Professional Documents
Culture Documents
1 LATAR BELAKANG
Rangkaian penguat daya adalah merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk memperbesar atau menguatkan sinyal masukan. Tetapi proses yang terjadi sebenarnya adalah, sinyal input direplika (copied) dan kemudian di reka kembali menjadi sinyal yang lebih besar dan lebih kuat. Penguat daya biasa digunakan pada rangkaian elektronika sebagai penguat sinyal informasi sebelum dikirimkan, sehingga Penguat Daya sangat penting sekali agar informasi yang dikirimkan dapat sampai ke tujuan tanpa ada yang hilang di tengah jalan. Maka dari itu pada proyek kali ini kami membuat Perancangan dan Realisasi Penguat Daya untuk kelas A, dan AB agar dapat digunakan untuk menguatkan sinyal-sinyal informasi yang akan dikirimkan dapat sampai ke tujuan dengan baik dan dapat digunakan sebagai salah satu media informasi bagi orang yang membacanya.
Page 1
Page 2
BAB IV Pengukuran dan Analisis Dalam bab ini berisi tentang prosedur pengukuran pada penguat daya, hasil pengukuran pada penguat daya, dan analisa hasil pengukuran pada penguat daya. BAB V Penutup Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Page 3
TIDAK
YA
Page 4
Page 5
tersebut dan sebut saja titik ini titik A.Contoh dari penguat class A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor.
Gambar 2.1 Garis Beban dan Titik Q kelas A Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.
Page 6
PENGUAT KELAS AB Penguat tipe kelas AB dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada di antara garis beban penguat kelas A dan penguat kelas,sebut saja titik ini titik AB.
Page 7
Penguat kelas AB ini memiliki efisiensi 75%. Ini dikarena titik Q yang ada pada titik AB, sehingga dapat disimpulkan bahwa transistor bekerja pada daerah cut off. Kelemahannya yaitu adanya cacat penyeberangan yang terjadi karena adanya tegangan bias pada dioda basis emitor. Pada penguat daya kelas AB terdapat pemotongan sinyal sebesar <1800 . pada penguat ini juga terjadi gamming (penggemukan sinyal).
Page 8
R6 R7 R8 R9
R10/Rs/trimer 1 k
2 buah
R11/Rk
56
C930
Page 9
3.2 RANGKAIAN
Page 10
3. Kapasitor Polar Jenis kapasitor yang mempunyai kutub negative dan positif, tidak boleh terbalik dalam pemasangannya, contohnya adalah elco
4. Kapasitor Non Polar Jenis kapasitor yang tidak punya polaritas dikedua kutub-nya, boleh dipasang bolak-balik dan contohnya adalah kapasitor keramik. 5. Potensiometer Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti
elektronik seperti pengendali suara pada penguat. 6. Header 7. Jumper 8. Trimer Trimer adalah komponen kecil elektronika dan dapat menjadi potensiometer atau variable kapasitor. Dalam tugas besar kali ini, trimmer digunakan untuk menjadi potensiometer. Tidak seperti banyak variable control yang lain, trimmer diputar menggunakn obeng .
Page 11
Page 12
450
Page 13
4. mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi b. Percobaan II Pengamatan penguat linier / non linier 1. Merangkaikan rangkaian dengan osiloskop, power suplay, dan function generator 2. Memberikan impedansi output 50 ohm 3. Memvariasikan frekuensi pada Function Generator dari 900 kHz-2100 kHz 4. Memeriksa osiloskop 5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi c. Percobaan III Pengamatan tegangan dengan oscilloscope 1. Merangkaikan rangkaian dengan osiloskop, power suplay, dan function generator 2. Memberikan impedansi output 50 ohm 3. Memberi frekuensi sebesar 1500 kHz 4. Memeriksa bentuk gelombang tegangan input dan output dengan osiloskop 5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi bentuk gelombang tegangan input dan output dengan
Page 14
Percobaan II b. Transfer Daya dan Linearitas Vpp Input Zout (Ohm) Frek (kHz) 900 1100 1,2 V 50 1300 1400 1600 1700 Vpp A (volt) 1.72 1.70 1.64 1.48 1.54 1.54 Vpp AB (volt) 3.68 3.52 3.16 3.10 2.94 2.88
Page 15
Page 16
Page 17
sinyal keluarannya kurang bagus daripada pada penguat daya kelas A, dapat dilihat adanya pemotongan sinyal pada kelas AB.
Page 18
5.2 SARAN
a. Sebaiknya, sebelum menyolder komponen ke PCB, komponenkomponen yang dibutuhkan diteliti kembali, baik jenis, tipe, maupun besar nilainya. b. Dalam menyolder komponen-komponen ke PCB, harus hati-hati, agar hasilnya rapi dan tidak ada jalur yang menyatu (terjadi short). c. Perhatikan posisi atau penempatan komponen-komponen tersebut. Jangan sampai salah penempatan, karena bisa menyebabkan rangkaian tidak berjalan.
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
IT Telkom. 2010. Modul Praktikum Elektronika Komunikasi D3 Teknik Telekomunikasi.
Page 20