You are on page 1of 2

Vouching Vouching adalah sebuah kegiatan dimana seorang auditor melakukan pemeriksaan transaksi bisnis, dengan memeriksa dokumen,

catatan, atau bukti-bukti lainnya yang mempunyai cukup keabsahan untuk memenuhi pertimbangan auditor bahwa transaksi tersebut telah benar, telah diotorisasi secara tepat, dan telah dicatat dalam pembukuan dengan benar. Menurut Taylor and Perry, vouching adalah pemeriksaan bukti yang berhubungan dengan catatan dalam pembukuan,

termasuk didalamnya pemeriksaan sejauh tidak ada bukti yang telah dihilangkan dari pembukuan. Kemudian menurut Joseph Lancaster, vouching adalah alat yang digunakan untuk membuktikan

transaksi yang terjadi dalam satu periode tercermin dalam akun-akun pembukuan secara wajar, benar, dan sesungguhnya. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan teknik vouching, auditor memeriksa sebuah transaksi yang tercatat dalam item pembukuan dengan cara melacak ke sumber dokumen dari item transaksi tersebut, dan hanya dengan cara ini ia akan sepenuhnya memahami arti dan situasi terjadinya beragam transaksi. Tujuan dilakukannya vouching oleh auditor adalah untuk: 1. Memeriksa semua transaksi yang dicatat dalam pembukuan didukung oleh bukti 2. Memastikan tidak ada fraud/error yang terjadi dalam pencatatan transaksi 3. Memastikan setiap transaksi yang dicatat telah diotorisasi pejabat yang berwenang 4. Memastikan adanya perbedaan antara item modal dan pendapatan pada pencatatan transaksi 5. Memiliki presisi yang lebih besar dalam menilai kebenaran dan kewajaran laporan keuangan 6. Memastikan keandalan akun-akun dalam pembukuan 7. Memastikan tidak ada transaksi yang direkam yang tidak terkait dengan entitas yang diaudit 8. Memastikan akurasi pada penjumlahan, carrying forward dan mencatat jumlah akun-akun. Penggunaan teknik vouching dalam sebuah kegiatan audit memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu dapat memastikan keakuratan substantif (substantial accuracy) dari akun-akun dalam pemeriksaan, mendeteksi adanya kecurangan jika vouching dilakukan dengan baik, serta membantu menciptakan keandalan bagi informasi akun -akun pada laporan laba/rugi dan neraca (Basu, 2006). Namun teknik vouching juga memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk melakukan pengujian asersi mengenai completeness (kelengkapan) karena pengujian atas kelengkapan mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak tercatat. Vouching dapat digunakan dalam kaitannya dengan pengujian asersi manajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan kewajiban (rights and obligation), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Contoh penerapan vouching dalam pemeriksaan piutang Pemeriksaan bukti pendukung dalam vouching meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam pemeriksaan piutang, auditor memeriksa (sampel) ayat jurnal dalam buku besar piutang usaha (sisi debet akun piutang usaha) dan menelusuri sampai faktur (pendukung) penjualan. Secara rinci juga dapat dilakukan pemeriksaan sampel pengkreditan dan pendebetan secara individual dalam akun pelanggan untuk kelompok transaksi yang diindikasikan ke ayat jurnal yang meng -offset (misal : pendapatan penjualan) dan dokumen-dokumen pendukungnya (seperti faktur penjualan, otorisasi penghapusan piutang tak tertagih, memo kredit untuk retur, atau potongan penjualan). Hal ini dapat digunakan untuk menentukan keberadaan dan penilaian piutang usaha.

You might also like