You are on page 1of 6

TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut : Memberitahukan secara

a rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak divaksinasi. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan orang tua. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan. Periksa identitas penerima vaksin. Periksa jenis vaksin. Periksa tanggal kadaluarsa. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. PENYIMPANAN Vaksin harus didinginkan pada temperature 2-8c dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT, Hib, hepatitis B, dan hepatitis A) menjadi tidak aktif bila beku. PENGENCERAN Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan dalam periode waktu tertentu. Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 dengan panjang 25mm digunakan untuk menyuntikkan vaksin. PEMBERSIHAN KULIT Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan dengan antiseptic. PEMBERIAN SUNTIKAN Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuscular kecuali pada 2 jenis vaksin yaitu OPV (polio) diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal (dalam kulit)/ subkutan. TEKNIK dan UKURAN JARUM Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali pakai dan steril. Tabung suntik dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi tanda (label) tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka tusukan atau pemakaian ulang. Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25mm, tetapi pada bayi kurang bulan, umur 2 bulan atau yang lebih muda dan bayi-bayi kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16mm.

Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16mm, untuk bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12mm. Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obesitas) dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38mm. Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25-27 dengan panjang 10mm. TEMPAT SUNTIKAN YANG DIANJURKAN Pada akhir tahun 1980, WHO memberi rekomendasi bahwa daerah anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi-bayi dan tidak pada pantat (daerah gluteus) untuk menghindari resiko kerusakan saraf iskhiadika (nervus ischiadicus). Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit diatas insersi otot deltoid (lengan atas), sebab suntikan diatas puncak pundak memberi resiko terjadinya keloid. POSISI ANAK dan LOKASI SUNTIKAN Penting bahwa bayi dan anak jangan bergerak saat disuntik, walaupun demikian cara memegang bayi dan anak yang berlebihan akan menambah ketakutan sehingga meningkatkan ketegangan otot. Alasan memilih otot vastus lateralis pada bayi dan anak umur di bawah 12 bulan adalah : Menghindari resiko kerusakan saraf ischiadika pada suntikan daerah gluteal. Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara adekuat. Sifat imunogenesitas vaksin hepatitis B dan rabies berkurang bila disuntikkan di daerah gluteal. Menghindari resiko reaksi local dan terbentuk pembengkakan di tempat suntikan yang menahun. Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior. VASTUS LATERALIS, POSISI ANAK dan LOKASI SUNTIKAN Vastus latealis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha. Vaksin harus disuntikkan kedalam batas antara 1/3 otot bagian atas dan tengah yang merupakan bagian yang paling tebal dan padat. Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua/ pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana (popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian, vaksin akan disuntikkan terlalu bawah di daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang dengan tangan antara jempol dan jari-jari. DELTOID, POSISI ANAK dan LOKASI SUNTIKAN Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk disuntikkan di daerah deltoid ialah duduk diatas pangkuan ibu atau pengasuhnya.

Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh orangtua atau pengasuhnya. Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung aman dan berhasil. Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan subkutan yang tidak benar dan meningkatkan resiko penetrasi saraf. PENGAMBILAN VAKSIN DARI BOTOL (VIAL)

Untuk vaksin yang diambil menembus tutup karet atau yang telah dilarutkan, harus memakai jarum baru. Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai jarum yang sama. Jarum yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak boleh digunakan untuk mengambil vaksin dari botol vaksin karena resiko kontaminasi silang, vaksin dalam botol yang berisi dosis ganda (multidosis) jangan digunakan kecuali tidak ada alternative lain. PENYUNTIKAN SUBKUTAN UMUR Bayi (0-12 bulan) 1-3 tahun TEMPAT Paha daerah anterolateral Paha daerah anterolateral atau daerah lateral lengan atas Daerah lateral lengan atas UKURAN JARUM Ukuran 23-25 Panjang 16-19mm Ukuran 23-25 Panjang 16-19mm Ukuran 16-19 Panjang 16-19mm

> 3 tahun

PERHATIAN UNTUK SUNTIKAN SUBKUTAN Arah jarum 45 terhadap kulit Cubit tebal untuk suntikan subkutan Aspirasi spuit sebelum vaksin disuntikkan Untuk suntikan multiple diberikan pada bagian ekstremitas berbeda PENYUNTIKAN INTRAMUSCULAR UMUR Bayi (0-12 bulan) TEMPAT Otot vastus lateralis pada paha daerah anterolateral UKURAN JARUM Ukuran 22-25 Panjang 22-25mm

1-3 tahun

Otot vastus lateralis pada paha daerah anterolateral sampai masa otot deltoid cukup besar (pada umumnya umur 3th) Otot deltoid, dibawah akromion

Ukuran 22-25 Panjang 16-32mm (panjang 16mm untuk di deltoid umur 12-15 bulan) Ukuran 22-25 Panjang 25-32mm

> 3 tahun

PEMBERIAN DUA ATAU LEBIH VAKSIN PADA HARI YANG SAMA Pemberian vaksin yang berbeda pada umur yang sesuai, boleh diberikan pada hari yang sama. Vaksin inactivated dan vaksin virus hidup, khususnya vaksin yang dianjurkan dalam jadwal imunisasi, pada umumnya dapat diberikan pada lokasi yang berbeda saat hari kunjungan yang sama. Misalnya pada kesempatan yang sama dapat diberikan vaksin DPT, Hib, hepatitis B, dan polio. Lebih dari 1 macam vaksin virus hidup dapat diberikan pada hari yang sama, tetapi apabila hanya 1 macam yang diberikan. Vaksin virus hidup yang kedua tidak boleh diberikan kurang dari 2minggu dari vaksin yang 1, sebab respon terhadap vaksin kedua mungkin telah banyak berkurang. INDIKASI KONTRA dan PERHATIAN KHUSUS UNTUK IMUNISASI INDIKASI KONTRA dan PERHATIAN KHUSUS Berlaku umum untuk semua vaksin: DTaP/ DTP, OPV, IPV, MMR, Varisela, Hib, hepatitis B Reaksi anafilaksis terhadap vaksin, indikasi kontra pemberian vaksin tersebut berikutnya Reaksi anafilaksis terhadap konstituen vaksin, indikasi kontra pemberian semua vaksin yang mengandung bahan konstituen tersebut Sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam Reaksi local ringan-sedang (sakit, kemerahan, bengkak) sesudah suntikan vaksin Demam ringan atau sedang pasca vaksinasi sebelumnya Sakit akut ringan dengan atau tanpa demam ringan Sedang mendapat terapi antibiotic Masa konvalesen suatu penyakit Prematuritas Terpajan terhadap suatu penyakit menular Riwayat alergi penisilin, atau alergi lain non spesifik, atau alergi dalam keluarga Kehamilan ibu BUKAN INDIKASI KONTRA

Penghuni rumah lainnya tidak divaksinasi

VAKSIN POLIO ORAL (OPV) INDIKASI KONTRA Infeksi HIV atau kontak HIV serumah Imunodefisiensi (keganasan hematology atau tumor padat, imunodefisiensi congenital, terapi imunosupresan jangka panjang) Imunodefisiensi penghuni serumah BUKAN INDIKASI KONTRA Menyusui Sedang dalam terapi antibiotic Diare ringan

Perhatian khusus kehamilan MEASLES, MUMPS, dan RUBELLA (MMR) INDIKASI KONTRA Reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematology atau tumor padat, imunodefisiensi congenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat) BUKAN INDIKASI KONTRA Perhatian khusus Baru mendapat transfuse darah/ produk darah atau immunoglobulin (3-11 bulan) Trombositopenia Riwayat purpura trombositopenia Tuberculosis atau uji tuberculin positif Uji tuberculin bersamaan dengan vaksinasi Menyusui Kehamilan ibu atau penghuni serumah Imunodefisiensi dalam keluaraga atau penghuni serumah Infeksi HIV tanpa imunosupresi berat Alergi telur Reaksi non anafilaksis terhadap neomisin

HEPATITIS B INDIKASI KONTRA Reaksi anafilaksis terhadap ragi BUKAN INDIKASI KONTRA kehamilan VARISELA INDIKASI KONTRA Reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin Kehamilan Infeksi HIV Imunodefisiensi (keganasan hematology atau tumor padat, imunodefisiensi congenital, terapi imunosupresan jangka panjang) BUKAN INDIKASI KONTRA Imunodefisiensi penghuni serumah Infeksi HIV penghuni serumah Kehamilan ibu dan penghuni serumah

Perhatian khusus Baru mendapat immunoglobulin (dalam 5 bulan) Riwayat imunodefisiensi dalam keluarga

You might also like