You are on page 1of 9

ALAT & BAHAN

Alat : 1. Spuit injeksi 2. Stopwatch 3. Alat bedah 4. Mortir dan stamper 5. Neraca 6. Tabung reaksi 7. Tabung sentrifuge
8. Pipet volume 0,5 dan 1 ml

9. Beker glass 10. Alat sentrifuge 11. Vortex


12. Spektrofotometer dan Kuvet

13. Kalkulator Bahan :


1. Sulfadiazin stok 15 mg/mL

2. Tikus 3. Feses tikus 4. Ginjal tikus 5. Hepar tikus 6. TCA 10%


7. HCl 6N 8. NaNO2 10%

9. Amoniun sulfamat15% 10. N (1-naftil) etilendiamin 0,1%

CARA KERJA

1. Pembuatan Kurva Baku

Buat seri kadar larutan parasetamol 0; 25; 50; 100; 200 dan 400 g/mL

Ambil masing masing sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Tambah TCA 10% sebanyak 1 mL

Sentrifuge 2000 rpm selama 10 menit

Ambil supernatan sebanyak 1 mL, pindah ke tabung reaksi lainnya

Tambah HCl 6N sebanyak 0,5 mL dan 1 mL NaNO2 10%

Campur homogen dengan vortex selama 30 detik

Diamkan 5 menit

Tambah amonium sulfamat 15% sebanyak 1 mL, diamkan 2 menit

Tambah N (1-naftil) etilendiamin 0,1% sebanyak 0,2 mL, diamkan di tempat dingin dan gelap selama 3-5 menit

Baca intensitas warnanya dengan spektrofotometer pada 450 nm dengan operating time selama 15 menit

Tentukan persamaan kurva baku

2. Penetapan Kadar Sulfadiazin Dalam Sampel Feses

Timbang masing masing tikus, beri sulfadiazin dosis 150 mg/kg BB dan masukkan dalam sangkar metabolik

Kumpulkan feses selama 24 jam

Haluskan feses yang terkumpul

Ambil 1 gram untuk dianalisis

Tambah TCA 10% sebanyak 3 mL

Sentrifuge 2000 rpm selama 10 menit

Ambil supernatan sebanyak 1 mL, pindah ke tabung reaksi lainnya

Tambah HCl 6N sebanyak 0,5 mL dan 1 mL NaNO2 10%

Campur homogen dengan vortex selama 30 detik

Diamkan 5 menit

Tambah amonium sulfamat 15% sebanyak 1 mL, diamkan 2 menit

Tambah N (1-naftil) etilendiamin 0,1% sebanyak 0,2 mL, diamkan di tempat dingin dan gelap selama 3-5 menit

Baca intensitas warnanya dengan spektrofotometer pada 450 nm dengan operating time selama 15 menit

3. Penetapan kadar obat dalam sampel hepar dan ginjal

Timbang masing masing tikus, beri sulfadiazin dosis 150 mg/kg BB secara intraperitoneal

Tunggu 90 menit

Tikus dikorbankan, ambil organnya (hepar dan ginjal)

Bersihkan dari lemak, keringkan, dan timbang bobotnya

Organ dipotong kecil, haluskan dengan menggunakan mortir dan stamper

Ambil masing masing 1 gram untuk dianalisis

Tambah TCA 10% sebanyak 1 mL

Sentrifuge 2000 rpm selama 10 menit

Ambil supernatan sebanyak 1 mL, pindah ke tabung reaksi lainnya

Tambah HCl 6N sebanyak 0,5 mL dan 1 mL NaNO2 10%

Campur homogen dengan vortex selama 30 detik

Diamkan 5 menit

Tambah amonium sulfamat 15% sebanyak 1 mL, diamkan 2 menit

Tambah N (1-naftil) etilendiamin 0,1% sebanyak 0,2 mL, diamkan di tempat dingin dan gelap selama 3-5 menit

Baca intensitas warnanya dengan spektrofotometer pada 450 nm dengan operating time selama 15 menit

Analisis Data Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan pada pembuatan kurva baku, di dapat nilai absorbansi, dari nilai absorbansi tersebut kita bisa mendapatkan persamaan kurva baku dengan membuat regresi linier antara kadar (sebagai x) dan absorbansi (sebagai y). Persamaan kurva baku yang didapat yaitu : y = 5,4028x10-5 x + 0,0554 Dari persamaan kurva baku tersebut kita bisa mendapatkan kadar obat dalam ginjal,hepar dan feses. Kadar obat yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Sampel Ginjal Y Kelomp ok Abs. sampel Abs. blangk o (abs.sampe labs.blangk o) 0,200 I 0,234 0,034 -396,091 (dianggap 0) II 0,278 0,078 418,302 (g/ml) X (kadar)

III

0,304

0,104

899,534 -655,216

IV

0,220

0,020

(dianggap 0)

2. Sampel Hepar Y Kelomp ok Abs. sampel Abs. blangko (abs.sampel abs.blangko ) I II III IV 0,230 0,245 0,300 0,213 0,145 0,085 0,100 0,155 0,068 547,864 825,498 1843,489 233,212 X (kadar) (g/ml)

3. Sampel Feses Y (Abs. Sampe l) 0,707 X (kadar) (g/ml) 12060,41 3 0,293 0,366 0,239 4397,720 5748,871 3398,238

Kelomp ok

I II III IV

Selain itu , dapat dihitung pula kadar obat dalam organ dengan cara memasukkannya dalam rumus:

Kadar Obat dalam Organ =

ka d a r o b a t b era _ o rg a n _ t b era _ sa m p e l t

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar obat dalam organ yaitu :

1. Organ Ginjal Kadar Kelomp ok dalam sampel (g/ml) I -396,091 418,302 899,534 -655,216 Berat organ (g) 1,13 Berat sampel (g) 0,32 Kadar dalam organ (g/ml) -1398,696 (dianggap 0) 1,74 1,1899 1,05 0,40 0,30 0,413 1819,614 3567,852 -1665,803 (dianggap 0)

II III IV

2. Organ Hepar Kadar Kelomp ok dalam sampel (g/ml) I 547,864 Berat organ (g) 8,06 Berat sampel (g) 1,00 Kadar dalam organ (g/ml) 4415,784

II III IV

825,498 1843,489 233,212

4,966 5,4062 4,75

1,03 1,04 1,003

3980,022 9582,952 1104,444

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa kadar sulfadiazine dalam hepar yang paling besar adalah 9582,952 g/ml, sedangkan kadar sulfadiazine yang paling besar dalam ginjal adalah 3567,852 g/ml. Hal ini berarti sudah sesuai dengan teori. Kadar obat dalam ginjal lebih kecil dibandingkan dalam hati, karena enzim pemetabolisme di ginjal berjumlah lebih sedikit daripada di hati. Selain itu, disebabkan pula oleh waktu pengukuran yang dilakukan setelah 1 jam pemberian obat di mana fase absorpsi lebih dominan dibandingkan fase eliminasi sehingga obat yang disekresikan kecil.

You might also like