Professional Documents
Culture Documents
Dreamware
Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial
ara pembuat program komputer di dunia MS Windows, tentu sudah mengenal pemrogaman visual atau GUI (Graphical User Interface), contohnya Visual Basic (VB), Visual C++ dan Delphi. Ketiga contoh paket pemrograman itu tidak tersedia di Linux, meskipun ada beberapa pengganti atau alternatifnya. Visual Basic memiliki pengganti antara lain Phoenix dan Gambas. Borland sebagai pembuat Delphi telah merilis Delphi di Linux dengan nama Kylix. Juga ada projek Mono di Linux untuk menggantikan Microsoft dotNet. Ada lagi beberapa alat pemrograman di Linux yang juga tersedia di Windows, misalnya Java, C, C++, Perl, PHP, dan lain-lain. Dreamware, salah satu dari segelintir perusahaan pengembang software berbasis Linux di Indonesia, memilih C++ dan QT sebagai alat pengembangan program. Untuk mengetahui lebih jauh apa latar belakang dan alasannya memilih bisnis berbasis Linux, C++ dan QT, mengapa tidak memilih yang seperti VB, Delphi, dan dotNet, kami telah mewawancarai CEO Dreamware, Stefanus Wardoyo, dan Head of Research and Development Departement, Danny Kurniawan. Berikut rangkumannya.
Lebih jauh Stefanus menjelaskan, Solusi legal ada banyak, bahkan menggunakan sistem operasi bukan Linux pun bisa legal. Namun dilihat dari segi permodalan kami, kami menyadari bahwa kami tidak mampu membeli software-software untuk development yang mahal. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan Linux dan tool pemrograman yang open source. Karena visi tersebut, selama satu tahun kami melakukan riset mengenai tools apa dan bagaimana kami dapat membangun software dengan cara yang legal. Akhirnya, keluarlah beberapa solusi, dan dengan berbagai pertimbangan untuk saat ini kami menggunakan C++ dan QT library untuk aplikasi GUI, dan ncurses untuk aplikasi CUI atau TUI (Command / Text User Interface), ungkapnnya.
naan komponen db pada Delphi. Saat ini, komponen ini masih dalam versi 1, masih belum sempurna, dan belum mudah seperti yang diharapkan tim pengembang Dreamware. DreamLib versi 1 ini kami berikan kepada komunitas open source, agar dapat digunakan dan dikembangkan oleh rekanrekan yang lain, katanya. Source DreamLib ini dapat didownload dari http://www.dreamware.web.id/download. Daftar lengkap aplikasi yang digunakan Dreamware untuk membangun software adalah: KDevelop (sebagai IDE) QT Designer (sebagai UI Designer) PostgreSQL & pgAdmin3 (database) ReportMan (Report Builder) CVS & Cervisia (sebagai Version Controller)
42
INFOLINUX 02/2005
www.infolinux.web.id
Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial
BISNIS
Dreamware
Windows. Dengan mempertimbangkan desain OOP (Object Oriented Programming) milik QT, Dreamware cenderung memilih QT yang telah memiliki desain OOP dan API yang jauh lebih baik.
gunakan solusi Linux, mereka langsung memiliki tanggapan yang negatif. Pertanyaan yang umum adalah, Kamu bisa buat di Windows pakai Delphi atau VB, nggak? Dan ketika diberi penjelasan masalah lisensi dan sebagainya, mereka merespon, Ah..... itu kan bisa diatur sama aparat....tidak masalah.
yang dimiliki oleh bahasa VB itu sendiri, terutama keterbatasan komponen. Sehingga, kalau kami tetap menggunakan VB atau Gambas dan Phoenix di Linux, terpaksa kami harus mendevelop lebih banyak komponen dibandingkan apabila kami menggunakan QT seperti saat ini, tutur Danny. Ketika ditanya mengapa tidak memilih Kylix sebagai pengganti Delphi, Danny mengungkapkan kekecewaannya terhadap Borland, perusahaan pembuat Delphi dan Kylix. Nampaknya Borland sendiri menghentikan pengembangan Kylix/Open Kylix, sehingga kami kok rasanya kurang melihat masa depan Kylix. Selain itu Kylix sendiri harganya juga tidak murah untuk sebuah RAD yang kurang mendapat perhatian utama dari Borland, katanya. Bagaimana dengan Python dibandingkan C++? Untuk pengembangan dengan menggunakan bahasa Python, sementara ini kami belum melirik bahasa tersebut. Sebab selain Python lebih bersifat scripting language, walaupun ada compiler Python yang bisa menjadikannya native binary, pengembangan komponen dengan menggunakan Python belum kami pelajari. Sedangkan kami sebagian besar lebih familiar dengan bahasa pemrograman Delphi/Pascal dan C/C++ ketimbang Python, ungkap Danny. Menurut Danny, Dreamware juga pernah mencoba pengembangan dengan toolkit wxWindows-C/C++, namun nampaknya desain API (Application Programming Interface) untuk wxWindows tidak murni C++, dan lebih mirip dengan WinAPI milik
www.infolinux.web.id
INFOLINUX 02/2005
43