You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG
Rangkaian penguat daya adalah merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk memperbesar atau menguatkan sinyal masukan. Tetapi proses yang terjadi sebenarnya adalah, sinyal input direplika (copied) dan kemudian di reka kembali menjadi sinyal yang lebih besar dan lebih kuat. Penguat daya biasa digunakan pada rangkaian elektronika sebagai penguat sinyal informasi sebelum dikirimkan, sehingga Penguat Daya sangat penting sekali agar informasi yang dikirimkan dapat sampai ke tujuan tanpa ada yang hilang di tengah jalan. Maka dari itu pada proyek kali ini kami membuat Perancangan dan Realisasi Penguat Daya untuk kelas A, dan AB agar dapat digunakan untuk menguatkan sinyal-sinyal informasi yang akan dikirimkan dapat sampai ke tujuan dengan baik dan dapat digunakan sebagai salah satu media informasi bagi orang yang membacanya.

1.2 TUJUAN PROYEK


Adapun tujuan dari proyek Perancangan dan Realisasi Penguat Daya diantaranya adalah : 1. Mampu mengetahui pengertian rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 2. Mampu mengetahui karakteristik rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 3. Memahami cara perancangan rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 4. Memahami cara merealisasikan penguat daya kelas A, dan AB 5. Mampu memahami perbandingan antara rangkaian penguat daya kelas A, dan AB

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 1

1.3 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan dari makalah Penguat Daya ini adalah: 1. Apa pengertian rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 2. Bagaimana karakteristik rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 3. Bagaimana cara perancangan rangkaian penguat daya kelas A, dan AB 4. Bagaimana cara merealisasikan penguat daya kelas A, dan AB 5. Apa saja perbandingan antara rangkaian penguat daya kelas A, dan AB

1.4 BATASAN MASALAH


Dalam laporan ini, akan dijelaskan tentang pengertian rangkaian penguat daya kelas A dan AB, karakteristik rangkaian penguat daya kelas A dan AB, cara perancangan rangkaian penguat daya kelas A dan AB, cara merealisasikan penguat daya kelas A dan kelas AB, serta perbandingan antara rangkaian penguat daya kelas A dan AB.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan pada proyek ini meliputi: BAB I Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan proyek, rumusan masalah, sistematika penulisan, dan timeline pengerjaan. BAB II Dasar Teori Dalam bab ini berisi tentang pengertian penguat daya, jenis-jenis penguat daya, dan perancangan penguat daya. BAB III Perancangan Dalam bab ini berisi tentang spesifikasi kit pada penguat daya, rangkaian penguat daya, komponen yang digunakan pada penguat daya,dan analisa rangkaian pada penguat daya.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 2

BAB IV Pengukuran dan Analisis Dalam bab ini berisi tentang prosedur pengukuran pada penguat daya, hasil pengukuran pada penguat daya, dan analisa hasil pengukuran pada penguat daya. BAB V Penutup Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.

1.6 TIMELINE PENGERJAAN


Jenis Kegiatan I Overview Pembagian komponen dan Penyolderan Troubleshooting Pembuatan Laporan Perbaikan Laporan II Minggu ke III IV

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 3

1.7 FLOWCHART PENGERJAAN

TIDAK

YA

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 4

BAB II DASAR TEORI 2.1 PENGERTIAN PENGUAT DAYA


Penguatan secara harfiah diartikan dengan memperbesar dan menguatkan sinyal input tetapi yang terjadi sebenarnya adalah sinyal input direplika, lalu direka ulang sehingga menjadi sinyal yang lebih besar dan lebih kuat. Tetapi ada saatnya sinyal input mengalami distorsi karena banyak sebab, sehingga bentuk sinyal output menjadi cacat. Oleh sebab itu, munculah istilah fidelitas (fidelity) yang artinya seberapa mirip bentuk sinyal output hasil replika dengan sinyal input. Sistem penguat memiliki fidelitas tinggi, jika penguat tersebut mampu menghasilkan sinyal output yang bentuknya sama persis dengan sinyal input. Hanya level tegangan atau amplitudo saja yang telah diperbesar atau diperkuat. Selain fidelitas ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu efisiensi. Efisiensi yang dimaksud di sini adalah efisiensi dari penguat yang dinyatakan dengan besaran presentase dari power output dibandingkan dengan power input. Penguat dikatakan memiliki efisiensi tinggi (100%) jika pada proses penguatannya tidak ada rugi-rugi yang terbuang menjadi panas.

2.2 JENIS-JENIS PENGUAT DAYA


Penguat daya diklasifikasikan berdasarkan titik kerjanya. Titik kerja (titik Q) yaitu titik pada garis beban yang menggambarkan keadaan transistor saat tidak ada sinyal masukan. PENGUAT KELAS A Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari rangkaian penguat

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 5

tersebut dan sebut saja titik ini titik A.Contoh dari penguat class A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor.

Gambar 2.1 Garis Beban dan Titik Q kelas A Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 6

Gambar 2.2 Kurva Penguatan Kelas A

PENGUAT KELAS AB Penguat tipe kelas AB dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada di antara garis beban penguat kelas A dan penguat kelas,sebut saja titik ini titik AB.

Gambar 2.3 Titik Q penguat A, AB dan B

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 7

Penguat kelas AB ini memiliki efisiensi 75%. Ini dikarena titik Q yang ada pada titik AB, sehingga dapat disimpulkan bahwa transistor bekerja pada daerah cut off. Kelemahannya yaitu adanya cacat penyeberangan yang terjadi karena adanya tegangan bias pada dioda basis emitor. Pada penguat daya kelas AB terdapat pemotongan sinyal sebesar <1800 . pada penguat ini juga terjadi gamming (penggemukan sinyal).

Gambar 2.4 Overlaping sinyal keluaran penguat kelas AB

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 8

BAB III PERANCANGAN 3.1 SPESIFIKASI KIT


Rangkaian Penguat Daya yang dibuat kali ini adalah penguat daya kelas A dan AB. Adapun spesifikasi kit sebagai berikut Frekuensi kerja : 1500 kHz Vpp : 1,2 Vpp Input = 1.2 volt Vcc = 12 volt Komponen R1 R2 R3 R4 R5 Besar 4k7 k 560 560 150 10k Komponen Besar

R12/Rp/trimer 1 k C1 C2 C3 C4 100 nF 100 nF 100 nF 100 nF 4,7 F / 50 volt

R6 R7 R8 R9

4k7 1,8 k 10K 560

C5 Header Potensiometer Jumper Transistor NPN tipe

polar 6 buah 1 buah 4 buah

R10/Rs/trimer 1 k

2 buah

R11/Rk

56

C930

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 9

3.2 RANGKAIAN

Gambar 3.1 rangkaian skematik penguat daya

3.3 KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


Komponen yang digunakan pada rangkaian penguat daya ini, antara lain : 1. Resistor Resistor merupakan komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menghambat arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. 2. Transistor NPN (tipe C930) Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 10

3. Kapasitor Polar Jenis kapasitor yang mempunyai kutub negative dan positif, tidak boleh terbalik dalam pemasangannya, contohnya adalah elco

4. Kapasitor Non Polar Jenis kapasitor yang tidak punya polaritas dikedua kutub-nya, boleh dipasang bolak-balik dan contohnya adalah kapasitor keramik. 5. Potensiometer Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti

elektronik seperti pengendali suara pada penguat. 6. Header 7. Jumper 8. Trimer Trimer adalah komponen kecil elektronika dan dapat menjadi potensiometer atau variable kapasitor. Dalam tugas besar kali ini, trimmer digunakan untuk menjadi potensiometer. Tidak seperti banyak variable control yang lain, trimmer diputar menggunakn obeng .

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 11

3.4 ANALISA RANGKAIAN

Gambar 3.2 rangkaian penguat daya


Dari gambar rangkaian diatas dapat dibedakan kapasitor coupling dan kapasitor by pass. Kapasitor coupling berfungsi untuk mencegah sinyal DC masuk ke basis transistor,terdapat di input rangkaian. Sedangkan kapasitor by pass yang berfungsi untuk mendapatkan sinyal AC murni yang keluar dari emitor transistor dan sinyal AC itu yang diperlukan, terdapat di dekat ground. Sedangkan sinyal DC akan masuk ke R4 dan akan menjadi panas.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 12

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 PROSEDUR PENGUKURAN


a. Percobaan I Impedansi matching output dan pengamatan daya maksimum 1. Merangkaikan rangkaian dengan osiloskop, power suplay, dan function generator 2. Memberikan Frekuensi sebesar 1500 kHz dari Function Generator 3. Memberikan impedansi output sebesar 25, 30, 40, 45, 50, 60, 70, 75,80, dan 90 ohm dengan cara mengubah nilai pada Resistor Variabel (Rs dan Rp) dengan mengunakan rumus Zout ! Rs  Rp // 50;
Zout (ohm) 25 30 40 45 50 60 70 75 80 90 Rs (ohm) 0 0 0 0 0 60 70 75 80 90 Rp (ohm) 50 75 200

450

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 13

4. mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi b. Percobaan II Pengamatan penguat linier / non linier 1. Merangkaikan rangkaian dengan osiloskop, power suplay, dan function generator 2. Memberikan impedansi output 50 ohm 3. Memvariasikan frekuensi pada Function Generator dari 900 kHz-2100 kHz 4. Memeriksa osiloskop 5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi c. Percobaan III Pengamatan tegangan dengan oscilloscope 1. Merangkaikan rangkaian dengan osiloskop, power suplay, dan function generator 2. Memberikan impedansi output 50 ohm 3. Memberi frekuensi sebesar 1500 kHz 4. Memeriksa bentuk gelombang tegangan input dan output dengan osiloskop 5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi bentuk gelombang tegangan input dan output dengan

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 14

4.2 HASIL PENGUKURAN


Percobaan I a. Impedansi Matching Output dan Pengamatan Daya Maksimum Vpp input Frek (kHz) Zout (Ohm) 25 30 40 45 1,2 V 1500 50 60 70 75 80 90 Rs (Ohm) 0 0 0 0 0 60 70 75 80 90 Rp (Ohm) 50 75 200 450 Vpp A (Volt) 1.20 1.06 1.12 1.52 2.04 2.08 1.66 1.96 1.86 1.94 Vpp AB (Volt) 472 m 776 m 1.88 2.66 3.88 3.62 3.88 3.76 3.84 3.64

Percobaan II b. Transfer Daya dan Linearitas Vpp Input Zout (Ohm) Frek (kHz) 900 1100 1,2 V 50 1300 1400 1600 1700 Vpp A (volt) 1.72 1.70 1.64 1.48 1.54 1.54 Vpp AB (volt) 3.68 3.52 3.16 3.10 2.94 2.88

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 15

1800 1900 2000 2100 Percobaan III

1.52 1.50 1.42 1.46

2.82 2.62 2.50 2.58

c. Pengamatan tegangan dengan oscilloscope Output Penguat Kelas A

Gambar 4. 1 Output Penguat Kelas A

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 16

Output Penguat Kelas AB

Gambar 4.2 Output Penguat Kelas AB

4.3 ANALISA HASIL PENGUKURAN


a. Dari Percobaan I, Transfer daya maksimum terjadi ketika Zout = 50ohm karena Zsumber=50ohm (Zout=Zsumber) sehingga terjadi matching impedance. Ketika Matching impedance ini, sinyal keluaran Penguat daya pun menunjukkan nilai maksimum. b. Dari percobaan II yang telah dilakukan, transfer daya maksimum terjadi pada frekuensi=900 kHz. Ketika nilai frekuensi diperbesar, maka hasil penguatan menjadi lebih kecil. Sedangkan ketika nilai frekuensi diperkecil, maka hasil penguatan menjadi lebih besar. Ini menunjukkan bahwa nilai frekuensi berbanding terbalik dengan penguatannya. c. Dari percobaan III dapat dilihat perbedaan antara penguat daya kelas A dan penguat daya kelas AB. Pada penguat daya kelas A sinyal keluarannya paling bagus, tetapi efisiensinya lebih rendah dibandingkan dengan penguat daya kelas AB. Sedangkan pada penguat daya kelas AB

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 17

sinyal keluarannya kurang bagus daripada pada penguat daya kelas A, dapat dilihat adanya pemotongan sinyal pada kelas AB.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 18

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penguatan kelas AB selalu lebih besar nilainya daripada penguatan kelas A pada kondisi yang sama. b. Transfer daya maksimum terjadi ketika Zout = 50 ohm karena Zsumber=50 ohm (TDM Zout=Zsumber). c. Jika frekuensi turun (nilainya kecil), maka penguatan akan naik (bernilai besar) atau dengan kata lain penguatan berbanding terbalik dengan frekuensi. d. Pada Penguat daya kelas A tidak terjadi pemotongan sedangkan pada Penguat daya kelas AB terdapat pemotongan < 180o.

5.2 SARAN
a. Sebaiknya, sebelum menyolder komponen ke PCB, komponenkomponen yang dibutuhkan diteliti kembali, baik jenis, tipe, maupun besar nilainya. b. Dalam menyolder komponen-komponen ke PCB, harus hati-hati, agar hasilnya rapi dan tidak ada jalur yang menyatu (terjadi short). c. Perhatikan posisi atau penempatan komponen-komponen tersebut. Jangan sampai salah penempatan, karena bisa menyebabkan rangkaian tidak berjalan.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 19

DAFTAR PUSTAKA
IT Telkom. 2010. Modul Praktikum Elektronika Komunikasi D3 Teknik Telekomunikasi.

Laporan Bengkel Elektronika Telekomunikasi Penguat Daya

Page 20

You might also like