boston memiliki inisiatif untuk merencanakan sesuatu hal yang besar guna memberikan solusi permasalahan tersebut, yaitu membangun kehidupan bawah tanah Kota Boston. Membuat jalur transportasi baru yang tidak hanya berupa jalur kereta, namun juga kendaraan bermotor serta jalur sepeda. Namun kendalanya, bagaimana membangun sebuah proyek besar yang berada di jalur terpadat di Kota Boston, tanpa mengganggu segala aktivitas yang terjadi di dalamnya? Kawasan padat tersebut merupakan jantung kota Boston, yang segala aktivitasnya mempengaruhi mobilitas hampir seluruh kota Boston. Pada akhir tahun 1980, para engineer Kota Boston akhirnya menemukan cara untuk merealisasikan rencana tersebut, yaitu dengan membuat terowongan baru yang berasal dari pinggir pantai hingga bermuara di daerah padat tersebut. Pembangunan terowongan tersebut bukan merupakan hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembangunan terowongan, seperti jalur rel kereta diatas tapak, permukiman, serta aliran air yang berasal dari laut. Jika tidak direncanakan dengan matang dan teliti, perencanaan besar tersebut malah akan menghancurkan mobilitas dan fisik yang berada di atasnya.

Berawal dari pembekuan tanah bawah tanah untuk memudahkan penggalian tanah, pembangunan gerbang tutup air, memperkirakan pengaruh pergerakan kereta yang terjadi, dan hal-hal teknis lainnya yang harus diperhitungkan dengan seksama. Pada awal tahun 2000, pembangunan terowongan selesai. Pada mulanya masyarakat ragu untuk menggunakan jalur baru tersebut, namun seiring berjalannya waktu masyarakat mulai menerima dan menganggap proyek tersebut sangat efektif untuk dilaksanakan. Jalur pejalan kaki dan sepeda, kendaraan bermotor pribadi, serta jalur kereta api sangat membantu memecahkan masalah mobilitas kota Boston. Kini tapak kawasan daerah padat menjadi hijau dan ramah lingkungan. Memang tidak dapat dipungkiri pembangunan proyek besar itu membutuhkan dana yang sangat besar dan membutuhkan dukungan dari masyarakat Kota Boston yang besar. Selain berasal dari pemerintahan dan swasta, dana juga berasal dari sumbangan masyarakat kota Boston. Hal ini bertujuan agar timbul rasa memiliki akan perencanaan yang dibuat oleh masyarakat Boston. Pada awalnya masyarakat sulit untuk menerima dan mendukung inisiatif besar tersebut, namun dengan sosialisasi yang terus menerus, pemerintah dapat memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa perencanaan yang dibuat tidak parsial dan berkelanjutan. Melihat contoh kasus yang dialami oleh Kota Boston, hal ini sangat berbeda dengan fenomena yang dialami oleh kota-kota yang berada di negara Indonesia. Jakarta, yang merupakan ibukota negara Indonesia memiliki permasalahan kota yang sangat krusial, namun perencanaan yang diterapakan oleh pemerintah Jakarta parsial dan tidak berkelanjutan. Setiap masa jabatan pemerintahan, kebijakan perkotaan sering berganti tidak ada konsistensi perencanaan. Sehingga perencanaan tidak bisa optimal terealisasi, malah mmberikan masalah-masalah baru. Kota Boston dapat menjadi pelajaran bagi kota Jakarta agar memiliki konsistensi perencanaan, sabar, menyeluruh, serta melibatkan seluruh lapisan masyarakat di kota tersebut.

You might also like