You are on page 1of 2

AGROKLIMAT Tugas II

Di susun oleh: RM Pacha Adi Surya (08870 )

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS YOGYAKARTA 2010

Resume kuliah umum agroklimat Secara garis besar dinegara Jepang terdapat 4 musim yang terjadi,yaitu Winter(dingin),Spring(semi),Summer(Panas),Autumn(gugur).Dan perbedaan di Indonesia hanya terdapat 2 musim saja,yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Dari pernyataan diatas dilihat dari sisi segi musim sangat cocok untuk bertani,pertanian di Jepang termasuk pertanian yang maju dan modern jika dibandingkan pertanian di negara lain.Apalagi diliat dari segi teknologi dan hsail pertanian di Jepang bisa dikatakan berhasil,mungkin juga tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara Jepang tersebut.Di negara Jepang termasuk negara tropis tetapi hasil panen semua pertanian dijepang pada dasarnya dilakukan 1 tahun sekali.Dinegara Jepang juga hasil produksinya beras kurang lebih 28%.di kota Tohoku diliat dari grafik hubungan antara produksi beras sebanding tinggi dengan temperaturnya. Jenis-jenis penyakit beras diJepang adalah Rice Blast yaitu penyakit yang ditandai dengan munculnya daun basah yang lebih dari 10jam.Pertanian beras juga mempunyai hubungan dengan angin dan temperatur karena jika angin dan temperatur rendah akan menurunkan nilai produksi beras tersebut.Pada umumnya pertanian beras di Jepang model penanamanya sama seperti penanaman yang di lakukan di Indonesia kurang lebih hampir sama, Pada hasil pertanian lainya yaitu tanaman kedelai yang dimana bergantung pada lama penyinaran.pada umumnya di Jepang musim panas dapat memproduksi kedelai kurang lebih sebesar 2,5 ton/ha karena pada saat musim panas matahari dapat menyinari hingga 16 jam per hari,namun di Indonesia sendiri sangat cukup dalam penyinaranya,karena indonesia termasuk daerah yang tropis. Kurang lebih mungkin hanya itu yang bisa saya resume,semoga resume ini dapat menambah sedikit pengetahuan tentang kondisi pertanian di negara Jepang.resume ini mungkin kurang lenkap yang dikarenakan ada kesulitan dalam mengartikan percakapan pembicara dan volume pembicara yang kurang keras.

You might also like