Professional Documents
Culture Documents
ANAFILAKSIS
4/14/12
4/14/12
4/14/12
6. Menjelaskan mediator biokimiawi yang terlibat dalam reaksi anafilaksis. 7. Menjelaskan manifestasi klinis dari reaksi anafilaksis. 8. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding dari reaksi anafilaksis. 9. Menjelaskan pengobatan/penatalaksanaan dari reaksi anafilaksis. 10. Menjelaskan cara pencegahan terhadap episode anafilaksis.
4/14/12
Definisi Anafilaksis
Reaksi sistem multiorgan secara akut yang berpotensi fatal, disebabkan oleh pelepasan mediator-mediator kimiawi oleh sel mast dan basofi. Secara klasik --- Dimediasi oleh reaksi antara alergen dengan IgE yang terikat pada permukaan sel mast dan basofil.
Interaksi tersebut mencetuskan pelepasan beberapa jenis mediator ----- manifestasi klinis
4/14/12
Epidemiologi
Kejadian anafilaksis seringkali tidak dilaporkan, karenanya insidensi yang tercatat (morbiditas maupun mortalitas) lebih rendah dari kenyataan yang terjadi. : selama 1 tahun --- 154 kasus anafilaksis fatal diantara 1 juta penderita rawat inap diseluruh dunia. AS --- risiko seseorang untuk mengalami anafilaksis sekitar 1-3%.
Estimasi
Di
4/14/12
Hasil
Ekstrapolasi data di AS --- dari 280 juta penduduk diperkirakan kejadian anafilaksis adalah 84.000 kasus dengan angka kematian 1%. makanan terutama kacang tanah dan kacang polong --- penyebab utama anafilaksis (1/3 jumlah kasus secara keseluruhan). lain --- antibiotik beta laktam.
Alergi
Penyebab
4/14/12
Faktor Predisposisi
Sifat Jalur
Riwayat
Kesinambungan
alergen.
Pemberian
imunoterapi berupa injeksi ekstrak alergen pada penderita yang penyakit alerginya sedang tidak terkendali.
4/14/12
Etiologi Anafilaksis
Penyebab paling sering anafilaksis adalah alergen makanan, obat-obatan, sengatan serangga dan media kontras radiografis. Anafilaksis dapat terjadi melalui berbagai jalur paparan alergen termasuk melalui oral, topikal, perkutan, subkutan, intramuskular, intravenous maupun endotrakeal. Paparan melalui oral jarang
4/14/12
Mekanisme Imunopatologis Anafilaksis Beberapa mekanisme yang memungkinkan zat asing untuk memicu terjadinya reaksi sistemik tipe segera : 1. Proses yang dimediasi oleh IgE 2. Aktivasi sistem komplemen 3. Degranulasi sel mast secara langsung 4. Abnormalitas metabolisme asam arakhidonat. 5. Idiopatik
4/14/12
Proses
Aktivasi
sistem komplemen
4/14/12
Mediator biokimiawi dan zat-zat kemotaktik yang dilepaskan pada saat degranulasi sel mast dan basofil meliputi mediator-mediator yang sudah terbentuk sebelumnya seperti histamin, triptase, kimase, heparin, Histamin releasing factor dan sitokin-sitokin lainnya ; serta mediator yang baru terbentuk seperti PAF, Tromboksan, prostaglandin D2, Leukotrien B4 dll.
4/14/12
Histamine bekerja melalui ikatan dengan reseptor H1 dan H2. Rangsangan pada reseptor H1 akan menimbulkan pruritus, peningkatan produksi lendir mukosa hidung, takikardi dan bronkospasme ; sedangkan nyeri kepala, kemerahan pada wajah, hipotensi --- disebabkan oleh rangsangan pada reseptor H1 dan H2. Kadar histamin dalam plasma berkorelasi dengan derajat keparahan manifestasi kardiopulmoner atau
4/14/12
Triptase --- merupakan satu-satunya protein yang terkonsentrasi secara selektif dalam granula sekretorik sel mast. Kadar dalam plasma selama terjadinya degranulasi sel mast berkorelasi dengan derajat keparahan klinis anafilaksis.
4/14/12
Nitrit oxide Ikatan antara histamin dan reseptor H1 pada saat anafilaksis juga merangsang sel endothel untuk mengubah asam amino L-arginin menjadi Nitrit Oxide --suatu vasodilator kuat.
4/14/12
Manifestasi Klinis
Bervariasidalam
hal awal mula timbulnya gejala maupun perjalanan klinisnya. dapat timbul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah terpapar alergen. fase lambat --- disebut juga reaksi bifasik --- dapat muncul 8-12 jam setelah reaksi awal. mendapatkan pengobatan secara agresif --- reaksi anafilaksis
Reaksi
Anafilaksis
Walaupun
4/14/12
Semakin
cepat awal terjadinya, biasanya anafilaksis akan semakin parah. pada kulit : kesemutan --flushing, pruritus, urtikaria dengan atau tanpa angioedema. pada saluran nafas : rinorrhea, hidung buntu, bersin, angioedema yang meliputi pembengkakan pada uvula, lidah, faring, laring yang disertai suara parau, atau bahkan suara hilang,
Manifestasi
Manifestasi
4/14/12
Keterlibatan
saluran nafas bawah umumnya berupa bronkospasme dan edema mukosa saluran nafas bawah yang menimbulkan dispneu, wheezing. Pada penderita asma --gejala saluran nafas sangat menonjol. pada sistem kardiovaskular : aritmia atrium maupun ventrikel, iskemia miokard, palpitasi, dizzines, nyeri dada
Manifestasi
4/14/12
Manifestasi
sistem gastrointestinal tersebut berupa mual, muntah maupun diare. Kadang dapat dijumpai perdarahan rektal yang terjadi akibat iskemia atau infark usus. pada Sistem Saraf Pusat : disorientasi, pingsan, kejang dan penurunan kesadaran --- dapat disebabkan oleh karena penurunan perfusi serebral ataupun efek toksik
Manifestasi
4/14/12
biasanya tidak sulit untuk ditegakkan. ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang didapatkan pada penderita dan respon terhadap pengobatan yang diberikan. gejala yang muncul hanya sebagian dan terbatas, atau apabila hubungan antara gejala klinis dengan dugaan bahan penyebabnya tidak jelas
Bila
4/14/12
Infark miokard. Syok kardiogenik, perdarahan, syok septik. Reaksi vasovagal Reaksi histeris Emboli paru. Angioedema herediter Hipoglikemia terkait pemberian insulin Sindroma Munchausen
4/14/12
Tatalaksana Anafilaksis
Segera
berikan suntikan epinefrin 1 : 1000, 0,3 ml IM di daerah deltoid atau paha lateral (m.vastus lateralis). infus media kontras radiografis, antibiotika, produk yang berasal dari darah, dsb ; lepaskan sengatan binTng. tekanan darah dan nadi, pertimbangkan apakah diperlukan tindakan resusitasi kardiopulmoner. pada derajat keparahan,
Hentikan
Ukur
Bergantung
4/14/12
Ulangi Bila
pemberian epinefrin tiap 15-20 menit bila diperlukan. tekanan darah sistolik < 90 mmHg, lakukan :
Pemasangan Berikan
cairan garam fisiologis tetesan cepat (diguyur) 400 mg (2 ampul) dalam 500 ml Dekstrosa 5% tetesan cepat hingga tekanan darah sistolik > 90 mmHg lalu
Dopamin
4/14/12
Bila
tidak efektif pertimbangkan : salbutamol/terbutalin secara nebulisasi atau inhalasi (2 semprotan). (hingga konsentrasi 100%) menggunakan masker.
Oksigen
Bila
Epinefrin
4/14/12
Pencegahan
Merupakan
panjang.
Selama
anamnesis : teliti adanya riwayat atopi, riwayat alergi obat sebelumnya, jenis obat yang menimbulkan reaksi alergi, jenis obat yang sedang dipergunakan penderita saat ini. ada riwayat alergi --- pemberian obat sebaiknya diusahakan secara per oral.
Jika
4/14/12
RANGKUMAN
Anafilaksis----
dapat diperantarai sistem imun (Ig E ataupun non IgE) maupun non-sistem imun. dan derajat keparahan bervariasi. faktor risiko seperti sifat alergen, jalur masuknya alergen, riwayat atopi, dsb. laksana ---- cepat dan tepat
Onset
Beberapa
Tata
4/14/12
referensi
Soegiarto, G. Anafilaksis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Airlangga University Press, 2007 Kemp, Stephen F. Anaphylaxis in www.emedicine.com updated August 18, 2011 ; didownload 5 September 2011
4/14/12
TERIMA KASIH